KI MPP BAYU AJI-PANDAWA MANEGES FULL HDD
Dalam pasewakan agung negara Astina, Prabu Duryudana merasa prihatin mendengar bahwa Negara Amarta sedang kosong karena Para Pendhawa pergi meninggalkan negara, tanpa diketahui keberadaannya.
Resi Bisma, Pendita Durna dan Adipati Karna menyetujui niat Prabu Duryudana untuk ikut menjaga keamanan Negara Amarta. Kecuali Patih Sengkuni yang dengan tegas tidak menyetujui niat Duryudana untuk rukun dan berdamai dengan Pandawa. Justru kekosongan Negara Amarta harus dimanfaatkan oleh Duryudana untuk menyerang dan menduduki negara Amarta.
Pada saat yang bersamaan datang seorang Pendeta Raksasa bernama Begawan Goradahana. Setelah mendengarkan kebimbangan Prabu Duryudanan, Goradahana lebih condong dengan usulan Patih Sengkuni untuk menguasai Negara Amarta. Keyakinan Goradahana ini didasari dengan pusaka yang dimiliki oleh Goradahana yaitu Kalpika Gaib yang memiliki kemampuan untuk mengetahui keberadaan orang lain dan bila digunakan untuk berperang, yang terkena bisa berubah menjadi arca.
Duryudana semakin mantap dengan kesanggupan Goradahana dan sepenuhnya menyerahkan kepada Goradahana untuk menyerang Pendawa.
https://djamansemana.wordpress.com/2009/08/28/anom-suroto-pandhawa-maneges/
Video Youtube KI MPP BAYU AJI-PANDAWA MANEGES FULL HDD
Prabu Kresna menghadap Sang Hyang Wenang di Kayangan Ondar Andir Bawana, pasewakan agung negara Astina, di Pertapaan Pendeta Kumayadewa dihadap putrinya Dewi Kusumawati dan Bambang Kusumadewa, di tempat lain pasewakan agung negara Mandura Prabu Baladewa dihadap Raden Gatotkaca, Raden Antareja, Raden Antasena, Begawan Anoman, Raden Setyaki; kurawa datang ke negara Amarta di hadang oleh Raden Setyaki, Raden Gatotkaca, Raden Antareja, Raden Antasena, Begawan Anoman sehingga terjadi perang tanding; Prabu Baladewa naik pitam langsung naik tunggangan Gajah Puspadenta untuk menyerang Pandita Kumayadewa, terjadilah perang tanding keduanya, Anoman di hadap Raden Antasena, Kusumadewa di tanyai Sengkuni, Abimanyu perang tanding dengan raksaksa wadya bala Pandita raksasaksa itu, pasewakan agung Amarta, datanglah di Amarta Pandita beserta kedua anaknya, Abimanyu dan Petruk mencari mintasraya kepada Begawan Lintang Trenggana, Prabu Baladewa datang, Beg. Kumayadewa beserta kedua anaknya menghadap Prabu Duryudana, lalu membakar kendaga yang isinya para pandawa untuk dibakar di Plataran Kraton Astina diambil oleh Beg. Lintangternggono, dipecahlah kendaga lalu keluarlah pandawa dalam keadaan mayat, lalu dihidupkannya, lalu kedua brahmana Begawan Lintang Trenggono dangan Begawan Kumayadewa perang tanding, lalu badar Batara Guru dan Prabu Kresna mengaku dapat Wahyu Katentreman dari Sang Hyang Wenang, Dewi Kusumawati dan Bambang Kusumadewa berhadapan dengan Ki Lurah Semar perang tanding, keduanya badar Batari Sri dan Batara Sadana, Prabu Duryudana dengan Raden Werkudara perang tanding, semar dan werkudara pamit
Komentar
Posting Komentar