Kisah Prabu Anglingdarma Pergi Berlayar Serat Kandhaning Ringgit Purwa "Serat Anglingdarma"
Al kisah suatu hari di Kedaton Malwapati, adegan pasowanan membahas rencana sang nata agung Prabu Anglingdarma untuk pergi berlayar berjalan jalan di sekitar bumi arcapada Malwapati. Ki Tawantuni usul jika kepergian sang Prabu ditemani para putra dan sang Patih, sang Patih Batikmadrim tidak merasa keberatan, akan tetapi jika ada bahaya di Malwapati siapakah yang akan bertanggungjawab?, Ki Tawantuni berkata bahwa ia yang akan bertanggungjawab seisi keraton dan seluruh rakyat Malwapati yang dibantu para muridnya.
Setelah adegan pasowana di kedaton sang Prabu mendengar teriakan minta tolong di kesatrian Malwapati, Dewi Rayungwulan dan Dewi Rayungsekar merintih kesakitan, Raden Rumajagandhi segera menghubungi Ki Tawantuni menanyakan penyebab mereka kesakitan karena tidak ada tanda apa apa pada mereka berdua. Setelah Ki Tawantuni memeriksanya bahwa mereka berdua akan melahirkan, mendengar jawaban Ki Tawantuni segera Raden Anglingkusuma dan Raden Danurwenda mencari Mantri Suryawidigdya untuk membantu mereka.
Kemudian Dewi Rayungwulan melahirkan putra dinamai dengan Bambang Welakusuma sedangkan Dewi Rayungsekar melahirkan putra dinamai dengan Bambang Umbulsari.
Lalu rencana pelayaran telah tiba waktunya sang Prabu Anglingdarma, Raden Anglingkusuma, Raden Danurwenda, Patih Batikmadrim, dan Raden Rumajagandhi pergi berlayar, di tengah lautan ganas ombak yang menjilat jilat sang Prabu dkk melihat ada Tambak yang konon dulu dijadikan tempat menyebrang Prabu Rama, Raden Laksmana beserta Anoman dan pasukan kera hendak menyerang alengka yang di seberang pulau kecil itu.
Akhirnya Raden Gandakusuma mengantikan tahta Malwapati, sedangkan Raden Anglingkusuma menjadi raja Bojanegari, Raden Danurwenda menjadi raja di Kertanegara, sang Prabu Anglingdarma sudah tua renta yang akhirnya menjadi seorang pertapa bernama Resi Anglindarma di Pertapaan Redisekar.
Setelah adegan pasowana di kedaton sang Prabu mendengar teriakan minta tolong di kesatrian Malwapati, Dewi Rayungwulan dan Dewi Rayungsekar merintih kesakitan, Raden Rumajagandhi segera menghubungi Ki Tawantuni menanyakan penyebab mereka kesakitan karena tidak ada tanda apa apa pada mereka berdua. Setelah Ki Tawantuni memeriksanya bahwa mereka berdua akan melahirkan, mendengar jawaban Ki Tawantuni segera Raden Anglingkusuma dan Raden Danurwenda mencari Mantri Suryawidigdya untuk membantu mereka.
Kemudian Dewi Rayungwulan melahirkan putra dinamai dengan Bambang Welakusuma sedangkan Dewi Rayungsekar melahirkan putra dinamai dengan Bambang Umbulsari.
Lalu rencana pelayaran telah tiba waktunya sang Prabu Anglingdarma, Raden Anglingkusuma, Raden Danurwenda, Patih Batikmadrim, dan Raden Rumajagandhi pergi berlayar, di tengah lautan ganas ombak yang menjilat jilat sang Prabu dkk melihat ada Tambak yang konon dulu dijadikan tempat menyebrang Prabu Rama, Raden Laksmana beserta Anoman dan pasukan kera hendak menyerang alengka yang di seberang pulau kecil itu.
Akhirnya Raden Gandakusuma mengantikan tahta Malwapati, sedangkan Raden Anglingkusuma menjadi raja Bojanegari, Raden Danurwenda menjadi raja di Kertanegara, sang Prabu Anglingdarma sudah tua renta yang akhirnya menjadi seorang pertapa bernama Resi Anglindarma di Pertapaan Redisekar.
Komentar
Posting Komentar