Sahlah binti Suhail ra

Sahlah Binti Suhail (Memilih Islam daripada Keluarga)

Ibnu Ishaq berkata bahwa Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam berkata bahwa Ziyad bin Abdullah Al-Bakkai berkata dari Muhammad bin Ishaq Al-Huththalibi yang berkata,

"Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat penderitaan yang dialami sahabat-sahabatnya, sedang beliau dalam keadaan segar bugar karena kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi pamannya, Abu Thalib; sementara beliau tidak mampu melindungi mereka terhadap penderitaan yang dialami, maka beliau bersabda kepada mereka.  'Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengizinkan seorang pun didzalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri yang benar, hingga Allah memberi jalan keluar bagi penderitaan yang kalian alami?' 

Kemudiaan kaum Muslim dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berangkat ke Habasyah, karena takut mendapatkan penderitaan yang lebih berat, dan lari kepada Allah dengan membawa agama mereka. Itulah hijrah pertama yang terjadi dalam Islam."

Kaum Muhajirin Pertama 
Ibnu Ishaq berkata, "Kaum Muslimin yang pertama kali berangkat dari Banu Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr ialah Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umaiyyah beserta istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Muhajirin dari Banu Abdu Syams bin Abdu Manaf ialah Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah bin Abdu Syams beserta istrinya yang bernama Sahlah binti Suhail bin Amr, salah seorang dari Bani Amir bin Luai. Di Habasyah, Sahlah melahirkan anak yang bernama Muhammad bin Hudzaifah.
Muhajirin dari Bani Asad bin Abdul Uzza bin Qushai ialah Az-Zubair bin Al-Awwam bin Khuwailid bin Asad.
Muhajirin dari Bani Abduddaar bin Qushai ialah Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddaar.
Muhajirin dari Bani Zuhrah bin Kilab ialah Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abd bin Al-Harits bin Zubrah.
Muhajirin dari Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah ialah Abu Salamah bin Abdul Usd bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum beserta istrinya yang bernama Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
Muhajirin dari Bani Jumah bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab ialah Utsman bin Madz'un bin Habib bin Wahab bin Hudzafah bin Jumah.
  • Catatan: Halaman 283-288 berisi nama-nama kaum Muhajirin yang hjirah, dan untuk mempersingkatnya, kami langsung ke halaman 289)

Jumlah Keseluruhan Kaum Muhajirin (Halaman 289)
Ibnu Ishaq berkata, "Jadi total kaum Muslimin yang menyusul ke Habasyah dan berhijrah kepadanya—selain anak-anak yang mereka bawa hijrah atau lahir di Habasyah—ialah delapan puluh tiga orang laki-laki, jika Ammar bin Yasir ditambahkan ke dalam jumlah tersebut, namun ia diragukan ikut hijrah ke sana."

Syair-syair tentang Hijrah 
Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Abdullah bin Al-Harits bin Qais bin Adi bin Sa'ad bin Sahm melihat bahwa kaum Muslimin mendapatkan keamanan di Habasyah, memuji perlindungan An-Najasyi, mereka dapat beribadah kepada Allah tanpa takut kepada siapa pun, dan An-Najasy melindungi mereka dengan serius ketika mereka tiba di Habasyah, ia berkata,
    Wahai pengembara, sampaikan suratku kepadanya Kepada orang yang bisa diharapkan menerima ajakan Allah dan agama-Nya Semua orang di antara hamba-hamba Allah disiksa di Makkah Mereka ditindas dan disakiti Sesungguhnya kami mendapati bumi Allah itu luas Bumi menyelamatkan diri dari kehinaan dan kerendahan
    Janganlah kalian berdiri di atas kehinaan kehidupan Dan kehinaan kematian serta aib yang tidak mengenakkan Jika kami mengikuti Rasulullah, sedang mereka membuang sabda Rasulullah Dan curang dalam timbangan Maka arahkan siksamu kepada kaum yang melampaui batas Aku meminta perlindunganmu agar mereka jangan sampai menang kemudian menyiksaku
Abdullah bin Al-Harits juga menyusun syair yang mengingatkan pengusiran terhadap kaum Muhajirindari negeri mereka. Dalam syairnya, Ia mengecam sebagian kaumnya,
    Hatiku hampir tidak mempercayai peperangan mereka terhadapku Begitu juga jari-jemarikuBagaimana aku harus memerangi orang-orang yang telah mendidik kalian Di atas kebenaran agar kalian tidak mencampur kebenaran dengan kebatilan? Mereka diusir oleh hamba-hamba jin dari negeri mereka yang merdeka Kemudian mereka dalam penderitaan Jika di kalangan Adi terdapat kejujuran Adi bin Sa'ad bertakwa dan menyambung hubungan sanak saudara Sungguh aku berharap, bahwa itu semua terjadi pada kalian Dengan memuji orang yang tidak mengharapkan balasan Aku diberi ganti singa dengan singa, namun semuanya jelek Di Dzi Fajar tempat tinggal orang-orang lemah dan para janda
Abdullah bin Al-Harits juga berkata,
    Itulah Quraisy yang menantang hal Allah Sebagaimana Ad, Madyan, dan Al-Hijr menentang hak AllahJika aku tidak berangkat, maka jangan larang aku untuk tinggal Di negeri yang daratannya luas begitu juga lautnya Di negeri di mana di dalamnya terdapat hamba Allah, Muhammad Akan aku jelaskan apa saja yang tersimpan dalam hati jika pencarian telah selesai Abullah bin Al-Harits Rahimahullah menamakan syairnya Al-Mubriq."

Kecaman Utsman bin Madz'um terhadap Umaiyyah bin Khalaf 
Ibnu Ishaq berkata, "Utsman bin Madz'un mengecam Umaiyyah bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah. Utsman bin Mad'un adalah saudara misan dengan Umaiyyah bin Khalaf, namun begitu,Umaiyyah bin Khalaf tetap menyiksanya karena keislamannya. Ketika itu, Umaiyyah bin Khalaf menjadi tokoh yang dihormati di kaumnya. Utsman bin Madz'um berkata dalam syairnya,
    Layakkah engkau mengusirku dari Makkah untuk mencari keamanan Dan engkau menempatkanku di istana putih yang kubenci Engkau menghina orang-orang terhormat yang rumputnya saja tidak sebanding denganmu Engkau melecehkan orang-orang terhormat yang siap memberikan rumput-rumputnya kepadamu Engkau memerangi orang-orang mulia dan terhormat Engkau membinasakan orang-orang yang menjadi tempatmu berlindung Engkau akan tahu, jika suatu hari engkau mendapat musibah Engkau akan dikalahkan orang-orang gembel atas apa yang engkau perbuat."
http://istiqommah.blogspot.co.id/2012/05/sahlah-binti-suhail-memilih-islam.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sahlah Binti Suhail Bin Amr


Dua kali berhijrah demi iman

Sahlah binti suhail berasal dari keluarga Quraisy terkemuka dan dihormati bangsa Arab. Ia menikah dengan Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi’ah, yang juga berasal dari keluarga quraisy terhormat. Sahlah dan suaminya termasuk sahabat yang masuk islam pertama kali, bahkan sebelum rasullullah memulai majelis ilmunya di rumah Al Arqam bin Abu Al Arqam Al Makhzumi.



Ketika Sahlah masuk islam, keluarga besarnya masih teguh memegang ajaran nenek moyang dan memusuhi Rasullullah. Mereka memperlakukan Sahlah dengan sangat buruk, bahkan ayahnya Suhail bin Amr menganggap Sahlah sebagai ancaman bagi dirinya. Hilanglah kasih sayang ayah pada anaknya, berganti tekanan dan ancaman. Tetapi Sahlah tetap istiqomah memegang teguh risalah kebenaran.

Semakin hari kondisi di Mekah semakin sulit bagi kaum mukminin. Rasullullah sadar bahwa kaum mukminin masih sedikit dan lemah sehingga belum mampu melawan kaum musyrikin. Kemudian Rasullullah mendapat petunjuk dari Allah untuk membolehkan sahabat dan kaum mukminin hijrah ke Habasyah.

Sahlah dan keluarganya merupakan salah satu peserta hijrah yang pertama kali dalam sejarah islam ini. Keberangkatan Sahlah berhijrah demi islam membuat ayahnya dan pemuka quraisy semakin murka. Berbagai cara diperbuat untuk mengganggu ketenangan mereka, antara lain lewat upaya menghembuskan isu ke Habasyah yang mengabarkan bahwa mereka, kaum musyrik quraisy, telah masuk islam.

Kerinduan yang sangat kepada Mekah, Ka’bah, dan Rasul serta isu tersebut membuat banyak kaum muhajirin yang tergoda untuk pulang. Akhirnya beberapa dari mereka memutuskan untuk kembali ke Mekah. Tetapi terbuktilah bahwa berita yang mereka dengar hanyalah kebohongan dan mereka kembali berhadapan dengan penyiksaan.

Penyiksaan terhadap kaum muslimin di Mekah pun semakin menjadi jadi, sehingga tidak ada yang bisa masuk mekah, kecuali atas perlindungan pihak lain atau secara sembunyi sembunyi. Keluarga Sahlah termasuk yang berhasil masuk Mekah, dan kondisi mengharuskan Sahlah untuk selalu bersabar dengan segala macam tekanan, siksaan dan ancaman yang dilancarkan kaum musyrikin kepada dirinya dan saudara saudara seimannya.

Meski demikian, Sahlah sangat yakin pada kebenaran Islam dan kerasulan Muhammad SAW. Sehingga ia tidak pernah mengeluh dalam mempertahankan keimanannya. Ketika kondisi semakin buruk kaum mukminin di Mekah, Rasulullah kemudian mendapat wahyu dari Allah SWT untuk berhijrah ke madinah. Maka berangkatlah kaum mukminin  termasuk Sahlah dan keluarganya. Di negeri baru ini mereka hidup damai dengan keimanannya.

Sewaktu terjadi perang badar pada tahun 2 hijriah , ayah sahlah merupakan salah satu tawanan perang. Mengetahui hal ini, Sahlah mampu menahan diri untuk tidak meminta keringanan pada Rasulullah. Ia paham bahwa ayahnya saat itu berada di pihak musuh. Kesabarannya ini pun berbuah hasil, ayahnya kemudian masuk islam, tepatnya pada waktu penaklukan mekah.

Suhail bin Amr sendiri oleh kaumnya dikenal sebagai orator yang cerdas dan pandai melakukan negosiasi. Maka ketika kaum mukminin dan musyrikin mengadakan perjanjian hudaibiyah, dialah yang di utus kaum musyrikin untuk berdialog dan menandatangani hasil perjanjian tersebut. Ketika Suhail sudah masuk islam dia pun kemudian menjadi orang yang teguh dengan keimannya. Pidato Suhail pada hari wafatnya Rasulullah pun sama dengan pidato Abu Bakar. Isinya antara lain, “ Barangsiapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya dia sudah mati sedangkan yang menyembah Allah, sesungguhnya Dia tidak pernah mati.”



( Sumber Majalah Ummi ) http://ummi-shofwan.blogspot.co.id/2014/01/sahlah-binti-suhail-bin-amr.html 

Hadits Sahlah Binti Suhail Bin Amru dan Isteri Abu Hudzaifah Radliyallahu

Hadits Ahmad 25764

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ سَهْلَةَ امْرَأَةِ أَبِي حُذَيْفَةَ أَنَّهَا قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ سَالِمًا مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ يَدْخُلُ عَلَيَّ وَهُوَ ذُو لِحْيَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْضِعِيهِ فَقَالَتْ كَيْفَ أُرْضِعُهُ وَهُوَ ذُو لِحْيَةٍ فَأَرْضَعَتْهُ فَكَانَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا
Susuilah dia. Isteri Abu Hudzaifah berkata, Bagaimana aku menyusuinya sedangkan jenggotnya telah tumbuh?
Namuan kemudian ia menyusuinya sehingga Salim pun bisa masuk ke dalam rumahnya. [HR. Ahmad No.25764].

Hadits Ahmad No.25764 Secara Lengkap

[[[Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yakni Ibnu Salamah- dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Shalah] istri Abu Hudzaifah, dia berkata, "Aku berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Salim, bekas budak Abu Hudzaifah, masuk rumahku sedang dia sudah tumbuh jenggotnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Susuilah dia." Isteri Abu Hudzaifah berkata, "Bagaimana aku menyusuinya sedangkan jenggotnya telah tumbuh?" Namuan kemudian ia menyusuinya sehingga Salim pun bisa masuk ke dalam rumahnya."]]] 
http://www.mutiarahadits.com/06/82/75/hadits-sahlah-binti-suhail-bin-amru-dan-isteri-abu-hudzaifah-radliyallahu.htm

Hadits Sahlah binti Suhail bin ‘Amru dan isteri Abu Hudzaifah Radliyallahu

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ سَهْلَةَ امْرَأَةِ أَبِي حُذَيْفَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ سَالِمًا مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ يَدْخُلُ عَلَيَّ وَهُوَ ذُو لِحْيَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْضِعِيهِ فَقَالَتْ كَيْفَ أُرْضِعُهُ وَهُوَ ذُو لِحْيَةٍ فَأَرْضَعَتْهُ فَكَانَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا
Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad -yakni Ibnu Salamah- dari ‘Abdurrahman bin Al Qasim dari Al Qasim bin Muhammad dari Shalah istri Abu Hudzaifah, dia berkata, “Aku berkata, “Wahai Rasululloh, sesungguhnya Salim, bekas budak Abu Hudzaifah, masuk rumahku sedang dia sudah tumbuh jenggotnya. Kemudian Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Susuilah dia.” Isteri Abu Hudzaifah berkata, “Bagaimana aku menyusuinya sedangkan jenggotnya telah tumbuh?” Namuan kemudian ia menyusuinya sehingga Salim pun bisa masuk ke dalam rumahnya.” 
http://www.artikel-islam.com/ahmad/sisa-musnad-sahabat-anshar/hadits-sahlah-binti-suhail-binamru-dan-isteri-abu-hudzaifah-radliyallahu/ 


Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer