WISATA MAGELANG

Wisata Kota Magelang 

1. Taman Kiai Langgeng

Taman Kiai Langgeng adalah objek wisata taman yang terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, diresmikan pada 15 September 1987 oleh gubernur Jawa Tengah, H. Ismail. Sebelumnya, taman ini merupakan lahan kritis berupa pekuburan, persawahan, dan kebun yang kurang produktif. Tapi pada tahun 1981, diubah menjadi taman bunga dengan luas mencapai 27,5 hektar. Alamat: Jalan Cempaka no.6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122

Latar belakang

Penggagas diubahnya lahan kritis menjadi taman bunga adalah tokoh setempat, Drs. H. Bagus Panuntun. Nama Taman Kiai Langgeng diambil dari nama seorang ulama sekaligus pejuang di bawah pimpinan pahlawan nasional Pangeran Diponegoro saat bergerilya melawan penjajah Belanda (1825-1830). Dan lokasi itu dipilih karena tempat di situ merupakan makam Kiai Langgeng yang sampai sekarang masih dirawat. Objek wisata ini dikelola oleh badan usaha perusahaan daerah (perusda) yang bertanggung jawab langsung kepada pemerintah Kota Magelang. Dengan memegang konsep sapta pesona pariwisata (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan), Taman Kiai Langgeng mampu menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah setempat. Di Taman Kiai Langgeng, pengunjung dapat menikmati sara seperti gelanggang remaja, taman lalu lintas, rumah joglo, rumah apung, panggung terbuka, arena bermain, arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, dan flying fox.

Koleksi

1. Tanaman langka yang dapat dimanfaatkan sebagai objek penelitian antara lain cempaka ganda (Mycelia campaca), dewa daru (Eugenia Sp), apel beludru (Diospiros Rabbola), nagasari (Mesua Ferrea), matoa (Pometia Pinata Ireigfost), ruser (Arthocarpus Sp), dan lobi-Lobi (Flacouritia Inermis Roxb).

2. Berbagai jenis satawa di antaranya buaya, owa, itik, burung, beberapa jenis ikan.

3. Patung-patung dinosaurus yang ditempatkan di beberapa titik.

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Kiai_Langgeng



2. Museum Oei Hong Djien


dr. Oei Hong Djien, SpPA (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 5 April 1939; umur 78 tahun) adalah seorang kolektor dan kurator seni rupa Indonesia terkenal asal Magelang, Jawa Tengah. Pria yang akrab disebut OHD selain dikenal sebagai kolektor lukisan juga dikenal sebagai pedagang tembakau sekaligus grader untuk PT. Djarum Kudus. Gelar dokter OHD diperoleh dari Universitas Indonesia dan spesialisasi didapat dari Belanda.
Namanya sebagai kolektor sangat dikenal di kalangan seni rupa di seluruh Indonesia dan berbagai negara. Pada awalnya OHD memiliki lukisan karya maestro dunia seperti Picasso, Van Gogh, Monet, dan Rembrandt.[butuh rujukan] OHD sangat bergaul akrab dengan lingkungan pelukis. Menurut beberapa sumber, konon koleksi Museum OHD telah mencapai angka 10.000 buah koleksi karya seni dengan beraneka ragam media hasil kreasi perupa papan atas Indonesia dan dunia. Seperti karya Affandi, Basoeki Abdullah, Lee Man Fong, S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, Fadjar Sidik, Edi Sunaryo, Heri Dono, Nasirun, Agus Suwage, Ugo Untoro, Dadang Christanto, dan masih banyak lainnya, sehingga para peneliti seni rupa Indonesia dari berbagai negara tak akan merasa lengkap tanpa menjadikan OHD sebagai narasumber. Alamat: Jl. Jenggolo No.14, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122

Pemburu lukisan

Hong Djien mengenal lukisan sejak masa kanak-kanak. Perkenalan dengan lukisan boleh dibilang warisan orang tuanya. Ayah dan kerabat-kerabatnya termasuk penikmat dan kolektor lukisan. Dinding rumah dipenuhi lukisan tua peninggalan Belanda. Tapi tak satu pun kerabat Hong Djien yang berbakat menjadi pelukis hebat, tak terkecuali Hong Djien.

Tumbuh besar di lingkungan keluarga yang gandrung pada lukisan membuatnya jatuh cinta. Minat Hong Djien pada lukisan mulai terlampiaskan manakala ia hijrah ke Jakarta untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia jadi rajin mengunjungi pameran lukisan serta galeri lukisan yang ada di ibu kota. Namun, calon dokter itu baru sebatas menikmati lukisan tapi tak kuasa membeli. Hong Djien baru benar-benar mampu membeli sebuah lukisan pada 1965, setelah enam tahun menabung sebagian uang saku kiriman orang tuanya.

Hobi bertandang ke galeri lukisan dan pameran lukisan kian menjadi saat melanjutkan kuliah ke negeri Belanda. Ia bahkan makin rajin mengikuti seminar-seminar yang membahas karya seni. Dari situlah pemahaman serta wawasannya terhadap lukisan makin bertambah, dan kian lihai menilai lukisan.

Kesibukan mengelola usaha jual beli tembakau tak menyurutkan kegemarannya mengumpulkan lukisan. Ia tetap saja rajin melihat pameran atau lelang lukisan dan menyambangi galeri untuk memburu lukisan yang diinginkannya. Apalagi kala itu ia sudah punya bekal dana yang cukup. Ia tak mematok hanya pada pelukis ternama, lukisan para pemula juga diborongnya.

Hong Djien berburu lukisan tidak sebatas di pameran lukisan. Ia juga menyambangi langsung seorang pelukis agar mendapatkan lukisan berkualitas. Hong Djien rela berjam-jam menunggui maestro lukis Indonesia, Affandi, yang sedang melukis seraya mengamati goresan tangan Affandi.

Ia juga dikenal berteman dekat dengan pelukis kondang Widayat. Bahkan,Widayat kerap memintanya memberi komentar terhadap lukisan yang sedang dibuatnya. Sebagai imbalannya Widayat menghadiahinya beberapa lukisan. Kedekatannya dengan sejumlah pelukis ternama membuat ketajaman dan keterampilannya menelisik lukisan kian terasah. Inilah cikal-bakal keahliannya sebagai seorang kurator atau penilai lukisan.

Hong Djien pernah berburu lukisan karya Affandi, Sudjojono dan Widayat hingga Rio de Janeiro, Brasil. Ceritanya, ada mantan Duta Besar Brasil yang saat bertugas di Indonesia gemar mengoleksi lukisan seniman ternama Indonesia. Sayang, koleksi yang berada di Rio de Janeiro itu tak terawat dan malah akan dilelang. Jadilah ia terbang ke ibu kota negeri samba dan memborong 20 lukisan koleksi mantan sang duta besar.
Nama Hong Djien sendiri sekarang sudah melambung dan menjadi jaminan kepatenan seorang kolektor maupun kurator lukisan. Ketenarannya bahkan sudah melampaui batas negara dan benua. Pria kelahiran Magelang 66 tahun silam ini sudah berkali-kali didaulat menjadi kurator dalam berbagai lelang lukisan di mancanegara. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam sebuah pameran lukisan atau sekadar menggoreskan tulisan sebagai pengantar sebuah katalog lukisan.
Kegemarannya pada lukisan bukan untuk investasi atau berdagang lukisan. Dia hanya rela menjual jika benar-benar sudah tak cinta lagi pada sebuah lukisannya. Sayangnya itu pun jarang sekali dilakukannya. "Ya, paling-paling untuk hadiah perkawinan atau ulang tahun," ujarnya terkekeh.
https://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Hong_Djien

3. Taman Badaan 
Merupakan salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kyai Langgeng yang ada di Kota ini. Taman Badaan lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal ini dibuktikan dengan banyaknya patung gajah, jerapah dan lainnya yang mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam jenis bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.
Alamat: Jl. Pahlawan No.190, Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56116 Taman Badaan terbagi dua yang pertama di sebelah Timur Jalan Taman Bermain dan di sebelah Barat Jalan Taman Hijau pernah dijadikan lokasi sholat id dan even2 acara 


4. Stasiun Magelang Kota

Stasiun Magelang Kota atau Stasiun Kebonpolo (kode: MG) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Potrobangsan, Magelang Utara, Magelang. Stasiun yang terletak di Jalan Oerip Soemohardjo ini terletak di Daerah Operasi VI Yogyakarta. Stasiun Magelang Kota merupakan stasiun kereta api besar pada masa lalu yang dahulu melayani Magelang dan sekitarnya; dan kini telah berubah menjadi Terminal Kebonpolo. Alamat: Jl. Ahmad Yani, Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah dan Jl. Jendral Sudirman, Karang Lor, Rejowinangun Utara, (Kios PYKA) atau yang sekarang dikenal dengan Kawasan Kuliner sebelah selatan perempatan tugu Adipura Kota Magelang 

Sejarah

Stasiun ini dahulu dibangun pada tahun 1898 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda saat itu. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, operasional stasiun ini diambil alih oleh perusahaan kereta api Republik Indonesia yang baru dibentuk yaitu Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA); pendahulu PT Kereta Api Indonesia. Sebelum tahun 1970-an, stasiun ini masih ramai melayani calon penumpang.

Memasuki tahun 1970, penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan dengan kecepatan sangat pelan. Mereka lebih memilih menggunakan moda transportasi lainya seperti bus, mobil, dan lain-lainnya. Karena terus merugi, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) terpaksa menutup jalur ini pada tahun 1976.

Setelah dinonaktifan, sebuah gerbong kayu CR dipajang di depan bekas stasiun ini. Hal ini untuk membuktikan bahwa dahulu ini adalah bekas stasiun. Kemudian, pada tahun 2011 gerbong CR itu dipindahkan ke Museum Kereta Api Ambarawa. Kini bekas stasiun ini telah berubah menjadi Terminal Angkutan Kota Kebonpolo.

https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Magelang_Kota


5. Museum Bumi Putera 
Alamat: Jl. Jenderal Ahmad Yani No.21, Poncol, Magelang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56127 letaknya jadi satu dengan bank bumi putera yg terdapat patung tiga pembesar pahlawan 

6. Kompleks Karsidenan Kedu 
1. Museum Diponegoro 
Alamat: Jalan Pangeran Diponegoro, Magelang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117
2. Museum BPK RI
Alamat: Jalan Pangeran Diponegoro, Magelang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117
3. UGM Cabang Magelang 
Alamat: Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56121 
belum mendapat perhatian dari pemkot magelang terletak di kompleks karsidenan kedu magelang atau persis sebelah barat kuliner jendralan tetapi masuk lapangan tenis juga bisa masuk lewat museum diponegoro 

7. Museum Jendral Sudirman 
Alamat: Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56116 sebelah selatan taman bermain badaan terdapat patung jendral sudirman 

8. Pintu Gerbang Kerkof 
Alamat: Jl. Magelang - Yogyakarta No.56, Magersari, Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 59214 (Atau Jalan Jendral Sudirman Karanggading, Kota Magelang) konon gerbang ini dulunya gerbang makam nasrani di magelang yang didesain ala eropa yang tepat menjadi jalan ikhlas dan deretan pertokoannya 

9. Plengkung 
Pelengkung terbagi menjadi 2, Plengkung Rindam dan Pelengkung Kodim 
Plengkung Rindam beralamat
Jl. Pierre Tendean, Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117
Plengkung Kodim beralamat 
Jl. Ade Irma Suryani, Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117 
terdapat taman dan jalan diatasnya disamping itu ada aliran sungai irigasi membentang dari selatan (belakang kantor PDAM kota magelang sampai Kampung Peniten, Protobangsan)

10. Klenteng Liong Hok Bio 
Alamat: Jl. Alun Alun Selatan No.2, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122 tadinya kondisinya bersejarah tetapi karena peristiwa kebakaran tahun lalu jadi lokasi lama bersejarah menjadi halaman atas dan diganti gedung klenteng yang baru yang agak besar di belakang lokasi lama 

11. Masjid Agung Kauman 
https://www.kompasiana.com/.../ups-masjid-agung-magelang-ini-umurnya-237-tahun
https://kotatoeamagelang.wordpress.com/masjid-agung-kota-magelang/
Alamat: Jalan Alun-Alun Barat No.2, Cacaban, Magelang Selatan, Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56121 atau Jalan Tentara Pelajar, sebelah barat Alun Alun Kota Magelang 

12. Alun Alun Kota Magelang 
Alun-alun Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur melewatinya. Dari alun-alun ini orang dapat menjangkau Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan di Kota Magelang, yang sudah ada sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda.
Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah timurnya ada Matahari dan Gardena swalayan serta eks Magelang & Tidar Theatre yang telah berhenti beroperasi sejak 11 November 2011. Di sebelah utaranya berdiri dengan megah Trio Plaza dan Bank BCA. Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat GPIB. Sementara di sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng dan klenteng Magelang. Sementara di sebelah barat atau yang sering disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di Magelang, tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat gereja katholik dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk agama Islam, Katholik, Kristen dan Konhuchu.
Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda. Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini dijadikan sebagai salah satu land mark Kota Magelang.
Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan publik bagi warga kota.
Alamat: Jl. Ahmad Yani, Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 

13. Gunung Tidar

Gunung Tidar adalah gunung yang berada di tengah-tengah Kota Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan militer karena banyaknya kegiatan Akademi Militer (Akmil) yang dilakukan di situ. Wisata Religi dan Wisata Pendakian
Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya Tanah Jawa" ini terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada ketinggian 503 meter atau 1.650 kaki  dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957. Alamat: Magersari, Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah 

Asal Nama Tidar

Asal muasal nama Tidar sendiri banyak versi. Ada salah satu versi yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari kata “Mati dan Modar”. Jadi karena angkernya Gunung Tidar waktu dulu, maka kalau ada orang mendatangi gunung tersebut kalau tidak Mati ya Modar.

Situs Makam di Gunung Tidar


Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk sampai di puncak Tidar. Secara umum, Gunung Tidar memang masih cukup alami. Banyak tanaman pinus dan tanaman buah-buahan tahunan seperti salak hasil penghijauan era tahun 1960an menjadikan Gunung Tidar sangat rimbun.

Beberapa saat menapaki jalanan setapak pendakian kita akan bertemu dengan Makam Syaikh Subakir. Konon Syaikh Subakir adalah penakluk Gunung Tidar (meski tidak ada bukti meyakinkan akan cerita legenda ini) dengan mengalahkan para jin penunggu Gunung Tidar tersebut. Menurut legenda (hikayat) Gunung Tidar, Syaikh Subakir berasal dari negeri Turki yang datang ke Gunung Tidar bersama kawannya yang bernama Syaikh Jangkung untuk menyebarkan agama Islam.

Tidak jauh dari Makam Syaikh Subakir, kita akan berjumpa dengan sebuah makam yang panjangnya mencapai 7 meter. Itulah Makam Kyai Sepanjang. Kyai Sepanjang bukanlah sesosok alim ulama, namun adalah nama tombak yang dibawa dan dipergunakan oleh Syaikh Subakir mengalahkan jin penunggu Gunung Tidar kala itu.

Situs makam terakhir yang kita jumpai sewaktu mendaki Gunung Tidar adalah Makam Kyai Semar. Namun menurut beberapa versi ini bukanlah makam kyai Semar yang ada dalam pewayangan. Tetapi Kyai Semar, jin penunggu Gunung Tidar waktu itu. Meski demikian banyak yang percaya ini memang makam Kyai Semar yang ada dalam pewayangan itu. Dan mana yang benar, adalah tinggal kita mau mempercayai yang mana.

Paku Tanah Jawa


Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya. Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tidar


14. Kawasan Pecinan 
Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang. Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket serta restoran. Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus untuk becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang. Pecinan merupakan landmark Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan. selain itu sekarang di kota magelang sudah membangun lapangan golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang bernama "Borobudur International Golf". Magelang juga memiliki stadion sepak bola "ABU BAKRIN" dan yang masih dalam tahap pembangunan Stadion Madya.
Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall ARTOS dan Shinta Fashion Mart yang merupakan pusat perbelanjaan masyarakat Magelang.
Alamat: Jl. Pemuda No.95, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122 atau sepanjang Jalan Pemuda Kota Magelang 

15. Museum Taruna Kyai Abdul Djalil 
Alamat: Subroto Komplek AKMIL, Kota, Jl. Gatot Soebroto, Jurangombo Sel., Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56123

16. Makam Mbah Gajah Barong
adalah Makam ulama yang bernama Kyai Abdul Jalil Barong, penemu Desa Boton yang sampai saat ini dikenal sebagai Kampung Boton di Kelurahan Magelang 
Alamat:  Jalan Pangeran Diponegoro, Magelang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117 terletak persis di Kampung Boton Balong dari belakang kantor Pajak Pratama bisa melihatnya ke atas terdapat pohon besar 
belum mendapat perhatian dari pemkot magelang 

17. Pasar Gotong Royong Tanon 
Alamat: Tidar Sel., Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56123


18. Armada Town Square

'Armada Town Square Shopping Mall Jl. Mayjend Bambang Soegeng No. 1, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56172 (0293) 3219000' adalah sebuah pusat perbelanjaan di Kabupaten Magelang, mall ini adalah bagian anak perusahaan dari NEW ARMADA GROUP. Mall ini dibuka pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011. Mall ini satu Gedung dengan Grand Artos Aerowisata Hotel . Mall ini dilengkapi dengan sistem parkir hingga lantai 3. Artos Mall dibangun di atas tanah seluas 3,2 hektare.
Di mal ini terdapat beberapa cabang franchise seperti BreadTalk, J.CO Donuts, Carrefour, KFC ,Timezone INUL VIZTA, Matahari Putra Prima, dan Platinum Cineplex
Alamat: Jalan Mayjen Bambang Soegeng No.1, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah 56172
https://id.wikipedia.org/wiki/Armada_Town_Square

19. Tugu Jam Aniem 
Alamat: Jl. Mayor Jenderal Sutoyo, Kemirirejo, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56122 tepatnya di tengah jalan perempatan depan Klenteng Liong Hok Bio 

20. Pasar Rejowinangun 
Alamat: Jl. Mataram, Rejowinangun Sel., Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56214 

21. Lapangan Golf Borobudur Internasional 
Borobudur International Golf & Country Club (Borobudur Golf) merupakan lapangan golf 18 Holes yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 1 Magelang, tepatnya di sebelah Akademi Militer. Borobudur Golf mulai beroperasi sejak tahun 2007 dibawah manajemen PT Jababeka Tbk. Borobudur Golf menyajikan lapangan dengan green terbaik dan menantang. Beberapa fasilitas yang ada di Borobudur Golf adalah Driving Range dan Restoran yang menyajikan menu tradisional Indonesia, menu barat dan menu Asia (masakan Jepang & Korea). Alamat: Magersari, Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56122 (Kemirirejo)

22. Gedung Bioskop Kresna 
Alamat: Jl. Jenggala, Panjang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah tidak mendapat perhatian dari pemkot magelang 

23. Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu atau Situs Mantyasih, adalah prasasti berangka tahun 907 M yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno.
Dalam prasasti juga disebutkan bahwa desa Mantyasih yang ditetapkan Balitung sebagai desa perdikan (daerah bebas pajak). Di kampung Meteseh saat ini masih terdapat sebuah lumpang batu, yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan sima atau desa perdikan. Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing).
Kata "Mantyasih" sendiri dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih".
Alamat: Jl. Alibasa Sentot Prawirodirjo, Kampung Meteseh Jayengan, Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah 

Silsilah raja

Prasasti ini bertarikh 828 Saka, bagian yang memuat silsilah raja adalah pada bagian B baris 7-9:

Penafsiran prasasti

Bosch dalam karyanya Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952) berpendapat bahwa di Kerajaan Medang dua dinasti yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra sama-sama berkuasa. Wangsa Sanjaya didirikan oleh Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang yang beragama Hindu Siwa. Maharaja selanjutnya ialah Rakai Panangkaran, yang menurutnya dikalahkan oleh Wangsa Sailendra. Maka di Medang terdapat Wangsa Sanjaya berkuasa di utara Jawa dan Wangsa Sailendra berkuasa di selatan Jawa. Namun Putri Maharaja Samaratungga dari Wangsa Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya, yang kemudian mewarisi takhta mertuanya dan Wangsa Sanjaya pun berkuasa kembali di Medang. Bosch berasumsi bahwa gelar rakai adalah nama silsilah wangsa.

Daftar silsilah raja-raja Wangsa Sanjaya berdasarkan prasasti Mantyasih menurut Bosch, adalah:

Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya,

Sri Maharaja Rakai Panangkaran,

Sri Maharaja Rakai Panunggalan,

Sri Maharaja Rakai Warak,

Sri Maharaja Rakai Garung,
Sri Maharaja Rakai Pikatan,
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi,
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang, dan
Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Dharmmodaya Mahasambhu.
Pendapat berbeda diberikan oleh Slametmuljana. Ia berpendapat daftar tersebut bukanlah silsilah Wangsa Sanjaya, melainkan daftar raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang. Gelar Rakai menurutnya berarti penguasa atau pejabat di daerah atau raja bawahan yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan maharaja yang masih bertahta. Ia pun memperbandingkan isi prasasti Mantyasih dengan prasasti Kelurak, prasasti Kayumwungan, prasasti Siwagraha, dan prasasti Nalanda; dan berpendapat bahwa Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai Garung adalah dari Wangsa Sailendra, karena Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Pancapana sendiri bergelar Sailendrawamsatilaka (artinya "permata Wangsa Sailendra").
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Mantyasih

24. Monumen Perjuangan Kampung Tulung 
Alamat: Jalan Kapt. Yahaya No.174, Magelang, Magelang Tengah, Magelang, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56117


25. Stadion dr. H. Moch.Soebroto

Stadion dr. H. Moch Soebroto (dulu Stadion Madya Magelang) adalah stadion olahraga di Kota Magelang, Jawa Tengah. Stadion ini dibangun mulai tahun 2008 dan masih dalam tahap pembangunan sampai saat ini. Pembangunan dilakukan secara bertahap dan stadion sudah mulai bisa digunakan untuk kegiatan olahraga sejak 2011. Nama Stadion dr. Moch. Soebroto baru saja diresmikan pada 24 Februari 2015 oleh Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito. Nama dr. H. Moch Soebroto dipilih sebagai bentuk penghormatan bagi Wali Kota Magelang periode 1971-1981. Sebelumnya stadion ini dikenal dengan nama Stadion Madya Magelang.
Sesuai rencana yang dibuat tahun 2008 hingga selesai dana yang dibutuhkan untuk pembangunan stadion sekitar Rp 124 Miliar. Fasilitas yang sudah ada saat ini adalah lapangan sepak bola, lintasan lari, tribun stadion dan lampu penerangan stadion. Nantinya di lokasi ini akan menjadi sebuah komplek olahraga, selain stadion juga sedang dibangun kolam renang prestasi dan Gelanggang Olahraga Samapta (GOR Samapta). 
GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olahraga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.

Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga, selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggunan dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan masyarakat.
Gor Samapta 
GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000 penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olahraga dan rekreasi lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S. Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri); dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.

Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga, selain karena hawanya cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggunan dengan Sungai Progo, nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan masyarakat.

Alamat: Jl. Tentara Genie Pelajar/ Jl. Jeruk Barat, Sanden, Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang

Fasilitas

Tribun Barat, Tribun Timur, Tribun Selatan

Lampu Stadion

Lintasan Atletik

Area Parkir

Mushola

Toilet

Ruang Perkantoran
Ruang Ganti Pemain
Ruang Ganti Wasit
Papan Skor Elektrik

Event

Stadion sudah dipakai untuk berbagai event olahraga. PPSM Magelang rutin menggunakan untuk menggelar pertandingan kandang sejak tahun 2012. Pertandingan liga Divisi Utama dan Indonesia Soccer Championship B, Piala Indonesia, Piala Wali Kota Magelang dan pertandingan ujicoba PPSM Magelang digelar di stadion dr. H. Moch Soebroto. Stadion pernah digunakan untuk pembukaan Pekan Olahraga Wilayah Kedu Pekalongan Banyumas (Porwil Dulongmas).

https://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_dr._H._Moch.Soebroto


26. Pemakaman Giriloyo 
Jl. Gatot Soebroto, Jurangombo Sel., Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56123

27. Makam Kyai Tuk Songo 
Perumahan Tuk Songo, Jl. Kyai Mojo, Cacaban, Kota Magelang, Jawa Tengah 
www.magelangonline.com/wisata-religi-makam-kyai-tuk-sanga tentang letaknya dimana saya belum tahu tetapi ada sumber nya 


28. Kolam Renang Gladiol 
Alamat: Jl. Pangeran Diponegoro, Gladiool, Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah 56121 

29. Progo Rafting Arung Jeram 
Jl. Cemp. No.9, Jurangombo Utara, Magelang Sel., Kota Magelang, Jawa Tengah 56122

30. Tugu Adipura 
Alamat: Perempatan Pasar Rejowinangun sebelah timur Jl. Mataram, sebelah selatan Jl. Jendral Sudirman, sebelah barat Jl. Tidar, sebelah utara Jl. Pemuda  yang saat ini sudah dipindah pada posisi sebelumnya dari barat ke timur 


Wisata Kabupaten Magelang 
Keterangan Warna: 
Merah: Kecamatan Sawangan 
Oranye Sedang: Kecamatan Borobudur 
Hijau Sedang: Kecamatan Secang 
Biru Sedang: Kecamatan Grabag 
Biru Link: Kecamatan Ngablak 
Ungu Tua: Kota Mungkid
Oranye Tua: Kecamatan Candimulyo 
Merah Sedang: Kecamatan Srumbung 
Kuning Tua/ Emas sedang: Kecamatan Tempuran 
Biru Muda: Kecamatan Kajoran 
Hijau Terang: Kecamatan Tegalrejo 
Hijau Tua: Kecamatan Pakis 
Ungu Sedang: Kecamatan Dukun 
Oranye Terang: Kecamatan Windusari 
Hijau Muda: Kecamatan Mertoyudan 
Ungu Muda: Kecamatan Salaman 
Nila Muda: Kecamatan Kaliangkrik 
Oranye Muda: Kecamatan Ngluwar 
Biru Aqua: Kecamatan Bandongan 
Nila Tua: Kecamatan Muntilan 
Ungu Terang: Kecamatan Salam 

Ketep Pass

Ketep Pass adalah salah nama sebuah objek wisata di Ketep, Kecamatan Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass ini merupakan Obyek Wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian, khususnya Gunung Merapi.Pada tanggal 17 Oktober 2002, Ketep Pass diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Alamat: Jl. Ketep, Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah 56481

Lokasi

Lokasi Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan (pertengahan antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu). Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas areanya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km dari Candi Borobudur. Dari Kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Lokasi objek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau baik dengan bus besar, minibus, sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk dilewati.

Fungsi


Sebagai sarana dokumentasi. Fungsi ini bisa didapat dari adanya film dokumenter yang diputar di dalam bioskop mini.

Sebagai sarana peragaan. Fungsi ini bisa didapat dari adanya komputer interaktif yang menyimpan data-data tentang Gunung Merapi. Komputer ini tersedia di dalam Volcano Centre.

Sebagai sarana edukasi. Fungsi bisa didapat dari adanya Volcano Centre dan Volcano Theatre.

Sebagai sarana penelitian. Yakni sebagai lokasi pengamatan aktivitas Gunung Merapi.

Sebagai sarana rekreasi. Fungsi ini bisa didapat dari adanya gardu pandang dan pelataran Panca Arga.

Fasilitas


Museum Vulkanologi: Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi.

Bioskop mini: Memiliki kapasitas tempat duduk yang cukup banyak, yaitu 78 kursi. Bioskop ini menyajikan film berupa sejarah dari Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu. Durasi dari film ini cukup pendek, hanya sekitar 25 menit.

Teropong: Jumlah teropong yang ada di Ketep Pass ini adalah dua buah. Masing-masing berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu dan gunung-gunung yang lain.

Pelataran Pancaarga: Mempunyai arti lima gunung. Lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass. Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat 5 gunung, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima Gunung tersebut pengunjung juga dapat melihat dan menikmati gunung-gunung kecil dan bukit-bukit yang sangat indah antara lain Gunung Tidar, Gunung Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo, dan lain-lain.

Gardu panjang: Berupa dua buah gazebo masing-masing dengan ukuran empat persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang panjang sisi lima meter. Dari Gardu Padang ini, pengujung dapat melihat keindahan alam Gunung Merapi dan Merbabu, serta hamparan lahan pertanian yang ada di kedua kaki Gunung tersebut.

Info Harga Tiket Obyek Wisata Ketep Pass


Harga tiket masuk yang berlaku sampai saat ini adalah sebagai berikut :

Tiket Masuk Area dan Museum : Rp7.500,-/orang (Rp.500,- Asuransi Pengunjung)

Tiket Ketep Volcano Theatre : Rp7.000,-/orang

Tiket Teropong : Rp3.000,-/orang

Tiket Wisata Mancanegara : US $ 3,-/orang (free all facilitas)

Parkir Sepeda Motor : Rp2.000,-/unit

Parkir Mobil : Rp5.000,-/unit
Parkir Mini Bus : Rp7.000,-/unit
Parkir Bus Besar: Rp12.000,-/unit
https://id.wikipedia.org/wiki/Ketep_Pass

Taman Kopeng, Kecamatan Sawangan 

Alamat: Jl. Raya Salatiga - Magelang KM. 15, Kopeng, Getasan, Kopeng, Getasan, Semarang, Jawa Tengah 50774

Air Terjun Kedung kayang, Kecamatan Sawangan 
Alamat: Jalan Ketep Pass, Wonolelo, Sawangan, Ketep, Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah 56481


Umbul Jumprit

Kawasan Umbul Jumprit merupakan suatu kawasan mata air yang terletak di lereng Gunung Sindara dengan ketinggian 2.100 meter dpl. Situs ini terletak sekitar 26 kilometer di sebelah barat laut Kota Temanggung. Mata air ini tidak pernah kering meskipun pada saat musim kemarau dan menjadi sumber air bagi Sungai Progo. Mata air ini berada di bawah sebuah gua dan dinaungi pohon besar yang teduh. Alamat: Jl. Ngadirejo, Purbosari, Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah 56255

Sejarah dan legenda


Kawasan mata air ini dikaitkan dengan legenda Ki Jumprit, yaitu seorang ahli nujum Kerajaan Majapahit, yang muncul dalam Serat Centhini. Lokasi ini disebut sebagai tempat petilasan Ki Jumprit, yang konon juga dipercaya sebagai salah satu putera Prabu Brawijaya. Ia meninggalkan keraton untuk bertapa dengan ditemani seekor monyet bernama Ki Dipo.

Pada akhir Kerajaan Majapahit dan awal Kerajaan Demak, perseteruan politik antara ajaran Siwa-Buddha dan agama Islam yang baru masuk dan menyebar di tanah Jawa menyebabkan sebagian penganut Siwa-Buddha yang kalah dan tidak mau tunduk di bawah kekuasaan Demak menyebar dan mencari tempat terpencil. Pangeran Singonegoro yang merupakan salah satu penasihat Prabu Brawijaya V meninggalkan keraton bersama dengan dua pengawal dan seekor monyet putih bernama Ki Dipo menuju mata air yang kini dikenal dengan nama Umbul Jumprit. Pangeran Singonegoro kemudian memiliki gelar Panembahan Ciptaning dan ia bermeditasi di lokasi Umbul Jumprit hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di sana. Ki Dipo terus menunggui makam tuannya sementara kedua pengawalnya berjalan menuju barat sebelum akhirnya kembali lagi ke makam hingga akhir hayat mereka.

Sebelum tahun 1980,lokasi Umbul jumprit hanya diketahui kalangan tertentu. Pada awal 1980an, Umbul Jumprit mulai ramai dikunjungi peziarah yang mengunjungi makan Ki Jumprit dan mandi berendam di mata airnya. Akhirnya pada tahun 1987, Pemkab Temanggung menetapkan kawasan ini sebagai kawasan wanawisata atau "wisata yang tujuan atau sasarannya adalah hutan".

Kawasan suci




Situs Umbul Jumprit merupakan situs suci bagi aliran kepercayaan maupun agama Buddha. Situs ini merupakan salah satu tempat semadi bagi biksu dari Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka, maupun bagi umat awam.

Aliran kepercayaan
Pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon banyak peziarah yang bermeditasi dan berendam di mata air Umbul Jumprit. Pengunjung juga banyak datang pada tanggal 1 Sura untuk bermeditasi dan mandi setelah lewat tengah malam. Lokasi semadi terletak di atas gua dan di dalamnya terdapat sebuah patung kera kecil berlumut yang merupakan patung dari Ki Dipo atau kera peliharaan Pangeran Singonegoro.
Suatu kelompok spiritualis meyakini bahwa mandi di Umbul Jumprit dapat membersihkan seseorang dari bekas-bekas gangguan makhluk gaib atau akibat mempelajari ilmu hitam.
Agama Buddha
Sejak tahun 1987, mata air Umbul Jumprit menjadi tempat mengambil air untuk keperluan Waisak di Candi Borobudur karena diteliti memiliki kualitas spiritual yang baik. Biasanya, tiga hari sebelum perayaan Waisak di Candi Borobudur, Sangha mengambil air dari Umbul jumprit untuk digunakan dalam ritual. Pada tahun 2015, terdapat delapan majelis yang mengikuti ritual di mata air ini, yaitu Sangha Theravada Indonesia, Tantrayana, Tridharma, Kasogatan, Mahayana, Mapanbumi, Madhatantri, dan Mahanikaya. Tidak kesemuanya merupakan Majelis Sangha, melainkan juga dari agama Khonghucu.

Kawasan wisata




Kawasan Umbul Jumprit ditetapkan sebagai kawasan wanawisata atau wisata hutan, khususnya hutan pinus, oleh Pemkab Temanggung pada tanggal 18 Januari 1987. Selain itu, kawasan ini juga menawarkan agrowisata, perkemahan, dan habitat kera liar. Jalan masuk menuju Umbul Jumprit ditandai oleh gerbang dengan arsitektur Jawa kuno. Sekitar 30 meter di dalamnya terdapat gerbang kedua dan sebuah patung Hanoman.

Cerita rakyat




Populasi kera di kawasan Umbul Jumprit dipercaya sebagai keturunan Ki Dipo, yaitu monyet yang menemani Ki Jumprit bertapa, dengan seekor kera betina dari Pegunungan Pleret. Jumlahnya adalah sekitar 25-30 ekor dan dipercaya tidak pernah bertambah atau berkurang.

Mandi ritual di Umbul Jumprit dipercaya dapat membuat seseorang menjadi awet muda dan menyembuhkan berbagai penyakit serta memberi berkah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Umbul_Jumprit

Gereja Ayam/ Gereja Merpati 

Gereja Ayam merupakan sebuah tempat ibadah yang terletak Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan tersebut terletak tak jauh dari Borobudur. Meskipun disebut Gereja Ayam, bangunan tersebut sebetulnya berbentuk burung merpati. Bangunan tersebut digagas pengusaha Daniel Alamsyah di tahun 1990an. Bangunan tersebut memiliki kembaran di pesisir Atlantida, Uruguay, Amerika Selatan. Bangunan tersebut sempat menarik perhatian karena muncul dalam film Ada Apa dengan Cinta? 2.
terletak di Kecamatan Borobudur 
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ayam

Candi Borobudur, Candi Pawon, Candi Mendut, Kecamatan Borobudur 
Alamat: Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur

Puncak Gunung Watu Kendhil, Pegunungan Menoreh, Kecamatan Borobudur  
https://wawanwawa.blogspot.co.id/watu-kendil-bukit-menoreh-magelang.html

Puncak Majaksingi, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur 

http://borobudurpark.com/activity/desa-majaksingi/

Pemandian Kalibening Magelang

Pemandian Kalibening Magelang adalah objek wisata yang ada di Kabupaten Magelang. Objek wisata Kalibening tersebut terletak di Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Secara administratif, tempat pemandian ini terletak di Kabupaten Magelang, tetapi keberadaannya lebih dekat dengan Kota Magelang.

Sejarah

Nama pemandian Kalibening berasal dari 2 suku kata Bahasa Jawa yaitu "kali" dan "bening". Kata "Kali" dalam Bahasa Indonesia berarti sungai sedangkan "bening" memiliki arti "jernih".Jadi Kalibening adalah sungai yang jernih. Nama Kalibening diambil karena air yang digunakan dalam kolam renang berasal dari mata air membentuk kali yang memang warnanya jernih. Awalnya, pemandian Kalibening adalah sebuah tempat yang biasa digunakan untuk berenang. Pemandian Kalibening sudah ada sejak tahun 1970 dan menjadi kolam renang modern yang pertama di Magelang. Pemandian Kalibening memiliki banyak fasilitas kolam renang dengan berbagai macam variasi kedalaman kolam. Tempat ini ramai saat akhir pekan, liburan sekolah dan saat peristiwa tertentu sering ada pertunjukan musik dangdut yang menjadi kegemaran masyarakat kala itu. Seiring perkembangan zaman, tuntutan akan tempat rekreasi yang nyaman untuk keluarga mendorong pihak pengelola untuk mengubah Pemandian Kalibening menjadi tempat yang lebih menarik. Berdasarkan alasan tersebut, maka Pemandian Kalibening dikembangkan menjadi sebuah ''waterboom''. Setelah Pemandian Kalibening dibangun menjadi waterboom, namanya diubah menjadi Taman Air Sabda Alam Kalibening. Nama baru ini terdengar lebih menarik daripada hanya Pemandian Kalibening saja.

Gambaran tempat wisata


Luas objek wisata Kalibening adalah 2008 meter persegi. Air pada pemandian berasal dari sumber mata air besar yang terletak pada sisi timur sungai progo. Tempat wisata ini memiliki satu gerbang utama dan setelah masuk pengunjung akan berjalan ke bawah menuju wahana yang ada pada tempat tersebut. Kalibening memang terletak lebih rendah daripada tanah pada bagian gerbang utama.

Fasilitas lama


Pemandian Kalibening yang lama hanya menitik beratkan pada kolam renang saja. Kolam renang terdiri dari 2 tipe, yaitu kolam renang biasa dan VIP atau kolam pribadi. Kolam biasa terdiri dari kolam anak-anak dengan kedalaman dangkal dan khusus untuk latihat atlet serta tentara dnegan kedalaman lebih dari 2 meter. Fasilitas lainnya yang ada pada Kalibening adalah taman dan mainan anak seperti ayunan dan papan seluncur untuk anak-anak.

Fasilitas baru


Fasilitas yang terdapat pada taman air ini adalah wahana permainan anak, kolam renang, tempat ganti dan bilas, lapangan tenis, lahan parkir serta tempat membeli makanan. Kelebihan dari taman air ini adalah air yang digunakan berasal dari mata air dengan laju air yang cukup besar. Pemandangan alam yang ada di taman air ini adalah gunung sumbing karena memang objek wisata ini berada di kaki gunung Sumbing. Taman Air Sabda Alam Kalibening menyediakan wahana seperti wahana papan seluncur, nampan tumpah, silinder, bumi perkemahan, tempat pertemuan, dan panggung terbuka.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemandian_Kalibening_Magelang

Masjid Agung Payaman, Kecamatan Secang 


Alamat: Jl. Raya Magelang Semarang, Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah juga dibelakang Masjid terdapat Ponpes Kyai Siroj, dan Makam Kyai Siroj serta Makam Kyai Kulhu 

Makam Mbah Citropati, Kecamatan Secang 

Alamat: Jl. Raya Payaman, Citro manggisan, Kalijoso, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

sasadaramk.blogspot.com/2016/09/watu-candi-di-makam-desa-kalijoso.html


Candi Umbul

Candi Umbul adalah situs purbakala berupa pemandian air panas yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini dibangun sejak zaman Wangsa Syailendra, dan sampai sekarang sisa-sia peninggalannya masih tetap dilindungi dan dijadikan salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Magelang. terletak di Kecamatan Grabag

Lokasi

Candi ini terletak di desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Untuk dapat mencapai objek wisata ini, bila mengendarai mobil dari arah Semarang, pengunjung dapat mengambil jalan ke kiri sebelum Kecamatan Pringsurat, Temanggung. Sekitar 400 meter akan langsung sampai di lokasi. Sedangkan apabila dari arah Yogyakarta, pengunjung dapat mengambil jalan ke kanan di pertigaan Desa Krincing (sebelah utara Secang) ke arah Grabag, kemudian mengikut papan penunjuk arah menuju Candi Umbul.

Sejarah


Asal usul penamaan Candi Umbul berasal dari kata umbul (bahasa Jawa) karena sumber air yang keluar dari dasar kolam selalu menyembul serupa gelembung-gelembung, atau yang di masyarakat Jawa disebut mumbul (naik). Kolam di situs ini terbagi menjadi dua tempat. Yang pertama (terletak di bagian atas) merupakan kolam air panas,g mengandung belerang. Sedangkan kolam kedua (lebih rendah) berisi air dingin. Keseluruhan dinding kolam terbuat dari lapisan-lapisan batu andesit. Pada zamannya, kolam ini merupakan tempat pemandian para putra-putri bangsawan.

Sejumlah batuan situs berjejer di tepian kolam menggambarkan berbagai relief tumbuhan, binatang, dan stupa bagian puncak candi. Dan secara keseluruhan candi ini masih menampakan nuansa sejarahnya. Keberadaan umpak (fondasi) yang terdapat di setiap sudut dasar kolam merupakan tiang penyangga atap pelindung. Sedangkan batuan lain berbentuk lingga datar merupakan alas duduk untuk bersemadi para ksatria.

Dari relief dan beberapa petilasan bentuk lingga dan yoni di beberapa titik, membuktikan bahwa Candi Umbul merupakan candi bercorak Hindu. Jika menilik sejarah perkembangan Kerajaan Mataram Kuno, kemungkinan besar candi ini dibangun oleh Dinasti Sanjaya yang beragama Hindhu. Tidak banyak ciri bangunan candi yang tersisa di area Candi Umbul saat kini. Namun demikian di dalam kolam terdapat beberapa batu umpak berbentuk lingga yang datar di permukaan bagian atasnya. Di samping sebagai patirtan (tempat mandi), sangat dimungkinkan keberadaan landasan batu umpak berbentuk lingga tersebut dulunya dipakai sebagai alas tempat duduk untuk bertapa kungkum atau bertapa rendam para ksatria pada masa lalu.

Yang unik dari kolam pemandian Candi Umbul adalah tidak adanya bau belerang seperti layaknya sumber air panas di objek wisata air panas lainnya. Sehingga pengunjung dapat sepuasnya berendam di tempat itu tanpa menanggung risiko. Namun belerang yang terkandung di dalamnya tetap mendatangkan manfaat menyembuhkan penyakit kulit, dan suhu airnya dapat menjadi terapi tulang dan pelancaran peredaran darah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Umbul

Makam Sunan Geseng, Kecamatan Grabag 

Alamat: Jl. Tirto/ Sunan Geseng, Desa Tirto, Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 


Gunung Andong

Gunung Andong adalah sebuah gunung bertipe perisai di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini belum pernah mempunyai aktivitas meletus. Gunung Andong terletak di antara Ngablak dan Tlogorjo, Grabag dan berketinggian sekitar 1.463 m. Gunung Andong merupakan salah satu dari beberapa gunung yang melingkari Magelang. Berdampingan dengan gunung Telomoyo, gunung ini berada di perbatasan wilayah Salatiga, Semarang, dan Magelang. Alamat: Desa Pagergunung, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Hutan wisata Mangli


Satu tujuan wisata alam di lereng Gunung Andong yang dapat disinggahi adalah Hutan Wisata Mangli. Hutan Mangli secara administrasi pengelolaan hutan berada di bawah tanggung jawab RPH Pager Gunung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Ambarawa yang merupakan salah satu BKPH di wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara.

Letak Hutan Mangli tidak jauh dari akses utama jalan Jogja-Semarang, yaitu dengan jalan beraspal melalui wilayah Kecamatan Ngablak. Di kanan kiri jalan terdapat gerumbulan perdu dan rumpun tanaman cengkeh sisa masa kolonial yang masih bertahan. Beraneka rupa rumpun bambu juga memagari kanan dan kiri jalan dengan beragam jenis, mulai bambu petung, apus, legi, wulung, hingga ampel. Beberapa bagian terasering dimanfaatkan warga untuk menanam komoditas sayuran seperti kubis, wortel, kacang panjang, terong, hingga lombok dan jetsin.

Meskipun aslinya termasuk hutan alam hujan tropis, akan tetapi vegetasi pepohonan utama yang ada di hutan Mangli adalah tanaman pinus. Terdapat bumi perkemahan Mangli, yang terhampar di pelataran lembah di sela-sela batang pohon pinus. Kawasan perkemahan yang cukup luas dilengkapi dengan fasilitas MCK.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Andong


Air Terjun Sumuran Seloprojo, Kecamatan Ngablak 
Alamat: Desa Seloprojo 

Kolam Renang Mendut, Kecamatan Mungkid  
Alamat: Jalan No.83, Jl. Mayor Kusen, Mendut, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56512

Elo Rafting Arung Jeram, Kecamatan Mungkid
Jalan Raya Sendangsono KM. 0.2, Progowati, Mungkid, Borobudur, Progowati, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah 56512

Museum Haji Widayat, Kecamatan Mungkid 
Alamat: Jl. Soekarno Hatta No.32, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56511

Sanggar Nakula Sadewa, Kecamatan Mungkid 
Alamat: Jl. Raya Magelang-Yogyakarta, Pabelan, Mungkid, Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah 56512 Telp: (0293) 782064 Buka Jam: 08.00 - 18.00 WIB

Akademi Militer Kolam Renang Sukoco, Kecamatan Candimulyo 
Alamat: Jl. Pisangan, Candi Mulyo, Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56192

Sentra Kebun Durian, Kecamatan Candimulyo 
Alamat: Jl. Surodadi, Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah 


Randu Ijo Jurang Jero Salamsari, Kecamatan Srumbung 
Alamat: Jl. Salamsari, Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Jembatan Gantung Ngepos, Kecamatan Srumbung 
Alamat: Jl. Ngepos, Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Makam Kyai Maksum, Kecamatan Tempuran 
Alamat: Jl. Raya Magelang Purworejo, Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Puncak Setuko, Kecamatan Tempuran 
Alamat: Desa Kemutuk 

Bukit Kertojoyo, Kecamatan Tempuran 
Alamat: Jalan Bandongan - Tempuran, Pringombo, Bandongan, Krinjing, Kajoran, Magelang, Jawa Tengah 56151

Pemandian Ngasinan, Kecamatan Tempuran 
Alamat: Desa Kasuran, Kelurahan Sumberarum, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah 56161 

Hutan Bumi Perkemahan Bukit Buju Kopeng, Kecamatan Kajoran 
Alamat: Jl. Sutopati, Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Empang Embung Sambak, Kecamatan Kajoran  

Alamat: Desa Sambak, Kajoran 
http://frshidayat.blogspot.co.id/2017/04/pesona-baru-embung-sambak.html

Air Terjun Curug Silawe Sutopati, Kecamatan Kajoran 
Alamat: Desa Sutopati, Kajoran 

Makam Mbah Abdul Hamid, Kecamatan Kajoran 
Alamat: Jl. Raya Kajoran, Desa Banjaragung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 


Makam Kyai Chudlory, Kecamatan Tegalrejo 
Alamat: Jl. Magelang - Salatiga, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 58192 Kompleks Ponpes API Tegalrejo (Jl. KH. Hasyim Asyari) 

Masjid Al Muttaqien Klopo Kecamatan Tegalrejo 
Jl. Klopo - Sanggarahan, Klopo, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 


Air Terjun Sekar Langit

Air Terjun Sekar Langit (sekar dalam bahasa Jawa: bunga) adalah kawasan wisata alam yang terletak di desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Air terjun ini berada di lereng gunung Telomoyo, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Ketinggian airnya mencapai 25 meter dari permukaan telaga.
Alamat: Jl. Sunan Geseng, Grabag, Magelang, Jawa Tengah 

Latar belakang


Air terjun sekar langit terletak di Desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang berada di lereng gunung Telomoyo, gunung yang membatasi Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga. Keindahan alam masih terjaga dan alami, dengan tumbuhan dan pepohonan hijau di kiri dan kanan jalan masuk sepanjang 400 meter dari jalan besar, sampai ke lokasi air terjun. Sekar Langit juga pernah menjadi lokasi pengambilan gambar untuk film Yohana Gadis Rimba yang dibintangi oleh Lidya Kandou dan Atek Soedharmo dan disutradarai oleh Wim Umboh (1983). Beberapa tahun lalu, jalan masuk menuju air terjun sempat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bencana longsor, namun pemerintah setempat telah membangun kembali dengan pengerasan menggunakan semen.

Mitos Jakatarub




Yang menjadi daya pikat kehadiran bagi pengunjung air terjun ini, selain keindahan alamnya adalah adanya legenda Jakatarub. Konon, di telaga inilah Jakatarub mengintip dan mencuri selendang salah satu bidadari yang sedang mandi di telaga. Bidadari yang tercuri selendangnya itu, Nawangwulan, akhirnya tidak dapat pulang ke kahayangan dan hidup berumah tangga dengan Jakatarub karena selendang, baginya, merupakan kesaktian.

https://id.wikipedia.org/wiki/Air_Terjun_Sekar_Langit

Curug Grenjengan Kembar, Kecamatan Pakis 

Pinusan Lempong Sekendi, Kecamatan Pakis 

Alamat: Jl. Pogalan - Candimulyo KM.3, Pogalan, Pakis, Magelang, Jawa Tengah 56193


Candi Asu

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi Pos, Kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena dahulu di dekat candi tersebut terdapat banyak anjing.

Lokasi


Candi ini terletak di lereng Gunung Merapi di dekat pertemuan Sungai Pabelan dan Sungai Telingsing, kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari Candi Ngawen. Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu Candi Pendem dan Candi Lumbung.

Arsitektur




Candi Asu menghadap ke barat. Candi ini berdenah bujur sangkar dengan panjang sisi 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Dengan ukuran tersebut, candi ini termasuk candi kecil.

Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasasti batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I (874 M) dan Sri Manggala II (874 M).


Bukit Gana Desa Banyubiru,  Kecamatan Dukun 
Kompleks Candi Sengi (Candi Lumbung, Candi Pendem, Candi Asu), Kecamatan Dukun 
Alamat: Jl. Serma Darmin, Dukun, Magelang, Jawa Tengah 


Candi Selogriyo

Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Lokasi dan aksesibilitas


Candi Selogriyo berada di lereng timur kumpulan tiga bukit, yakni Bukit Condong, Giyanti, dan Malang, dengan ketinggian 740 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi.

Bangunan candi




Arsitektur Indonesia Klasik berlatar belakang agama Hindu ini menghadap ke arah timur. Di empat sisi dinding bangunan candi terdapat lima relung tempat arca-arca perwujudan dewa. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini (dinding utara), Ganesha (dinding barat), Agastya (dinding selatan), serta Nandiswara dan Mahakala (dinding timur).

Salah satu keistimewaan candi tanpa perwara ini adalah kemuncaknya yang berbentuk buah keben. Kemuncak tersebut disebut amalaka.

Pemugaran




Pada bulan Desember 1998, candi ini hancur karena bukit tempat bangunan berdiri mengalami kelongsoran. Proses rekonstruksi ulang selesai dilakukan pada tahun 2005.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Selogriyo


Makam Pangeran Kajoran/ Panembahan Rama Kajoran, Kecamatan Windusari 
Alamat: Jl. Makam, Tanjungsari, Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah biasanya di Google Map hanya menyebut (Makam Kajoran

Air Terjun Curug Lawang Kori, Kecamatan Windusari 
Alamat: Jl. Bandarsedayu, Desa Banjarsari 

Makam Mbah Kyai dan Nyai Gito, Kecamatan Windusari 
Alamat: Jl. Lettu Soebandi, Banjarsari, Genito, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah


Lapangan Panca Arga/ Taman Rekreasi,  Kecamatan Mertoydan 
Panca Arga merupakan perumahan tempat tinggal para pemimpin dan anggota TNI-AD yang berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari panca berarti 'lima' dan arga berarti 'gunung'. Dengan kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang dikelilingi lima gunung besar seperti Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Pulau Jawa. Gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya. Panca Arga tidak hanya merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat sekolahan dan taman rekreasi yang cukup terkenal bernama "Taman Rekreasi Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan dan berbagai macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat tank-tank peninggalan Belanda dan meriam-meriam yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain sebagai taman bermain anak, taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Alamat: Jl. Sumberrejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56172


Pegunungan Menoreh

Pegunungan Menoreh adalah kawasan pegunungan/ perbukitan yang membentang di wilayah barat Kabupaten Kulon Progo, sebelah timur Kabupaten Purworejo, dan sebagian Kecamatan Salaman Borobudur, Kabupaten Magelang; sekaligus menjadi batas alamiah bagi ketiga kabupaten tersebut.
Daerah Pegunungan Menoreh secara geomorfologis mempunyai bentuk lahan yang kompleks. Kompleksnya kondisi fisik daerah Pegunungan Menoreh adalah adanya proses endogenik dan eksogenik yang bekerja pada berbagai batuan hingga membentuk bentanglahan yang ada saat ini. Beberapa batuan ditemukan antara lain: batu pasir, napal pasiran, batu lempung, dan batu gamping pada Eosen Tengah; batuan andesit, breksi andesit dan tuff yang merupakan hasil aktivitas Gunung api Menoreh pada Oligosen; batu gamping dan koral yang terendapkan pada Miosen Bawah; dan material koluvium yang terendapkan pada Zaman Quarter.
Perbukitan Menoreh dikenal dalam sejarah sebagai basis pertahanan Pangeran Diponegoro bersama para pengikutnya dalam Perang Jawa (1825–1830) melawan Hindia Belanda. Salah satu puteranya yang bernama Bagus Singlon atau Raden Mas Sodewo (putera Pangeran Diponegoro dengan R.Ay. Mangkorowati) memimpin perlawanan di wilayah ini. Raden Mas Sodewo atau Ki Sodewo bertempur di wilayah Kulonprogo mulai dari pesisir selatan sampai ke Bagelen dan Samigaluh.
Pegunungan Menoreh juga sebagai sumber inspirasi dari nama kereta api Menoreh, KA ekonomi AC yang melayani Pasar Senen-Semarang Tawang.
Jika dilihat dari Candi Borobudur, bentuk pegunungan Menoreh diyakini membentuk sosok yang sedang tidur di atas pegunungan, yang diyakini sebagai Gunadharma, yang dianggap sebagai arsitek Candi Borobudur.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pegunungan_Menoreh

Puncak Suroloyo

Puncak Suroloyo adalah puncak tertinggi di Perbukitan Menoreh, Yogyakarta. Perbukitan yang memiliki ketinggian kurang lebih 2000 meter dpl ini membentang sepanjang Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dari Puncak Suroloyo, wisatawan bisa melihat Yogyakarta dari atas awan dan bisa melihat langsung keindahan Candi Borobudur di Kecamatan Salaman Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di Puncak Suroloyo terdapat tiga buah gardu pandang yang secara umum disebut pertapaan, masing-masing memiliki nama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Selain itu, Bukit Suroloyo juga merupakan tempat yang menyimpan cerita legenda. Legenda ini mengkisahkan seorang Raden Mas Rangsang yang kemudian hari bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo, bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya.

Legenda


Legenda mengenai Puncak Suroloyo bermula dari seorang pujangga bernama Ngabehi Yasadipura dari Keraton Surakarta yang dalam kitabnya berjudul Cabolek. Ia mengisahkan bahwa Raden Mas Rangsang, Putra Mahkota Kerajaan Mataram Islam, pernah menerima wangsit untuk menjadi penguasa tanah Jawa. Raden Mas Rangsang harus berjalan kaki dari keraton di wilayah Kotagede menuju ke arah barat. Setelah menempuh perjalanan dengan jarak sekitar 40 kilometer di wilayah Pegunungan Menoreh, ia jatuh pingsan karena kelelahan. Dalam pingsannya, Raden Mas Rangsang mendapat wangsit yang kedua. Wangsit tersebut memerintahkan agar Raden Mas Rangsang, yang ketika besar bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma, untuk melakukan tapa kesatrian di tempat itu. Tempat itulah yang sekarang disebut dengan Puncak Suroloyo.

Wisata




Ada tiga pendopo di Puncak Suroloyo.Pendopo pertama ialah Pertapaan Suroloyo. Lokasinya Pertapaan Suroloyo berada di paling bawah dibandingkan dengan dua pendopo lainnya. Dari sini wisatawan dapat melihat Candi Borobudur. Pendopo kedua bernama Pertapaan Sariloyo yang terletak 200 meter ke arah barat. Dari Pertapaan Sariloyo, wisatawan bisa memandang Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Untuk mencapai pendopo ketiga, wisatawan harus naik tangga sekitar 200 meter lagi. Pendopo ini diberi nama Pertapaan Kaendran. Dari tempat ini secara samar-samar akan terlihat warna biru berbatas dengan abu-abu yang merupakan Pantai Glagah di Kulonprogo. Semua pertapaan ini berada dalam satu area berdekatan di kawasan Puncak Suroloyo. Puncak Suroloyo merupakan satu titik temu antara empat gunung, yakni: Merapi, Sindoro, Sumbing dan Merbabu.

Perjalanan menuju Puncak Suroloyo




Ada dua jalur yang bisa dipilih sebelum menuju Puncak Suroloyo, pertama adalah rute Jalan Godean - Sentolo - Kalibawang dan rute kedua melalui Jalan Magelang - Pasar Muntilan - Kalibawang. Untuk mencapai puncak Suroloyo, harus melewati perjalanan yang naik turun dengan kelokan tajam serta tanjakan yang curam.Jalan menuju Puncak Suroloyo bisa dilalui motor, namun untuk mobil harus berhati-hati karena lebar jalan sebesar 3 meter.Jika sudah melewati jalan sempit berkelok, jalan yang perlu ditempuh adalah tangga menuju ke Puncak Suroloyo. Untuk mencapai Puncak Suroloyo harus melewati sebanyak 290 anak tangga.

https://id.wikipedia.org/wiki/Puncak_Suroloyo

Tangsi Tubing Sriwedari, Kecamatan Salaman 
Alamat: Jl. Krasak Bener Salaman (Kajoran Salaman), Salaman, Magelang, Jawa Tengah 

Langgar Agung Pangeran Diponegoro, Kecamatan Salaman 

Alamat: Jl. Sudirman/ Beteng, Pondok Pesantren Nurul Falah, Desa Menoreh, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Makam Mbah Kyai Nur Muhammad dan Masjid Nur Muhammad, Kecamatan Salaman 
Alamat: Jl. Ngadiwongso, Ngadirejo dan Jl. Sudirman/ Jl. Raya Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Puncak Gunung Kukusan Magelang, Panorama 8 Pucuk Gunung Di Jawa Tengah
Gunung Kukusan adalah salah satu puncak perbukitan Menoreh di kabupaten Magelang. Pada awalnya gunung atau puncak bukit ini lebih dikenal dengan Gunung Kendeng karena kaitan cerita Pangeran Kendeng di gunung tersebut. Gunung Kukusan sebagaimana yang kita tahu menyajikan daya tarik pemandangan dari ketinggian yang tidak kalah menarik dibandingkan Puncak Suroloyo yang masih dalam satu pegunungan yang sama.
Gunung Kukusan atau bernama lain Gunung Kendeng berada di dusun Wonokerto, desa Ngargoretno, kecamatan Salaman, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lokasi Gunung Kukusan berada di ujung utara Pegunungan Menoreh yang masuk wilayah kabupaten Magelang. Ada dua cara menuju ke Gunung Kukusan Magelang dimana cara yang pertama melalui Kebun Teh Nglinggo di kabupaten Kulon Progo dan yang kedua melewati dusun Wonokerto dengan mendaki bukit terlebih dahulu. Kami memilih cara yang pertama yaitu melalui kawasan Kebun Teh Nglinggo karena aksesnya lebih dekat dengan kota Yogyakarta dan perjalanan menuju Puncak Gunung Kukusan lebih dekat dan singkat.
Perjalanan menuju Gunung Kukusan melewati kebun Teh Nglinggo dimulai dari pusat kota Yogyakarta ke arah barat dengan rute Tugu – Ringroad Barat – Jalan Godean – Pasar Godean – Jembatan Sungai Progo – Perempatan Kenteng. Dari Perempatan Kenteng yang terdapat lampu lalulintasnya ambil ke arah kanan hingga perempatan Dekso yang terdapat tugu dibagian tengah. Dari perempatan Dekso ambil jalan naik ke arah kiri dan ikuti jalan terus hingga tiba di pertigaan Pasar Plono yang terdapat tulisan arah menuju Desa Wisata Nglinggo. Ikuti jalan menuju Desa Wisata Nglinggo dan selanjutnya pilih petunjuk arah menuju Kebun Teh Nglinggo.
Mitos Gunung Kukusan atau Gunung Kendeng Magelang adalah tempat dimakamkannya putra dari pengikut Pangeran Diponegoro saat melakukan gerilya melawan penjajahan Belanda. Pada saat rombongan Pangeran Diponegoro melewati Gunung Kukusan, salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang sedang mengandung mengeluh kesakitan pada perutnya dan melahirkan seorang bayi di tempat tersebut. Bayi berjenis laki-laki tersebut diberi nama Pangeran Kendeng. Namun jiwa bayi tersebut tidak tertolong dan akhirnya dimakamkan di puncak Gunung Kukusan. Bongkahan batu besar di puncak Gunung Kukusan sebenarnya adalah batu nisan dari makam bayi tersebut. Konon bongkahan batu tersebut tidak dapat dipindah karena saat batu tersebut digulingkan ke dasar gunung akan kembali ke tempat semula pada keesokan harinya.
https://teamtouring.net/gunung-kukusan-magelang.html

Puncak Banyak Angrem, Kecamatan Salaman 
 Keindahan Puncak Banyak Angkrem, Bukit Menoreh Salaman Kab. Magelang

Weekend kemarin emang so amazing buat saya, pergi hiking ke perbukitan menoreh puncak banyak angkrem. Dari jalanan yang nanjak terus sampai harus rock climbing supaya bisa sampai ke puncak banyak angkrem. Puncak banyak angkrem sendiri lokasinya ada di salaman kabupaten magelang jawa tengah. Jam 1 pagi kita mulai perjalanan, motor kita titipin di rumah warga sekitar. Perjalanan makan waktu mungkin 1 jam dari rumah warga sampai puncak Banyak Angkrem. Jalananya nanjak terus, bisalah bikin betis pegel-pegel. Hampir 1 jam perjalanan ke atas akhirnya hampir sampai puncak Banyak Angkrem, nah abis ini kita masih naik ke atas batu gede banget buat sampe atas puncaknya. Mungkin agak ekstream dikit, rock climbing malem-malem, batunya berair dan bawahnya udah jurang, kebayang kan kalo udah jatuh gimana ? makanya pas mau keatas harus ekstra hati-hati, apalagi keatasnya malem-malem cuma modal terang bulan sama lampu. 5 menit bergaya spiderman supaya bisa keatas puncak banyak angkrem, akhirnya sampe juga. Diaats ada 3 batu kalo mau liat sekitarnya sama jurang harus naik aja ke atas batunya. Nyampai atas kita langsung diriin tenda dan tiduran didalemnya, cuacanya waktu itu mendung abis hujan, liat keatas sama sekitarnya pada berkabut, tapi pas udah jam 3 lebih pas liat keluar tenda dan liat keatas, cerah dan dapet pemandangan Milky Way dan ngga afdol kalo ngga foto-foto sama Milky Way haha. Ngga kerasa adzan subuh berkumandang sebagai anak sholeh kita sempetin sholat subuh, walaupun ngga ada air kita masih bisa tayamum dan kita turun sekiar jam 10 pagi.
https://www.kaskus.co.id

Watu Tumpang, Kecamatan Kaliangkrik 
Alamat: Jl. Ketangi, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Hutan Punthuk Mangir Gunung Payung, Kecamatan Kaliangkrik 


Ancol Blingo Titik Nol Selokan Mataram, Kecamatan Ngluwar  
Alamat: Jl. Blingo, Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Makam Kyai Hamid, Kecamatan Ngluwar 
Alamat: Jl. Kajoran, Karangtalun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Simpar Balekerto Kaliangkrik, Kecamatan Bandongan 
Alamat: Jl. Salamkanci, Bandongan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 

Gunung Pring, Kecamatan Muntilan 
Makam Kyai Raden Santri (Gunung Pring) 
Alamat: Jl. Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56415 

Taman Bambu Runcing, Kecamatan Muntilan
Alamat: Jl. Magelang, Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56413

Makam KH Ahmad Abdul Haq, Kecamatan Muntilan 
Alamat: Jl. Watucongol, Desa Ngadisalam, Gg. Santren I, Gunungpring, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Wisata Religi Makam Mbah Mat Watucongol) 


Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir, Candi Canggal, atau Shiwalingga adalah candi Hindu yang berada di Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kompleks Candi Sengi
Alamat: Canggal, Kadiluwih, Salam, Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah 56484

Lokasi


Candi ini berada di atas Bukit Wukir, yang oleh masyarakat sekitar disebut Gunung Wukir, di lereng barat Gunung Merapi. Lokasi ini berada di sebelah timur laut Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Candi Gunung Wukir dapat dicapai dengan angkutan umum ke arah Kecamatan Ngluwar hingga Desa Kadiluwih Dusun Canggal, yang disambung dengan berjalan kaki ke atas bukit lebih kurang 300 meter dpl.

Sejarah




Candi ini merupakan candi tertua yang dapat dihubungkan dengan angka tahun. Berdasarkan prasasti Canggal yang ditemukan pada tahun 1879 di reruntuhan, candi ini didirikan pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka). Prasasti ini memiliki banyak informasi berkait dengan Kerajaan Medang atau Mataram Hindu. Berdasarkan prasasti ini, Candi Gunung Wukir mungkin memiliki nama asli Shiwalingga atau Kunjarakunja.

Arsitektur




Kompleks tempat reruntuhan candi ini berada mempunyai ukuran 50 m × 50 m. Bangunan candi sendiri terbuat dari jenis batu andesit setidaknya terdiri atas satu candi induk dan tiga candi perwara. Selain prasasti, di kompleks candi ini juga ditemukan yoni, lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Nandi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gunung_Wukir

Kolam Renang New Tirtoaji, Kecamatan Salam 
Alamat: Jl. Pemuda, Tamanagung, Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56413


Candi Gunungsari

Candi Gunungsari atau Candi Gunung Sari adalah candi Hindu Siwa yang terletak di Dusun Gunungsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Lokasi candi ini berada di puncak Bukit Sari (Gunung Sari), tidak jauh dari Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
Dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gunungsari

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer