Alat Alat & Cara Menatah dan Menyungging Wayang Kulit

Berikut Alat Alat Untuk Tatah Wayang Kulit dan Kertas:
1. Paku Tatah yang ujungnya gepeng lurus, melengkung, baik panjang maupun kecil 
2. Palu Kayu (Ganden cilik)
3. Alas Kayu atau Kayu Glondongan yang dipotong pipih 
4. Kulit Hewan yang sudah dikeringkan dan dilebarkan atau Kertas Duplek max 2 lembar 
5. Lem Kertas/ Perekat Kertas yang kuat 
6. Alat pemberat yang bisa menindihkan kulit/ kertas agar tidak pergi kemana mana saat di tatah

Cara Tatah Wayang sbb: 
1. sediakan alas kayu atau alas yang berupa kayu untuk alas tatah agar tidak mengenai meja atau ubin ketika proses penatahan berlangsung 
2. gunakan paku tatah dan palu kayu untuk alat tatah 
3. sediakan kulit atau kertas diatas alas kayu dan mulai menatah 
4. cara memegang paku tatah adalah dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang palu kayu posisi jari telunjuk, jari tengah, jari manis, jari kelingking tepat berjajar dan ibu jari berada di balik berjajarnya keempat jari dan lebih dekat dengan ujung paku tatah 
5. mulai menatah dengan bentuk yang sesuai dengan ujung tatah 
6. Hal yang perlu diingat ialah bahwa tatah wayang bukan tatah kayu maupun batu atau jenis yang lain, tatah wayang khusus untuk tatah wayang kebanyakan bentuknya kecil bisa dibeli paling sedikit dan murah 1 set isi 10 hanya terdapat di Pasar Bringharjo atau Malioboro kecuali jika untuk tahap belajar awal untuk pemula boleh menggunakan pemes/ pisau kecil atau paku usuk 

Berikut Alat Alat Untuk Pewarnaan/ Sungginggan Wayang Kulit dan Kertas: 
1. Cat Kayu/ Cat Air/ Cat Besi merk Avian dll 
2. Kuas ukuran besar, sedang dan kecil 
3. pen untuk mencoreng coreng wayang agar hidup 
4. Cat Emas/ Brom 
5. Cairan Perekat
6. Air 

Cara Menyungging Wayang sbb: 
1. sediakan cat berbagai warna gradiasi, jika belum digradiasi seadanya jika warna tidak lengkap/ kurang misal adanya merah, biru, kuning, hitam, putih maka yang digradiasi ialah merah, biru, kuning dengan hijau saja warna yang lain bisa dicampur misal: merah + kuning = oranye, merah + biru = ungu, biru + kuning = hijau, putih + hitam = abu abu, jika merah muda di campur putih, merah tua dicampur hitam, berlaku juga warna biru, ungu, hijau. 
2. lalu siapkan kuas sedang dan kecil untuk alat mengecat wayang yang sudah ditatah, diusahakan agar tidak kena lubang tatahnya (Kulit), lebih diutamakan keindakan warna (Kertas) dan diusahakan tidak dengan sistem tuang tetapi dengan memakai kuas dengan cara diaduk dulu lalu digoreskan di pinggir wadah kecil 
3. Campurkan cat dengan perekat beserta air untuk merekatkan warna cat dan mengencerkan cat agar lebih cerah, lalu mulai mengecat diusahakan cat 2X agar warna bisa terlihat cemerlang 
4. jika sudah lalu dicat Brom bagian bagian tertentu yang sudah ditentukan (slendang, jarit, celana, sorban, mahkuta, dan emas masan di gelang lengan atas, lengan bawah, pergelangan kaki, tali ulur, sabuk, dadong, praban) dan tubuh (setiap tokoh sunggingan wajahnya ada yang berbeda dengan sunggingan tubuhnya) 
5. kriteria pewarnaan bagian kain dan aksesoris/ mas masan terdapat tiga motif gradasi yaitu Plerokan seperti mata gareng yang mlerok antara kain yang satu dengan yang lain berbeda plerokan, Sawutan seperti rumput berduri pecah pecah, dan Segitiga 
6. ingat yang harus perlu di brom ialah hanya pakaian tokoh wayang dan mas masan yang dikenakan tokoh wayang 
7. setelah selesai bagian sandangan, mahkota diberi coreng arsir agar terlihat hidup kayak asli 
8. Hal yang perlu diingat ialah bahwa cat khusus untuk wayang bukan sembarangan kecuali jika tahap belajar awal untuk pemula memakai cat air boleh. cat khusus untuk wayang hanya anda peroleh di Pasar Bringharjo atau di Malioboro Murah 

Finishing:
1. siapkan bambu untuk gapit dan tuding lalu dicat dengan kuas yang besar 
2. jika wayang sudah selesai pewarnaan (apabila sudah kering) maka digapit dengan bambu ukuran ujung semakin keatas semakin kecil dan ujung bawah besar dan meruncing 
3. gunakan pisau atau cutter atau pemes untuk meruncingkan bagian bawah bambu dan mengecilkan bagian atas 
4. jahitlah dengan benang kain yang sebelumnya sudah disurupkan di jarum dan mulailah menjahit gapit dengan wayang nya 
5. jahitlah dengan benang karung beras untuk tuding wayang yang sebelumnya sudah dicekungkan (dicoakan) agar terkesan kencang 

Jika ada kekurangan atau kelebihan saya mohon maaf, saya menyumberkan seadanya dari Sanggar Wayang Kulit Maharani Art, jika anda tidak puas dengan artikel ini bisa kritik atau memberi masukan gratis di kotak komentar atau langsung diemail saya untuk meningkatkan pengetahuan saya 

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer