Menak Lakat
Kedatangan Amir Ambyah di Medinah disambut dengan penghormatan oleh Nabi Muhammad. Amir Ambyah dan para pengiring lalu berganti syariat. Baru beberapa waktu Amir Ambyah berada di Medinah, raja Hirman dari Medayin mengerahkan pasukan mengepung Medinah hendak membinasakan Nabi Muhammad. Amir Ambyah kembali maju perang dan menghancurkan pasukan Medayin. Raja Hirman lari minta bantuan ke negara Lakat. Raja Lakat kemudian mengirikan pasukan untuk mengepung Medinah. Terjadilah pertempuran antara pasukan Lakat melawan pasukan Arab.
Pada saat perang berkecamuk, Raja Jenggi dan pasukannya datang membantu pasukan Lakat. Dalam pertempuran tersebut Amir Ambyah gugur karena siasat raja Jenggi. Nabi Muhammad berhasil lolos, kemudian bersembunyi di dalam goa, sementara pasukan Arab bercerai berai.
Pada saat perang berkecamuk, Raja Jenggi dan pasukannya datang membantu pasukan Lakat. Dalam pertempuran tersebut Amir Ambyah gugur karena siasat raja Jenggi. Nabi Muhammad berhasil lolos, kemudian bersembunyi di dalam goa, sementara pasukan Arab bercerai berai.
Pada wakti itu Baginda Ngali, panglima pasukan Arab sedang sakit. Begitu mendengar bahwa pamanda Amir Ambyah gugur di medan perang dan Nabi Muhammad lolos, seketika sembuh dari sakitnya, lalu maju berperang. Ia berhasil menangkap raja Lakat dan menundukkan pasukannya. Sedangkan raja Jenggi melarikan diri.
Sementara itu Dewi Kuraisin, putri Amir Ambyah dengan Dewi Ismayawati dari Ngajrak, menyusul ke Medinah langsung menghadap Fátimah, istri Nabi Muhammad. Setelah diberitahu bahwa Amir Ambyah dan Nabi Muhammad telah lama maju perang, ia segera menyusulnya. Setelah bertemu Nabi Muhammad dan diberitahu kalau ayahandanya, AMir Ambyah telah augur di medan perang ketika melawan raja Jenggi, Kuraisin jatuh pingsan. Setelah sadar, Kuraisin minta ijin untuk melawan raja Jenggi.
Dalam suatu pertempuran, Kuraisin berhasil mengalahkan raja Jenggi, mengikatnya dan menyerahkan kepada Nabi Muhammad. Raja Lakat dan raja Jenggi tidak dihukum mati. Mereka berdua hanya dicukur rambutnya da diharapkan bersedia berbakti kepada Allah Subhanahu Wa Taalla. Selang beberapa waktu kemudian, raja Hirman pun tunduk pada Nabi muhammad. Atas kehendak Nabi Muhammad, dewi Kuraisin dinikahkan dengan Baginda Ngali. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra laki-laki diberi nama Muhammad Kanapiyah, yang setelah dewasa menjadi raja di Ngajrak.
Sementara itu Dewi Kuraisin, putri Amir Ambyah dengan Dewi Ismayawati dari Ngajrak, menyusul ke Medinah langsung menghadap Fátimah, istri Nabi Muhammad. Setelah diberitahu bahwa Amir Ambyah dan Nabi Muhammad telah lama maju perang, ia segera menyusulnya. Setelah bertemu Nabi Muhammad dan diberitahu kalau ayahandanya, AMir Ambyah telah augur di medan perang ketika melawan raja Jenggi, Kuraisin jatuh pingsan. Setelah sadar, Kuraisin minta ijin untuk melawan raja Jenggi.
Dalam suatu pertempuran, Kuraisin berhasil mengalahkan raja Jenggi, mengikatnya dan menyerahkan kepada Nabi Muhammad. Raja Lakat dan raja Jenggi tidak dihukum mati. Mereka berdua hanya dicukur rambutnya da diharapkan bersedia berbakti kepada Allah Subhanahu Wa Taalla. Selang beberapa waktu kemudian, raja Hirman pun tunduk pada Nabi muhammad. Atas kehendak Nabi Muhammad, dewi Kuraisin dinikahkan dengan Baginda Ngali. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra laki-laki diberi nama Muhammad Kanapiyah, yang setelah dewasa menjadi raja di Ngajrak.
Komentar
Posting Komentar