"NARAYANA WAHYA" Ki RUDY WIRATAMA, MA
Di Pertapaan Raksaksa, Dewi Sariti mengadu kepada Ayahandanya Begawan Gandarwa Rajasalinga, tidak betah dengan suaminya Ditya Jajatma oleh ramandanya, Sementara di Taman Keputren Dewi Sutiknawati dihadap Emban Sumbita, Emban Cangik dan Emban Limbuk; Ditya Jajatma pada bubar melarikan diri dari Keputren ingin menangkap Dewi Sutiknawati berhasil hingga akhirnya Dewi Sutiknawati ketahuan istri Dewi Sariti dengan Ramanda Jajatma lalu melapor ke Begawan Rajasalima, membuat sang Begawan marah dan memanah sang Dewi Sutisnawati menjadi Batu bercahaya.
Di Mamenang Raden Wanasari Dihadap Empu Pulawa, Patih Sutiksna, Raden Narayana, Prabu Sri Prawata di Gilingwesi, tiba tiba datang Brahmana dari Wukirniladeso Gunung Wilis bernama Begawan Daneswara untuk mengajak Raden Narayana untuk ke Pertapaan Wukirniladeso.
Prabu Gendrayana Adipati Danurwenda/ Danurejo, Raden Suksara, Raden Wirasena, Haryakarnaba, Raden Sambawa, Bupati Juragantrema, menghadap Patih Sutisna untuk mengikuti kemana Raden Narayana pergi bersama bala tentara.
Di Kerajaan Widarba Pasewakan Prabu Gajahsinga/ Harya Kuda Palguna adik Resi Rajaguda dihadap Dahyang Satra, Patih Harakatiga, Tumenggung Mendungkapitu, Tumenggung Gerahkapat, Tumenggung Gunturkesanga; lalu Dahyang Setra diusir paksa oleh Prabu Gajahsinga karena tidak mau dinasehati.
Tumenggung Mendungkapitu dicegat Patih Harya Suksara lalu perang tanding berakhir dengan kematian Tumenggung Mendungkapitu. Harya Suksara bertemu Tumenggung Gerahkepapat untuk melapor kepada Adipati Danurejo.
Di Pertapaan Wukirnilandeso, Begawan Daneswara dihadap Raden Narayana, Para Punakawan catur dan Cantrik
Komentar
Posting Komentar