Lakon Kijing Wahana Madya Purwa
Kijing Wahana
Lakon ini dikisahkan terjadi sesudah Baratayuda. Prabu Sudarsono dari Kerajan Yawastina menuduh permaisurinya berlaku serong. Permaisurinya itu, Dewi Sutiknawati namanya, dikembalikan kepada abangnya, Patih Sutikna. Sang Patih lalu minta berhenti dari jabatannya.
Setelah Patih Sutikna pulang, Patih Danurdara diperintahkan oleh Prabu Su-darsono, untuk membujuk Patih Sutikna agar kembali menjadi patih. Namun bujukan itu tak berhasil, bahkan mereka berperang tanding. Patih Danurdara kalah, dan kembali ke istana.
Tak lama kemudian, Prabu Sudarsono pergi menghadap Begawan Anoman untuk memohon buah mangga Pratangga Jiwa untuk istri mudanya, Dewi Honi.
Mangga sakti itu lalu diberikan kepada Dewi Hoyi, tetapi Hoyi tidak memakannya sampai habis. Baru separuh, mangga sakti itu dibuang.
Ki Lurah Semar memungut sisa mangga itu lalu diberikan pada Dewi Sutiknawati, dan dimakan habis. Beberapa bulan kemudian Dewi Hoyi melahirkan seorang putri, sedangkan Dewi Sutiknawati melahirkan berbentuk kijing, semacam kerang air tawar yang dapat dimakan.
Sementara itu datang serangan dari Kerajaan Trajutrisna, dipimpin oleh Prabu Sarwaka, cucu Boma Narakasura. Setelah para senapati Yawastina kalah, kijing anak Dewi Sutiknawati maju ke gelanggang perang dan mengalahkan semua musuh dari Tra-jutrisna.
Setelah itu, kelopak kijing itu membuka, dan dari dalamnya keluar seorang ksatria muda. Anak muda yang keluar dari kijing itu lalu diaku anak oleh Prabu Sudarsana, dan diberi nama Kijing Wahana.
Setelah Patih Sutikna pulang, Patih Danurdara diperintahkan oleh Prabu Su-darsono, untuk membujuk Patih Sutikna agar kembali menjadi patih. Namun bujukan itu tak berhasil, bahkan mereka berperang tanding. Patih Danurdara kalah, dan kembali ke istana.
Tak lama kemudian, Prabu Sudarsono pergi menghadap Begawan Anoman untuk memohon buah mangga Pratangga Jiwa untuk istri mudanya, Dewi Honi.
Mangga sakti itu lalu diberikan kepada Dewi Hoyi, tetapi Hoyi tidak memakannya sampai habis. Baru separuh, mangga sakti itu dibuang.
Ki Lurah Semar memungut sisa mangga itu lalu diberikan pada Dewi Sutiknawati, dan dimakan habis. Beberapa bulan kemudian Dewi Hoyi melahirkan seorang putri, sedangkan Dewi Sutiknawati melahirkan berbentuk kijing, semacam kerang air tawar yang dapat dimakan.
Sementara itu datang serangan dari Kerajaan Trajutrisna, dipimpin oleh Prabu Sarwaka, cucu Boma Narakasura. Setelah para senapati Yawastina kalah, kijing anak Dewi Sutiknawati maju ke gelanggang perang dan mengalahkan semua musuh dari Tra-jutrisna.
Setelah itu, kelopak kijing itu membuka, dan dari dalamnya keluar seorang ksatria muda. Anak muda yang keluar dari kijing itu lalu diaku anak oleh Prabu Sudarsana, dan diberi nama Kijing Wahana.
http://tokohpewayanganjawa.blogspot.co.id/kijing-wahana.html
Komentar
Posting Komentar