Lakon Gatotkaca Krama
Dikisahkan di negeri Astina, Prabu Duryudana sedang mengadakan pertemuan agung. Nampak hadir paling depan menghadap sang Prabu, paman kepatihan Patih Haryo Sengkuni dari negeri Plasajenar. Resi Durna dari negeri Sokalima, juga dihadiri seluruh keluarga Kurawa, antara lain Dursasana,kesatria Banjarjungut, Kertamarma,kesatria Banyutinalang,Jayadrata kesatria Banakeling, Citraksa, Citraksi, Citrayuda,juga , putra Prabu Duryudana, bernama Raden Lesmana Mandrakumara. Sang Prabu membicarakan permintaan Raden Lesmana Mandrakumara,yang ingin melamar Dewi Pregiwa, anak Raden Arjuna, padahal Dewi Pregiwa sudah dijodohkan dengan Raden Gatutkaca, Raja Muda Kerajaan Pringgadani anak dari Raden Wrekudara, Mendengar permintaan Raden Lesmana Mandrakumara dan Prabu Duryudana, Resi Durna siap mengusahakan agar Raden Lesmana Mandrakumara bisa kawin dengan Dewi Pregiwa,dan diupayakan perjodohan dengan Raden Gatutkaca bisa dibatalkan. Resi Durna membawa sepasukan prajurit mengawal keberangkatan pengantin laki-laki ke Madukara.
Sementara itu di Madukara, Raden Arjuna sedang mengadakan pertemuan keluarga, membahas persiapan perkawinan Dewi Pregiwa dan Gatutkaca.,hadir dipertemuan itu, Dewi Wara Sembadra, Dewi Wara Srikandi, Niken Larashati, Dewi Sulastri serta Dewi Pregiwa dan Dewi Pregiwati.Sang Arjuna menunggu berita dari puteranya yang bernama Abimanyu, kesatria Plangkawati yang ditugaskan menemui kakeknya yang bernama Resi Abiyasa di Ukirahtawu, sampai sekarang belum ada kabar beritanya. Raden Abimanyu ditugaskan menyampaikan kabar bahwa ayahnya, Raden Arjuna akan mengawinkan putrinya yang bernama Dewi Pregiwa dengan saudara sepupunya, bernama Raden Gatutkaca. Belum lama mereka membicarakan masalah itu, datanglah Resi Durna diiringi saudara dan keluarga Astina juga Raden Lesmana Mandrakumara yang sudah berpakaian pengantin.. Panik dalam istana Madukara. Dewi Pregiwa diiringi adiknya, Dewi Pregiwati cepat keluar dari dalam istana, dan masuk ke dalam taman Maduganda . Tiada lama kemudian, Resi Durna memberikan ramuan yang sudah diisi dengan mantera,kepada Raden Arjuna. Ramuan yang diberikan Pandita Durnapun segera diminum oleh Sang Arjuna , Raden Arjuna merasa lemah lunglai tidak berdaya. Arjuna menjadi lupa apa yang terjadi pada dirinya. Resi Durna memberikan penjelasan, maksud dan tujuannya datang ke Madukara, bersama keluarga Kurawa tidak lain mau melamar Dewi Pregiwa untuk dijodohkan dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Kalau bisa dilaksanakan akan membuat persaudaraan antara Pandawa dan Kurawa akan menjadi lebih baik. Bisa jadi membatalkan perang Barata Yuda. Karena daya mantera yang ada dalam ramuan, yang telah diminum Arjuna. Raden Arjuna menyetujui permintaan Resi Durna, yaitu Dewi Pregiwa akan dikawinkan dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Para istri Arjuna terkejut mendengar keputusan Arjuna, yang menyetujui permintaan para Kurawa. Dewi Wara Sembadra mengingatkan kepada Raden Arjuna, kalau Dewi Pregiwa sudah dijodohkan dengan Gatutkaca..Raden Arjuna menjadi marah, para istriya disuruh meninggalkan balai pertemuan.Para istri Arjuna cepat cepat meninggalkan balai pertemuan dan mereka memasuki Keputren. Para Kurawa diminta untuk tinggal di Madukara untuk beberaa hari menunggu sampai pelaksanaan perkawinan Dewi Pergiwa dengan Raden Lesmana Mandrakumara,
Raden Abimanyu diiringi para punakawan telah sampai di Kesatriyan Madukara. Raden Abimanyu segera menghadap ayahandanya, menyampaikan pesan kakek Abiyasa, bahwa Madukara akan diliputi mendung yang sangat tebal, namun keadaan tersebut berlangsung tidak lama dan setelah itu langit menjadi cerah kembali. Raden Arjuna kemudian menyuruh Raden Abimanyu menyampaikan surat kepada uaknya, Wrekudara di Kesatrian Jodipati,
Kini di Kesatrian Jodipati, Raden Wrekudara dengan istri nya Ratu Dewi Arimbi juga puteranya Raden Gatutkaca sedang membicarakan rencana perkawinan Gatutkaca dengan Dewi Pregiwa. Belum lama mereka membicarakan hal itu, datanglah Raden Abimanyu dan para punakawan, menjadikan mereka terkejut. Raden Abimanyu memberikan surat dari ayahnya, Arjuna kepada uaknya Raden Wrekudara. Sesudah Raden Wrekudara membaca isi surat, menjadi marah besar, kemudian dihajarnya Raden Gatutkaca. Raden Gatutkaca juga dicaci maki, dikatakan Raden Gatutkaca kurang prihatin, tidak pernah melakukan tapa brata, bisanya hanya makan tidur saja.Itulah sebabnya perkawinan dibatalkan. Kemudian Raden Gatutkaca dihajar dan ditendang, serta diusir dari Jodipati. Ratu Dewi Arimbi tidak tega melihat suaminya menghajar puteranya sendiri.dan sudah tak kurang ia mengingatkan suaminya agar menghentikan tindakkannya. Namun Raden Gatutkaca sudah terlanjur pergi meninggalkan Jodipati. Dan terbang keangkasa raya. Raden Abimanyu melihat keadaan itu cepat berpamitan pada uaknya, untuk kembali ke Madukara..
Para panakawan kelihatan gemetaran tidak karuan hampir hampir tidak dapat melangkah keluar dari istana Jodipati.
Sementara itu, di angkasa raya, Raden Gatutkaca, merasa sudah di sia siakan. Sekarang merasa sudah tidak ada gunanya hidup di alam ini. Inginnya hanya mati saja, kalau tidak mendapat Dewi Pregiwa, Raden Gatutkaca berniat bunuh diri.,lalu dengan kekuatan luar biasa,Raden Gatutkaca menjatuhkan diri diatas batu gilang di tepi lautan. Tetapi yang pecah bukan kepalanya, malahan batu gilang menjadi hancur lebur tertimpa tubuh Raden Gatutkaca. Raden Gatutkaca terbang bolak balik dan menjatuhi batu gilang yang lain. Kepalanya dibentur benturkan batu gilang.Melihat keadaan itu, Prabu Sri Bathara Kresna yang sejak tadi mengikuti Gatutkaca cepat menangkap tubuh Gatutkaca, dan membawa turun ke daratan. Raden Gatutkaca mengatakan apa adanya, Prabu Kresna menasehati daripada mati bunuh diri, lebih baik terlaksana kawin dengan Dewi Pregiwa, Seperti dulu waktu Alap-alap Setyaboma Prabu Kresna bisa membawa lari Dewi Setyaboma dari Lesanpura..Oleh karena itu curilah Dewi Pregiwa dari taman Maduganda. Mendengar nasehat Uaknya, Prabu Sri Bathara Kresna, Raden Gatutkaca bangkit dan bersemangat kemudian berpamitan dan terbang meluncur ke Madukara.
Setelah Raden Gatutkaca meninggalkan Prabu Sri Bathara Kresna, Prabu Sri Bathara Kresna gundah hati. Ia tidak menegakan Gatutkaca berjuang sendiri. Ia segera pergi ke Kesatrian Jodipati. Prabu Sri Bathara Kresna merasa usaha Gatutkaca akan gagal. Tidak lama kemudian sampai di Istana Jodipati. Raden Wrekudara dan Ratu Arimbi kelihatannya sedang bermuram durja. Perkawinan Gatutkacaa telah dibatalkan oleh Raden Arjuna. Prabu Sri Bathara Kresna sudah banyak memberi nasehat pada Wrekudara, tetapi Raden Wrekudara masih saja menyalahkan putranya. Kemudian Prabu Sri Kresna memberi tahu kalau Raden Gatutkaca masuk Taman Maduganda mencuri Dewi Pregiwa, tetapi dapat ditangkap oleh Raden Arjuna,sekarang mau dihukum mati. Raden Wrekudara tidak peduli, kalau mencuri ya dihukum. Prabu Sri Kresna, tidak kirang akal, memberi tahu kalau Raden Arjuna juga marah-marah, dan mengatakan, la anaknya saja jadi maling, apalagi bapaknya pasti gentonya maling, bapakmu suruh sini, tak bunuh sekalian, Mendengar cerita Prabu Sri Bathara Kresna tadi, Raden Wrekudoro menjadi marah marah. Raden Wrekudara segera pergi ke Kesatriyan Madukara, dengan membawa gada Rujakpolo. Demikianlah siasat Prabu Sri Bathara Kresna, untuk menyelamatkan Gatutkaca.
Dengan mudah, Raden Gatutkaca masuk Taman Maduganda. Raden Gatutkaca dan Dewi Pregiwa segera keluar dari Taman Maduganda. Tetapi Raden Gatutkaca dan Dewi Pregiwa dicegat Para Kurawa waktu keluar dari taman. Rupanya ada seorang dayang yang lapor kepada Arjuna tentang Gatutkaca yang sedang mencuri Dewi Pregiwa. Raden Gatutkaca dikroyok Kurawa, tapi Raden Gatutkaca lebih unggul,sehingga para Kurawa lari menyelamatkan diri..
Raden Arjuna melihat keadaan itu, marah bukan main, dengan cepat menangkap Raden Gatutkaca. Arjuna menghunus keris Kala Nadah, dan mau dihunjamkan ke dada Raden Gatutkaca.. Tiba-tiba bapaknya datang menolong, Raden Arjuna, lari melihat Raden Wrekudara membawa gada Rujakpolo. Raden Arjuna lari ketakutan dikejar kejar Raden Wrekudara ,yang mengacung acungkan Gada Rujakpolo. Raden Arjuna ketemu Prabu Sri Bathara Kresna , lalu minta perlindungan. Raden Arjuna sembunyi dibelakang batu besar. Yang terletak di belakang Prabu Sri Bathara Kresna.Tidak lama kemudian Raden Wrekudara datang, mencari Jlamprung. Prabu Sri Bathara Kresna menjawab, kalau Jlamprung tidak tahu, kalau Raden Arjuna ini dibelakangku.
Mendengar kata kata Prabu Sri Bathara Kresna seperti itu, Raden Arjuna berlari sekencang-kencangnya ketika
.Raden Wrekudara mengejarnya.. Raden Arjuna berlari sampai di Istana Indraprasta. Raden Arjuna masuk datulaya bertemu Prabu Puntadewa serta Raden Nakula dan Sadewa. Prabu Puntadewa minta Raden Arjuna berdiri dibelakang Prabu Puntadewa. Tidak lama kemudian , Raden Wrekudara juga memasuki datulaya, Raden Wrekudara berusaha menarik keluar Raden Arjuna, tetapi Prabu Puntadewa mengatakan, bahwa Raden Wrekudara bila mau menghajar Arjuna apalagi mau membunuh Arjuna, lebih baik Prabu Puntadewa yang dibunuh,
Raden Wrekudara menjadi sadar, ketika teringat Arjuna masih adiknya sendiri. Prabu Sri Bathara Kresna cepat datang di Istana Indraprasta. .Prabu Sri Bathara Kresna menanyakan kepastian Raden Arjuna, apakah masih berniat melangsungkan perkawinan Dewi Pregiwa dengan Gatutkaca. Raden Arjuna masih berniat meneruskan perkawinan Raden Gatutkaca dengan Dewi Pregiwa. Raden Wrekudara setuju, namun dengan syarat. keris Kala Nadah harus diberikan kepada Raden Gatutkaca. Mengingat keris Kala Nadah warisan dari Prabu Kala Trembaka, kakek Raden Gatutkaca.
Dengan diiringi gamelan Kebo Giro, pengantin putri dipertemukan dengan pengantin laki-laki.. Mereka berdua kelihatan sangat bahagia.
Pesta perkawinanpun digelar di Istana Indraprasta, dengan cukup meriah.
Belum lama pesta perkawinan berlangsung, terjadi geger di luar Istana Indraprasta, para Kurawa mengamuk dan merusak bangunan luar Istana.Praja Indraprasta, mereka minta agar perkawinan Raden Lesmana Mandrakumara dengan Dewi Pregiwa.segera dilaksanakan. . Raden Wrekudara melayani serangan para Kurawa. Bala Kurawa lari ketakutan menyelamatkan diri..Resi Durna serta para Kurawa kembali ke Astina
Prabu Sri Bathara Kresna, beserta para keluarga Pandawa berkumpul bersama mengayubagya kedua pengantin.
TANCEP KAYON
http://wayanggatotkacakrama1.blogspot.co.id/
Sementara itu di Madukara, Raden Arjuna sedang mengadakan pertemuan keluarga, membahas persiapan perkawinan Dewi Pregiwa dan Gatutkaca.,hadir dipertemuan itu, Dewi Wara Sembadra, Dewi Wara Srikandi, Niken Larashati, Dewi Sulastri serta Dewi Pregiwa dan Dewi Pregiwati.Sang Arjuna menunggu berita dari puteranya yang bernama Abimanyu, kesatria Plangkawati yang ditugaskan menemui kakeknya yang bernama Resi Abiyasa di Ukirahtawu, sampai sekarang belum ada kabar beritanya. Raden Abimanyu ditugaskan menyampaikan kabar bahwa ayahnya, Raden Arjuna akan mengawinkan putrinya yang bernama Dewi Pregiwa dengan saudara sepupunya, bernama Raden Gatutkaca. Belum lama mereka membicarakan masalah itu, datanglah Resi Durna diiringi saudara dan keluarga Astina juga Raden Lesmana Mandrakumara yang sudah berpakaian pengantin.. Panik dalam istana Madukara. Dewi Pregiwa diiringi adiknya, Dewi Pregiwati cepat keluar dari dalam istana, dan masuk ke dalam taman Maduganda . Tiada lama kemudian, Resi Durna memberikan ramuan yang sudah diisi dengan mantera,kepada Raden Arjuna. Ramuan yang diberikan Pandita Durnapun segera diminum oleh Sang Arjuna , Raden Arjuna merasa lemah lunglai tidak berdaya. Arjuna menjadi lupa apa yang terjadi pada dirinya. Resi Durna memberikan penjelasan, maksud dan tujuannya datang ke Madukara, bersama keluarga Kurawa tidak lain mau melamar Dewi Pregiwa untuk dijodohkan dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Kalau bisa dilaksanakan akan membuat persaudaraan antara Pandawa dan Kurawa akan menjadi lebih baik. Bisa jadi membatalkan perang Barata Yuda. Karena daya mantera yang ada dalam ramuan, yang telah diminum Arjuna. Raden Arjuna menyetujui permintaan Resi Durna, yaitu Dewi Pregiwa akan dikawinkan dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Para istri Arjuna terkejut mendengar keputusan Arjuna, yang menyetujui permintaan para Kurawa. Dewi Wara Sembadra mengingatkan kepada Raden Arjuna, kalau Dewi Pregiwa sudah dijodohkan dengan Gatutkaca..Raden Arjuna menjadi marah, para istriya disuruh meninggalkan balai pertemuan.Para istri Arjuna cepat cepat meninggalkan balai pertemuan dan mereka memasuki Keputren. Para Kurawa diminta untuk tinggal di Madukara untuk beberaa hari menunggu sampai pelaksanaan perkawinan Dewi Pergiwa dengan Raden Lesmana Mandrakumara,
Raden Abimanyu diiringi para punakawan telah sampai di Kesatriyan Madukara. Raden Abimanyu segera menghadap ayahandanya, menyampaikan pesan kakek Abiyasa, bahwa Madukara akan diliputi mendung yang sangat tebal, namun keadaan tersebut berlangsung tidak lama dan setelah itu langit menjadi cerah kembali. Raden Arjuna kemudian menyuruh Raden Abimanyu menyampaikan surat kepada uaknya, Wrekudara di Kesatrian Jodipati,
Kini di Kesatrian Jodipati, Raden Wrekudara dengan istri nya Ratu Dewi Arimbi juga puteranya Raden Gatutkaca sedang membicarakan rencana perkawinan Gatutkaca dengan Dewi Pregiwa. Belum lama mereka membicarakan hal itu, datanglah Raden Abimanyu dan para punakawan, menjadikan mereka terkejut. Raden Abimanyu memberikan surat dari ayahnya, Arjuna kepada uaknya Raden Wrekudara. Sesudah Raden Wrekudara membaca isi surat, menjadi marah besar, kemudian dihajarnya Raden Gatutkaca. Raden Gatutkaca juga dicaci maki, dikatakan Raden Gatutkaca kurang prihatin, tidak pernah melakukan tapa brata, bisanya hanya makan tidur saja.Itulah sebabnya perkawinan dibatalkan. Kemudian Raden Gatutkaca dihajar dan ditendang, serta diusir dari Jodipati. Ratu Dewi Arimbi tidak tega melihat suaminya menghajar puteranya sendiri.dan sudah tak kurang ia mengingatkan suaminya agar menghentikan tindakkannya. Namun Raden Gatutkaca sudah terlanjur pergi meninggalkan Jodipati. Dan terbang keangkasa raya. Raden Abimanyu melihat keadaan itu cepat berpamitan pada uaknya, untuk kembali ke Madukara..
Para panakawan kelihatan gemetaran tidak karuan hampir hampir tidak dapat melangkah keluar dari istana Jodipati.
Sementara itu, di angkasa raya, Raden Gatutkaca, merasa sudah di sia siakan. Sekarang merasa sudah tidak ada gunanya hidup di alam ini. Inginnya hanya mati saja, kalau tidak mendapat Dewi Pregiwa, Raden Gatutkaca berniat bunuh diri.,lalu dengan kekuatan luar biasa,Raden Gatutkaca menjatuhkan diri diatas batu gilang di tepi lautan. Tetapi yang pecah bukan kepalanya, malahan batu gilang menjadi hancur lebur tertimpa tubuh Raden Gatutkaca. Raden Gatutkaca terbang bolak balik dan menjatuhi batu gilang yang lain. Kepalanya dibentur benturkan batu gilang.Melihat keadaan itu, Prabu Sri Bathara Kresna yang sejak tadi mengikuti Gatutkaca cepat menangkap tubuh Gatutkaca, dan membawa turun ke daratan. Raden Gatutkaca mengatakan apa adanya, Prabu Kresna menasehati daripada mati bunuh diri, lebih baik terlaksana kawin dengan Dewi Pregiwa, Seperti dulu waktu Alap-alap Setyaboma Prabu Kresna bisa membawa lari Dewi Setyaboma dari Lesanpura..Oleh karena itu curilah Dewi Pregiwa dari taman Maduganda. Mendengar nasehat Uaknya, Prabu Sri Bathara Kresna, Raden Gatutkaca bangkit dan bersemangat kemudian berpamitan dan terbang meluncur ke Madukara.
Setelah Raden Gatutkaca meninggalkan Prabu Sri Bathara Kresna, Prabu Sri Bathara Kresna gundah hati. Ia tidak menegakan Gatutkaca berjuang sendiri. Ia segera pergi ke Kesatrian Jodipati. Prabu Sri Bathara Kresna merasa usaha Gatutkaca akan gagal. Tidak lama kemudian sampai di Istana Jodipati. Raden Wrekudara dan Ratu Arimbi kelihatannya sedang bermuram durja. Perkawinan Gatutkacaa telah dibatalkan oleh Raden Arjuna. Prabu Sri Bathara Kresna sudah banyak memberi nasehat pada Wrekudara, tetapi Raden Wrekudara masih saja menyalahkan putranya. Kemudian Prabu Sri Kresna memberi tahu kalau Raden Gatutkaca masuk Taman Maduganda mencuri Dewi Pregiwa, tetapi dapat ditangkap oleh Raden Arjuna,sekarang mau dihukum mati. Raden Wrekudara tidak peduli, kalau mencuri ya dihukum. Prabu Sri Kresna, tidak kirang akal, memberi tahu kalau Raden Arjuna juga marah-marah, dan mengatakan, la anaknya saja jadi maling, apalagi bapaknya pasti gentonya maling, bapakmu suruh sini, tak bunuh sekalian, Mendengar cerita Prabu Sri Bathara Kresna tadi, Raden Wrekudoro menjadi marah marah. Raden Wrekudara segera pergi ke Kesatriyan Madukara, dengan membawa gada Rujakpolo. Demikianlah siasat Prabu Sri Bathara Kresna, untuk menyelamatkan Gatutkaca.
Dengan mudah, Raden Gatutkaca masuk Taman Maduganda. Raden Gatutkaca dan Dewi Pregiwa segera keluar dari Taman Maduganda. Tetapi Raden Gatutkaca dan Dewi Pregiwa dicegat Para Kurawa waktu keluar dari taman. Rupanya ada seorang dayang yang lapor kepada Arjuna tentang Gatutkaca yang sedang mencuri Dewi Pregiwa. Raden Gatutkaca dikroyok Kurawa, tapi Raden Gatutkaca lebih unggul,sehingga para Kurawa lari menyelamatkan diri..
Raden Arjuna melihat keadaan itu, marah bukan main, dengan cepat menangkap Raden Gatutkaca. Arjuna menghunus keris Kala Nadah, dan mau dihunjamkan ke dada Raden Gatutkaca.. Tiba-tiba bapaknya datang menolong, Raden Arjuna, lari melihat Raden Wrekudara membawa gada Rujakpolo. Raden Arjuna lari ketakutan dikejar kejar Raden Wrekudara ,yang mengacung acungkan Gada Rujakpolo. Raden Arjuna ketemu Prabu Sri Bathara Kresna , lalu minta perlindungan. Raden Arjuna sembunyi dibelakang batu besar. Yang terletak di belakang Prabu Sri Bathara Kresna.Tidak lama kemudian Raden Wrekudara datang, mencari Jlamprung. Prabu Sri Bathara Kresna menjawab, kalau Jlamprung tidak tahu, kalau Raden Arjuna ini dibelakangku.
Mendengar kata kata Prabu Sri Bathara Kresna seperti itu, Raden Arjuna berlari sekencang-kencangnya ketika
.Raden Wrekudara mengejarnya.. Raden Arjuna berlari sampai di Istana Indraprasta. Raden Arjuna masuk datulaya bertemu Prabu Puntadewa serta Raden Nakula dan Sadewa. Prabu Puntadewa minta Raden Arjuna berdiri dibelakang Prabu Puntadewa. Tidak lama kemudian , Raden Wrekudara juga memasuki datulaya, Raden Wrekudara berusaha menarik keluar Raden Arjuna, tetapi Prabu Puntadewa mengatakan, bahwa Raden Wrekudara bila mau menghajar Arjuna apalagi mau membunuh Arjuna, lebih baik Prabu Puntadewa yang dibunuh,
Raden Wrekudara menjadi sadar, ketika teringat Arjuna masih adiknya sendiri. Prabu Sri Bathara Kresna cepat datang di Istana Indraprasta. .Prabu Sri Bathara Kresna menanyakan kepastian Raden Arjuna, apakah masih berniat melangsungkan perkawinan Dewi Pregiwa dengan Gatutkaca. Raden Arjuna masih berniat meneruskan perkawinan Raden Gatutkaca dengan Dewi Pregiwa. Raden Wrekudara setuju, namun dengan syarat. keris Kala Nadah harus diberikan kepada Raden Gatutkaca. Mengingat keris Kala Nadah warisan dari Prabu Kala Trembaka, kakek Raden Gatutkaca.
Dengan diiringi gamelan Kebo Giro, pengantin putri dipertemukan dengan pengantin laki-laki.. Mereka berdua kelihatan sangat bahagia.
Pesta perkawinanpun digelar di Istana Indraprasta, dengan cukup meriah.
Belum lama pesta perkawinan berlangsung, terjadi geger di luar Istana Indraprasta, para Kurawa mengamuk dan merusak bangunan luar Istana.Praja Indraprasta, mereka minta agar perkawinan Raden Lesmana Mandrakumara dengan Dewi Pregiwa.segera dilaksanakan. . Raden Wrekudara melayani serangan para Kurawa. Bala Kurawa lari ketakutan menyelamatkan diri..Resi Durna serta para Kurawa kembali ke Astina
Prabu Sri Bathara Kresna, beserta para keluarga Pandawa berkumpul bersama mengayubagya kedua pengantin.
TANCEP KAYON
http://wayanggatotkacakrama1.blogspot.co.id/
Komentar
Posting Komentar