Modem di Smartphone (Ponsel Touch Pad Genggam)
Modem di Smartphone: Bukan Sekadar Internet!
Smartphone dan Internet merupakan hal yang sangat sulit dipisahkan. Tanpa koneksi ke Internet, smartphone umumnya akan kehilangan banyak sekali fungsi menariknya, yang seharusnya justru menjadi alasan mengapa seseorang membeli smartphone. Nah, terkait smartphone dan Internet, apa komponen di dalam smartphone yang menentukan seberapa “hebat” koneksi ke Internet dari smartphone itu? Ya, komponen itu adalah modem!Modem? Di Mana?Agar smartphone bisa terhubung ke Internet tanpa membutuhkan bantuan perangkat lain, modem tentu saja harus berada di dalam smartphone. Produsen smartphone bisa menanamkan chip modem seluler ke dalam smartphone besutan mereka. Namun, hal yang lebih umum dilakukan saat ini adalah memanfaatkan modem yang ada di dalam SoC.
Modem ada di dalam SoC
Ya, SoC kini sudah banyak yang dibekali dengan modem terintegrasi. Sebagai contoh, kita gunakan SoC dari Qualcomm, produsen chip yang SoC-nya banyak digunakan di ponsel masa kini. SoC mereka, sudah dilengkapi dengan modem Snapdragon, seperti Snapdragon 835 yang dilengkapi dengan modem Snapdragon X16 LTE.
Modem Itu untuk Data (Internet) dan Telepon
Pasti banyak yang menganggap bahwa modem itu hanya untuk Internet saja. Ya, modem sekarang terkenal sebagai alat komunikasi data. Namun, tahukah bahwa di dalam ponsel, komponen yang bertanggung jawab untuk menelepon adalah modem juga. Benar, modem adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah ponsel! Jadi, kejernihan komunikasi voice pun bergantung pada kualitas modem di dalam ponsel kita, baik itu ponsel sederhana maupun smartphone tercanggih.
Di era 4G ini, modem di dalam smartphone menjadi kian penting. Selain penting karena digunakan untuk panggilan telepon dan dibutuhkan untuk kelancaran koneksi Internet, reliabilitas saat transfer data pun kian dibutuhkan. Ah, ini Indonesia, tidak butuh lah Internet kencang di hape. Kan data mahal. Yakin kah? Menelepon via WhatsApp, Facebook, atau Skype kini kian populer. Mengapa? Karena paket data 4G yang kian murah dan tersedianya banyak koneksi WiFi gratis. Menelepon menggunakan data seperti ini, membutuhkan kestabilan transfer data yang baik. Otomatis, lagi-lagi, modem menjadi tumpuan untuk urusan ini di dalam smartphone Anda. Jadi hanya membayangkan bahwa Internet stabil dan cepat itu hanya perlu untuk aktivitas download file besar. Hampir semua aktivitas kita dengan smartphone membutuhkan akses ke Internet.
Sebelum Lebih Jauh: TerminologiPembahasan kali ini mungkin akan memakai banyak istilah “asing”. Mari kita jelaskan arti dari istilah-istilah tersebut terlebih dahulu.
LTE/LTE Advanced: Singkatan dari Long Term Evolution. Ini adalah standar komunikasi data seluler kecepatan tinggi yang umum digunakan saat ini sebagai wujud nyata dari 4G (generasi ke-4). Standar ini memungkinkan transfer data ke perangkat mobile, seperti smartphone, yang lebih baik dari standar sebelumnya, yang biasa dikenal dengan sebutan “3G”.
Downlink/Uplink: secara umum, kedua istilah ini menggambarkan jalur data dari Internet ke ponsel (downlink) dan dari ponsel ke Internet (uplink). Hal yang paling banyak dibahas terkait uplink dan downlink adalah datarate, yang umum dikenal sebagai “kecepatan Internet”, yang biasa ditampilkan dalam satuan Mbit/s (Mbps).
LTE TDD: Singkatan dari Time Division Duplex. Ini adalah teknologi transfer data antara operator dan ponsel yang membagi transmisi data (upload dan download) secara bergantian berdasarkan waktu di frekuensi yang sama.
LTE FDD: Singkatan dari Frequency Division Duplex. TDD membagi transmisi data berdasarkan frekuensi, sehingga upload dan download beroperasi di frekuensi yang berbeda, dalam waktu bersamaan.
Konsep dasar dari kedua teknologi ini serupa, sehingga modem seluler yang baik umumnya mendukung kedua teknologi ini. Di Indonesia, operator yang menggunakan teknologi LTE TDD adalah Bolt. Telkomsel, XL, Indosat, dan 3 menggunakan LTE FDD. Smartfren menggunakan kedua teknologi tersebut di jaringan mereka.
LTE Band: menunjukkan frekuensi radio yang digunakan oleh operator seluler. LTE Band yang digunakan di Indonesia adalah Band/B3 (1800 MHz), B5 (850 MHz), dan B8 (900 MHz) untuk LTE FDD, serta B40 (2300 MHz) untuk LTE TDD. Sementara beberapa negara lain mendukung band yang berbeda, seperti B1 (700 MHz) di Korea Selatan, B7 (2600 MHz) di Hong Kong, dan B28 (700 MHz) di Jepang.
Dukungan untuk LTE Band ini salah satunya dipengaruhi oleh modem. Jadi, tanpa modem yang mendukung banyak, atau bahkan semua LTE Band, smartphone mungkin saja tidak bisa digunakan untuk konektivitas LTE di luar negara tempat membelinya. Qualcomm menyertakan dukungan untuk semua band LTE di modem Snapdragon mereka, yang disebut sebagai fitur Snapdragon All Mode.
Carrier Aggregation (CA): adalah teknologi yang memungkinkan operator seluler menawarkan datarate uplink/downlink yang lebih kencang dengan memanfaatkan kombinasi lebih dari satu LTE Band. Analogi CA ini misalnya jika Polisi menambahkan jalur lalu lintas di arah berlawanan untuk kita (contra flow), tentu arus lalu lintas menjadi lebih cepat dan lancar, dengan penggabungan jalur tersebut.
Cat. (User Equipment Category): merupakan pengkategorian datarate uplink/downlink maksimal yang bisa ditangani oleh perangkat (ponsel/smartphone). Contohnya, Cat. 4 merujuk pada kemampuan menangani datarate hingga 150 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. UE Cat. ini hanya menunjukkan kemampuan maksimal perangkat, jadi datarate tersebut tidak pasti akan bisa didapatkan. Operator seluler pun terkadang belum mendukung datarate maksimal tersebut. Namun, hal ini juga tergantung dari jatah bandwidth operator di LTE Band, semakin besar, tentu datarate yang ditawarkan akan makin tinggi, hingga mendekati datarate dari UE Cat.
VoLTE: Ini bukan aplikasi ya. VoLTE adalah standar yang memungkinkan komunikasi voice melalui jalur data LTE (Voice over LTE). VoLTE mendukung kualitas suara yang lebih jernih dari voice call melalui standar sebelumnya. Tanpa kemampuan VoLTE, ponsel yang sedang berada dalam jaringan LTE tidak bisa melakukan panggilan telepon tanpa beralih ke jaringan 3G atau 2G terlebih dahulu. Kelebihan lain dari VoLTE, panggilan bisa tersambung jauh lebih cepat dibandingkan panggilan biasa. VoLTE juga mendukung video call.
SoC: merupakan sebuah chip yang mengusung berbagai komponen penting untuk sebuah smartphone (CPU, GPU, modem, DSP, dll).
Baterai Boros, Bisa Jadi Salah Modem
Melihat penjelasan di atas, modem di sebuah smartphone punya pekerjaan yang banyak, tidak kalah dari CPU dan GPU di SoC. Modem yang tidak optimal dan efisien akan butuh bekerja dengan lebih keras dan menghabiskan lebih banyak daya baterai untuk sekedar membuat smartphone terhubung ke Internet, atau saat penggunanya menelpon. Jadi, untuk mendukung smartphone hemat baterai, produsen modem berusaha membuat modem yang bisa bekerja dengan optimal dan efisien.
Optimasi bisa didapatkan dengan mengatur bagaimana modem dan antena di smartphone bekerja sama menerima sinyal radio dari BTS seluler. Kemampuan seperti ini oleh Qualcomm disebut sebagai teknologi TruSignal di modem besutan mereka. Sedangkan efisiensi bisa ditingkatkan dengan mengintegrasikan modem ke dalam SoC.
Dual SIM dan Dukungan 4G/3G/2G
Dual SIM juga merupakan fitur di smartphone yang dipengaruhi oleh modem. Sepintas, Dual SIM di smartphone apapun akan terlihat mirip, tapi sebenarnya dukungan Dual SIM ini bisa berbeda-beda. Perbedaan itu ada di di jaringan seluler apa kedua SIM dijalankan. SIM yang digunakan untuk Internet akan mengikuti jaringan seluler tertinggi (3G/4G) yang didukung, tapi SIM yang tidak digunakan untuk Internet bisa saja hanya berjalan di 2G saja. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah.
Sudah banyak negara yang berencana menutup 2G. Seperti di Singapura, per 1 April lalu, jaringan 2G resmi ditutup. Jadi, pengguna smartphone Dual SIM yang hanya mendukung 4G – 2G akan seperti menggunakan smartphone Single SIM saja. Modem ponsel yang baik untuk saat ini tentunya akan memberikan kemampuan Dual SIM 4G – 3G dan bahkan 4G – 4G. Contoh yang baik bisa terlihat dalam modem yang tersedia di SoC Qualcomm Snapdragon.
Kenapa Smartphone Saya Tidak Bisa “4G Only”?
Smartphone 4G tidak akan selalu terhubung ke jaringan seluler 4G, terutama saat pengguna melakukan voice call atau mengirim SMS. Ya, LTE/4G tidak mendukung voice call dan SMS, sehingga smartphone harus beralih ke standar lawas yang mendukungnya. Perhatikan saja, secara umum jika Anda menerima telepon, jaringan akan berada di 3G. Bila pengguna mengatur smartphone ke “4G Only”, maka smartphone tidak akan bisa menerima panggilan dan SMS. Menyusahkan, bukan? Karena itu banyak produsen smartphone sengaja menghilangkan opsi “4G Only”.
Untungnya, standar untuk mendukung voice call di LTE sudah bisa digunakan. Ya, namanya adalah VoLTE. Bila operator seluler sudah mendukung standar ini, smartphone dengan modem yang mendukung VoLTE akan bisa tetap terhubung ke jaringan seluler 4G saat melakukan voice call. Jadi, hanya dengan VoLTE ini, panggilan suara tetap bisa dilakukan di 4G. Sebagai bagian dari fitur next-generation calling dari Qualcomm, dukungan VoLTE sudah tersedia di semua modem Snapdragon
CA dan Cat
Desain awal LTE hanya menargetkan standar ini bisa menawarkan datarate maksimal sekitar 150 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. Namun, saat ini, datarate LTE yang bisa ditawarkan jauh di atas angka itu. Berikut ini tabel datarate LTE yang sudah didukung saat ini berdasarkan UE Cat.:
Hal yang memungkinkan tersedianya datarate LTE di atas desain awal salah satunya adalah karena LTE mendukung Carrier Aggregation. Teknologi ini mendukung beberapa LTE Band untuk digunakan sekaligus oleh operator seluler, yang bisa melipat-gandakan datarate, seperti yang terlihat di UE Cat. 6 ke atas. CA ini sudah didukung oleh modem yang ada di SoC yang umum digunakan saat ini, bahkan dari kelas entry-level sekalipun, seperti Snapdragon 212. SoC tersebut mendukung downlink 2 CA (Carrier Aggregation dari 2 LTE Band) sesuai Cat. 4, sementara untuk SoC yang lebih canggih, CA bisa digunakan untuk mendorong datarate yang lebih tinggi lagi, seperti Snapdragon X12 LTE di SoC Snapdragon 820 yang mendukung datarate downlink Cat. 12 dengan 3 CA dan uplink Cat. 13 dengan 2 CA.
SoC Murah-Meriah Pun Bisa Punya Modem Canggih
Saat ini, modem canggih bukan hanya ada di SoC kelas atas saja. SoC murah-meriah pun sudah banyak yang dilengkapi modem canggih. 4G? Sudah pasti ada. Beberapa bahkan sudah mendukung VoLTE. Contohnya, SoC Qualcomm 205, yang disiapkan untuk ponsel murah sekali, di bawah Rp 600 ribu, mendukung LTE UE Cat. 4 dan siap untuk VoLTE melalui modem Snapdragon X5 LTE. Demikian juga dengan Snapdragon 210 dan Snapdragon 212.
Snapdragon X16 LTE: Modem untuk Menyambut Era 5G
X16 LTE merupakan contoh modem tercanggih untuk saat ini. Modem ini memang masih mengusung standar LTE/4G, tetapi sudah bisa menawarkan “rasa” 5G, dengan datarate downlink mencapai 1 Gbps (Gigabit Class LTE). Datarate uplink-nya pun mencapai 150 Mbps.
Qualcomm menggunakan beberapa teknologi modern untuk memungkinkan datarate hingga 1 Gbps tersebut, termasuk dukungan untuk 4 CA. Seperti yang disebutkan sebelumnya, modem ini hadir di SoC Snapdragon 835. Jadi, smartphone dengan Snapdragon 835 bisa saja dilengkapi dengan dukungan untuk Gigabit Class LTE ini.
Modem yang Baik = Smartphone yang Canggih
Setelah sekian panjangnya kita membahas soal modem. Mari kita lihat Implementasinya. Mari kita ambil contoh Xiaomi Redmi Note 4 yang baru saja diluncurkan. Smartphone ini menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 625. Oleh sebab itu, otomatis menggunakan modem Snapdragon X9 LTE. Ini membuatnya memiliki fitur telekomunikasi yang up-to-date. Meski harganya murah (Rp 2,4 juta), bukan berarti tidak boleh canggih, kan?
Dual SIM 4G – 3G membuat Snapdragon 625 tidak perlu “menyentuh” jaringan 2G yang kini kerap buruk kualitas panggilan suaranya. Di negara yang sudah mematikan 2G (contoh: Singapura), fitur dual SIM pada smartphone ini pun tetap dapat digunakan. Dikarenakan modem yang sudah mampu bekerja di semua band. Band yang didukung oleh Xiaomi Redmi Note 4 ini adalah B1, B3, B4, B5, B7, B8, B38, dan B40, yang berarti mendukung LTE Band semua operator di Indonesia, pun sudah bisa memanfaatkan jaringan 4G LTE Smartfren yang unik band-nya. Sementara itu kecepatan download-nya bisa mencapai 300 Mbps, jika jaringan mengijinkan.
Kesimpulan: Ponsel yang Baik Harus Pakai SoC yang Baik dengan Modem Canggih di Dalamnya
Smartphone dan Internet merupakan hal yang sangat sulit dipisahkan. Tanpa koneksi ke Internet, smartphone umumnya akan kehilangan banyak sekali fungsi menariknya, yang seharusnya justru menjadi alasan mengapa seseorang membeli smartphone. Nah, terkait smartphone dan Internet, apa komponen di dalam smartphone yang menentukan seberapa “hebat” koneksi ke Internet dari smartphone itu? Ya, komponen itu adalah modem!Modem? Di Mana?Agar smartphone bisa terhubung ke Internet tanpa membutuhkan bantuan perangkat lain, modem tentu saja harus berada di dalam smartphone. Produsen smartphone bisa menanamkan chip modem seluler ke dalam smartphone besutan mereka. Namun, hal yang lebih umum dilakukan saat ini adalah memanfaatkan modem yang ada di dalam SoC.
Modem ada di dalam SoC
Ya, SoC kini sudah banyak yang dibekali dengan modem terintegrasi. Sebagai contoh, kita gunakan SoC dari Qualcomm, produsen chip yang SoC-nya banyak digunakan di ponsel masa kini. SoC mereka, sudah dilengkapi dengan modem Snapdragon, seperti Snapdragon 835 yang dilengkapi dengan modem Snapdragon X16 LTE.
Modem Itu untuk Data (Internet) dan Telepon
Pasti banyak yang menganggap bahwa modem itu hanya untuk Internet saja. Ya, modem sekarang terkenal sebagai alat komunikasi data. Namun, tahukah bahwa di dalam ponsel, komponen yang bertanggung jawab untuk menelepon adalah modem juga. Benar, modem adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah ponsel! Jadi, kejernihan komunikasi voice pun bergantung pada kualitas modem di dalam ponsel kita, baik itu ponsel sederhana maupun smartphone tercanggih.
Di era 4G ini, modem di dalam smartphone menjadi kian penting. Selain penting karena digunakan untuk panggilan telepon dan dibutuhkan untuk kelancaran koneksi Internet, reliabilitas saat transfer data pun kian dibutuhkan. Ah, ini Indonesia, tidak butuh lah Internet kencang di hape. Kan data mahal. Yakin kah? Menelepon via WhatsApp, Facebook, atau Skype kini kian populer. Mengapa? Karena paket data 4G yang kian murah dan tersedianya banyak koneksi WiFi gratis. Menelepon menggunakan data seperti ini, membutuhkan kestabilan transfer data yang baik. Otomatis, lagi-lagi, modem menjadi tumpuan untuk urusan ini di dalam smartphone Anda. Jadi hanya membayangkan bahwa Internet stabil dan cepat itu hanya perlu untuk aktivitas download file besar. Hampir semua aktivitas kita dengan smartphone membutuhkan akses ke Internet.
Sebelum Lebih Jauh: TerminologiPembahasan kali ini mungkin akan memakai banyak istilah “asing”. Mari kita jelaskan arti dari istilah-istilah tersebut terlebih dahulu.
LTE/LTE Advanced: Singkatan dari Long Term Evolution. Ini adalah standar komunikasi data seluler kecepatan tinggi yang umum digunakan saat ini sebagai wujud nyata dari 4G (generasi ke-4). Standar ini memungkinkan transfer data ke perangkat mobile, seperti smartphone, yang lebih baik dari standar sebelumnya, yang biasa dikenal dengan sebutan “3G”.
Downlink/Uplink: secara umum, kedua istilah ini menggambarkan jalur data dari Internet ke ponsel (downlink) dan dari ponsel ke Internet (uplink). Hal yang paling banyak dibahas terkait uplink dan downlink adalah datarate, yang umum dikenal sebagai “kecepatan Internet”, yang biasa ditampilkan dalam satuan Mbit/s (Mbps).
LTE TDD: Singkatan dari Time Division Duplex. Ini adalah teknologi transfer data antara operator dan ponsel yang membagi transmisi data (upload dan download) secara bergantian berdasarkan waktu di frekuensi yang sama.
LTE FDD: Singkatan dari Frequency Division Duplex. TDD membagi transmisi data berdasarkan frekuensi, sehingga upload dan download beroperasi di frekuensi yang berbeda, dalam waktu bersamaan.
Konsep dasar dari kedua teknologi ini serupa, sehingga modem seluler yang baik umumnya mendukung kedua teknologi ini. Di Indonesia, operator yang menggunakan teknologi LTE TDD adalah Bolt. Telkomsel, XL, Indosat, dan 3 menggunakan LTE FDD. Smartfren menggunakan kedua teknologi tersebut di jaringan mereka.
LTE Band: menunjukkan frekuensi radio yang digunakan oleh operator seluler. LTE Band yang digunakan di Indonesia adalah Band/B3 (1800 MHz), B5 (850 MHz), dan B8 (900 MHz) untuk LTE FDD, serta B40 (2300 MHz) untuk LTE TDD. Sementara beberapa negara lain mendukung band yang berbeda, seperti B1 (700 MHz) di Korea Selatan, B7 (2600 MHz) di Hong Kong, dan B28 (700 MHz) di Jepang.
Operator Seluler | LTE Band |
Telkomsel | B3 (1800 MHz), B8 (900 MHz) |
XL | B3 (1800 MHz), B8 (900 MHz) |
Indosat | B3 (1800 MHz), B8 (900 MHz) |
3 | B3 (1800 MHz) |
Smartfren | B5 (850 MHz), B40 (2300 MHz) |
Bolt | B40 (2300 MHz) |
hiNet | B40 (2300 MHz) |
Carrier Aggregation (CA): adalah teknologi yang memungkinkan operator seluler menawarkan datarate uplink/downlink yang lebih kencang dengan memanfaatkan kombinasi lebih dari satu LTE Band. Analogi CA ini misalnya jika Polisi menambahkan jalur lalu lintas di arah berlawanan untuk kita (contra flow), tentu arus lalu lintas menjadi lebih cepat dan lancar, dengan penggabungan jalur tersebut.
Cat. (User Equipment Category): merupakan pengkategorian datarate uplink/downlink maksimal yang bisa ditangani oleh perangkat (ponsel/smartphone). Contohnya, Cat. 4 merujuk pada kemampuan menangani datarate hingga 150 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. UE Cat. ini hanya menunjukkan kemampuan maksimal perangkat, jadi datarate tersebut tidak pasti akan bisa didapatkan. Operator seluler pun terkadang belum mendukung datarate maksimal tersebut. Namun, hal ini juga tergantung dari jatah bandwidth operator di LTE Band, semakin besar, tentu datarate yang ditawarkan akan makin tinggi, hingga mendekati datarate dari UE Cat.
VoLTE: Ini bukan aplikasi ya. VoLTE adalah standar yang memungkinkan komunikasi voice melalui jalur data LTE (Voice over LTE). VoLTE mendukung kualitas suara yang lebih jernih dari voice call melalui standar sebelumnya. Tanpa kemampuan VoLTE, ponsel yang sedang berada dalam jaringan LTE tidak bisa melakukan panggilan telepon tanpa beralih ke jaringan 3G atau 2G terlebih dahulu. Kelebihan lain dari VoLTE, panggilan bisa tersambung jauh lebih cepat dibandingkan panggilan biasa. VoLTE juga mendukung video call.
SoC: merupakan sebuah chip yang mengusung berbagai komponen penting untuk sebuah smartphone (CPU, GPU, modem, DSP, dll).
Baterai Boros, Bisa Jadi Salah Modem
Melihat penjelasan di atas, modem di sebuah smartphone punya pekerjaan yang banyak, tidak kalah dari CPU dan GPU di SoC. Modem yang tidak optimal dan efisien akan butuh bekerja dengan lebih keras dan menghabiskan lebih banyak daya baterai untuk sekedar membuat smartphone terhubung ke Internet, atau saat penggunanya menelpon. Jadi, untuk mendukung smartphone hemat baterai, produsen modem berusaha membuat modem yang bisa bekerja dengan optimal dan efisien.
Optimasi bisa didapatkan dengan mengatur bagaimana modem dan antena di smartphone bekerja sama menerima sinyal radio dari BTS seluler. Kemampuan seperti ini oleh Qualcomm disebut sebagai teknologi TruSignal di modem besutan mereka. Sedangkan efisiensi bisa ditingkatkan dengan mengintegrasikan modem ke dalam SoC.
Dual SIM dan Dukungan 4G/3G/2G
Dual SIM juga merupakan fitur di smartphone yang dipengaruhi oleh modem. Sepintas, Dual SIM di smartphone apapun akan terlihat mirip, tapi sebenarnya dukungan Dual SIM ini bisa berbeda-beda. Perbedaan itu ada di di jaringan seluler apa kedua SIM dijalankan. SIM yang digunakan untuk Internet akan mengikuti jaringan seluler tertinggi (3G/4G) yang didukung, tapi SIM yang tidak digunakan untuk Internet bisa saja hanya berjalan di 2G saja. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah.
Sudah banyak negara yang berencana menutup 2G. Seperti di Singapura, per 1 April lalu, jaringan 2G resmi ditutup. Jadi, pengguna smartphone Dual SIM yang hanya mendukung 4G – 2G akan seperti menggunakan smartphone Single SIM saja. Modem ponsel yang baik untuk saat ini tentunya akan memberikan kemampuan Dual SIM 4G – 3G dan bahkan 4G – 4G. Contoh yang baik bisa terlihat dalam modem yang tersedia di SoC Qualcomm Snapdragon.
Kenapa Smartphone Saya Tidak Bisa “4G Only”?
Smartphone 4G tidak akan selalu terhubung ke jaringan seluler 4G, terutama saat pengguna melakukan voice call atau mengirim SMS. Ya, LTE/4G tidak mendukung voice call dan SMS, sehingga smartphone harus beralih ke standar lawas yang mendukungnya. Perhatikan saja, secara umum jika Anda menerima telepon, jaringan akan berada di 3G. Bila pengguna mengatur smartphone ke “4G Only”, maka smartphone tidak akan bisa menerima panggilan dan SMS. Menyusahkan, bukan? Karena itu banyak produsen smartphone sengaja menghilangkan opsi “4G Only”.
Untungnya, standar untuk mendukung voice call di LTE sudah bisa digunakan. Ya, namanya adalah VoLTE. Bila operator seluler sudah mendukung standar ini, smartphone dengan modem yang mendukung VoLTE akan bisa tetap terhubung ke jaringan seluler 4G saat melakukan voice call. Jadi, hanya dengan VoLTE ini, panggilan suara tetap bisa dilakukan di 4G. Sebagai bagian dari fitur next-generation calling dari Qualcomm, dukungan VoLTE sudah tersedia di semua modem Snapdragon
CA dan Cat
Desain awal LTE hanya menargetkan standar ini bisa menawarkan datarate maksimal sekitar 150 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. Namun, saat ini, datarate LTE yang bisa ditawarkan jauh di atas angka itu. Berikut ini tabel datarate LTE yang sudah didukung saat ini berdasarkan UE Cat.:
UE Cat. | Downlink Datarate | Uplink Datarate |
4 | 150 Mbps | 50 Mbps |
6 | 300 Mbps | 50 Mbps |
7 | 300 Mbps | 100 Mbps |
9 | 450 Mbps | 50 Mbps |
10 | 450 Mbps | 100 Mbps |
12 | 600 Mbps | 100 Mbps |
13 | 400 Mbps | 150 Mbps |
16 | 1000 Mbps | – |
SoC Murah-Meriah Pun Bisa Punya Modem Canggih
Saat ini, modem canggih bukan hanya ada di SoC kelas atas saja. SoC murah-meriah pun sudah banyak yang dilengkapi modem canggih. 4G? Sudah pasti ada. Beberapa bahkan sudah mendukung VoLTE. Contohnya, SoC Qualcomm 205, yang disiapkan untuk ponsel murah sekali, di bawah Rp 600 ribu, mendukung LTE UE Cat. 4 dan siap untuk VoLTE melalui modem Snapdragon X5 LTE. Demikian juga dengan Snapdragon 210 dan Snapdragon 212.
Snapdragon X16 LTE: Modem untuk Menyambut Era 5G
X16 LTE merupakan contoh modem tercanggih untuk saat ini. Modem ini memang masih mengusung standar LTE/4G, tetapi sudah bisa menawarkan “rasa” 5G, dengan datarate downlink mencapai 1 Gbps (Gigabit Class LTE). Datarate uplink-nya pun mencapai 150 Mbps.
Qualcomm menggunakan beberapa teknologi modern untuk memungkinkan datarate hingga 1 Gbps tersebut, termasuk dukungan untuk 4 CA. Seperti yang disebutkan sebelumnya, modem ini hadir di SoC Snapdragon 835. Jadi, smartphone dengan Snapdragon 835 bisa saja dilengkapi dengan dukungan untuk Gigabit Class LTE ini.
Modem yang Baik = Smartphone yang Canggih
Setelah sekian panjangnya kita membahas soal modem. Mari kita lihat Implementasinya. Mari kita ambil contoh Xiaomi Redmi Note 4 yang baru saja diluncurkan. Smartphone ini menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 625. Oleh sebab itu, otomatis menggunakan modem Snapdragon X9 LTE. Ini membuatnya memiliki fitur telekomunikasi yang up-to-date. Meski harganya murah (Rp 2,4 juta), bukan berarti tidak boleh canggih, kan?
Dual SIM 4G – 3G membuat Snapdragon 625 tidak perlu “menyentuh” jaringan 2G yang kini kerap buruk kualitas panggilan suaranya. Di negara yang sudah mematikan 2G (contoh: Singapura), fitur dual SIM pada smartphone ini pun tetap dapat digunakan. Dikarenakan modem yang sudah mampu bekerja di semua band. Band yang didukung oleh Xiaomi Redmi Note 4 ini adalah B1, B3, B4, B5, B7, B8, B38, dan B40, yang berarti mendukung LTE Band semua operator di Indonesia, pun sudah bisa memanfaatkan jaringan 4G LTE Smartfren yang unik band-nya. Sementara itu kecepatan download-nya bisa mencapai 300 Mbps, jika jaringan mengijinkan.
Kesimpulan: Ponsel yang Baik Harus Pakai SoC yang Baik dengan Modem Canggih di Dalamnya
Kalau ingin komunikasi lancar, modem harus cukup baik fungsinya. Karena modem ini ada di dalam SoC, maka otomatis kita harus memilih SoC yang modem-nya baik. Dukungan band yang luas, bahkan dibutuhkan di Indonesia. Tanpa dukungan band yang luas, Anda tidak bisa memanfaatkan jaringan Smartfren dan Bolt yang kerap menyuguhkan kecepatan Internet tinggi dan terjangkau. Tanpa dukungan Dual-SIM yang baik (4G-3G atau 4G-4G), Anda bisa bermasalah di kemudian hari atau saat bepergian ke negara tetangga yang sudah mematikan jaringan 2G-nya. Modem yang tidak efisien pun akan memboroskan baterai ponsel. Cukup beruntung, saat ini Qualcomm sudah menyematkan modem-modem terkininya ke dalam semua SoC Snapdragon, bahkan ke yang paling murah seri 200, seperti 205, 210, dan 212. Jadi, teknologi terkini dan kemudahan-kemudahan telekomunikasi bisa diperoleh hingga di ponsel murah sekalipun.
http://gadget.jagatreview.com
Komentar
Posting Komentar