Biografi Tokoh Tokoh Ramayana dalam Pewayangan

1. Kapi Jaya Anggada 
Padepokan: Gua Kiskenda 
Ayah: Resi Subali 
Ibu: Dewi Tara 
Lakon: Anggada Balik 
2. Kapi Jaya Anila 
Padepokan: Gua Kiskenda 
Ayah: Batara Narada (Angkat) 
Lakon: Prahasta Gugur 
3. Dewi Anjani 
Kaputren: Grastina 
Ayah: Resi Gotama 
Ibu: Dewi Indradi 
Putra: Anoman 
Lakon: Anoman Lair, Cupu Manik Astagina 
Emban: Endang Suwarsih berputra Kapi Suwenda 
Saudara: Prabu Sugriwa, Resi Subali 
4. Dewi Sumitrawati 
Kaputren: Ayodya 
Suami: Prabu Dasarata 
Putra: Laksmana Murdaka 
Lakon: Rama Lair 
Saudara: Dewi Kekayi 
5. Barata 
Kesatrian: Ayodya 
Ayah: Prabu Dasarata 
Ibu: Dewi Kekayi 
Lakon: Asta Brata 
Saudara: Ramawijaya (Tiri), Laksmana Widagda (Tiri), Satrugna/ Trugena, Dewi Kawakwa 
6. Barata 
Kesatrian: -
Ayah: Prabu Duswanta 
Ibu: Dewi Sakuntala 
Lakon: Dewi Sakuntala 
7. Prabu Dasarata 
Kerajaan: Ayodyapala
Ayah: Prabu Kalmasapada 
Saudara: Resi Kala 
Lakon: Rama Lair, Asta Brata 
Istri: Dewi Raghu/ Kusalya/ Sukasalya, Dewi Kekayi, Dewi Sumitrawati 
Putra: Ramawijaya, Laksmana Widagda, Barata, Satrugna, Dewi Kawakwa 
8. Garuda Jatayu
Ayah: Resi Briswawa
Saudara: Garuda Harna, Garuda Brihawan dan Garuda Sempati 
9. Kapi Resi Jembawan 
Padepokan: Gandamadana 
Ayah: Resi Pulastya
Istri: Dewi Trijatha 
Putra: Dewi Jembawati 
Lakon: Tambak Undur 
10. Dewi Kekayi 
Keputren: Ayodya 
Ayah: Prabu Kekaya 
Suami: Prabu Dasarata 
Putra: Barata, Satrugna, Dewi Kawakwa 
Lakon: Rama Lair, Barata Winisuda/ Asta Brata 
Emban: Matara 
Saudara: Dewi Sumitrawati 
11. Emban Matara 
Lakon: Rama Lair 
12. Rama Kusya 
Kesatrian: Ayodyapala 
Ayah: Prabu Ramawijaya 
Ibu: Dewi Wara Sinta 
Lakon: Sinta Buang 
Saudara: Rama Batlawa 
13. Rama Batlawa 
Kesatrian: Manthilidirja 
Ayah: Prabu Ramawijaya 
Ibu: Dewi Wara Sinta 
Lakon: Sinta Buang 
Saudara: Rama Kusya 
14. Laksmana Widagda 
Pertapaan: Ayodya 
Nama Lain: Laksmana Murdaka 
Ayah: Prabu Dasarata 
Ibu: Dewi Sumitrawati 
Saudara: Santrugna 
Pusaka: Panah Surawijaya 
Lakon: dari sayembara mantili sampai sinta obong 
15. Dewi Raghu 
Kaputren: Ayodyapala
Ayah: Prabu Banaputra 
Suami: Prabu Dasarata 
Lakon: Rama Lair 
16. Prabu Ramawijaya 
Kesatrian: Ayodyapala
Ayah: Prabu Dasarata 
Ibu: Dewi Raghu 
Istri: Dewi Wara Sinta putri Prabu Janaka dari Kerajaan Manthilidirja 
Putra: Raden Ramakusya dan Raden Ramabatlawa 
Pusaka: Panah Guwawijaya, Panah Trisula, Panah Agniastra 
Lakon: semua lakon ramayana adalah perjalanan hidup sri batara rama 
17. Garuda Sempati 
Ayah: Resi Briswawa
Saudara: Garuda Harna, Garuda Brihawan dan Garuda Jatayu 
18. Kapi Sempati 
19. Dewi Wara Sinta 
Kaputren: Manthilidirja 
Ayah: Prabu Janaka 
Ibu: Dewi Hanung (Menurut Versi Buku Mengenal Wayang sebagai pendidikan karakter terdapat empat jilid)
Saudara: Bambang Mayaretna 
Suami: Prabu Ramawijaya 
Putra: Raden Ramakusya dan Raden Ramabatlawa 
Lakon: Banjaran Sinta karangan Ki Gunarto Gunatalijendro, Sinta Lair, Sayembara Manthili, Sinta Ical, Tambak Undur, Sinta Obong, Sinta Buang 
20. Kapi Trigangga 
Padepokan: -
Ayah: Begawan Anoman 
Ibu: Dewi Sayempabra (Gaya Surakarta), Dewi Trijatha (Gaya Yogyakarta) 
Lakon: Trigangga takon bapa 
21. Wibisana 
Kesatrian: Singgelapura 
Ayah: Resi Wisrawa 
Ibu: Dewi Sukesi 
Istri: Dewi Triwati 
Putra: Raden Bisawarna/ Dentawilukrama dan Dewi Trijatha
Lakon: Wibisana Tundung, Rama Tambak, Tambak Undur, Bedah Alengka  
Saudara: Prabu Dasamuka, Dewi Sarpakenaka, Raden Kumbakarna 
Nama Lain: Gunawan Wibisana 
22. Kapi Anjal wilis 
Memiliki istri yaitu dewi anjal wati,ciri ciri berwarna kelabu dan memiliki punuk
http://ramayana121.blogspot.co.id
23. Kapi Bimamuka (Belum Diketahui) 
24. Kapi Celeng (Belum Diketahui) 
25. Kapi Cucakrawun 
Ayah Angkat: Batara Candra https://wayang.wordpress.com
Kapi Cocak Rawun memiliki keahlian bertempur di udara. Ia sebagai koordinator dalam perang ke Alengka lewat udara bersama pasukan-pasukan kera yang mahir terbang. Dalam melaksanakan tugasnya ia dibantu oleh beberapa bupati kera antara lain adalah Kapi Sempati, Kapi Lembudara, dan Kapi Sambodara. Kapi Cocak Rawun adalah ciptaan Batara Candra.
26. Kapi Sarpacitra 
Ayah Angkat: Batara Cakra/ Sakra (Gaya Surakarta) Sang Hyang Masna (Gaya Yogyakarta) https://wayang.wordpress.com
Kapi sarpacitra adalah kera pujaan Batara Cakra, seorang dewa yang juga berkedudukan sebagai pujangga kayangan. Ia berwujud kera berkepala ular dan memiliki ekor yang sangat panjang. Sarpacitra berperan penting dalam penyeberangan pawukan kera ke Alengka. Hal itu dikarenakan ia bersama dengan Kapi Cacingkanil / Wercita yang juga memiliki ekor panjang. Ekor tersebut digunakan untuk menarik keluar Ditya Yuyu Rumpung dari air untuk dihabisi oleh Kapi Yuyu Kingkin.
27. Kapi Satabali (Gaya Yogyakarta )
SATABALI adalah kera berkepala ayam jantan/jago. Ia merupakan wanara balatentara Gowa Kiskenda di bawah pemerintahan Prabu Sugriwa. Satabali adalah kera ciptaan Bathara Kuwera, yang ditugaskan untuk membantu Ramawijaya dalam upaya merebut kembali Dewi Sinta, dari tawanan Prabu Rahwana raja negara Alengka.
Satabali mempunyai kesaktian dalam suaranya. Suara kokoknya yang keras melengking mempunyai kekuatan gaib yang luar biasa, dapat didengar samopai radius ribuan meter. Dalam pasukan kera Gowa Kiskenda, Satabali mempunyai peranan yang sangat penting. Ia bertugas membangunkan para wadya wanara yang jutaan jumlahnya. Irama kokoknya juga bermacam-macam, sehingga bisa menjadi suatu isyarat atau pertanda tentang sesuatu peristiwa. Suara kokoknya inilah yang membuat pasukan kera Gowa Kiskenda selalu dapat mengetahui setiap gerakan pasukan Alengka yang kadang-kadang secara mendadak dan tersembunyi menyerang perkemahan Suwelagiri.
Setelah berakhirnya perang Alengka, sebagaimana wanara lainnya, Satabali tidak diketahui lagi nasibnya. http://katalogwayang.blogspot.co.id/satabali-kapi.html
28. Kapi Anala 
Ayah Angkat: Batara Brama https://wayang.wordpress.com
Kapi Anala memiliki wujud yang mirip dengan Anila hanya saja Kapi Anala memiliki bulu merah. Kapi Anala pujaan Batara Brahma. Karena kesaktiannya ia menjadi salah satu bupati di kerajaan Guakiskendha pada pemerintahan Prabu Sugriwa. Sebagai ahli seni dan bangunan, Ia bersama Kapi Nala dan Anila berperan penting dalam pembangunan tambak ke Alengka sebagai jembatan penghubung tanah India dengan Alengka (Srilangka). Kapi Anala bisa mengeluarkan hawa panas yang luar biasa jika ada dalam keadaan marah. kesaktian ini juga dimiliki oleh Kapi Anggeni.
29. Kapi Arimenda (Belum Diketahui)
30. Kapi Gawaksa (Belum Diketahui)
31. Kapi Lembugeni (Belum Diketahui)
32. Kapi Naga (Belum Diketahui) 
33. Kapi Prakoja (Belum Diketahui)
34. Kapi Putaksi/ Kapi Permujabahu 
Ayah Angkat: Batara Kuwera https://wayang.wordpress.com
Kapi Permujabahu juga sering disebut Kapi Pramudya adalah seekor kera cemeng atau memiliki bulu berwarna hitam dan berkepala kumbang. Pada awalnya ia adalah seekor kumbang yang selalu hinggap di setangkai bunga yang bernama kembang Dewaretna. Saat Dasamuka mengetahui bahwa kerajaannya akan diserang oleh jutaan kera, ia berpikir keras untuk mengatasi pasukan-pasukan kera tersebut. Prabu Dasamuka lalu mengambil kembang Dewaretna dari Batara Kuwera. Kembang tersebut berfungsi untuk mengatur nasib para kera di dunia. Setelah kembang tersebut direbut Dasamuka, Batara Kuwera memuja seekor kera yang berasal dari kumbang yang selalu bersama dengan kumbang tersebut. Kera itu ditugaskan oleh Batara Kuwera untuk mengambil kembali kembang Dewaretna yang saat itu dijaga oleh Patih Prahasta. Berkat penciumannya yang sangat tajam, Kapi Permujabahu dapat menemukan dan mengambil kembali kembang Dewaretna. Ia bersama Kapi Yuyu Kingkin dan Kapi Mudabawi diangkat menjadi komandan istimewa pasukan kera oleh Sri Rama berkat jasanya mengambil kembali kembang Dewaretna.
35. Kapi Saraba 
Ayah Angkat: Batara Bayu https://wayang.wordpress.com
Kapi Saraba adalah wanara ciptaan Bathara Bayu. Ia ditugaskan sebagai pengasuh Anoman, kera putih putra Dewi Anjani dengan Bathara Guru/Sanghyang Manikmaya di pertapaan Grastina/Erraya setelah kematian Dewi Anjani. Kapi Saraba mempunyai suara yang sangat bagus dan mahir melagukan kakawin Kitab Weda. Ia juga pandai mendongeng, memiliki watak penyabar, telaten dan penuh kasih sayang.
Kapi Saraba memiliki kesaktian pada suaranya. Apabila marah dan berkereceh/mbeker (Jawa) dapat memecahkan telinga, menakutkan dan menggetarkan serta meruntuhkan hati musuhnya. Pekikikannya keras melengking dan dapat mematikan lawannya. Ketika Sugriwa menjadi raja di negara Gowa Kiskenda, Kapi Saraba ikut mengabdikan diri, dan menjadi hulubalang kepercayaan.
Sebagai Senapati perang laskar kera Gowa Kiskenda, Kapi Saraba mempunyai andil yang sangat besar dalam perang Alengka. Pekik dan bekerannya banyak mematikan raksasa-raksasa Alengka. Seperti halnya para wanara lainnya, setelah berakhirnya perang Alengka, akhir hidupnya tidak banyak diketahui.
36. Kapi Wisangkata (Belum Diketahui) 
37. Kapi Wreksaba (Belum Diketahui) 
38. Kapi Anggeni 
Ayah Angkat: Batara Agni patih Batara Brama https://wayang.wordpress.com
Kapi Anggeni adalah kera pujaan Batara Agni, karena itu Kapi Anggeni dapat mengeluarkan hawa panas yang dapat meleburkan apa saja. Ia berwujud seekor kera yang berbulu merah dan berambut api.
Ia merupakan seekor kera yang berperan penting di dalam kisah pewayangan karena perannya dalam membantu penyerangan ke Alengka, tetapi bukan tokoh yang baku.
39. Kapi Asraba (Gaya Yogyakarta)
Kesaktiannya: mempunyai capit seperti yuyu 
40. Kapi Baliwisata 
Ayah Angkat: Batara Aswan https://wayang.wordpress.com
Kapi Baliwisata berwujud kera berkepala bebek. Ia merupakan pujaan Batara Aswan. Ia ikut menjadi pahlawan bersama para pasukan kera lainnya dan tewas oleh salah seorang putra Dasamuka.
41. Kapi Baliwinata 
Ayah Angkat: Batara Aswin https://wayang.wordpress.com
Pahlawan kera berkepala burung betet ini dipuja oleh Batara Aswin. Ia tidak memiliki keistimewaan dan kesaktian, dan hanya sebagai pasukan kera biasa yang bisa terbang. Kapi Baliwinata ikut tewas di tangan pasukan raksasa dari Alengka.
42. Kapi Endrajanu 
Ayah Angkat: Batara Kesawasidi https://wayang.wordpress.com
Kapi Endrajanu diciptakan oleh Batara Kesawa. Ciri-cirinya yaitu seekor kera berbulu hijau dan memiliki jalu (beberapa dalang menyebut bahwa Endrajanu memiliki siku berupa trisula) yang digunakan sebagai senjata. Dalam perang Alengka, ia membunuh salah seorang suami dari Dewi Sarpakenaka (adik Dasamuka), yang bernama Kaladusana.
43. Kapi Handoko 
Ayah Angkat: Batara Surya https://wayang.wordpress.com
Kera ini berwujud kera berkepala banteng. Karena perannya tidaklah besar maka ia sangat jarang disebut dalam cerita Ramayana. Ia juga memiliki nama lain yaitu Kapi Gawaksa. Kapi Handoko adalah kera ciptaan Batara Surya.
44. Kapi Jerapah (Belum Diketahui) 
45. Kapi Kingkin (Belum Diketahui) 
46. Kapi Kukila (Belum Diketahui) 
47. Kapi Maesa (Belum Diketahui) 
48. Kapi Menda 
Saudara: Kapi Jembawan/ Cantrik Jembawan/ Resi Jembawan https://wayang.wordpress.com
Kapi Menda dahulunya berwujud manusia. Ia adalah cantrik Resi Gotama di pertapaan Erraya/Grastina dan menjadi pengasuh Sugriwa/Guwarsa, akibat peristiwa rebutan Cupumanik Astagina dan ikut terjun ke dalam telaga Sumala, Menda berubah wujud menjadi wanara/kera dan namanya menjadi Kapimenda.
Seperti halnya Sugriwa, Kapimenda juga melakukan tapa ngidang karena ingin berubah wujud kembali menjadi manusia. Karena tapanya itu, ia menjadi sangat sakti. Kapimenda berwatak; jujur, setia dan sangat patuh, ketika Sugriwa menjadi raja kerajaan Gowa Kiskenda, Kapimenda diangkat menjadi patih khusus dalam urusan keraton dan keprajuritan.
Kapimenda mempunyai andil yang sangat besar dalam mengamankan pembuatan tambak/jembatan penyeberangan di atas laut untuk menyeberangkan jutaan balatentara kera Alengka. Ia berhasil membunuh Yuyurumpung, raksasa berkepala ketam/yuyu punggawa Prabu Dasamuka yang selalu merobohkan bangunan tambak. Dalam perang Alengka, Kapimenda tampil sebagai salah satu senapati mendampingi Prabu Sugriwa tatkala menghadapi Arya Kumbakarna, adik Prabu Dasamuka dari kesatrian/negara Leburgangsa. Laskar perangnya berhasil mengobrak-abrik dan memukul mundur balatentara raksasa
Lemburgangsa.
Setelah perang Alengka berakhir, Kapimenda melanjutkan tapanya di hutan Suryapringga. Akhir hidupnya tak banyak diketahui sebagaimana halnya wanara lainnya.
49. Kapi Nala 
Ayah: Batara Wiswakarma https://wayang.wordpress.com
Kapi Nala putra Batara Wiswakrama. Karena ayahnya adalah dewa ahli bangunan dan arsitek di kayangan maka Kapi Nala juga sangat ahli dalam hal bangunan. Ia menjadi arsitek utama pembangunan tambak/jembatan ke Alengka. Karyanya yang lain adalah perkemahan Swelagiri sebagai markas pasukan kera di pesisir Alengka. Dalam menjalankan tugasnya ia dibantu oleh beberapa kera ahli seni dan bangunan seperti Kapi Anila dan Kapi Anala. Kapi Nala memiliki saudara yang bernama Dewi Sayempraba. Dewi Sayempraba diperistri oleh Dasamuka. Sebenarnya misi Kapi Nala dalam penyerangannya ke Alengka selain untuk membantu Rama membebaskan Dewi Sinta juga untuk membebaskan ayahnya yang ditawan Dasamuka yang menuntut untuk dibangunkan kembali istana Alengka yang megah dalam waktu satu malam setelah sebelumnya dikacaukan oleh Anoman pada saat Anoman menjadi duta Ramawjaya ke Alengka.
50. Kapi Sarpa 
Ayah Angkat: Batara Antaboga 
51. Kapi Yuyukingkin 
Ayah Angkat: Batara Rekatatama/ Batara Baruna https://wayang.wordpress.com
Kapi Yuyu Kingkin merupakan salah satu kera dari kerajaan Guakiskendha yang diangkat Sri Ramawijaya sebagai komandan istimewa setelah berhasil membunuh Ditya Yuyu Rumpung. Seperti namanya, ia kera yang berkepala kepiting pujaan Batara Rekatatama. Ia memiliki keahlian bertempur di dalam lautan
52. Bisawarna/ Prabu Dentawilukrama 
Kesatrian: Singgelapura 
Ayah: Raden Wibisana 
Ibu: Dewi Triwati 
Pusaka: Bale Saka Domas, Kreta peninggalan Prabu Ramawijaya 
Saudara: Dewi Trijatha 
53. Dewi Trijatha 
Keputren: Alengkadirja
Ayah: Raden Wibisana
Ibu: Dewi Triwati 
Suami: Kapi Jembawan/ Begawan Anoman 
Saudara: Raden Bisawarna 
54. Kumbakarna 
Kesatrian: Pangleburgangsa 
Ayah: Resi Wisrawa 
Ibu: Dewi Sukesi 
Saudara: Prabu Rahwana, Dewi Sarpakenaka, Raden Wibisana 
Istri: Dewi Kiswani 
Putra: Raden Aswani Kumba dan Raden Kumba Kinumba 
Aji Aji: Gedong mengo 
Lakon: Kumbakarna Gugur 
Emban: -
55. Aswani Kumba 
Kesatrian: Pangleburgangsa 
Ayah: Raden Kumbakarna 
Ibu: Dewi Kiswani 
Lakon: Kumbakarna Gugur 
Saudara: Raden Kumba Kumba 
56. Kumba Kumba 
Kesatrian: Pangleburgangsa
Ayah: Raden Kumbakarna 
Ibu: Dewi Kiswani 
Lakon: Kumbakarna Gugur 
Saudara: Raden Aswani Kumba 
57. Prabu Bukbis
Kerajaan: Kutawindu 
Ayah: Prabu Rahwana 
Ibu: Dewi Sayempabra 
Saudara: Kapi Trigangga 
Ajian: Panyirep 
Pusaka: Topeng Waja 
Lakon: Topeng Waja/ Bukbis Lena 
58. Prabu Dasamuka
Kerajaan: Alengkadirja 
Nama Lain: Rahwana, Dasagriwa, Dasayitma 
Patih: Prahasta 
Ayah: Resi Wisrawa 
Ibu: Dewi Sukesi 
Saudara: Raden Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka, Raden Wibisana 
Pusaka: Pedang Sokayana, Kereta Singasya  
Ajian: Pancasona
Lakon: Dasamuka Lair, Sumantri Lena, Sinta Ical, Bedah Alengka
Punggawa: Kalamarica, Wil Kataksini, Yuyurumping, Kala Anggrisana, Kala Anggsrana, Kala Brajamusti, Karadusana, Kala Mintragna, Pragasa, Kampama
Istri: Dewi Tari berputra Indrajid, Dewi Urangrayung berputra Pratalamaryam/ Bukbis
Putra yg lain: Dasawilukrama, Dewantaka (Yogyakarta), Yaksadewa, Trisirah, Trinetra, Trikaya, Trimurda, Trimuka (Yogyakarta)
59. Dasawilukrama 
Saudara: Indrajid, Bukbis, Trikaya, Trinetra, Trisirah, Trimurda 
Lakon: Anggada Balik/ Mbalelo 
60. Indrajid 
Kesatrian: Bikungkungpura 
Nama Lain: Megananda 
Ayah: Prabu Dasamuka 
Ibu: Dewi Tari 
Saudara: Bukbis, Dasawilukrama, Trikaya, Trinetra, Trisirah, Trimurda 
Pusaka: Panah Nagapasa, Panah Wihamanastra, Panah Kalarante 
Ajian: Sirep Megananda 
Istri: Dewi Sumbaga 
Lakon: Indrajid Lena 
Emban: Kala Andarukna dan Kala Andarukni 
61. Patih Prahasta 
Ayah: Prabu Sumali 
Saudara: Dewi Sukesi 
Lakon: Sastra Jendra Hayuningrat, Sekar Dewa Retna, Prahasta Gugur 
62. Dewi Sarpakenaka 
Kaputren: Alengkadirja 
Ayah: Resi Wisrawa 
Ibu: Dewi Sukesi 
Suami: Kala Nopati 
Putri: Dewi Jarini 
Pusaka: Kuku yang berbisa ular 
Lakon: Sinta Ical, Kumbakarna Gugur/ Bedah Alengka 
Ciri-ciri: 
* Mukanya tua dan jelek, berperut gendut dan bermata juling
* Rambutnya panjang terurai tapi kaku seperti ijuk
* Suaranya keras, sifatnya jahat dan penuh tipu daya
* Ia memiliki kepribadian yang kasar dan nakal
* Dadanya menonjol tajam, seperti rakshasi pada umumnya 
63. Dewi Sayempabra 
Keputren: Kotawindu menjadi Guwawindu lereng gunung warawendya 
Ayah: Prabu Kala Wisakarma 
Ibu: Dewi Merusupami atau Dewi Sumeru 
Suami: Prabu Dasamuka, Begawan Anoman 
Putra: Prabu Bukbis, Kapi Trigangga 
Kesaktian: Ahli Membuat Segala Racun 
Lakon: Anoman Duta
64. Dewi Sukesi 
Ayah: Prabu Sumali 
Saudara: Patih Prahasta 
Lakon: Sastra Jendra Hayunigrat 
65. Trikaya 
Ayah: Prabu Dasamuka 
Kesaktian: apabila saudaranya Trinetra mati, ia melompatinya begitu sebaliknya 
66. Trinetra 
Ayah: Prabu Dasamuka 
Kesaktian: apabila saudaranya Trikaya mati, ia melompatinya begitu sebaliknya
67. Trisirah 
Ayah: Prabu Dasamuka 
Kesaktian: bisa berkepala tiga untuk menghalau musuhnya 
68. Wil Kataksini 
69. Yuyurumping 
70. Kala Anggrisana 
71. Kala Anggsrana 
72. Kala Brajamusti 
73. Denawa Jungkir 
74. Denawa Jungkir 
75. Kala Karadusana 
76. Kala Marica 
77. Kala Mintragna 
78. Kala Pragongsa/ Pragasa 
79. Kala Wirakampana/ Kampama 
80. Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara 
Ayah Angkat: Batara Panyarikan dan Batara Sambo https://wayang.wordpress.com
Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara merupakan dua bupati kera yang berwujud kera berkepala burung dara. Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara diciptakan bersama. Kapi Lembudara diciptakan oleh Batara Penyarikan sedang Kapi Sambodara diciptakan oleh Batara Sambo. Kedua kera itu bertugas untuk menyampaikan kabar dari udara tentang perkembangan kesiagaan pasukan Alengka.
81. Kapi Suwenda 
Ibu: Emban Endang Suwarsih embannya Dewi Anjani https://wayang.wordpress.com
Kapi Suweda berujud wanara/kera berbulu hitam legam. Ia merupakan putra tunggal Prabu Sugriwa, raja kera negara Gowa Kiskenda dengan istri Endang Suwarsih, wanita pengidung dan pamong Dewi Anjani, kakak Prabu Sugriwa. Kapi Suweda sangat tekun bertapa sehingga menjadi sangat sakti. Kesaktian dan ketangkasannya hanya dapat diungguli oleh Anggada dan Anoman.
82. Kapi Mahendrajanu 
Ayah Angkat: Batara Anggajali https://wayang.wordpress.com
Berwujud mirip dengan Kapi Endrajanu, hanya saja ia memiliki bulu berwarna ungu kecoklatan. Kera ini juga diciptakan oleh Batara Anggajali, seorang empu pembuat pusaka para dewa.
83. Kapi Bauwinata 
Ayah Angkat: - https://wayang.wordpress.com
Kera ini ukurannya kecil dan pendek tetapi memiliki tenega yang sangat besar. Dibalik kekuatannya yang besar itu, ia sangat bodoh sehingga selalu menjadi pesuruh. Awalnya ia hanyalah kera hutan biasa yang kemudian diangkat sebagai salah seorang bupati kera oleh Prabu Sugriwa.
84. Kapi Kesari 
Ayah Angkat: Batara Temboro https://wayang.wordpress.com
Kapi Kesari mempunyai wujud kera berambut api dan badannya bersisik seperti ikan, ciptaan Batara Temboro. Kapi Kesari tewas dalam penyerangan ke Alengka oleh Trinetra (Anak Dasamuka).
85. Kapi Kalawandru ber sampir 
Ayah Angkat: Batara Yamadipati https://wayang.wordpress.com
Kapi kalawandru adalah kera yang memiliki rambut api. Ia merupakan hasil pujaan Batara Yamadipati. Jika dilihat sepintas, Kapi Kalawandru memiliki wujud yang hampir sama dengan Kapi Anggeni, hanya saja Kapi Kalawandru tidak berbulu merah dan memakai sampur (sampur = semacam selendang yang ditaruh di pundak).
(MOHON MAAF ATAS KETERBATASAN SUMBER, ADA YANG KARANGAN BARU)

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer