Rufaidah binti Saad Al Anshariyah ra

Tapi tahukah kamu jika Rufaidah binti sa’ad yang merupakan perawat perawat pada zaman Rasululloh SAW adalah perawat yang menunjukan kiprahnya di dunia? Dunia keperawatan Islam mengukuhkan Rufaidah Al-Anshariyah (570– 632 M) sebagai perawat Muslim pertama di dunia. Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Hal ini bisa menjadi patokan bahwa Rufaidah telah merintis dunia keperawatan 12 abad lebih dulu dari Florence. Dan bisa dikatakan bahwa Rufaidah merupakan perawat pertama di dunia.
Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006)
Menurut Prof Omar Hasan Kasule pada 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998 menggambarkan, Rufaidah sebagai perawat profesional pertama dalam sejarah Islam. Menurut Omar, sejarah menggambarkan, Rufaidah sebagai perawat teladan, baik, dan bersifat empati.
Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.  -Prof.Omar
Lalu bagaimana kiprah Rufaidah sebagai seorang perawat pada zaman Rasululloh ?
Sosok Muslimah tersebut memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj. Pengabdiannya sangat besar saat Perang Badar, Uhud, dan Khandaq berkobar. Muhammad Ibrahim Salim dalam kitabnya Nisaa Haular Rasul SAW mengungkapkan, Rufaidah adalah seorang wanita yang berasal dari Kabilah Aslam. Ia lahir di Yastrib, (Kini Madinah) pada 570 M dan wafat pada 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad pertama Hijriah. Ia berasal dari kaum Anshar. Ilmu keperawatan yang dikuasainya dipelajari dari sang ayah, yang berprofesi sebagai seorang tabib atau dokter. Dengan penuh ketekunan, Rufaidah dengan penuh kesetiaan menolong dan mengobati setiap orang yang terluka di zaman Rasulullah SAW.  Ia mendirikan tenda di luar mesjid Nabawui untuk merawat dan mengobati setiap orang yang datang padanya. Hal ini terus berlanjut sampai pada masa perang untuk membela Agama Allah SWT, ketika para muslim berperang ke medan perang, Rufaidah ikut turun ke medan perang demi mengobati dan merawat para pejuang yang terluka pada perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar. Rufaidah pun mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.Selain menjalankan perannya sebagai perawat, beliau pun tidak segan untuk menyebarkan ilmu yang dimilikinya kepada para Muslimah lain. Lalu dengan izin Rasululloh beliau bersama muslimah lain berada di garis belakang perang untunk menolong para pejuang yang terluka.
Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Menurut Omar, Rufaidah adalah perawat kesehatan umum dan pekerja sosial yang men jadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam. Dengan penuh rasa cinta beliau membantu orang yang sakit, orang miskin, orang yang memiliki kelainan mental dll.
Sebegitu berjasanya sosok Rufaidah yang merupakan perawat yang berjasa pada masa Rasululloh. Beliau tentunya merupakan sosok yang harus dijadikan pedoman bagi kita yang akan menjadi seorang perawat. Menjadi seorang yang tanpa pamrih menolong sesama.😉
Ruslan, Heri. Rufaidah Al-Anshariyah : Perintis Dunia Keperawatan Islam. Available at :            http://ftp.unpad.ac.id/koran/republika/2010-12-10/republika_2010-12-10_171.pdf
No name. Wanita Hero di Zaman Rasululloh. Available at :
http://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/302agama1.pdf\
https://keperawatanreligionaliyazni.wordpress.com/2015/06/21/mengenal-rufaidah-al-anshariyah-binti-saad/
Salah satu tokoh islam dalam dunia keperawatan yang hampir terlupakan adalah Rufaidah. Rufaidah sudah mulai berkiprah jauh sebelum Florence Nightingale (yang diklaim dunia Barat sebagai pelopor keperawatan modern) terlahir. Florence yang terlahir di Firenze, Italia, pada 12 Mei 1820 baru berkiprah di dunia keperawatan pada abad ke-19 M. Itu artinya, Rufaidah telah merintis dunia keperawatan 12 abad lebih dulu dari Florence. Sosok Rufaidah sangat dikenal para perawat di negara-negara Arab dan Timur Tengah. Bahkan, ia lebih masyhur dibandingkan Florence Nightingale. Siapakah sesungguhnya Rufaidah itu?
Beliau dikenal sebagai perawat Muslim, mother of nurse sekaligus care giver pertama di dunia. Nama lengkapnya adalah Rufaidah binti Saad al Aslam al Khazraj (570M – 632M) yang dilahirkan di kota Yatsrib (sekarang menjadi Kota Madinah). Beliau hidup pada zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau adalah satu dari sekian muslimah yang menerima dakwah Islam dan termasuk wanita Anshar yang menyambut kedatangan Nabi shalallaahu alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah.
Beliau banyak mengenal masalah keperawatan karena belajar dan bekerja sebagai asisten dari Ayahnya (yaitu Saad al Aslam) yang dikenal sebagai seorang dokter. Ketika negara Islam mulai stabil di Madinah, Rufaidah mengabdikan dirinya untuk merawat orang sakit. Dalam masa damai ia mendirikan tenda di luar Masjid Nabawi yang digunakan sebagai Rumah Sakit mini. Selain itu, Rufaidah juga sebagai seorang trainer yang melatih sekelompok shahabiyah untuk menjadi seorang perawat. Bahkan dalam suasana perang ia memimpin sekelompok relawan perawat untuk pergi ke medan pertempuran, mendirikan tenda dan merawat korban perang, baik yang terluka atau yang telah meninggal dunia. Beliau banyak berpartisipasi aktif sebagai tenaga paramedis dalam banyak pertempuran. Di antaranya perang Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, dan lain-lain. Ketika tentara Nabi sedang bersiap-siap untuk pergi ke pertempuran Khaibar, Rufaidah dan sejawatnya pergi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian mereka bertanya "Ya Rasulullah, kami ingin keluar bersama Anda ke medan  pertempuran untuk mengobati yang terluka dan membantu kaum Muslimin sebanyak yang kami bisa". Akhirnya Nabi-pun memberi mereka izin untuk pergi.
Kontribusi Rufaidah ini tidak terbatas hanya untuk merawat korban perang yang kalau di zaman kita beliau dikenal sebagai wound care clinician. Namun beliau juga terlibat dalam pekerjaan sosial. Beliau memberikan bantuan kepada setiap muslim yang memang membutuhkan seperti fakir miskin, anak yatim. Tidak hanya itu, beliau juga merawat dan mengajarkan mereka hal-hal yang bermanfaat. Beliau juga mendirikan sekolah keperawatan khusus perempuan. Beliau mengajarkan berbagai macam nursing skill untuk merawat orang yang sakit dan terluka. Singkatnya, Rufaidah tidaklah membatasi pekerjaannya dalam ruang lingkup klinis saja akan tetapi juga menjangkau area sosial atau komunitas sehingga ia disebut sebagai “Clinician, Public Health Nurse and Social Worker”.
Rufaidah juga memiliki kepribadian yang begitu menarik. Beliau memiliki sikap empati. Beliau memiliki jiwa leadership dan organizer yang mampu menggerakan para shahabiyah untuk menjadi perawat sepertinya. Beliau juga memiliki keterampilan klinis (hard dan softskill) yang bagus. Beliau juga menjadi perawat komunitas yang terjun langsung ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan problematika sosial.
Sejarah telah mencatat para shahabiyah yang bekerja dengan Rufaidah: Ummu ammarah, Aminah, Ummu Ayman, Shafiyah, Ummu Sulaim, Kuayibat, Aminah binti Abi Qais al Ghifariyat, Ummu Atiyyah al Anshariyah, dan Nusaibat binti Kaab al Maziniyyat.

Referensi:
Ruslan,H. 2010. Rufaidah al Anshariyah. http://mirror.unpad.ac.id/.../republika_2010-12-10_171.pdf‎ (Diakses 14 Januari 2014)
Kasule , O, Prof, DR. 1998. Historical Roots of the Nursing Profession in Islam. http://omarkasule01.tripod.com/id333.html. (Diakses 14 Januari 2014)
Anonim. 2014. The first nurse in islam. http://faculty.ksu.edu.sa/73577/Pages/thefirstnurseinislam.aspx. (Diakses 14 Januari 2014)
http://fikes.ummgl.ac.id/artikel-84--rufaidah-almost-gone-but-not-forgotten-.html
Dalam dunia muslim, para muslim mengenal Rufaidah Al-Anshariyah sebagai sosok yang di klaim sebagai ibu keperawatan modern…Beliau adalah seorang perawat muslim pertama di dunia sekaligus perawat professional pertama di dunia. Yap!!perawat professional pertama di dunia!!how can that be??
Simak artikel singkat dari Republika yang baru sempet kebaca akhir-akhir ini…check this out…
Di Negara-negara Arab dan Timur Tengah, sosok Rufaidah lebih termahsyur dibandingkan Florence Nightingale…
Muhammad bin Ibrahim Salim dalam kitabnya Nisaa Haular, Rasul SAW mengungkapkan, rufaidah adalah seorang wanita yang berasal dari Kabilah Aslam. Ia dengan penuh kesetiaan menolong dan mengobati setiap orang yang terluka di zaman Rasullulah SAW.
Secara khusus, ia mendirikan kemah di dekat Masjid Nabawi. Di tempat itulah, ia menolong dan mengobati setiap orang yang terluka dalam Perang Khandaq, Rasullulah SAW berkata kepada para sahabat.”Bawalah dia ke tenda Rufaidah dan saya akan mengunjunginya nanti.”
Dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad, Ibrahim Salim menyebutkan, Imam Bukhari meriwayatkan Rasullullah menjenguk Sa’ad yang terluka saat Perang Khandaq di tenda Rufaidah setiap pagi dan sore.”Rufaidah sudah memelopori pengobatan gratis,”tutur Ibrahim Salim
Dunia keperawatan islam mengukuhkan Rufaidah Al-Anshariyah (570M-632M), sebagai perawat muslim pertama di dunia. Tak Cuma itu, ia juga dinobatkan sebagai perawat pertama di dunia. Betapa tidak, Rufaidah sudah meulai berkiprah jauh sebelum Florence Nightingale-- yang diklaim di dunia barat sebagaipelopor keperawatan modern—terlahir.
Florence yang terlahir di Firenze, Italia, pada 12 Mei 1820 baru berkiprah di dunia keperawatan pada abad ke-19M. Itu artinya, Rufaidah telah merintis dunia keperawatan 12 abad lebih dulu dari Florence.
Prof Omar Hasan Kasule dalam studinya menggambarkan, Rufaidah sebagai perawat professional pertama dalam sejarah islam. Menurut Omar, sejarah menggambarkan, Rufaidah sebagai perawat teladan, baik hati dan penuh empati. “Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain,” tutur Omar.
Rufaidah juga digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah social yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Menurut Omar, Rufaidah adalah perawat kesehatan umum dan pekerja social yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia islam.
Sejarah mencatat, Rufaidah kerap turun dalam peperangan bersama Rasullulah SAW seperti perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq dan perang Khaibar. Beliau berada di garis belakang untuk membantu tentara islam yang terluka akibat perang. Rufaidah pun mendirikan Rumah Sakit lapangan, sehingga Rasullulah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Saat tidak terjadi perang beliau mendirikan tenda di luar Masjid Nabawi untuk merawat setiap orang yang sakit. Selain itu beliau rajin melatih dan menyebarkan ilmunya kepada meraka yang berminat untuk menjadi perawat. Beliau juga aktif dalam aktivitas social yang ada di komunitasnya. Dengan kasih dan perhatian beliau memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim piatu dan penderita cacat mental. Rufaidah tidak hanya merawat anak yatim namun juga memberikan bekal pendidikan. Sejarah juga mencatat nama Rufaidah sebagaiseorang muslimah yang berbudi luhur dan penuh empati.
Ada sebuah pengkritisan yang menarik dari kutipan artikel diatas…diceritakan dengan lugas, seolah-olah Rufaidah “dibaptis” sebagi perawat professional pertama di dunia bukan (sebagai seorang dokter/tabib muslimah) lantaran keahlian beliau dalam berbagai hal (yang tidak hanya berhubungan dengan klinik). Seperti kemampuan dalam mengorganisasi, kemampuan dalam memimpin, kemampuan dalam memobilisasi/menggerakkan orang lain hingga kemampuan menjadi seorang trainer motivasi bagi setiap pasiennya. Beliau tidak hanya “mbulet” di urusan klinik namun telah benar-benar HOLISTIK terhadap pasiennya. Beliau terasah daya Analisisnya (karena sejarah menuliskan beliau aktif dalam komunitas…seorang perawat komunitas akan selalu dipapar dengan masalah yang multidimensional dan dituntut untuk meberikan solusi yang tepat dan aplikatif), teruji strategi pemecahan masalah komunitasnya, terbukti OTORITASnya (hal ini dibuktikan dengan kemampuan dan kekuasaannya untuk mendirikan berbagai tenda perawatan pada masa perang maupun damai…zaman sekarang??gimana??RUUK aja belum jebol-jebol mau bilang beginian…) dan tinggi tingkat kepekaan sosialnya…
Semoga contoh diatas mampu menginspirasi kita, khususnya rekan seprofesi…inilah sebuah gambaran seorang ners yang “benar”…inilah gambaran sosok yang seharusnya dikejar… yang jelas ketergantungan pada system kurikulum general yang ada saat ini, tak akan membuat kita kemana-mana kecuali menjadikan kita orang yang “terstandar”, entah high standard atau malah low standard…artinya masa depan anda bergantung pada IDE sang PEMBUAT SISTEM…system dibuat oleh “orang” untuk mengatur ribuan atau bahkan ratusan ribu orang…tak akan bisa mengakomodasi diri anda yang special dan unik, kecuali anda membuat system nano sendiri untuk diri anda pribadi…singkatnya mencari dan berusaha sendiri adalah solusinya…just independen in learning, independen in improving our capabilities…not wait…neither just hoped that general system which exist can make us get what we wanted…that’s just it…karena anda tak akan tahu apakah sang pembuat system itu sungguh-sungguh peduli atau hanya asal membuat untuk menyelesaikan kewajiban tuntutan kerja …daripada mengutuk kegelapan lebih baik segera nyalakan lilin kan??…wallahulam…
http://pringgadity.blogspot.co.id/2011/01/dia-adalah-perintis-dunia-keperawatan.html

Tokoh Keperawatan: Rufaidah Al-Asalmiya (570 – 632 M), perawat muslim pertama di dunia

Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat muslim pertama didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia. Semoga sekelumit kisah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang orang-orang yang berjasa dalam bidang keperawatan. Di Indonesia, nama Rufaidah sendiri masih terasa asing dibandingkan dengan tokoh-tokoh keperawatan dunia yang berasal dari golongan barat. Namun dikalangan Negara arab dan timur tengah, nama Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Sa’ad / Rufaidah Al-Asalmiya.
Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada  abad pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor (Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada  Rasulullah SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.
Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan, Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan Preventive Careserta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).
Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut sebagai Public Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi perawat di dunia islam.
Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-Asalmiya seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai perawat saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti Sa’ad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata).
Sebagai tambahan pengetahuan, perkembangan keperawatan didunia islam atau lebih tepatnya lagi di negara Arab Saudi dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Masa penyebaran islam /The Islamic Periode ( 570 – 632 M). pada masa ini keperawatan sejalan dengan peperangan yang terjadi pada kaum muslimin (Jihad). Rufaidah Al-Asalmiya adalah perawat yang pertama kali muncul pada mas ini.
2.      Masa setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 – 1000 M). pada masa ini lebih didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh kedokteran islam seperti Ibnu Sinna, Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi (dr. Ar-Razi).
3.      Masa pertengahan/ Late to Middle Age (1000 – 1500 M). pada masa ini negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik, pada masa ini juga telah dikenalkan konsep pemisahan antara ruang rawat laki-laki dan ruang rawat perenpuan. Juga telah dikenalkan konsep pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki dan pasien perempuan dirawat oleh perempuan.
Masa modern (1500 – sekarang). Pada masa ini perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai masuk kenegara arab. Namun, pada masa ini salah seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb yang merupakan perawat bidan arab Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo,  ia mendirikan institusi keperawatan di Arab Saudi.
https://upsoul.wordpress.com/kesehatan/rufaidah/

Biografi Siti Rufaidah ~ Perawat Islam Pertama

Siti Rufaidah adalah perawat profesional Islam pertama dalam sejarah Islam. Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai.

Biografi Siti Rufaidah Perawat Islam Pertama

Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
Saat perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat leh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998).
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education).
Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku’ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa’ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata8)
Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka’ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan berperang menggunakan pedang membela Nabi.
http://bio.or.id/biografi-siti-rufaidah-perawat-islam-pertama/

keperawatan islam


Keperawatan adalah manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat keperawatanm berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif.
Keperawatan islam berarti tidak dapat dipisahkan dari ajaran islam secara keseluruhan. Disamping itu, jika kita cermati berbagai dalil dalam al quran dan hadist juga tarikh islam diyakini bahwa keperawatan dalam islam ada sejak zaman nabi adam seperti uraian dibawah ini:
a. Zaman Nabi Adam AS; seperti yang dijelaskan pada quran surat al maidah ayat 31 yang menyimpulkan bahwa terjadi awal mulainya konsep awal mulainya jenazah.
b. Zaman Nabi Ayub AS; pada saat itu keperawatan telah dilaksanakan yaitu oleh istri beliau sendiri ketika Nabi Ayub terkena penyakit kulit. dan pada saat itu Siti Rahmah, istri beliau menjual gulungan rambutnya untuk membeli roti yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Nabi Ayub.
c. Zaman Nabi Isa AS; Sesuai dengan yang dijelaskan dalam Al Quran Surat Al-Maidah Ayat 110 yang menjelaskan bahwa pengobatan dalam islam itu telah ada pada zaman beliau yang dilakukan oleh NAbi Isa sendiri yang tidak lain atas izin dari Allah SWT sebagai wahyu.
d. Zaman NAbi Muhammad SAW; Pada saat itu banyak istri para sahabat yang ikut serta dalam peperangan untuk memberikan pertolongan serta pengobatan kepada pasukan yang terkena luka dan sakit dalam peperangan. Adapaun wanita yang berbaiat kepada Rasulallah adalah :
1. Rubiyi bibti Mu'awizd
2. Umu Sinan Al-Aslamiyah
3. Umu Ziyad Al-Asyja-iyah
4. Ku'aibah binti Sa'ad
5. Umayah binti Qais Al Ghifariyah
6. Rufaidah Al Anshariyah

Jadi pada dasarbya keperawatan dalam islam merupakan manifestasi dari fungsi manusi sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahn klien dengan permasalahannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu, dan amal.
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien perawat dituntut memiliki ketrampilan intelektual, interpersonal, tekhnikal serta memiliki kemampuan berdakwah amar ma'ruf nahi munkar.

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. “Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,” katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan “manjurnya” doa.
Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.
Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa’ad.

kegiatan pelayanan keperawatan telah di mulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada zaman nabi Muhammad saw,yang selalu memberikan pelayanan terbaik nya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.adapula yang mengenal Rufaidah Binti Saad.beliau dikenal sebagai perawat yang memulai praktek keperawatan di masa nabi Muhammad saw.
Beliau juga adalah perawat pertama muslim.beliau hidup dimasa nabi Muhammad saw,di abad pertama hijriyah sesudah Masehi,diilustrasikan sebagai perawat teladan,baik dan bersifat empati.
Rufaidah adalah seorang pemimpin,organisatoris,mampu memobilisasi dan memotifasi orang lain,dan digambarkan pula memiliki pengalaman,klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain,yang dilatih dengan bekerja dengannya.dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal saja ,akan tetapi juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah secara sosial yang dapat mengakibat kan timbulnya berbagai penyakit.
Rufaidah adalah public health nurse dan social worker yang menjadi inspirasi bagi profesi keperawatan di dunia islam.Rufaidah Binti Saad memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al Bani Aslam Alkhazraj,yang tinggal di Madinah dia lahir di yathrib dan termasuk kaum anshar.
Ayahnya seorang dokter dan ia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya disaat kota madinah berkembang,Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit,dan membangun tenda diluar masjid Nabawi saat damai,pada saat perang Badar,Uhud,Khandak dan Perang Khaibar.
Dia menjadi seorang sukarelawan dan merawat korban yang terluka sewaktu perang.Dan mendirikan rumah sakit lapangan,sehingga terkenal saat perang,dan nabi Muhammad sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh nya,pernah digambarkan saat perang Ghazwat Saad Bin Maadh yang terluka dan tertancap panah ditangannya,dirawat oleh Rufaidah hingga stabil.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat,dan dalam perang khaibar,mereka izin nabi Muhammad saw untuk ikut digaris belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka,dan nabi Muhammad saw mengizinkannya.
tugas ini digambarkan mulia bagi rufaidah,dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis,kontribusi rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.namun juga terlibat dalam aktifitas sosial dan komunitas.ia memberi perhatian kepada setiap muslim,miskin,anak yatim,atau penderita cacat mental.ia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan.
Rufaidah juga digambarkan memiliki keperibadian yang luhur dan empati sehingga memberi pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik pula.sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat,sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan mesti seimbang.
rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama dunia islam.sejarah dunia islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama rufaidah,seperti:ummu ammara,aminah,ummu amin,syafiat,ummu sulaiman,dan hindun.beberapa wanita muslim terkenal 
http://sejarah-perawat.blogspot.co.id
Rufaidah Al-Anshariah (wafat 35 H.)
Sahabat wanita juru rawat tentara yang luka-luka ini telah mengabdikan dirinya untuk melayani para pejuang Islam dan dianggap sebagai juru rawat pertama dalam sejarah Islam. Dialah yang membalut
luka Saad bin Abu Waqash ketika dibawa ke kemahnya sewaktu Perang Khandaq.
http://shohaabiyyah.blogspot.co.id/2011/12/biografi-singkat-shohaabiyyah.html

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer