- Atap rumah, tercantum dalam hadits
- Bagian dari punggung kaki
Inilah sebagian dari arti ‘Arsy dalam bahasa Arab, akan tetapi arti tersebut berubah-ubah sesuai dengan kalimat yang disandarinya.
Seorang ulama yang bernama Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arsy merupakan ”pusat pengendalian segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu antara lain didasarkan pada Al Qur'an:
..kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan...(Yunus 10:3)
WUJUD ‘ARSY
Menurut manhaj salaf, 'Arsy memiliki wujud yang teramat sangat besar, memiliki beberapa tiang yang menjadikan 'Arsy sebagai atap alam semesta. Wujud ini dicatat dalam beberapa hadits-hadits yang shahih. Saking besarnya ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan oleh Tuhan untuk terbang kemana saja yang ia kehendaki dan ia merasa tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.
Allah berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat." Malaikat itu diberikan 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu.
“ ‘Arsy yaitu singgasana yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para Malaikat. Ia menyerupai kubah bagi alam semesta. 'Arsy juga merupakan atap seluruh makhluk.”
Nabi Muhammad bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang Sahara yang luas, dan keunggulan 'Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."
LETAK ‘ARSY
Menurut syariat Islam, 'Arsy terletak di atas surga Firdaus yang berada dilangit ke-7. Keyakinan ini bersumber dari salah satu hadits Muhammad. Muhammad bersabda kepadasahabatnya yang bernama Abu Hurairah “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...”
Masih diriwayatkan dari Ibnu Abi 'Ashim, Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas air. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di langit yg ke-7. Dia jadikan awan sebagai saringan untuk hujan. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu bumi akan tenggelam terendam air.”
HAMALAT AL-‘ARSY
Para malaikat pemikul 'Arsy terkenal dengan nama Hamalat al-‘Arsy (Arab: حملة العرش) berjumlah empat malaikat, setelah kiamat akan bertambah menjadi delapan malaikat yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail dan Hamalat al-‘Arsy. Didalam Al-Qur'an juga disebutkan para malaikat ini, dalam surah Al Haqqah 69 ayat 17:
| ...dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit, dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al Haqqah, 69:17) |
|
WUJUD HAMALAT AL-‘ARSY
Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah, wujud para malaikat pemikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun.
Dikatakan pula dalam hadits, bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil. Dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap sejumlah 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.
Sedangkan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani, seorang wali besar dari tanah Jawa, mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk kambinghutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan, dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya.. dan segala sesuatu seluruhnya di dalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah lapang...Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit.. sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi..."
PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG ‘ARSY
Di dalam perbincangan para ulama tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu nonmateri (nonfisik) atau materi (fisik).
Para ulama tradisional lebih menyukai memahami 'Arsy sebagai suatu singgasana, dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia Allah saja.
Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran 'Arasy seperti yang telah disebutkan di atas tadi, karena menurut mereka Allah tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa Allah duduk di atas 'Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu.
Dalam penafsiran ‘Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:
Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam al-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah kekuasaan Tuhan. Tuhan merupakan zat yang nonmateri, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau materi. Mereka memiliki paham antropomorfisme.
Berpendapat yang menyatakan bahwa ‘Arsy dalam arti tahta atau singgasana harus diyakini keberadaannya, karena Al-Quran sendiri mengartikan demikian adanya.
http://id.wikipedia.org/wiki/ArsyHamalat_al-.Arsy
Dabbat al-Ard
Dābbat al-Ard (Arab دابة الأرض) adalah sebuah frasa yang berarti binatang buas (monster) yang muncul dari perut bumi. Dalam Islam binatang ini sebagai salah satu tanda sebelum datangnya Hari Penghakiman.
Binatang melata ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, setelah peristiwa Matahari terbit dari Barat, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabbat al-ard ini akan membawa tongkat Musa dan cincin Sulayman.
ETIMOLOGI
Dābbat ( دابة) dalam Bahasa Arab yang berarti “binatang” atau “binatang buas (monster)”, berasal dari kata debbe, yang berarti berjuang, kata ini sering digunakan untuk binatang dan serangga. Sedangkan kalimat al-Ard (الأرض) berarti bumi. Namun makna secara bahasa, Dābbat al-Ard memiliki arti “Hewan bumi (tanah)” dalam bahasa Indonesia.
WUJUD
Ibnu Jurayj mengatakan bahwa Ibnu Zubair menjabarkan binatang ini dengan rinci, "Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata babi, telinganya seperti telingagajah, tanduknya seperti tanduk rusa jantan, lehernya seperti leher burung unta, dadanya seperti dada singa, warna kulitnya seperti warna kulit harimau, panggulnya seperti panggul kucing, ekornya seperti ekor biri-biri jantan dan kakinya seperti kaki unta. Di antara sepasang persendiannya sejarak 12 ukuran garis lurus.
TUGAS
Ibnu Jurayj mengatakan bahwa Ibnu Zubair menjabarkan, "Ia akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Tiada tersisa bagi orang beriman yang tersisa tanpa membuat tanda putih diwajahnya, sehingga bersinarlah wajahnya dan tiada yang tersisa bagi orang kafir tanpa membuat tanda hitam diwajahnya, sehingga hitam legam keseluruh wajahnya.
Ketika mereka sedang bertransaksi di pasar, mereka akan berkata, "Berapa harganya wahai orang beriman?" "Berapa harganya wahai orang kafir?"
Sehingga ketika salah seorang dari anggota keluarga duduk makan bersama, mereka akan mengetahui siapa yang beriman dan yang kafir.
Kemudian binatang itu berkata kepada orang beriman: "Wahai orang beriman, kalian akan berada di antara orang-orang penghuni surga," dan berkata kepada orang kafir: "Wahai orang kafir, kalian akan berada di antara orang-orang penghuni neraka." Sesuai dengan firman Allah dalam Surah dalam al-Qur'an,
“ | ...dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (An Naml: 82) | ” |
Abu Dawud at Tayalisi mencatat dari Abu Hurairah, Muhammad SAW bersabda: "Binatang ini akan muncul dari perut bumi dan akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Ia akan memukul hidung orang kafir dengan tongkat itu dan akan mengusap wajah orang beriman sehingga cerah dengan cincin itu. Sehingga mereka makan bersama, mereka akan saling mengenali orang yang beriman dan yang kafir."
Juga kisah ini dicatat oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, "Binatang itu akan memukul hidung orang kafir dengan cincin dan akan membuat wajah orang beriman menjadi cerah dengan tongkat, sehingga ketika mereka makan bersama, mereka akan berkata satu sama lainnya, "Wahai orang beriman" dan "Wahai orang kafir".
Beberapa hadits juga mencatat seperti berikut, apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu ‘Ini adalah orang yang beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dabbat_al-Ard
Qarin
Qarīn (Arab: قرين, Qɑrɪn) adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada malaikat dan jin (golongan setan) yang mendampingi setiap manusia. Istilah ini digunakan di dalam Al-Qur'an dan dikatakan bahwa qarin itu mengikuti manusia sejak lahir hingga mengalami ajalnya. Kedua makhluk itu dianggap sebagai "kembaran setiap manusia."
Menurut keyakinan umat Muslim bahwa, pada umumnya jin qarin ini bertugas mendorong dampingannya untuk berbuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan salat, berat ketika hendak membaca Al-Quran dan sebagainya dan ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang dampingannya membuat ibadah dan kebaikan.
Untuk mengimbangi adanya pendamping jahat, Allah mengutus malaikat qarin yang selalu membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa jin qarin yang mendampingi Muhammad telah memeluk Islam, sehingga Muhammad selalu terjaga dari kesalahan.
ETIMOLOGI
Perkataan qarin berasal daripada bahasa Arab yang berarti "teman", "pasangan" atau "pendamping". Kata qarin kemudian digunakan oleh kalangan Muslim Asia Tenggara, diartikan sebagai makhluk-makhluk halus yang sentiasa mendampingi manusia, sejak seseorang itu dilahirkan hingga dia meninggal dunia, kemudian sampai pada hari kebangkitan.
QARIN DALAM AL-QUR'AN DAN HADITS
Al-Qur'an telah menjelaskan tentang adanya qarin dalam surah Az Zukhruf
“ | Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Az Zukhruf 43:36) | ” |
Hadits mengenai qarin pun telah dicatat oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim, Muhammad bersabda kepada Abdullah Mas'ud, "Setiap kamu ada qarin daripada bangsa jin, dan juga qarin daripada bangsa malaikat.
Dalam kisah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, bahwa ketika tiba giliran Iblis untuk meminta, iapun berkata, “Ya Tuhanku, manusia (Adam) inilah yang telah Engkau muliakan atasku, kalau Engkau tidak memperhatikannya, aku tidak akan kuat menghadapinya.” Allah berfirman yang artinya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak dari nya kecuali dilahirkan pula seorang anak dari bangsa kamu.” Iblis berkata lagi, “Ya Tuhanku, berilah tambahan kepadaku.” Allah berfirman, “Kamu dapat berjalan berjalan ditubuh mereka seperti mengalirnya darah dan kamu dapat membuat hati mereka sebagai rumah-rumah untuk kamu.”
http://id.wikipedia.org/wiki/Qarin
Arham
Malaikat al-Arham (Arab: ملاك الأرحام) adalah para malaikat yang diserahi tugas untuk meniupkan ruh kedalam janin, mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan di dalam rahim. Malaikat Arham memiliki tugas meniupkan debu bumi kepada janin, dimana calon makhluk itu nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat Maut.
ETIMOLOGI
Kata Arham adalah bentuk jamak dari kata "rahim" (Arab: الرحم) yang memiliki arti kasih sayang, penyayang atau ampunan di dalam bahasa Indonesia.
TUGAS AL-ARHAM
ika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.
Dalam hadits Muhammad bersabda:
- "Allah mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani'. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku'. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging'. Apabila Allah membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: 'Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya."
Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan tabir yang menyelubungi pandangan seseorang sehingga akan menembus akhirat. Tercantum di dalam Al Qur'an surah Qaaf, yang berbunyi:
| Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu. (Qaaf 50:22) |
|
|
|
http://id.wikipedia.org/wiki/Arham
Malaikat `Azab
Malaikat `Azab (Arab:ملاك العذاب) adalah para malaikat yang bertugas menjemput ruh orang kafir ketika ajalnya tiba. Para malaikat itu memiliki perangai yang keras dan kasar serta wajah yang hitam pekat, dengan membawa kain kain kafan yang kasar dari neraka yang beraroma busuk.
Malaikat ini dikisahkan pernah beradu argumen dengan Malaikat Rahmat tentang seorang pembunuh yang telah meleyapkan 100 jiwa, apakah ia akan dimasukkan kedalam surga atau neraka, kemudian Malaikat Rahmat-lah yang berhasil membawa ruh pembunuh yang telah bertaubat tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat Azab
Malaikat Rahmat
Malaikat Rahmat (Arab:ملاك الرحمة) adalah para malaikat yang bertugas mendo'akan ampunan dan menjemput ruh orang beriman ketika ajalnya tiba. Para malaikat itu ketika menjemput ruh orang beriman, memiliki wajah yang putih bercahaya seperti mataharidengan membawa kain sutra (kain kafan) berwarna putih dari surga yang beraroma harum.
Malaikat ini dikisahkan pernah beradu argumen dengan Malaikat Azab tentang seorang pembunuh yang telah meleyapkan 100 jiwa, apakah ia akan dimasukkan kedalam surga atau neraka, kemudian Malaikat Rahmat-lah yang berhasil membawa ruh pembunuh yang telah bertaubat tersebut.
Malaikat Rahmat dijelaskan di dalam Al-Qur'an Surah Al-Mursalat, kata al-Mursalat memiliki arti Para Malaikat yang di utus.
|
"...dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya." (Al-Mursalaat 77:3)
Terbelahnya bulan
Terbelahnya bulan (bahasa Arab انشقاق القمر) adalah salah satu mukjizat Muhammad dalam kisah-kisah dan tulisan-tulisan Islam Peristiwa ini disebutkan dalamhadits dan kisah-kisah umat Muslim pada masa Muhammad sebagai penyebab turunnya wahyu al-Qur'an surah Al-Qamar ayat 1 dan 2 dan hampir seluruh pengamat Muslim menyepakatinya kebenaran mukjizat tersebut. Tulisan awal mengenai kejadian tersebut ditulis oleh sahabat nabi seperti Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abdullah bin Masud dan lainnya. Menurut cendekiawan Muslim India, Yusuf Ali, bulan mungkin dapat terbelah lagi saat mendekati hari kiamat. Dia juga mengatakan bahwa mungkin ayat itu dapat juga bermakna alegori, sehingga masalahnya menjadi jelas seperti bulan. Sebagian pengamat yang berbeda pendapat seperti Hasan al-Bashri menolak kebenaran sejarah penggambaran dan mempertahankan bahwa ayat al-Qur'an tersebut hanya dimaksudkan untuk menggambarkan terbelahnya bulan mendekati hari Kiamat.
Dzu as-Suwayqatayn
Dzu as-Suwayqatayn (Arab: ذوالسويقتين, Inggris: Sueqtin) dalam eskatologi Islam adalah kaum dari Habasyah yang akan menghancurkan Ka'bah menjelang hari kiamat.
Dalam Musnad-nya Imam Ahmad menuliskan bahwa Dzu as-Suwayqatayn dari Habasyah akan menghancurkan Ka'bah, para pengikutnya akan merampas dan melepaskan kain kiswah Ka'bah. Kemudian dalam Shahin al-Bukhari dan Musnad Imam Ahmad diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Muhammad bersabda, seakan-akan ia melihat Ka'bah diruntuhkan sedikit demi sedikit.
ETIMOLOGI
Secara bahasa Dzu as-Suwayqatayn berarti orang yang kedua-dua betisnya kecil. Mereka dinamakan Dzu as-Suwayqatayndengan wazan (bentuk kata) yang menunjukkan bahwa kedua kakinya ringkih, kurus dan lemah. Julukan itu diberikan olehMuhammad melalui beberapa hadits.
DZU AS-SUWAYQATAYN
Wujud fisik
Nabi Muhammad telah menjelaskan sifatnya secara cermat, ia menyebutkan bahwa mereka berkulit hitam, kedua kakinya renggang dan ini termasuk ciri orang-orang Habasyah, ia juga menyatakan bahwa mereka rata-rata botak, ubun-ubunnya licin, persendian tulangnya bengkok sebagian keluar dari tempatnya.
Abdullah bin Amr bin al-Ash pernah mendengar nabi berkata bahwa Ka'bah akan dirusak oleh seorang yang berbadan kecil, botak dan bengkok kakinya, ia menghantam Ka'bah dengan sekop dan linggis.
Waktu terjadinya penghancuran
Mengenai kapan akan terjadinya, para ulama berselisih pendapat tentang hal ini. Beberapa pendapat mengatakan;
- Zaman Isa bin Maryam,
- Setelah binasanya Ya’juj dan Ma’juj di mana orang-orang berhaji dan berumrah.
Setelah membunuh Dajjal, Isa bin Maryam akan singgah di Rauha’ yaitu sebuah tempat di antara Madinah dan lembah Shafra di jalan ke Mekkah. Di sana Isa berniat haji atau umrah atau menggabungkan kedua ibadah tersebut.
|
|
Komentar
Posting Komentar