Lakon Lintang Trenggana oleh Ki Haji Anom Suroto

Tersebutlah, Putra Mahkota Astina, Lesmana Mandrakumara sedang dirundung asmara.  Celakanya dia jatuh cinta bukan pada perempuan lajang tetapi kepada Endang Wandansari, istri Bambang Jayawiyoga.  Endang Wandansari adalah anak perempuan Resi Undagan dari padhepokan Sendang Gendhayakan.  Begitu besar cintanya pada perempuan desa ini, menjadikan Prabu Duryudana membahasnya dipendapa agung Negara Astina pada saat pasewakan agung yang dihadiri oleh hampir semua pembesarnya.  Kesimpulannya, hanya ada satu cara untuk bisa memenuhi harapan Lesmanamandrakumara, yaitu dengan merebut Endang Wandansari dari sisi Jayawiyoga dengan cara kekerasan.
Dengan alasan, Resi Undagan belum meminta ijin kepada Prabu Duryudana saat membuat padhepokan di Sendang Gendhayakan yang masih berada di wilayah Astina, maka dipanggillah Sang Resi bersama anak perempuannya dipanggil untuk dimintai pertanggung jawaban.
Jayawiyoga tdak tinggal diam.  Dia berusaha merebut Isteri dan mertuanya dari tangan Kurawa.  Tetapi ketika berhadapan dengan Adipati Karna dia tewas terkena pusaka sakti Kuntadruwasa.  Kendati sudah meninggal, tetapi sadar bahwa bukan kehendak Yang Kuasa, para punakawan membawa jasad Bambang Jayawiyoga untuk dicarikan upaya agar pulih seperti sediakala.
Harusnya Resi Undagan di berikan hukuman berat, tetapi terdorong rasa kasihan Prabu Duryudana tidak menghukumnya.  Sebagai gantinya dia harus menyerahkan puterinya untuk diperisteri Raden Lesmanamandrakumara.  Pada dasarnya, Resi Undagan tidak keberatan menyerahkan puterinya, tapi sayangnya Wandansari tidak bersedia.  Oleh karenanya, Prabu Duryudana memerintahkan Patih Sengkuni untuk mencari upaya agar Endang Wandansari berubah fikiran dan bersedia mendampingi calon raja Astina itu.
http://martono-groub.blogspot.com/ki-h-anom-soeroto-lintang-trenggana.html

sesampainya disebuah pertapaan, para punakawan membawa jasad Bambang Jayawiyoga ke hadapan Begawan Lintang Trenggana lalu sang Begawan memanggil adiknya Endang Srisumekak untuk mengambil pusaka kakaknya untuk menghidupkan Bambang Jayawiyoga, seketika Bambang Jayawiyoga hidup lagi para punakawan gembira melihatnya lalu Bambang Jayawiyoga diangkat anak oleh Begawan Lintang Trenggana, setelah itu berangkatlah ke Astina setelah diceritakan oleh punakawan gugurnya Bambang Jayawiyoga, setelah mengejar Lesmana Mandrakumara untuk membela Bambang Jayawiyoga sang Begawan Lintang Trenggana. Lesmana melapor kepada Ramadanya Prabu Duryudana tetapi seketika kedatangan tamu tak diundang seorang Patih Raksaksa mengajukan lamaran Dewi Lesmanawati untuk Rajanya, Prabu Duryudana bersedia asalkan Raja dari Kerajaan Raksaksa itu bisa membunuh Begawan Lintang Trenggana beserta rombongan. Patih Raksaksa melapor kepada Raja Raksaksa jika ingin melamar Dewi Lesmanawati maka bisa mengalahkan Begawan Lintang Trenggana beserta rombongan, saat itu Begawan Lintang Trenggana bertemu Resi Undagan beserta anaknya Endang Wandansari yang tidak mau dinikahi oleh Raden Lesmana Mandrakumara karena wajahnya yang jelek dan menyeramkan disertai tingkahlakunya yang ugal ugalan. Raja Raksaksa beserta para rombongan perang dengan Begawan Lintang Trenggana, Raja Raksaksa gugur, lalu Patih Raksaksa dengan Begawan Lintang Trenggana, seketika berubahlah wujud aslinya yaitu Bima dan Kresna, Bambang Jayawilogo berubah Abimanyu, Resi Undagan berubah Arjuna, Endang Wandansari berubah Dewi Siti Sundari, Endang Srisumekak berubah Dewi Wara Sembadra.


Komentar

  1. dari radio saat ini sy tengah dengarkan ringgit purwo ini, baru tahu kalo lakonny "lintang trenggono". suwun mas, atas postingannya.

    BalasHapus
  2. satu lagi, lakon apakah -- dalang ki anom suroto juga-- yg pada jejer kawitan di pasebab astina, kresna ditangkap dan dipenjara tp doam saja.

    BalasHapus

Posting Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer