Kisah Merusupadma Madya Purwa
Merusupadma saha Anglingdarma
ketika Prabu Jaya amijaya bertahta dan bertempur dengan kerajaan Marimantaka yang diperintah oleh Merusupadma, seorang raja raksasa bekas murid mendiang Prabu Jayabaya di Mamenang. Kisah diawali dengan pertemuan para dewa di Suralaya, Batara Guru memerintahkan kepada Hyang Narada untuk memberikan cincin kepada Anglingdarma, raja Malawapati sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya. Cincin tersebut kono milik Sri Darpakiswara raja Astina sebagai penolak bencana. Kemudian, dikisahkan tentang Raja Merusupadma di Manimantaka yang berniat menuju ke negeri Mamenang untuk mengenang mendiang gurunya. Kesalahpahaman terjadi sehingga berakhir dengan pertempuran di antara kedua negara tersebut, dan Merusupadma dikalahkan oleh Raja Jaya Amijaya.
http://nusantara.dl.uni-leipzig.de/receive/PakualamanBook_islamhs
Merusupadma
kerajaan Mamenang ketika Prabu Jaya Amijaya bertahta dan bertempur dengan kerajaan Manimantaka yang diperintah oleh Merusupadma, seorang raja raksasa mantan murid mendiang Prabu Jayabaya di Mamenang. Kisah diawali dengan pertempuran para dewa di Suralaya. Batara Guru memerintahkan kepada Hyang Narada untuk memberikan cincin kepada Anglingdarma raja Malawapati sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya. Cincin tersebut konon milik Sri Darpakiswara raja Astina yang dapat menolak bencana. Kemudian dikisahkan tentang raja Merusupadma di Manimantaka yang berniat menuju ke negeri Mamenang untuk mengenang mendiang gurunya. Kesalahpahaman terjadi sehingga berakhir dengan pertempuran di antara kedua negara tersebut, dan Merusupadma dikalahkan oleh Raja Jaya Amijaya.
http://nusantara.dl.uni-leipzig.de/receive/PakualamanBook_islamhs
Penjabaran dari kedua cerita yang satu sumber bahwa:
Al kisah di Kayangan Suralaya, sang pemukadewa bernama Batara Guru dihadapkan oleh Batara Narada dan dewa dewa Tri Dasa Watak Nawa. Sang Hyang Batara Guru memerintahkan Sang Hyang Batara Narada untuk memberikan cincin sakti kepada Prabu Anglingdarma sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya bertahta di Kerajaan Mamenang, Cincin tersebut konon milik Sri Darpakiswara raja Astina yang dapat menolak bencana.
Kemudian di Kerajaan Manimantaka, sang Prabu Kala Merusupadma ingin mengenang guru kesayanganya yang sudah tiada.
Akhirnya Prabu Merusupadma menyerang dengan membawa pasukan prajurit bertempur menuju Kerajaan Mamenang karena menduga bahwa sang Prabu Jayabaya dibuatnya gara gara oleh putranya sendiri yaitu Prabu Jaya Amijaya yang saat tersebut bertahta, ketika menyerang lalu disadarkan oleh Sang Prabu sendiri karena masalah kesalah pahaman.
ketika Prabu Jaya amijaya bertahta dan bertempur dengan kerajaan Marimantaka yang diperintah oleh Merusupadma, seorang raja raksasa bekas murid mendiang Prabu Jayabaya di Mamenang. Kisah diawali dengan pertemuan para dewa di Suralaya, Batara Guru memerintahkan kepada Hyang Narada untuk memberikan cincin kepada Anglingdarma, raja Malawapati sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya. Cincin tersebut kono milik Sri Darpakiswara raja Astina sebagai penolak bencana. Kemudian, dikisahkan tentang Raja Merusupadma di Manimantaka yang berniat menuju ke negeri Mamenang untuk mengenang mendiang gurunya. Kesalahpahaman terjadi sehingga berakhir dengan pertempuran di antara kedua negara tersebut, dan Merusupadma dikalahkan oleh Raja Jaya Amijaya.
http://nusantara.dl.uni-leipzig.de/receive/PakualamanBook_islamhs
Merusupadma
kerajaan Mamenang ketika Prabu Jaya Amijaya bertahta dan bertempur dengan kerajaan Manimantaka yang diperintah oleh Merusupadma, seorang raja raksasa mantan murid mendiang Prabu Jayabaya di Mamenang. Kisah diawali dengan pertempuran para dewa di Suralaya. Batara Guru memerintahkan kepada Hyang Narada untuk memberikan cincin kepada Anglingdarma raja Malawapati sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya. Cincin tersebut konon milik Sri Darpakiswara raja Astina yang dapat menolak bencana. Kemudian dikisahkan tentang raja Merusupadma di Manimantaka yang berniat menuju ke negeri Mamenang untuk mengenang mendiang gurunya. Kesalahpahaman terjadi sehingga berakhir dengan pertempuran di antara kedua negara tersebut, dan Merusupadma dikalahkan oleh Raja Jaya Amijaya.
http://nusantara.dl.uni-leipzig.de/receive/PakualamanBook_islamhs
Penjabaran dari kedua cerita yang satu sumber bahwa:
Al kisah di Kayangan Suralaya, sang pemukadewa bernama Batara Guru dihadapkan oleh Batara Narada dan dewa dewa Tri Dasa Watak Nawa. Sang Hyang Batara Guru memerintahkan Sang Hyang Batara Narada untuk memberikan cincin sakti kepada Prabu Anglingdarma sebagai peredam segala kegelisahan di dunia, serta mengajarkan ilmu kebajikan dan keutamaan kepadanya bertahta di Kerajaan Mamenang, Cincin tersebut konon milik Sri Darpakiswara raja Astina yang dapat menolak bencana.
Kemudian di Kerajaan Manimantaka, sang Prabu Kala Merusupadma ingin mengenang guru kesayanganya yang sudah tiada.
Akhirnya Prabu Merusupadma menyerang dengan membawa pasukan prajurit bertempur menuju Kerajaan Mamenang karena menduga bahwa sang Prabu Jayabaya dibuatnya gara gara oleh putranya sendiri yaitu Prabu Jaya Amijaya yang saat tersebut bertahta, ketika menyerang lalu disadarkan oleh Sang Prabu sendiri karena masalah kesalah pahaman.
Komentar
Posting Komentar