Diposting oleh
Ahmar Zayiddin Mahmud
TGL
Kesultanan Sahulau Maluku
Kerajaan NUNUSAKU, Kerajaan SAHULAU Dan Kerajaan SIR (yang dirahasiakan)
17APR
Maluku pada masa lampau sudah mempunyai pemerintahaan yang kuat dengan Bangsa Alifurunya, berikut adalah sejarah singkat pemerintahaan yang pernah menguasai Bangsa Alifuru
Kerajaan NUNUSAKU (pertama)
Kerajaan SAHULAU
Kerajaan SIR = yang dirahasiakan (terakhir)
Kerajaan NUNUSAKU berdiri setelah banjir bah dasyat menghatam bumi. Sewaktu air bah perlahan-lahan mulai surut pertama-tama yang terlihat seperti gundukan tanah di tengah-tengah samudra gundukan tanah itu seperti membentuk “NUN SUKUN” (NUN = huruf ke 25 dalam alphabet arab). Ternyata gundukan tanah itu adalah puncak dari sebuah gunung. Mereka pun singgah dipuncak gunung itu dan ketika air benar-benar surut yang masih kokoh berdiri adalah pohon beringin bercabang dua. Mereka pun mendirikan sebuah pemerintahaan ADAT BERSENDIKAN AGAMA. AGAMA BERSENDIKAN FIRMAN-FIRMAN ALLAH SWT. Dari kejadian yang di alami maka kerajaan itu diberi nama NUNUSAKU. Kerana mereka orang pertama yang sampai atau menginjakan kaki di situ maka dengan sendirinya mereka disebut ALIF’URU (ALIF=huruf pertama dalam alphabet arab, URU=atas/diatas/kepala).
Setelah banjir dasyat itulah pemerintahaan pertama di Maluku dimulai dengan sistem pemerintahaan kerajaan dan Latu sebagai pemimpin tertinggi. Pendiri sekaligus sebagai Upu Latu yang pertama ini menamakan kerajaannya dengan nama Nunusaku sesuai dangkan kejadian yang dialami. Sedangkan beliau sebagai pemimpin tertinggi dengan jabatan Latu yang pertama di bumi Nunusuaku ini ketika mengkukuhkan diri sebagai Latu beliau bergelar Upu Latu Pohan, pemerintahaan dibawah Upu Latu Pohan masih bersifat kepemimpinan tunggal. Setelah Upu Latu yang pertama wafat maka estafet kepemimpinan Kerajaan Nunusaku dilanjutkan oleh anaknya yang sulung itu ditandai dengan sebuah kapata yang berbunyi kurang lebih seperti ini “LATU ANAMENA” . Latu kedua Kerajaan Nunusaku ini ketika naik tahta menggantikan ayahnya bergelar Upu Latu Anamena, gelar yang beliau pakai sebagai tanda bahwa anak yang tertualah yang berhak menggantikan jabatan ayahnya. Pemerintahaan Latu kedua inilah mulai dibangun sistem pemerintahan Latu yang dibantu oleh empat orang Patti dan sekaligus merupakan pemerintahaan modern pada waktu itu. Jabatan Patti ini pun di jabat oleh adik-adik dari Upu AnaMena sendiri, dengan Saniri sebagai Lembaga Legislatif yang mengawal pemerintahaan Bangsa Alifuru. Maka awal perjalanan inilah di bumi Nunusaku, Latu memperanakan Latu, Patti memperanakan Patti, Kapitan memperanakan Kapitan dan seterusnya. Masa pemerintahaan Kerajaan Nunusaku sangat lama dan wilayah kekuasaan Kerajaan Nunusaku pun cukup besar dan luas. Sampai pada Upu Latu ………… turunan ke beberapa puluh setelah Upu Latu yang pertama maka beiau Upu Latu ………… mengumpulkan seluruh perangkat pemerintahaan dengan maksud untuk membentuk kerajaan yang baru dan akan dipimpin oleh Putera Sulungnya yang mana Putera Sulungnya juga sebagai Putera Mahkota. Maka Putera Mahkota dibantu oleh tua-tua adat dan pemuka agama pergi mencari tempat yang dianggap pas untuk dijadikan pusat pemerintahan yang baru. Setelah lama berputar-putar dari satu pulau ke pulau lain (masih dalam Maluku) maka mereka pun bersepakat pusat pemerintahaan yang baru masih berpusat di NUSA INA. Maka putera Mahkota pun mendirikan kerajaan yang baru dengan nama Kerajaan Sahulau. SAHU=melangkah datang, setelah lama berputar-putar dari satu pulau kepulau yang lain. LAU=jauh dari jauh mereka melihat tempat strategis tersebut. Jadi yang memimpin Kerajaan Sahulau masih keturunan langsung dari Penguasa Kerajaan Nunusaku. Latu yang pertama yang memimpin Kerajaan Sahulau adalah Upu Latu ………. Luas kekuasaan Kerajaan Sahulau sama dengan luas Kerajaan Nunusaku. Kerajaan Nunusaku tidak runtuh masih tetap dipimpin oleh seorang Latu dengan dibantu empat Patti, singkatnya seluruh perangkat pemerintahannya masih tetap berlanjut hanya saja kekuasaan dengan segala macam administrasi pemerintaan berpindah ke Kerajaan Sahulau. Pemegang jabatan Patti di Kerajaan Sahulau adalah keturunan Patti dari Kerajaan Nunusaku begitu seterusnya. Pada pemerintahaan Kerajaan Sahulau inilah lahir ide-ide brilian seperti masalah rentang kendali maka dibentuklah kerajaan-kerajaan kecil (provinsi dan kabupaten/kota) yang mana dipimpin juga oleh seorang Latu tetapi Latu yang memimpin pemerintahaan-pemerintahaan kecil mempunyai gelar yang menandakan kekuasaan mereka hanya sebatas itu saja. Masa kejayaan Kerajaan Sahulau berada pada masa pemerintahaan Ina Latu Karadena Kabasaran, seorang wanita yang cantik, berwibawa dan bijaksana ini mendapat gelar kabasaran karena ucapan orang-orang melayu pada waktu itu dan sekaligus menandakan bahwa kekuasaan Kerajaan Sahulau sampai ke tanah melayu. Ketika Kerajaan Sahulau melakukan perjanjian kesepakatan dengan pemerintah Belanda, Ina Latu Karadena Kabasaran di damping oleh para Kapitan yang mana para Kapitan ini dipimpin oleh Kapitan Besar yaitu Kapitan Solemata dari Kerajaan Nunusaku. ini menandakan kekuasaan Kerajaan Sahulau dan sekaligus menandakan bahwa Kerajaan Nunusaku masih berdiri kokoh dan tidak pernah runtuh. Diakhir masa pemerintahan Ina Latu Karadena Kabasaran inilah maka atas perintah Upu Latu dari Kerajaan Nunusaku untuk melakukan pencarian tempat yang baru untuk dijadikan pusat pemerintahaan terakhir Bangsa Alifuru dengan nama Kerajaan Sir (yang disembunyikan). Tempat atau ibu kota kerajaan SIR (terakhir) harus mempunyai tanda-tanda yang sama seperti pusat Kerajaan Nunusaku (pertama) yaitu adanya tiga batang air seperti TALA, ETY dan SAPALEWA tetapi sudah pasti tiga batang air di Nusa Uru nama tiga batang airnya berbeda dengan nama tiga batang air yang ada di pusat pemerintahaan Kerajaan Nunusaku. Putera Mahkota dari Kerajaan Nunusaku yang memimpin rombongan ke tanah/daerah yang sudah dijanjikan tepatnya di NUSA AMA atau NUSA ‘URU. Kali ini pusat pemerintahaannya berada di luar Nusa Ina. Setelah mereka sampai di tempat yang dituju yaitu NUSA ‘URU, NUSA=pulau/benua ‘URU=kepala/atas maka putera mahkota dari Kerajaan Nunusaku mendirikan Kerajaan Sir (terakhir) dan beliau juga sebagai pemimpin kerajaan terakhir dengan gelar Upu Latu Nusahuhuin atau juga dikenal dengan gelar Upu Nusa Uru dan lagi-lagi Kerajaan Nunusaku dan Kerajaan Sahulau masih tetap ada hanya saja pusat kegiatan pemerintahaan berpindah ke Kerajaan Sir (terakhir). Pada pemerintahaan Kerajaan Sir inilah pemerintahaan modern ( modern pada waktu itu) pertama kali dibuat. Yaitu Upu Latu dibantu oleh empat Ella ( perdana ) dan empat Patti dan SANIRI sebagai LEGISLATIF dari pemerintaan Kerajaan Sir. Kalau di kerajaan pertama dan kedua belum ada jabatan Ella maka di kerajaan terakhir Ella sudah dibentuk posisi Ella pada pemerintahaan Kerajaan Sir yaitu tepat di bawah Upu Latu dan posisi dibawah Ella adalah Patti . Dan Upu Latu Nusahhuhin sebagai Latu pertama Kerajaan Sir ini membentuk beberapa kerajaan kecil (provinsi, Kota/Kabupaten) diantaranya : PEMERINTAHAAN NUSA ARU (pemerintahaan nusa hitu), PEMERINTAHAAN NUSA AY (pemerintahaan nusa nive) dan beberapa pemerintahaan lainnya. Pemimpin di Provinsi, Kota/Kabupaten yang dibentuk juga seorang Latu tetapi gelar Latu yang memimpin Provinsi, Kota/Kabupaten menandakan kekuasaan mereka yang hanya untuk provinsi atau kota/kabupaten yang mereka pimpin. Luas Kerajaan Nunusaku sama dengan luas Kerajaan Sahulau dan begitupun dengan Kerajaan Sir (terakhir) luas kekuasaan sama seperti NUNUSAKU dan SAHULAU. Maluku dibawah pemerintahaan Kerajaan SIR (terakhir) sangat singkat hanya dua UPU LATU saja yang sempat memimpin Kerajaan SIR (terakhir) karena penjajah sudah menginjakan kaki di bumi NUNUSAKU.
Tapi seperti kata orang tua-tua “DARI ADA MENJADI TIADA DAN KEMBALI MENJADI ADA”. Maka penulis berkeyakinan suatu saat kerajaan SIR (terakhir) di bumi NUNUSAKU ini akan kembali memimpin seperti dulu. Tiga batang air TALA, ETY dan SAPALEWA dari satu sumber mata air begitupun tiga kerajaan besar NUNUSAKU,SAHULAU dan SIR (terakhir) dengan para UPU LATU dan UPU PATTI nya berasal dari satu keturunan.
https://pukahalawan.wordpress.com/kerajaan-nunusaku-kerajaan-sahulau-dan-kerajaan-sir-yang-dirahasiakan/
Ternyata Pattimura Adalah Bangsawan Kesultanan Sahulau
Pattimura adalah seorang Muslim yang taat. Selain keturunan bangsawan, ia juga seorang ulama. Data sejarah menyebutkan bahwa pada masa itu semua pemimpin perang di kawasan Maluku adalah bangsawan atau ulama, atau keduanya.
Seperti diketahui, selama ini, dalam buku-buku sejarah, Kapitan Pattimura selalu disebut sebagai seorang Kristen. Inilah salah satu contoh deislamisasi dan penghianatan kaum minoritas atas sejarah pejuang Muslim di Maluku dan Indonesia pada umumnya.
Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali.
Mansyur Suryanegara berpendapat, bahwa Pattimura itu marga yang masih ada sampai sekarang. Dan semua orang yang bermarga Pattimura sekarang ini beragama Islam. Orang-orang tersebut mengaku ikut agama nenek moyang mereka yaitu Pattimura.
Masih menurut Mansyur, mayoritas kerajaan-kerajaan di Maluku adalah kerajaan Islam. Di antaranya adalah kerajaan Ambon, Herat, dan Jailolo. Begitu banyaknya kerajaan sehingga orang Arab menyebut kawasan ini dengan Jaziratul Muluk (Negeri Raja-raja). Sebutan ini kelak dikenal dengan nama Maluku.
Mansyur pun tidak sependapat dengan Maluku dan Ambon yang sampai kini diidentikkan dengan Kristen. Penulis buku “Menemukan Sejarah” (yang menjadi best seller) ini mengatakan, “Kalau dibilang Ambon itu lebih banyak Kristen, lihat saja dari udara (dari pesawat), banyak masjid atau banyak gereja. Kenyataannya, lebih banyak menara masjid daripada gereja.”
Buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, “Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan”.
Jadi asal nama Thomas Mattulessy dalam buku sejarah nasional adalah karangan dari Sapija. Sebenarnya Mattulessy bukanlah marga melainkan nama, yaitu Ahmad Lussy (Mat Lussy). Dan nama Thomas Mattulessy sebenarnya tidak pernah ada di dalam sejarah perjuangan rakyat Maluku (yang ada adalah Mat Lussy).
Perjuangan Pattimura
Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku menghadapi ambisi penjajah yang membawa misi Gold (emas/kekayaan), Gospel (penyebaran Injil), and Glory (kebanggaan). Alasan lainnya, rakyat dibebani berbagai kewajiban berat, seperti kewajiban kerja, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi.
Akibat penderitaan itu maka rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Pada tahun 1817, perlawanan itu dikomandani oleh Kapitan Ahmad Lussy. Rakyat berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua. Bahkan residennya yang bernama Van den Bergh terbunuh. Perlawanan meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-tempat lainnya.
Berulangkali Belanda mengerahkan pasukan untuk menumpas perlawanan rakyat Maluku, tetapi berulangkali pula Belanda mendapat pukulan berat. Karena itu Belanda meminta bantuan dari pasukan yang ada di Jakarta. Keadaan jadi berbalik, Belanda semakin kuat dan perlawanan rakyat Maluku terdesak. Akhirnya Ahmad Lussy dan kawan-kawan tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817 Ahmad Lussy beserta kawan-kawannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
Akibat penderitaan itu maka rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Pada tahun 1817, perlawanan itu dikomandani oleh Kapitan Ahmad Lussy. Rakyat berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua. Bahkan residennya yang bernama Van den Bergh terbunuh. Perlawanan meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-tempat lainnya.
Berulangkali Belanda mengerahkan pasukan untuk menumpas perlawanan rakyat Maluku, tetapi berulangkali pula Belanda mendapat pukulan berat. Karena itu Belanda meminta bantuan dari pasukan yang ada di Jakarta. Keadaan jadi berbalik, Belanda semakin kuat dan perlawanan rakyat Maluku terdesak. Akhirnya Ahmad Lussy dan kawan-kawan tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817 Ahmad Lussy beserta kawan-kawannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
http://situsangkakala.blogspot.co.id/ternyata-pattimura-adalah-bangsawan.html
KERAJAAN NUNUSAKU, KERAJAAN SAHULAU dan KERAJAAN SIR (terakhir)
http://pulawan.blogspot.co.id/kerajaan-nunusaku-kerajaan-sahulau-dan.html
Komentar
Posting Komentar