Lakon Abiyasa Mukswa
Menurut pewayangan, Abiyasa moksa setelah Parikesit, anak Abimanyu berumur 35 hari. Untuk mendapatkan berkah restu dari kakek buyutnya, pada saat upacara selapanan Parikesit dipangku oleh Abiyasa, yang sengaja datang ke Istana Astina dari Pertapaan Wukirahtawu di Sapta Arga. Beberapa saat setelah memangku buyutnya itu, Abiyasa merasa ajalnya sudah tiba, namun ia tidak mau berangkat ke sorga bilamana tidak disertai oleh jazadnya. Para dewa mengabulkan tuntutan itu, dan mengirim kereta cahaya guna menjemputnya. Moksanya Abiyasa disaksikan segenap keluarga Pandawa, Prabu Kresna dan Prabu Baladewa.
Sementara itu menurut Adiwangsawatarana Parwa, yang merupakan bagian dari Mahabarata, Abiyasa moksa pada zaman pemerintahan Prabu Janamejaya, cucu Parikesit. Peristiwa moksanya juga terjadi di Istana Astina.
http://blog.hadisukirno.co.id/begawan-abiyasa/
Setelah perang Baratayuda berakhir, Begawan Abiyasa berkeliling mengelilingin Padang Kuru Seta diiringi oleh seluruh keluarganya melihat bekas-bekas Baratayuda. Begawan Abiyasa merasa terharu ketika mengetahui tempat bekas Perang Baratayuda yang rusak, dan mengetahui banyak jiwa-jiwa yang belum sempurna. Maka Begawan Abiyasa memperbaiki tempat-tempat yang rusak dan memuja jiwa-jiwa yang belum sempurna sehingga menjadi sempurna. Saat diketahui bahwa Pendeta Durna belum sempurna jiwanya, maka Begawan Abiyasa menyempurnakan jiwa Pendeta Durna, hal ini membuat terharu hati para Pendawa dan keluarga. Begawan Abiyasa berumur panjang sehingga bisa melihat cicitnya Parikesit lahir. Pada akhir hayatnya, ia moksa dengan dijemput kereta kencana dari kahyangan. Begawan Abiyasa adalah seorang begawan yang sangat sakti. Begawan Abiyasa juga dipercaya sebagai orang yang menulis riwayat keluarga Barata.
http://caritawayang.blogspot.co.id/abiyasa.html
Abiyasa meninggal setelah berakhirnya perang Bharatayuda, tepatnya satu pekan setelah kelahiran Parikesait, putra Abimanyu dengan Dewi Utari. Ia moksa kembali ke alam Nirwana dengan menaiki kereta cahaya.
http://tokohpewayanganjawa.blogspot.co.id/abiyasa.html
Sebelum muksa (wafat, hilang dengan badan kasarnya), Begawan Abyasa berkeliling diiring oleh keluarga Pandawa dan keturunannya ke luar kota (negeri), melihat bekas-bekas tempat perang Baratayudha dengan terharu. Dimana Baginda mengetahui tempat-tempat bekas gelanggang perang, yang rusak segera diperbaikinya, dimana, mengetahui jiwa-jiwa mengetahui yang belum sempurna, disempurnakanlah dengan puja. Dan ketika Sang Begawan mengetahui jiwa Pendeta Durna belum sempurna, maka titah Baginda kepada Pandawa, supaya mereka menyempurnakan jiwa itu, karena Sang Pendeta Durna juga guru para Pandawa dilakukanlah. Kejadian ini mengharukan rasa hati segala kerabat Pandawa, karena mereka melihat bekas yang tak menyedapkan pada pemandangan. Usia Sang Begawan lanjut, hingga mengetahui lahir cicit Baginda, ialah Raden Parikesit. Nama Kresnadipayana ini setelah Raden Parikesit bertahta sebagai raja di Hastinapura dipakainya.
Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.
https://wayangku.wordpress.com/prabu-kresnadipayana-begawan-abiyasa/
Komentar
Posting Komentar