DINASTI ILKHAN Masa Disintegrasi Dinasti Abbasiyah
Dinasti Ilkhanat
Dinasti Ilkhanat atau Bani Ilkhan, berasal dari rumpun bangsaMongol, yang pernah berkuasa di kawasan Asia Tengah pada rentang masa 1256–1353 M dengan pusat kekuasaan di Turkistan.
Asal Usul
Bangsa Mongol, merupakan bangsa yang berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai keSiberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur, dimana nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tartar dan Mongol. Dari kedua inilah melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Dan selanjutnya Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan yang kemudian dirujuk menjadi Bani Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomaden, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah(Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Puncak Keemasan
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jenggis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Ilyasiq atauAlyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan baik, Jenggis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil mendudukiPeking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sulthan Alauddin di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan,Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak.
Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sulthan Alauddin, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sulthan Alauddin tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalalluddin yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekatAttock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus merangsek ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Rayy, Hamazan, dan Azerbaijan. Sulthan Khawarizm, Jalaluddin berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sulthan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorangKurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sulthan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan. Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim II, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258, betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah, Ibn Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah, "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Hulagu Khan ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr Ibn Mu'tashim, putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek-kakekmu terhadap sulthan-sulthan Seljuk".
Khalifah menerima usul itu, la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Keberangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirnya temyata tidak benar. Mereka semua, termasuk wazir sendiri, dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran.
Kota Bagdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagu Khan menancapkan kekuasaan di Bagdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan serangan ke Syria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri kekuasaan khilafah Bani Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulaghu Khan tersebut.
Dengan pembunuhan yang kejam ini berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Quthuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Quthuz danSyaikhul Islam Al-Imam Ibn Taimiyyah Rahimahullah, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Quthuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menujuGalilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamluk yang dipimpin langsung oleh Quthuz dan Baybars dan didampingi oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah di 'Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamluk berhasil menghancurkan serta mengalahkan tentara Mongol pada tanggal 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu Khan. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat danIndia di timur, dengan ibukotanya Tabriz dan dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga,Ahmad Teguder ( 1282-1284 M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan (1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan yang sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia, Arab dan Turki mendapatkan kemerdekaannya kembali . Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Mahmud Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la juga membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk madzhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut Syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan-jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa'id (1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ilkhanat
DINASTI ILKHAN
Sejarah berdirinya Dinasti Ilkhan
Bani Ilkhan, berasal dari rumpun bangsa Mongol, yang pernah berkuasa di kawasan Asia Tengah pada rentang masa 1256–1353 M dengan pusat kekuasaan di Turkistan. Bangsa Mongol, merupakan bangsa yang berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur, dimana nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tartar dan Mongol. Dari kedua inilah melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Dan selanjutnya Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan yang kemudian dirujuk menjadi Bani Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomaden, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Dinasti Ilkhan adalah sebuah dinasti yang dibangun oleh orang-orang Mongol, ketika mereka berhasil menginvasi dan menguasai Baghdad sebagai pusat kekuasaan dari Khilafah Abbasiyah.Dinasti Ilkhan berdiri pada tahun 1258, pada saat Hulagu Khan berhasil memantapkan kekuasaannya di Baghdad (Harun Nasution, 1985: 80). Ilkhan sendiri artinya artinya warga khan yang agung (C.E. Bosworth, 1993:176). Ilkhan juga adalah gelar yang diberikan kepada Hulaghu Khan sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi-prestasinya yang diperolehnya ketika sukses melakukan ekspansi wilayah dan mengalahkan setiap musuh-musuhnya.
Pekembangan Dinasti Ilkhan
Dinasti Ilkhan memerintah di wilayah yang memanjang dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan ibukotanya Tabriz. Di wilayah itu sekarang membentang negara Turki, Syiria, Irak, Iran, Uzbekistan dan Afghanistan. Selama dinasti ini berkuasa, terdapat 16 raja yang pernah berkuasa. Di antara raja-raja tersebut yang pertama adalah Hulaghu Khan, seorang raja Mongol dari DinastiIlkhan yang merupakan anak dari Tuli Khan. Ia merupakan cucu dari Jangis Khan dan beragama Syamanism. Masa kekuasaan dari Hulagu Khan hanya berlangsung selama tujuh tahun karena pada tahun 1265 ia meninggal dunia.
Hulagu Khan digantikan anaknya yang bernama Abaga Khan. Ia merupakan salah satu di antara penguasa Dinasti Ilkhan yang memerintah paling lama, yaitu selama 17 tahun (Muhammad Sayyid al-Wakil, 1998: 270). Ia memerintah dari tahun 1265 s.d.1282 M. Berbeda dengan bapaknya yang beragama Syamanism, maka Abaga Khan adalah seorang pemeluk agama Kristen Nestorian. Selanjutnya, penguasa ketiga dari dinasti ini adalah Ahmad Teguder. Ia memerintah dari tahun 1282 s.d.1284 M. Pada tahun 1284 hanya karena telah beralih agama dengan menjadi seorang Muslim, ia dibunuh oleh Argun, yang kemudian menggantikannnya menjadi raja Dinasti Ilkhan(1284-1291). Raja yang keempat ini adalah penganut agama Kristen Nestorian militan, yang karena kefanatikannnya banyak melakukan tindakan refresif dengan mengusir dan membunuh orang-orang Islam (Hassan Ibrahim Hassan, 1989: 307).
Selanjutnya raja Mongol yang kelima adalah Gaygathu. Ia memerintah selama empat tahun, dari tahun 1291 sampai dengan 1295. Ia kemudian digantikan oleh Baydu yang memerintah tidak lama, kurang lebih dari setahun, yakni masih dalam tahun 1295. Dari masa Hulagu Khan sampai Baydu, kecuali Ahmad Teguder, seluruh penguasa Dinasti Ilkhan adalah non-Muslim. Dengan demikian umat Islam yang ada di kawasan tersebut diperintah dan dikuasai oleh penguasa-penguasa DinastiIlkhan yang non-Muslim. Diprediksikan pada periode ini tidak ada sebuah perkembangan yang berarti bagi masyarakat Muslim terutama yang menyangkut perkembangan Islam dan peradabannnya, karena memang penguasa-penguasa dari dinasti Ilkhan pada periode ini adalahorang-orang yang tidak memiliki perhatian terhadap Islam. Yang menarik bisa jadi adalah sebuah ironisme, yaitu masyarakat Muslim yang jumlahnya sebagai mayoritas diperintah minoritas non-Muslim yang berasal dari luar.
Sebuah tanda-tanda angin baik dari Dinasti Ilkhan terhadap umat Islam muncul pada masa penguasa Dinasti Ilkhan yang ketujuh dan yang sesudahnya. Pada 1295 M Mahmud Ghazan diangkat sebagai raja yang ketujuh. Mahmud Ghazan (1295-1304), adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan, Islam sedikit demi sedikit mulai meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanism. Bahkan pada periode ini seperti yang dikemukakan C.E. Bosworth ( 1993: 176), ketika tekanan kultural dan keagamaan dari lingkungan Persia semakin besar, maka para penguasa dari Dinasti Ilkhan mulai merenggangkan hubungannnya dengan raja-raja agung di Cina.
Ada sinyalemen, para penguasa dari dinasti Ilkhan sejak masa kekuasaan raja ini mulai memperhatikan Islam dan kepentingan masyarakat Muslim, dan sekaligus mereka mulai memposisikan dirinya melalui pembauran dengan lingkungan masyarakat di sekelilingnya. Sejak masa ini masyarakat Muslim, terlebih orang Muslim di Iran telah mendapatkan kemerdekaannnya kembali (Badri Yatim, 1997: 115-117).
Mahmud Ghazan digantikan Muhammad Khudabanda Uljaetu (1304-1317 M). Figur Muhammad Khudabanda Uljaetu di samping sebagai seorang yang taat memegang agama Islam, ia adalahseorang penganut dan pembela madzhab Syiah (Hamka, 1975: 49-50). Ia mengendalikan pemerintahan Dinasti Ilkhan selama kurang lebih 14 tahun, sampai kemudian digantikan oleh Abu Said (1317-1335 M.) .
Dinasti Ilkhan mengalami kemunduran pasca pemerintahan Abu Said. Perlu diketahui bersama pada masa ini Dinasti Ilkhan diperintah Raja Arpha, Musa, Muhammad, Jahan Timur, Sati Bek dan Sulaeman. Mereka semua adalah figur raja-raja yang lemah, karena di masa ketujuh raja ini di wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan banyak terjadi perpecahan dan pertikaian, sampai kemudian wilayah kekuasaannnya digantikan oleh dinasti-dinasti lokal seperti Dinasti Jalayiriyah, Muzhaffariyyah dan Sarbadariyyah di Khurasan ( Lihat C.E. Bosworth, 1993: 175). Selanjutnya, sampai dengan dengan dekade keempat dari abad XIV, tepatnya di tahun 1343 H kekuasaan dari Dinasti Ilkhan sudah tidak ada dan sisa-sisa dari wilayah kekuasaannnya di masa kemudian diambil alih dan dipersatukan oleh Timur Lenk sebagai satu kesatuan integritas di bawah panji-panji kekuasaannya.
Pemerintahan Dinasti Ilkhan dan Kehidupan Masyarakatnya
Dinasti Ilkhan telah eksis lebih dari delapan dasawarsa. Ketika membicarakan dinasti Ilkhan, di kalangan para peneliti atau pemerhati sejarah umumnya mereka bersepakat bahwa Dinasti Ilkhanyang memerintah di wilayah Iran, Irak, Anatolia dan daerah-daerah lainnnya didirikan di atas banjir darah manusia dan puing-puing kehancuran dari institusi kekuasaan yang dihancurkannnya. Pandangan ini tidaklah keliru dan bisa dipahami, karena Hulagu Khan sebagai pendiri dari dinastiIlkhan beserta tentaranya, kehadirannnya ke berbagai wilayah hanya mendatangkan malapetaka dan menimbulkan bencana bagi manusia.
Fakta sejarah telah banyak menunjukkan bahwa pada saat Hulagu Khan melakukan penyerbuan banyak penduduk dari beberapa kota dan kampung dimusnahkan secara sistemik. Di setiap daerah yang dijumpai acapkali ditemukan telah kosong dan menjadi tidak berpenduduk disebabkan oleh kehadiran pasukan penyerbu dan oleh gelombang tentara Mongol yang mengusir kaum petani. Kaum penyerbu tersebut membantai penduduk setempat, menjadikan mereka sebagai budak dan membebani mereka dengan pajak, sehingga menyita seluruh kekayaan mereka. Dalam konteks iniIra M. Lapidus (1999:428) sampai menyatakan penyerbuan Hulagu Khan sebagai sebuah bencana besar yang melanda penduduk akibat pembantaian dan pembunuhan. Tidak hanya itu, kehidupan perekonomian pun hancur karena selama satu abad atau lebih salah satu sumber penghidupan masyarakat Iran yaitu kerajinan tembikar dan pengolahan logam tidak bisa berproduksi.
Rezim dari Dinasti Ilkhan yang berkuasa di Iran, Irak, Anatolia, pada kenyataannnya lebih merupakan sebuah rezim penakluk. Dinasti ini dibentuk dari sebuah pasukan besar yang dihimpun dari para aristokrasi militer kesukuan yang bersekutu dengan dinasti yang sedang berkuasa. Kelompok aristokrat ini dalam perjalanannya telah memandang diri mereka sendiri sebagai manusia istimewa yang berhak mendominasi dan memungut pajak kepada rakyatnya. Rasa superioritas ini terefleksi dari sebuah undang-undang yang dimilikinya, Alyasak, yang menetapkan hak-hak dan kewajiban kalangan elite dan pengesahan pemerintahannnnya(Hassan Ibrahim Hassan, 1967: 136-139).
Raja-raja Dinasti Ilkhan memerintah di Iran, Irak, Anatolia dan daerah-daerah disekelilingnya dilakukan dengan me-manaje distribusi tanah kepala-kepala militer untuk mengolahnya atau memungut pajak atasnya. Selanjutnya kepala-kepala militer tersebut membagi-bagikan tanah tersebut di antara anak buah mereka. Padang rumput dan tanah garapan dipadukan menjadi sebuah pertanahan yang disebut Tuyul, sebuah konsep yang memadukan cita-cita Mongolian tentang distribusi padang rumput dan konsep administratif Iran tentang distribusi hak mengumpulkan pajak (Ira M. Lapidus, 1999: 430).
Kemudian, roda pemerintahan Mongol dijalankan dengan menggantungkan diri melalui dukungan keluarga-keluarga bangsawan setempat, sebagaimana yang pernah terjadi pada beberapa dinasti Seljuk sebelumnya. Kebijakan para penguasa Dinasti Ilkhan dalam melaksanakan roda pemerintahannnya berusaha menyatukan diri dengan beberapa birokrat, para pedagang, dan ulama perkotaan Iran. Ulama melanjutkan atau memperkokoh kedudukan mereka dengan memposisikan diri sebagai elit lokal. Para ulama pada masa Dinasti Ilkhan umumnya banyak mengisi jabatan qadhi, dai, kepala pasar, dan sejumlah jabatan lainnya (Ira M. lapidus, 1999: 430).
Selanjutnya Ira M. lapidus (1999: 430-431 ) memberikan gambaran tentang kehidupan kelompok elit yang hidup di perkotaan. Kelompok elit yang hidup diperkotaan di mana prestise mereka didasarkan pada pendidikan Islam, umumnya kekuasaan mereka didasarkan kepada unsur kepemilikan tanah, perkebunan dan kekuasaannya menangani tanah wakaf. Para penguasa DinastiIlkhan telah menempatkan kedudukan kelompok ini dalam tugas-tugas administrasi finansial dan yudisial untuk menyokong kelangsungan pemerintahan lokal dan menahan dampak negatif akibat perubahan rezim militer. Kelompok ini juga ditugaskan untuk membantu tugas administratif dalam pembentukan pemerintahan Dinasti Ilkhan .
Perhatian Penguasa Dinasti Ilkhan Terhadap Pengembangan Islam.
Menarik untuk dicermati, sekalipun perkembangan peradaban Islam pada periode pertengahan seringkali dikatakan berada dalam kondisi kemunduran, namun bukan berarti pada periode ini di kalangan masyarakat Muslim tidak ada perhatian sama sekali terhadap upaya-upaya memajukan dan mengembangkan peradaban Islam. Hal ini pun tampaknya terjadi pada Dinasti Ilkhan. Walaupun Dinasti Ilkhan pada awal kehadirannnya kerap dikatakan sebagai sebagai dinastipembawa bencana, namun dalam perjalanan sejarahnya dinasti ini memiliki andil juga di dalam upaya membangun dan mengembangkan peradaban Islam, terutama sekali setelah dinasti ini diperintah oleh raja-rajanya yang memeluk agama Islam.
Memang perhatian para penguasa Dinasti Ilkhan mungkin sangat kecil dan tak sebanding dengan penghancuran dan pembunuhan yang telah dilakukan, tetapi walaupun begitu sebagai bangsa Mongol yang telah memeluk Islam dan besar dalam kutur keagamaan Persia mereka masih memiliki perhatian perhatian terhadap upaya membangun dan memajukan peradabannnya.
Bila diamati, memang Dinasti Ilkhan pada saat masih dipegang oleh raja-raja yang belum memeluk agama Islam seperti Hulagu Khan, Abagha Khan, Argun, Gaygatu dan Baydu perhatian mereka terhadap upaya memajukan dan mengembangkan peradaban Islam tidak ada. Hal ini bisa terjadi karena karena didorong oleh semangat kebencian terhadap Islam.
Sebuah perubahan yang sangat mendasar mulai nampak pada masa Mahmud Ghazan. Pada masa Mahmud Ghazan, Dinasti Ilkhan mulai bergerak menuju ke arah sentralisasi kekuasaan negara dan mewujudkan kembali kejayaan kultur monarki Seljuk periode Iran Turki. Pada masa pemerintahan Mahmud Ghazan (1295-1304 M), Dinasti Ilkhan mulai membangun beberapa kota dengan mengembangkan beberapa proyek irigasi, mensponsori kemajuan pertanian dan perdagangan dengan cara-cara yang pernah dikembangkan oleh beberapa imperium Timur Tengah. Kemudian secara khusus, dinasti ini mulai membuka rute perdagangan yang menghubungkan Asia Tengah dengan Cina.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, pemerintahan Mahmud Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. Ia sangat mencintai kesenian terutama seni arsitektur dan ilmu pengetahuan seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani (Hasan Ibrahim Hassan, 1989: 309). Ia juga banyak membangun infrastruktur keagamaan dan pendidikan seperti menyediakan biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk madzhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum lainnnya(Hassan Ibrahim Hassan, 1989: 312).
Meskipun banyak peperangan dan memperoleh tekanan dari dalam, tampilnya Mahmud Ghazan sebagai raja yang ketujuh, pada periode dapat dikatakan sebagai periode kemakmuran bagiDinasti Ilkhan. Dengan masuknya Ghazan ke dalam Islam, proses rekonsiliasi antara kelas penguasa Turki-Mongol dan rakyatnya mulai terjadi. Ibukota Ilkhaniyah, Tabriz dan Maragha menjadi pusat ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sejarah dan ilmu-ilmu kealaman (C.E. Bosworth, 1993: 177).
Pada masa Mahmud Ghazan, elite-elite militer Dinasti Ilkhan telah berpindah ke agama Islam dan mengambil legitimasi kulturalnya dari tradisi Mongolian dan juga dari sumber-sumber kesusastraan Iran. Berkat dukungan penguasa Mongol-Muslim, penulisan sejarah yang mencerminkan kepedulian raja Mahmud Ghazan terhadap nasib dunia ini berkembang dengan subur. Sebagai contoh karya Al-Juwaini (1226-1283), History of the World Conquerors yang banyak menguraikan tentang perjalanan Jenghis Khan dan penaklukan Iran. Begitu pula karya seseorang yang sezamannnya dengannnya, Rasyid al-Din (1247-1318), seorang ilmuwan Fisika dan seorang menteri, menulis karya Compendium of Histories yang mengintegrasikan sejarah bangsa Cina, India, Eropa, Muslim dan sejarah Mongol ke dalam sebuah perspektif kosmopolitan mengenai nasib umat manusia (Ira M. Lapidus, 1999: 431).
Konstribusi Raja Mahmud Ghazan dalam menegakkan kembali kejayaan kerajaan Iran yang paling cemerlang adalah usahanya mengembangkan seni lukis dan seni ilustrasi manuskrip. Beberapa tulisan sejarah karya Rasyid al-Din terus menerus disalin dan diilustarikan. Demikian juga syair-syair efik dari karya Syah Name dan Life of Alexander , dan beberapa fable dari karya Kalila wa Dimah. Kota Tabriz sendiri telah menjadi pusat bagi sebuah sekolah seni lukis dan seni ilustrasi yang sangat pesat pada saat itu (Ira M. Lapidus, 1999: 432).
Dinasti Ilkhan, setelah dipegang raja-raja Muslim telah bekerja keras membangun sejumlah bangunan makam yang monumental, dan melestarikan bentuk-bentuk arsitektural bangsa Iran terdahulu pada beberapa monumen di Tabriz, Sultaniyah, dan Varamin. Yang paling terkenal di antara konstruksi peninggalan Dinasti Ilkhan adalah bangunan makam Muhammad Khudabanda Uljaytu (1304-1317) di Sultaniyah, yang dilengkapi dengan kubah besar di tengahnya yang melambangkan kemajuan teknik arsitektural yang tinggi di mana permukaan eksteriornya dihiasi dengan berbagai plester ubin, keramik dan batua-batuan yang berwarna-warni (C.E. Bosworth, 1999: 177).
Dinasti Ilkhan tidak mengembangkan sebuah identitas kebahasaan atau identitas keagamaan yang baru di Timur Tengah. Berbeda dengan bangsa Arab yang berhasil mengubah identitas kebahasaan dan keagamaan wilayah Timur Tengah, bangsa Mongol justru terserap ke dalam kultur Persia (Ira M. Lapidus, 1999:431). Sikap terbuka dari para penguasa Mongol Muslim pada masaDinasti Ilkhan dan hubungan-hubungan mereka dengan kultur-kultur yang berbeda seperti kultur Eropa Kristen dan Cina telah membawa pengaruh yang segar terhadap pengembangan kegiatan intelektual, komersial dan seni ke dunia Persia. Hal ini terlihat ketika koloni-koloni para pedagang Italia banyak terdapat di kota Tabriz yang keberadaannnya telah memainkan peranan penting sebagai penghubung dalam kegiatan perdagangan dengan Timur jauh dan India (C.E. Bosworth, 1993: 177).
Begitu juga sikap terbuka ditunjukkan para penguasa Mongol Muslim dari Dinasti Ilkhan terhadap masuknya pengaruh Cina yang diperkenalkan oleh kaum pelancong, tentara dan pedagang Mongol yang melintasi Asia Tengah dalam kegiatan perdagangan sutra dan rempah-rempah Cina. Beberapa pengaruh Cina sangat menonjol pada pengambaran artistik panorama alam, burung, bunga-bunga, dan awan; pada komposisi bidang lukis yang terikat pada bidang yang menyusut, dan pada cara-cara baru dalam mengelompokkan gambar-gambar manusia. Salah satu tipe dari gambaran manusia adalah pertama, bersifat aristokratik, yang digambarkan dengan wajah memanjang, tanpa bergerak, agaknya secara sepintas ia diibaratkan dengan sebuah gerakan kepala atau jari. Kedua adalah gambaran yang bersifat karikatur degan ungkapan yang sangat berlebihan perihal komedi dan kesengsaraan(Ira M. Lapidus, 1999: 432).
Itulah tentang Dinasti Ilkhan yang telah menunjukkan kekosmopolitannnya pada masa para penguasa Mongol-Islam. Dengan demikian, keberadaan dan kontribusi Dinasti Ilkhan periode Hulghu sampai Baydu sangat berbeda dengan periode dari Mahmud Ghazan sampai dengan paling tidak, masa kekuasaan Abu Said. Keberadaan Dinasti Ilkhan pada masa Raja Hulagu Khan sampai dengan Baydu banyak menimbulkan bencana bagi masyarakat Muslim, tetapi perlu dipertegas bahwa dari masa Raja Mahmud Ghazan sampai dengan Abu Said, mereka banyak berjasa besar di dalam mendorong dan memajukan peradaban Islam.
Kemunduran Dinasti Ilkhan dan serangan-serangan Timur lenk
Wilayah kekuasaan dinasty Ilkhan sangat luas, meliputi bagdad, asia kecil dan india sebelah timur. Di dalam perkembanganya, Dinasti Ilkhan banyak di pimpin oleh pemimpin-pemimpin yang gagah berani dan taat pada agama. Tetapi tidak semua masa keemasan itu dirasakan oleh Dinasti Ilkhan, banyak faktor yang meyebabkan kemunduran Dinasti Ilkhan, mulai dari kelemahan-kelemahan pemimpin pada masa akhir Dinasty Ilkhan dan serangan yang dilakukan oleh raja yang gagah berani yang suka berekspedisi untuk melakukan penaklukan-penaklukan dinasty lainya yaitu yang bernama Timur Lenk.
Dinasty Ilkhan yang didirikan oleh Hulagu Khan ini terpecah pada masa kepemimpinan Abu Sa’id (1317-1335 M) dan setelahnya. Masing-masing pecahan saling memerangi. Dan akhirnya, mereka semua menjadi lemah dan mudah dilakukan oleh Timur Lenk.
Timur Lenk merupakan keturunan bangsa mongol yang beragama islam, tetapi kebiadaban dan kekejamannya masih melekat kuat. Timur Lenk lahir pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya’ban 736 H di Samarkhan (Transoxiana) dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Timur Lenk merupakan raja yang suka berperang, dia suka menaklukan kerajaan-kerajaan lain di masa hidupnya. Ia pernah berkata “Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja”. Pada tahun pemerintahanya ia banyak menaklukan kerajaan-kerajaan lain. Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia dikenal sebagai seorang tentara yang jenius. Kariernya di bidang militer yang gemilang telah mengantarkannya untuk mendirikan Dinasti Timurid di kawasan Asia Tengah. Keberanian dan ketangguhannya dalam berekspansi dan memimpin telah berkontribusi bagi perkembangan dan peradaban Islam. Dia dijuluki sebagai sang penakluk. Pemimpin yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap penyebaran Islam itu bernama Timur Lenk atau Timurlane. Raja Timurid pertama itu terlahir di kota Kish, sekitar 80 km sebelah selatan Samarkand, Provinsi Transoksania. Timur adalah keturunan Mongol-Turki. Timur masih keturunan Jengiz Khan, pemimpin bangsa Mongol Raya.
Melalui memoarnya, Timur bercerita, “Ayahku berkata kepadaku bahwa kami adalah keturunan dari Abu Al-Atrak (bapak Turki).” Dari silsilah itulah terungkap bahwa Timur masih merupakan keturunan Moghul. Ayahnya bernama Teragai, ketua kaum Barlas. Ia adalah cicit dari Karachar Nevian yaitu anak Jenghis Khan. Karachar merupakan pemeluk agama Islam pertama di antara kaumnya. Dalam bahasa Mongol, Timur berarti ‘besi’. Sedangkan nama belakang Lenk atau Lame adalah julukan yang berarti ‘pincang’. Ada beberapa versi yang menyatakan penyebab cacatnya salah satu kaki Timur. Salah satu versi menyebutkan, kakinya cacat sejak lahir. Ada pula yang berkisah, kakinya cacat ketika bertempur. Versi lain mengatakan, kaki Timur cacat saat mengembala kambing.
Meski begitu, Timur tumbuh sebagai pemuda yang berbakat. Dunia militer merupakan pilihan hidupnya. Dia pun lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, Amir Husein. Pada 1360 M, Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman Tughluq Timur Khan, penguasaDinasti Chagatai.Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti Chagatai terkesan. Tuglaq lalu menawarkan sebuah jabatan kepada Timur menjadi pembantu utama (wazir) Gubernur Samarkand, Ilyas. Timur pun menerima tawaran itu. Bersama Amir Husein , Timur lalu melakukan pemberontakan dan mengalahkan pasukan Tuglaq Timur Khan hingga membuat Dinasti Chagatai terjungkal.
Naluri militernya yang ambisius membuat Timur lalu berubah sikap. Ia juga menyerang Amir Husein yang menjadi sekutunya. Setelah pasukan Amir Husein ditaklukkan, Timur lalu mendirikan DinastiTimurid yang pusat di Samarkand pada 10 April 1370. Timur berkuasa selama 35 tahun dari tahun 1370 hingga 1405. Kehadiran Dinasti Timurid yang dipimpin Timur mendapat dukungan umat Islam terutama ulama, Syaikh al-Islam, serta para pemimpin tarikat berpengaruh. Dukungan itu diberikan tokoh Muslim dan ulama, karena Timur memberi perhatian yang besar untuk menyebarluaskan agama Islam. Sebagai bentuk dukungan, para ulama dan pemimpin tarikat juga ikut terlibat dalam pemerintahan Dinasti Timurid. Ada yang menjadi hakim, diplomat, serta tutor kalangan bangsawan.
Bahkan beberapa ‘ulama kerap mendampingi Timur sebagai penasihat dalam setiap ekspedisi penaklukan. Sebagai seorang raja, Timur tak pernah mau menggunakan nama belakang Khan. Timur memang dikenal sebagai seorang tentara yang jenius, namun kebijakan politiknya juga kerap gagal. Meski gemar melakukan ekspedisi penaklukan, namun dia tak pernah meninggalkan aparat pemerintah di wilayah yang dikuasainya itu. Akibatnya, Timur harus kembali melakukan penaklukan ulang, jika wilayah yang pernah dikuasainya memberontak. Ekspedisi penaklukan dilakukannya setelah posisi Samarkand kuat dan aman dari berbagai rongrongan.
Timur menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan Turki yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah Barat dan Baratlaut meliputi Mongol, Laut Kaspia, Ural, dan Volga.Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karballa, dan Irak Utara. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur adalah Tokhtamysh.
Wilayah Khawarizmi dan Jata berhasil dikuasai pasukan Timur pada 1380 M setelah melalui pertempuran panjang selama 10 tahun. Sepanjang 1381 M -1382 M, Timur sudah menaklukkan wilayah kekuasaan Kerajaan Persia seperti Herat, Masyhad, Sabzavar, Astarabad, Mazandaran, dan Sistan. Pada tahun 1382 M, pasukan Timur berhasil membantu Tokhtamysh untuk menundukkan Moskow. Pasukan Tokhtamysh yang dibantunya ternyata balik menyerang pasukan Timur dan menginvasi Azerbaijan pada 1385 M. Dalam sebuah pertempuran yang dahsyat, kekuatan Tokhtamysh akhirnya berakhir dipatahkan. Guna menghadapi pasukan lawannya itu, Timur memimpin tak kurang dari 100 ribu pasukan yang menempuh perjalanan beratus-ratus mil. Sekitar 100 ribu pasukannya yang bergerak dari Timur sejauh ratusan mil nyaris mengalami kelaparan. Untunglah, Timur memerintahkan pasukannya untuk berburu hingga akhirnya tak sempat mengalami kelaparan. Pasukan Tokhtamysh akhirnya terpojok di wilayah Orenburg dan berhasil dikalahkan pasukan Timur.
Pada 1398 M, Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke India. Ia mendengar terjadi perang sipil di wilayah India. Saat itu, di India terdapat kerajaan Islam bernama Dinasti Tughlaq yang dipimpin Sultan Nashirudin Mahmud. Timur mendengar Sultan Delhi Muslim itu terlalu toleran dan bersikap lemah terhadap masyarakat Hindu. Timur lalu memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan Sultan Delhi. Pasukannya melintasi Sungai Indus di Attock pada 24 September 1398 M. Pasukan Sultan dengan mudah dikalahkan pada 17 Desember 1398 M. Dia menuliskan penaklukannya di India dalam Tuzuk-Timuri.
Sayangnya, penaklukan Delhi itu diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur. Dia meninggalkan Delhi pada Januari 1399 M. Menurut Ruy Gonzales de Clavijo, Timur membawa 90 ekor gajah dari Delhi untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun masjid di Samarkand. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah Masjid Bibi-Khanym. Setelah itu, dia berperang dengan Yildirim Bayezid I, Sulthan Kerajaan Utsmani, dan sulthan Mamluk dari Mesir. Pada 1400 M, Timur menyerbu Armenia dan Georgia. Setahun kemudian, dia menginvasi Baghdad. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup usia pada 19 Februari 1405 M saat melakukan pertempuran melawan Dinasti Ming.
http://suranto-antasura.blogspot.co.id/2011/12/dinasti-ilkhan.html
DINASTI ILKHAN
A. Awal Mula terbagunnya Dinasti Ilkhan
Telah disinggung sedikit pada bagian pendahuluan bahwa Dinasti Ilkhan merupakan bentukan dari anak keturunan Cenghis Khan, yakni putera keempatnya Touly. Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan. Hulagu Khan pada tahun 1256 yang dengan resmi mendirikan Dinasti ini. pada awal mula terbentuknya dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Mongol.
Ilkhan dalam bahasa Mongol berarti kepala suku, dalam makna khusus di kalangan Mongol disebut, perwakilan dari pusat kekuasaan Khan Agung di Karakuram. Disebut juga gubernur jendral diwabah Khan Agung, yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas, membawahi beberapa propinsi. Populer juga dengan istilah Dinasti Mongol di bawah Khan Agung. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz dan dipimpin oleh pemimpin pertama Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism.
B. Perkembangnnya hingga mencapai puncak keemasannya
Penguasa pertamanya yakni Hulagu Khan, ia berkuasa atas Persia dan sekitarnya, kemudian meluaskan wilayahnya dengan penaklukan-penaklukan yang dlakukannya, salah satu yang cukup fenomenal adalah ditaklukannya Baghdad yang kala itu menjadi pusat kekuasaan Abbasiyah. Kehancuran Baghdab dikarenakan sebuah ambisi yang salah dari seorang wazir Khalifah yang membujuk Khalifah kala itu untuk menyerah dan akhirnya mereka semua malah dibunuh hingga berakhirlah kekuasaan Abaadasiyah yang telah berkuasa lebih dari lima abad. Selain seorang penakluk Hlagu juga dienal sebagai yang mencintai ilmu penegtahuan dan pendidikan serta kegiatan ilmiah.
Tushi atas dorongan Hulagu mendirikan sebuah obsevatorium di Maragha, Azerbayzan untuk mendeteksi angkasa luar yang bertahan di sana sampai beberapa abad. Keunggulan penguasa ini adalah Hulagu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dahulunya mereka hancurkan serra memilih para administator ulung, difungsikan untuk memugar sistem sebelumnya. Upayanya tersebut terutama berpusat di Mesopotamia (titik kehancuran terbesar dari wilayah operasinya dulu). Juga secara umum memperbaiki bidang pertanian di pelosok. Ia menggakat Juwaini (1259) ahli dalam dewan fiskal sebagai administator negara dan Tushi sebagai wazirnya.
Kondisi kehidupan pada masa Hulagu sangatlah toleran, akan tetapi kemajuan Islam di antara bangsa Mongol sangatlah lamban dibanding denganaagama Kristen dan Buddha. Ia menerima persekutaun dari kekuatan Kristen Timur, seperti Raja Armenia dan Pasukan Salib, hal ini dapat dimungkinkan ia sedang membangun sebuah kekuatan untuk penaklukan-penaklukan selanjutnya.
Setelah tujuh tahun penaklukan Baghdad, Hulagu meninggal dan digantikan oleh anaknya Abaga. Ia banyak bekerjasama dengan orang-orang Eropa, hal ini dimungkinkan karena agamanya yang kristen sehingga ia membunuh Juwaini beserta keluarganya. Pada masannya ia memindahkan pusat pemerintahan dari Maragha ke Tabriz dan kegemilanggnya adalah dapat menghalaunya serangan pasukan dari Dinasti Golden Horge yang menyerang dua kali dan penaklukan Gird e-koh yang merupakan benteng terakhir kekuasaan Assasain yang pada masa Hulagu Khan pernah dihancurkan namun belum sampai keakarnya.
Pada masanya ada dua kekuatan yang sering mengancam Dinasti Ilkhan yakni Golden Horde dan Mamluk. Dengan demikian Abaga bersekutu dengan Yunani dan beberapa negara di Eropa Timur. Konsekuensinya segera berhadapan tentaranya dengan tentara Mamluk di Mesir dengan alasan masalah batas wilayah Ilkhan, yang mereka klaim bahwa sampai lembah Ain al-Jalut adalah wilayah Ilkhan yang dikalahkan tentara Mamluk (1260) setelah mereka di halau tentara Mesir dibawah komando Baybars. Tentara Abaga kalah total (1277 M). Untuk membalas kekalahan, maka Abaga menyerang Syiria (1281M), namun tentaranya mengalami nasib yang sama. Namun ia dapat menghalau serangan yang dilancarkan Golden Horde terhadap wilayahnya.
Setelah mengalami kegagalan-kegagalan tersebut akhirnya Abaga meningal dalam singgasanaya. Kemudian penggantinya Tagudar berkuasa, ia adalah saudara dari Abaga. Ia masuk Islam dan menggantikan namanya menjadi Ahmad. Ahmad banyak mempromosiakn keislamannya kepada penguasa luar agar mendapat anggapan yang baik terutama dari penguasa Islam di Mesir bahwa ia pun sama-sama ingin memajukan Islam kembali. Tidak lama berkuasa hanya selam dua tahun ia digulingan oleh keponakannya sendiri yakni anak dari Abaga, Arghun yang diantu oleh para pemuka Mongol yang tidak meyukai Islam.
Setelah drama perang yang dimenangkan oleh Arghun dan wafatnya Ahmad sebagai syuhada yang mempertahankan Islam, akhirnya pada tahun 1294 Arghun diangkat menjadi penguasa Dinasti Ilkhan. Arghun 194-1291 M, penguasa Ilkan IV yang ternyata lebih kejam terhadap kaum Muslim. Ia encopot para penguasa muslim yang bekerja di Departemen Kehakiman dan Keuangan. Orang-orang muslim dilarang masuk Istana serta masa ini menjadi tertekannya umat Islam, namun malahan pada masa ini banyak yang memeluk Islam. Begitupun pada masa-masa selanjutnya yakni masa setelah Arghun ada Ghaykatu dan Baydu (1291-1295).
Kemudian setelah masa yang cukup suram tersebut akhirnya ada secercah cahaya yang muncul. Masa selanjutnya setealah Baydu, ada seorang pengganti musim yang memajukan dan mengambangka Islam sehingga disebut sebagai masa keemasan, yakni masanya Ghazan Khan. Pada periode ini Islam ditetapkan sebagai Agama resmi negara.
Proses masuknya Ghazan kedalam Islam, di antaranya berkat jasa sang panglima Jendral Nawroz yang membantu perjuangannya melawan sepupunya Baydu. Ghaan berjanji padanya, jika ia memenangkan pertempuran maka ia akan menerima agama Nabi bangsa Arab itu, dan janji itu pu ia penuhi. Pada 19 Juni 1295/4 Sya’ban 694 H, disertai dengan 100.000 bangsa Mongol membuat kesaksian mereka atas keyakinan tersebut di hadapan Shekh Sadr al-Din Ibrahim, anak seorang dokter terkenal yaitu al-Hamawi. Versi lain tentang proses masuknya Ghazan kedalam Islam adalah dari pencariannya dan pemahamannya sendiri tentang agama Islam denagn bantuan dari Syaikh Sadr al-Din yang terus ditanyainya.
Perpindahan agama Ghazan Khan pada Islam menandai perubahan yang sangat fundamental dalam proses islamisasi di dalam Dinasti Ilkhan, yang membuat selanjutnya dinasti ini menjadi independen dan tidak memerlukan persetujuan dari pihaklain-kerajaan Mongol di China.
Ghazan menjalankan roda pemerintahan dengan tegas dan bijaksana, ia menciptakan kedamaian dan keamanan. Siapa saja yang dianggap membahayakan kedamaian kerajaan akan disingkirkan tanpa penyesalan. Ghazan pemimpin yang madiri ia membangun kembali semua institusi yang telah dirusak leluhurnya seperti: sekolah, maddrasah, perpustakaan, masjid, observatorium, dan lain-lain. Periode Ghaan ini pula ditandai dengan kejayaan di bidang ilmu pengetahuan disebabkan bahwa Ghazan sendiri men``cintai ilmu dan ahli dalam berbagai bahasa, ia menguai sembilan bahasa. Ia merupakan seorang ilmuan yang pandai dalam berbagai bidang disiplin ilmu seperti arsitektur, astronomi, kimia, pengrajin emas, dan lain-lain.
Penguasa paling sukses dalam sejarah Mongol membuktikan banyak kepala negara berdatangan ke negaranya di Tabriz, bahkan India, China, Mesir, Spanyol, Inggris, dan lain-lain mengadakan hubungan bilateral. Para duta tersebut meramaikan ibu ota semasa Ghazan yang dicap sebagai The Golden Age of Islam Post Baghdad. Setelah meningal dikarenakan serangan jantung, Ghazan digantikan oleh saudaranya Uljatu yang pada masanyalah terjadi dua penaklukan yang dilancarkannya, yakni ketika Mongol-Changtai menyerang Khurasan dan ia dapat menghalau serta menaklukan Gilan sebagai wilayah Changtai. Penaklukan yang kedua yang ingin dilancarkan adalah kewilayah Mamluk yakni ke Syiria namun hal ini gagal. Ultaju masuk Islam dengan nama Muhammad Khuda Bandah.
Setelah ia wafat puteranya Abu Sayyid naik tahta dan tidak kuat menjalankan roda pemerintahan hingga hancurnya Dinasti ini.
C. Mundur dan hancurnya Dinasti Ilkhan
Kemunduran Dinasti ini sudah terlihat dari masanya Abu Sayyid, ia dianggat menjadi sultan ketika umurnya masih muda 12 tahun. Sehinggga ia terpaksa menggantungkan pemerintahannya terhadap Amir Cupan, Amir Cupan ini juga berjasa atas upayanya dalam menghalau srangan Mamluk, Golden Horde dan Changtai. Namun ia berkuasa dzalim dan sewenang-wnang terhadap rakyat. Pada masa ini pla kerajaan terpecah menjadi dua, yakni yang dipimpin oleh Cupan dan dipihak lain dipimpin oleh Rashiduddin yang telah berjasa besar sejak zaman azan Khan. Namun Raghiduddin kalah dan terbunuh. Pada masanya permusuhan yang turun temurun dengan dinasti Mamluk dapat dipadamkan dengan perjanjian. Menjelang dewasa Abu Sa’id melamar puteri Cupan yang teah bersuami namun ditolak sehingga Cupan dibunuhnya. Meskipun hal ini mencoreng namanya, namun jasanya terhadap Islam cukup ada, yakni penghapusannya adat istiadat bangsa Mongo yang kurang islami.
Setelah ia wafat, Dinasti Ilkhan terbagi kedalam beberapa dinasti kecil yangsaling bermusuhan melemahkan sendi-sendi kekuasaan dinasti ii. Pusat kekuasaan Ilkhan, Tabriz jatuh (1363) di tangan turunan Uzbeg Khan (Golden Horde). Selanjutnya muncul Timur Lang yag membangun kekuasaan Timuriah dibawah puing-puing kekuasaan Ilkhan. Dengan demikian berakhirlah sudah kekuasaan Dinasti Ilkhan membawa kejayaan Islam yang sangat signifikan baik dalam sejarah Islam maupun dalam sejarah Mongol, setelah pusat kekuasaan dan peradaban Islam dihancurkan total oleh Hulagu Khan. Pada perkembangan selanjutnya berdiri dinasti Safawiyyah di negeri tersebut.
D. Hasil Peradaban Dinasti Ilkhan
Dinasti Ilkhan merupakan suatu periode yang paling maju dalam sejarah bangsa Mongol Islam. Meskipun beberapa penguasanya belum masuk Islam namun pada perjalanannya dinasti ini menjadi Islam yang terdepan di kalangan Mongol. Kemajuan paling signifikan adalah pada masa Ghazan dengan berbagai kebijakannya. Beberapa hal akan disebutkan dalam makalah ini diantaranya adalah:
Dalam hal ekonomi, untuk membantu para petani kecil yang tidak mampu membeli benih bagi kebunnya dan makanan untuk ternaknya, maka ghazan memerintahkan semua gubernur dan pemungut pajak untuk meyisihkan dari sejumlah uang pajaknya untuk keperluan kesejahteraan ternak dan pertanian sehingga perekonomian semakin meningkat baik.
Dalam bidang militer, Ghazan mereformasi keadaan para tentara dengan memberikan lahan dan persediaan untuk kehidupan mereka, sehingga tentara tidak direkrut saat akan perang saja, namun telah dipersiapkan jauh-jauh hari dan digaji tiap bulan. Mereka diberi tanah sendiri untuk diolah dengan tidak menghilagkan peran untama mereka sebagai tentara.
Dalam bidang budaya, diantara yang dirombak adalah kebiasaan bangsa Mongol dalam berpesata mabuk. Usaha Ghazni dalam Islamisasi di kalangan Mongol sendiri dengan menerapkan Syari’ah sehingga adat istiadat yang kurang baik seperti mabuk-mabuakan dapat dikekang dan dihilangakan. Peraturan ini dilakukan dengan bertahap.
Dalam bidang ilmu pengetahuan diantaranya seni lukis dan seni ilustrasi manuskrip. Beberapa karya sejarah, syair-syair epik seperti Syah Nameh dan Life Alexander serta Kalilah wa Dimmah terus menerus disalain dan dililustrasikan karena begitu indah dan briliannya.
Dalam bidang pemerinthan ia membentuk sebuah lembaga sendiri yang mengurusi masalah keagamaan yakni Diwan e-Qaza yang dikepalai oleh Qazi e Quzat (Hakim Agung). Qazi ini diangkat disetiap propinsi yang ada untuk mengurusi masalah-masalah syariah. Ia membentuk Diwan e-Nazr e Mazalim yakni pengadilan atau kantor yang bertanggung jawab atas permasalahan yang berasal dari para penguasa/ pejabat pemerintah. Dan berbagai bentukan badan lainnya.
Dalam bidang fisik banyak peninggalannya diantaranya adalah musolium (pusara/kuburan) yang megah (1297-1305 M), sebagai tempat perisirahatannya yag sangat berbeda dari para raja Mongol sebelumnya. Disamping bangunan tersebut dibangun Khanqah untuk para sufi untuk sekte=sekte Syafi’i dan Hanafi, membangaun rumah sakit, perpustakaan, obsrvatorium, akademi filsafat, perumahan bagi para Sayyid, ebuah air mancur, dan gedung-gedung publik lainnya. pemukiman Ghazaniah, ukuran dan kecaantikan ukirannya mampu melebihi kota Tabriz dalam keindahannya dan lain sebagainya.
Demikian beberapa kemajuan dan hasil peradaban yang lebih condog dimunculkan pada masa Ghazan yang mana lebih banyak hail yang dicapai dari apa yang ditulis dalam makalah ini.
DINASTI JENGISKHAN
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai keinginannya .Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan. Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia tersebut.Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
http://uthon15.blogspot.co.id/p/dinasti-jengiskhan.html
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/sejarah/allsub/148/masa-kemunduran-1250--1500-m---bangsa-mongol-dan-dinasti-ilkhan.html
DINASTI ILKHANIYAH
A. Asal Usul Bangsa Mongol
Bangsa mongol berasal dari pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia utara, Tibet Selatan, Manchunia Barat serta Turkistan timur. Nenek moyang mereka berasal dari Alanja Khan yang mempunyai dua putera yaitu Tartar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak yang bernama Ikhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol dikemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol sanagat sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan dan hidupnya berpindah-pindah (Nomad). Yang mempunyai watak yang kasar, suka berperang, berani menghadapi maut, tapi sangat patuh pada pemimpinnya. Agama bangsa Mongol adalah Syamanisme,(penyembah bintang-bintang) yang juga menyembah kepada arwah dengan sajian-sajian karena masih dianggap masih mengatur hidup keturunannya.
Nenek moyang mereka adalah Alanja Khan yang menurunkan, mongol dan Tartar yang pernah terjadi perselisihan. Pada awalnya Tartar mendapat kemenangan, tapi kemudian ditaklukan oleh Mongol, dan kekuasaanya diwariskan oleh anak cucunya hingga Yasuqi Bahadur Khan, ayah Jengis Khan atau Temujin yakni gelar yang diberikan kepada Tuhan untuk menjadi penguasa Dunia. Sehingga melakukan ekspansi dari Tibet yaitu Tangut di Cian Barat dan kemudian ke kuasaan Islam, Turki, Farghana, Samarkhan yang disitu mendapat perlawanan dari penguasa Kwarizme, Sultan Ala al Din di Turkistan. Dan sepuluh tahun kemudian kembali dan berhasil menguasai Samarkhan, Khurasan, Hamadan, Quzwam sampai ke perbatasan Irak. Akhirnya setelah puas peperangannya Jengis Khan pulang ke Mongol tahun 1255 dan meninggal dunia pada usia 60 tahun, dan sebelum meninggal Jengis sudah membagi wilayahnya kepada empat anaknya.
Pertama, adalah Juchi anak sulungnya menduduki wilayah Siberia bagian Barat dan Stepa Qipchaq termasuk juga Khawarizm. Sebelum ia dapat mempimpin wilayah tersebut ia meninggal Dunia sebelum Jengis Khan. Tetapi warisan wilayah itu telah diberikan kepada anaknya yaitu Batu dan Orda. Kedua adalah Chagatay. Wilayahnya meliputi Transoxania sampai ke Turkistan Timuratau Turkistan Cina. Keturunan Chagatay yang ada di Barat yaitu Transoxania telah masuk ke dalam kawasan pengaruh Islam, tetapi kemudian dapat dikalahkan Timur Lenk. Dari Turkistan Timur ia meluaskan daerah ke Serimechye Ili, Tien Syan di Tarim. Mereka tidak terpengaruh Islam tetapi ikut dalam penyebaran Islam di Turkistan Cina abad XVII.
Ketiga adalah Ogotai. Ia terpilih menjadi Khan Agung mengantikan Jengis Khan. Setelah mencapai dua generasi, ke-Khan-an Tertinggi disebut keturunan Tohey. Keempat adalah Tuli. Ia menerima daerah Mongolia. bersama dengan anak-anaknya Mongke dan Qubilay Khan. Mongke tetap bertahan di Mongolia sebagai Khan Agung dengan ibukota Qaraqarum dan Qubilay Khan memerintah di Cina yang terkenal dengan Dinasti Yuan sampai abad XIV. Kemudian digantikan oleh Dinasti Ming yang beragama Budha yang berpusat di Beijing kemudian mereka bertikai dengan ke-Khan-an Islam di Barat dan Rusia. Hulagu Khan saudara Qubilay Khan menyerang daerah-daerah Islam sampai Baghdad.
B. Para Pemimpin Mongol yang Terkenal
1. Jengis Khan (7H/12-13 M)
Jengis Khan adalah pemimpin paling terkemuka tanpa tanding. Ialah yang mampu memajukan bangsa mongol dan berhasil menguasai tiga belas suku bangsa mongol, lalu membentuk pasukan yang sangat besar. Ia juga telah meletakkan undang-undang Mongolia yang terkenal. Dan juga telah menaklukan negeri-negeri Asia, dan menghancurkan bangunanya.
2. Hulagu Khan (7H/13 M)
Hulagu khan adalah cicit dari Yasuqi Bahadur, dan merupakan cucu dari Jengis Khan. Ia adlah pemimpin mongolia yang menghabisi kekhalifhan Abbasyiah, dan menghancurkan Baghdad, dengan membunuh sebagian besar penduduknya. Bahkan juga membunuh khalifah Al-Mu’tasim, khalifah terakhir dinasti Abbasyah. Ia kemudian melanjutkan ekspansinya ke Syiria. Hulagu juga mendirikan pemerintahan Ilkhan di Irak.
3. Timur Lenk (8 H/14 M)
Timur Lenk adalah penguasa Muslim India yang memerangi negeri-negeri tetangga seperti persia, Irak, Syam, dan Turki. Timur Lenk adalah penguasa yang pemberani, Timur Lenk artinya karena kakinya pincang akibat hunjaman panah dalam pertempuran melawan sijistan.
4. Zhahiruddin Babur (10 H/15-16 M)
Zhahiruddin Babur adalah pendiri kekaisaran Mongol (Muslim) di India, yang berkuasa sepanjang tahun 932-1257 H/1526-1858 M.
C. Serangan Hulagu Khan
Tentara Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November 1257. Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar menyerah, tetapi khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu bahwa mereka akan menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang kekhalifahan yang dipimpinnya.Banyak catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari khalifah karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk membumihanguskan Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu itu masih belum bisa untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara maupun memperkuat benteng disekitar Baghdad jadi intinya belum siap menghadapi serbuan bangsa Mongol.
Hulagu segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu Baghdad yaitu dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan muslim berhasil memukul mundur serbuan dari barat, tetapi mereka berhasil dikalahkan di pertempuran berikutnya. Serangan bangsa Mongol ini berhasil menyusup ke garis belakang pasukan muslim dan mereka tanpa ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.Pada tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung dibawah pimpinan jendral China, Guo Khan. Pada tanggal 5 Februari, mereka berhasil menguasai benteng disekitar baghdad. Khalifah kemudian berusaha bernegosiasi dengan Hulagu tetapi ditolaknya.
Akhirnya pada tanggal 10 Februari, Baghdad resmi menyerah. Pasukan Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu merupakan minggu yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota Baghdad. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi dimana-mana. Bangsa Mongol menjarah dan menghancurkan Masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga banyak bangunan bersejarah. Perpustakaan kota Baghdad (saat itu Baghdad terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran dan astronomy dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke sungai Tigris, para saksi mata mengatakan sungai tigris berubah warnanya menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya luntur.
Khalifah Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih dijalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh dengan cara diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol. Sejarawan Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad mencapai beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang. Setelah kehancuran ini, kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan dunia.
Pascaserangan yang sangat dahsyat itu, umat Islam kembali bangkit dari kehancuran. Upaya itu dilakukanselama satu abad. Namun, upaya untuk bangkit itu kembali tersungkur setelah keturunan Hulagu Khan bernama Timur Lenk menyerang dan menghancurkan kota-kota Islam yang menjadi pusat peradaban. Serangan itu terjadi setalah 100 tahun Baghdad diserang Hulagu Khan. Sejatinya, Timur Lenk sudah beragama Islam. Namun, jiwa penakluk yang diwariskan nenek moyangnya membuat Timur Lenk menyerang dan menghancurkan kota-kota Islam. Baghdad pun kembali diluluhlantakkan Timur Lenk. Akibatnya, sulit bagi peradaban Islam untuk kembali bangkit.
D. Dampak Kekuasaan Mongol
Menarik untuk dicermati, sekalipun perkembangan peradaban Islam pada periode pertengahan seringkali dikatakan berada dalam kondisi kemunduran, namun bukan berarti pada periode ini di kalangan masyarakat Muslim tidak ada perhatian sama sekali terhadap upaya-upaya memajukan dan mengembangkan peradaban Islam. Hal ini pun tampaknya terjadi pada Dinasti Ilkhan. Walaupun Dinasti Ilkhan pada awal kehadirannnya kerap dikatakan sebagai sebagai dinasti pembawa bencana, namun dalam perjalanan sejarahnya dinasti ini memiliki andil juga di dalam upaya membangun dan mengembangkan peradaban Islam, terutama sekali setelah dinasti ini diperintah oleh raja-rajanya yang memeluk agama Islam.
Dampak negatif dari dinasti ini adalah kehancuran tampak jelas dimana-mana dari serangan Mongol, sejak dari wilayah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan yang mengoleksi banyak buku yang memperburuk situasi umat Islam. Dan pembunuhan tidak dilakukan terhadap Khalifah Abasyah, namun juga umat Islam yang tidak berdosa. Kemudian dampak positif dari Dinasti ini adalah, setelah para pemimpinya memeluk agama Islam. Mereka dapat menerima dan masuk agama Islam, dari situlah Islam memperoleh kemenangan.
Pada masa Ghazan, seorang yang cinta trhadap ilmu pengetahuan dan sastra ini, peradaban Islam mulai bangkit. Ghazan dikenal sebagai pencinta ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani dan gemar terhadap seni arsitektur, Mahmud Ghazan, membangun khanaqah untuk para darwis, perguruan tinggi madzhab syafi”i dan Hanafi, perpustakaan, observation dan gedung-gedung umum lainya.
http://ra4103gmail.blogspot.co.id/2011/11/dinasti-ilkhaniyah.html
Komentar
Posting Komentar