DINASTI SELJUK part 2 Masa Disintegrasi Dinasti Abbasiyah
Makna
Munculnya Bani Saljuk Bagi Imperium Abbasiyah
A. Asal Usul bangsa Saljuk
Nama dinasti Saljuk diambil dari sebuah nama seorang tokoh
yang berasal dari keturunan Turki yaitu Saljuk bin Tuqaq.berasal dari kabilah
kecil keturunan Turki, yakni kabilah Qunuq. Kabilah ini bersama dua puluh
kabilah kecil lainnya bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah
ini tidak memiliki nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang
mempersatukan mereka dengan memberi nama suku Saljuk.
Saljuk dikenal sebagai seorang orator ulung dan dermawan oleh
kerena itu ia disukai dan taati oleh masyarakat, dilain pihak istri raja Turki
khawatir jika saljuk melakukan pemberontakan, karenanya ada rencana untuk
membunuh saljuk secara licik, dan saljuk sendiri mengetahui rencana jahat
tersebut lalu ia mengumpulkan pasukannya dan membawa mereka ke kota Janad,
mereka tinggal disana dan bertetangga
dengan kaum muslimin di negeri Turkistan, maka ketika saljuk melihat prilaku orang
Islam yang baik dan berakhalaq luhur ia akhirnya memeluk agama Islam dan
kabilah Ghuzpun akhirnya memeluk Islam. Dan sejak itulah saljuk mulai melakukan
perlawanan dan peperangan melawan orang-orang Turki yang kafir, akhrinya iapun
mampu mengusir bawahan raja Turki dan menghapus pajak atas kaum muslimin. Dalam kajian historis para sejarawan menyebutkan bahwa suku
Saljuk memeluk agama Islam pada sekitar
akhir abad ke-4 H/ 10 M, dengan barmazhab Sunni.
B. Silsilah Nasab Dinasti Saljuk
Silsilah kelurga Dinasti Saljuk bisa perinci sebagai berikut ;
1. Saljuk Ibnu
Tuqaq memiliki dua orang putra yaitu Mikail dan Arselan Payghu namun dalam
leteratur lain disebutkan bahwa Saljuk memiliki empat orang anak yaitu Arselan,
Mikail, Musa dan Yunus.
2. Mikail memiliki
dua orang putra yaitu Chager Bek Daud dan Tughril Bek
3. Chager Bek Daud
memiliki dua orang putra yaitu Alp Arselan dan Kaward,
4. Alp Arselan
memiliki dua orang putra yaitu Malik
Syah dan Tutush,
5. Malik Syah
memiliki empat orang putra yaitu Bargiyaruk, Muhammad, dan Sinyar serta Mahmud.
C. Awal Mula Kemunculan Dinasti Saljuk
Diatas telah dijelaskan bahwa Saljuk dan orang-orang yang
setia kepadanya menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke arah Barat, yaitu
daerah Jundi (jand), suatu daerah yang merupakan bagian dari Asia Kecil yang
dikuasai oleh dinasti Samaniyah yang dipimpin oleh Amir Abd al-Malik Ibn Nuh
(954-961 M).
Tempat tinggal bangsa Saljuk ini berdekatan dengan kaum
Samaniyah dan Ghaznah yang merupakan dua Dinasti yang saling bersitegang, dan terkadang terjadi pertikaian atau peperangan diantara
mereka. Kondisi ini memberi ruang kosong bagi kaum Saljuk untuk menunjukan
eksistensinya dengan cara memberikan tendensinya kepada salah satu dari dua
dinasti yang sedang berseteru tersebut, yaitu kepada Dinasti Samaniyah, dan
sebagai imbalanya Dinasti samaniyah memberikan keleluasaan bagi kaum saljuk
untuk bertempat berdekatan dengan Sihun.
Pada tahun 389 H, dinasti Samaniyah mengalami kemundurun yang
signifikan maka disaaat itu kaum Saljuk berada digarda terdepan dalam
meneruskan perlawanan terhadap dinasti Ghaznah. Sepeninggal Saljuk kepemimpinan
diteruskan oleh putranya yang bernama Arselan, namun kepemimpinan Arselan
berakhir atas kelicikan Sultan Mahmud seorang pemimpin dinasri Ghaznah yang
berpura pura baik dan kemudian menangkap dan memenjarakan Arselan. Selanjutnya
tampuk kepemimpinan diambil alih oleh Mikael yang merupakan saudara Arselan.
Namun nasib Mikael sama dengan yang dialami oleh kakaknya yaitu terpedaya oleh
kelicikan sikap Sultan Mahmud yang pada tahun 418 H Sulatan Mahmud menyerang
dan memporakporanakan kaum Saljuk yang berujung pada kematian Mikael.
Mikael mempunyai dua orang putra yang selanjutnya menjadi
penerus kepemimpinan kaum Saljuk dan sekaligus penggagas berdirinya dinasti Saljukiyah,
yaitu Jughril Bek dan Tughril Bek.
Sepeninggal Sultan Mahmud dinasti Ghaznah mengalami
kemunduran, karena Mas’ud yang menjadi penerusnya tidak memiliki kapasitas yang
memadai untuk menjadi pemimpin Negara. Dilain sisi kaum Saljuk terus merong-rong
dinasti Ghaznah yang mulai rapuh yang pada akhirnya usaha mereka membuahkan
hasil dengan tewasnya Mas’ud putra Sultan Mahmud dan mundurnya kaum Ghaznah
meninggalkan Khurasan menuju India dalam sebuah pertempuran pada tahun 429 H,
maka ketika itu juga Tughril bek mengumumkan pendirian dinasti Saljuk,
Mereka mampu merebut Marw dan Naisabur dari genggaman
kekuasaan Ghaznah, kemudian mereka juga merebut Balkh, Jurjan, Thabaristan,
khawarizm, Hamadhan, Rayyi, dan Isfahan serta pemerintah Buwaihi tunduk di bawah
kendali mereka.
Pada masa pemerintahan Saljuk ini, mereka menguasai dan
memerintah di Baghdad selama sekitar 93 tahun yaitu dari tahun 429 H/1037 M
hingga tahun 522 H/1127 M.
Pencapaian gemilang yang dilakukan oleh pemerintahan Tughril
Bek adalah menguasai Baghdad dan mengakhiri Dinasti Buwaihi yang pada saat itu
dipimpin oleh al-Malik al-Rahim dengan panglima tentaranya yaitu al-Basasiri,
serta menguasai beberapa wilayah yang telah disebutkan sebelumnya. Atas dasar
kegemilangan Tughril Bek inilah kemudian dia mendapatkan dua gelar kehormatan,
yaitu :
1. Yamin Amir
al-Mu'minin, gelar ini diperoleh karena menumpas Bani Buwaih di Baghdad,
2. Malik
al-Syarqi al-Gharb, gelar ini diperoleh karena menewaskan al-Basasiri dan
mengembalikan kekuasaan Khalifah al-Qa'im.
D. Periode Keemasan Dinasti Saljuk (1063-1072 M)
Setelah Tughril Bek meninggal, kepemipinan diteruskan oleh Alp
Arselan, keponakan dari Tughril Bek, karena ia tidak mempunyai seorang putra,
Dia memerintah sejak tahun 1063 hingga 1072 M.
Perluasan daerah yang sudah dimulai pada kepemimpinan Thugrul
Bek dilanjutkan oleh Alp Arselan ke arah Barat sampai pusat kebudayaan Romawi
di Asia kecil, yaitu Bizantium.
Dalam gerakan ekspansi itu tedapat peristiwa penting yaitu
yang dikenal dengan peristiwa Manzikar 463, dimana Tentara Alp Arselan berhasil
mengalahkan kekuatan besar tentara Romawi yang terdiri dari tentara Romawi,
Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis dan Armenia. Dan dikuasainya Manzikar pada
tahun 463. peristiwa ini yang dinilai banyak sejarawan mempunyai pengaruh besar
terhadap rentetan sejarah peperangan besar antara kaum Islam dengan kaum
Nasrani.
Pada pereode inilah dinasti Saljuk mencapai masa kejayaannya,
wilayah kekuasaannya membentang mulai dari Kasgar, satu kota di ujung wilayah Turki,
sampai ke Yerusalem danluasnya dari wilayah Contantinopel sampai ke laut
Kaspia. Atas dasar ini dinasti Saljuk dikenal gemar melakukan ekspansi
perluasan wilayah yang sangat luas, seperti halnya penguasa Turki Usmani yang
berhasil mendirikan sebuah imperium besar pada abad ke-14 M.
E. Sikap Saljuk Terhadap Imperium Abbasiyah
Dinasti Saljuk memiliki hubungan baik dengan khalifah
Abbasiyah yang berbeda halnya dengan dinasti Buwaih, hal ini disebabkan
kesamaan dalam mazhab, yaitu sama-sama berpegang kepada mazhab Sunni. Dengan
berpegan kepada mazhab tersebut, memudahkan kerja sama di antara kedua belah
pihak dan mendorong kaum Saljuk itu menyanjung dan menghormati dengan
setinggi-tingginya kepada khalifah Abbasiyah. Disamping itu Bani Buhaih adalah
kaum yang bersifat kasar dan ganas, sementara kaum Saljuk tidak demikian.
Saljuk selalu bersikap hormat, sopan, berlaku baik dan lembut sebagaimana
tercermin dari ucapan Tughrul Bek ketika menghadap khalifah; “aku pelayan
Amirul Mu’minin, bertindak atas perintah dan larangannya, berbuat sesuai
mandatnya. Hanya kepada Allah aku meminta pertolongan dan taufik”
Kedekatan antara bani Saljuk dan imperium Abbasiyah semakin
erat ketika al-Qaim menikahi khadijah yang merupakan keponakan Tughrul Bek,
sementara Tughrul Bek menikahi putri al-Qaim pada tahun 454 H/1062 M.
Dari paparan diatas memberikan pemahaman bahwa posisi Dinasti
Saljuk memiliki pengaruh dan kedekatan emosional kepada Imperium Abbasiyah yang
dalam realitas politik ketika itu tidak dapat dipungkiri bahwa Dinasti Saljuk
memberikan pengaruh dan sumbangan besar terhadap imperium Abbasiyah.
F. Kemajuan Pada Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk memberikan sumbanga kemajuan dalam serajah
peradaban Islam dan diantaran pencapaiannya adalah:
1. Perkembangan Politik
Pada masa Dinasti Saljuk tepatnya pada kepemimpinan Alp
Arslan, wazir Nizam al-Muluk memiliki pengaruh positif kepada Dinasti Saljuk
yaitu dengan memberikan ide-ide segar dalam mengubah dasar-dasar pemerintah,
diantaranya adalah:
a. Menciptakan satu angkatan tentara Saljuk
yang kuat.
b. Mempererat
hubungan antara khalifah Abbasiyah al-Qa'im dengan kerajaan Dinasti Saljuk.
c.
Berpartisipasi dalam pelantikan Malik Syah sebagai penerus Alp Arslan.
2. Perkembangan Pendidikan
Berkembangnya ilmu pengetahuan dengan melahirkan beberapa
ilmuan muslim yang lahir pada masa ini, antara lain: al-Zamakhsyari sebagai
tokoh dalam bidang teologi dan tafsir, al-Qusyairi sebagai ahli tafsir, imam
al-Ghazali sebagai tokoh dalam bidang teologi, filsafat dan tasawuf, Farid
al-Addin al-Athar dan Umar Khayyam sebagai tokoh dalam bidang sastra.
Bahkan kemajuan
pendidikan pada Dinasti Saljuk sudah
menyentuh dalam bidang Iptek, pada tahun 1075 M, Maliksyah
menyelenggarakan sebuah konferensi yang menghadirkan pakar-pakar bidang
astronomi. Konferensi ini memberi mandat kepada Nizam al-Muluk untuk
memperbaharui kalender Persi berdasarkan hasil observasi mutakhir yang lebih
terpercaya. Dengan menghasikan kalender
Jalali.
Selain itu Dinasti Saljuk mendirikan sejumlah lembaga
pendidikan, diantaranyamadrasah Niz}amiyah di Baghdad, Balkh, Naisabur, Jarat,
Ashfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain sebagainya. madrasah Niz{amiyah
didirikan dengan tujun: pertama, menyebarkan pemikiran Sunni untuk menghadapi
pemikiran Syiah, kedua, menyediakan guru guru Sunni yang cukup untuk untuk
mengajarkan faham Sunni dan menyebarkanya ke tempat lain, ketiga, membentuk
kelompok pekerja Sunni untu berpastisipasi dalam menjalankan pemerintahan
khususnya dibidang peradilan dan manajemen dan diantara alumninya adalah Imam
Ghazali.
3. Perkembangan Infrastruktur
Kontribusi Dinasti Saljuk dalam bidang arsitektur begitu
besar. Dan Malik Syah terkenal dengan
usaha pembangunan separti masjid, jembatan, irigasi, jalan raya dan rumah
sakit.
G. Keruntuhan Dinasti Saljuk
Sepeninggal Sultan Malik Syah, kepemimpinan diteruskan oleh
anaknya yaitu Barkiaruq, pada masa ini dinasti Saljuk mulai mengalami
kemunduran. Terdapat beberapa factor yang melatar belakangi kemunduran
pemerintahan adapun faktor yang menjadi sebab runtuhnya dinasti saljuk adalah
sebagai berikut:
1. Konflik internal
antara saudara, paman dan anak- anak yang memperebutkan tonggak kepemimpnan.
2. Lemahnya para
khalifah Abbasiyah untuk andil dalam dinasti Saljuk, sehingga kekhalifahan
tidak mampu menolak atau mengarahkan siapa saja yang akan duduk dikursi
kesultanan Saljuk.
3. Ketidak mampuan
pemerintah Saljuk dalam menyatukan wilayah Syam, Mesir dan Irak di bawah panji
kekuasaan bani Saljuk
4. Terjadi gesekan
besar dalam kekuasaan Saljuk sehingga menimbulan bentrokan militer yang terus
menerus
5. Konspirasi
orang-orang aliran Bathiniyah terhadap kesultanan Saljuk dan juga membunuh para
Sultan dan beberapa komandanya
http://hasyim-aq.blogspot.co.id/2013/01/makna-munculnya-bani-saljuk-bagi.html
C. Dinasti Seljuk
Pada abad ke-11 hingga 14 M, kawasan Asia Tengah dan Timur
Tengah dikuasai sebuah dinasti Islam bernama Seljuk. Pada masa itu, ilmu
pengetahuan berkembang dengan pesat. Di
zaman itu, madrasah dan rumah sakit tumbuh bak cendawan di musim hujan. Dinasti
Seljuk pun tercatat telah turut mengibarkan bendera kejayaan Islam pada abad
pertengahan.
Dinasti Seljuk dipimpin oleh suku Oguz Turki yang berasal dari
Asia Tengah. Bangsa Seljuk mulai bermigrasi ke Anatolia sejak abad ke-11 M dan
membentuk basis kekuatan yang hebat dalam dunia Islam. Migrasi bangsa Seljuk ke
Anatolia yang begitu cepat dari timur menuju barat telah mengubah wajah dan karakter Anatolia yang
sebelumnya memiliki karakter seperti negara Eropa.
Seiring pesatnya migrasi bangsa Seljuk, telah membuat Anatolia
lebih berkarakter Turki dibandingkan
Eropa, sejak abad ke-12 M.
Seiring bergulirnya waktu, bangsa Seljuk pun berhasil membangun Kekaisaran
Seljuk Agung yang wilayah kekuasaannya terbentang dari Anatolia hingga Asia
Selatan.
Tak heran, jika sejarah menuliskan kebesaran dan keagungan
Kekaisaran Seljuk Agung dengan tinta emas. Pada masa Pemerintahan Sultan
Meliksah I, wilayah kekuasaan Dinasti
Seljuk begitu luas, terbentang dari Kashgor sebuah daerah di ujung daerah
Turki, sampai ke Yerussalem.
Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian: Pertama,
Seljuk Besar. Wilayahnya meliputi Khurasan, Rayy, Jabal, Irak, Persia, dan
Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang memerintah
seluruhnya delapan orang. Kedua, Seljuk Kirman. Wilayah kekuasaannya berada di bawah keluarga Qawurt Bek ibn Dawud
ibn Mikail ibn Seljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.
Ketiga, Seljuk Irak dan Kurdistan. Pemimpin pertamanya adalah
Mughirs al-Din Mahmud. Seljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh
sembilan syekh. Keempat Seljuk Suriah. Diperintah oleh keluarga Tutush ibnu Alp
Arselan ibnu Daud ibnu Mikail ibnu Seljuk, jumlah syekh yang memerintah lima
orang.
Kelima Seljuk Ruum. Diperintah oleh keluarga Qutlumish ibnu
Israil ibnu Seljuk dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.
Pada era kekuasaan Seljuk terdapat sejumlah penelitian mengenai kemajuan ilmu
pengetahuan. Ada sejumlah peneliti yang menyebutkan bahwa pada masa ini terjadi stagnasi dalam
bidang ilmu pengetahuan, sastra, seni, juga ilmu filsafat di Dunia Islam.
Namun, berbagai macam peningggalan baik berupa buku-buku
pengetahuan karya ilmuwan Muslim serta peninggalan budaya Islam pada era kekuasaan Dinasti Seljuk telah mematahkan
dugaan itu. Megahnya sejumlah monumen dan masjid membuktikan bahwa pada masa
pemerintahan Dinasti Seljuk justru ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat di
Dunia Islam.
Ada dua institusi penting yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, yakni
madrasah dan rumah sakit. Pada masa itu, madrasah dan rumah sakit dibangun di
mana-mana. Madrasah, perpustakaan dan rumah sakit bermunculan di
wilayah-wilayah yang dikuasai Dinasti Seljuk, seperti kota Baghdad, Merv,
Isfahan, Nishapur, Mosul, Damaskus, Kairo, Aleppo, Amid (Diyarbakir), Konya,
Kayseri dan Malatya.
Insititusi itu berkembang menjadi pusat-pusat kebudayaan
Seljuk Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, arsitektur bangunan banyak
yang terbuat dari batu-batuan yang tahan lama. Sehingga berbagai macam bangunan
yang dibangun bangsa Seljuk kebanyakan masih bertahan selama beberapa abad.
Salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan dan sastra tidak padam pada masa pemerintahan Dinasti
Seljuk adalah banyaknya para ilmuwan dan intelektual Muslim yang terus
mengembangkan ilmunya.
Beberapa ilmuwan dan budayawan terkemuka yang lahir pada masa
itu antara lain; el-Juvayni, Ebu Ishak al-Shirazi, Omer al-Hayyam, al-Bedi' al-Usturlabi,
Ebu'l-Berekat Hibetullah bin Malka el-Bagdadi, Samav'el al-Magribi, Serefeddin
al-Tusa, Kamal al-din bin Yunus, Shahabeddin Yahya bin Habes al-Suhrawardi,
Fahr al-din al-Razi, Ibnu al-Razzaz al-Jezeri, Ibnu al-Esir, serta Seyfeddin el-Amidi.
Pada era kepemimpinan Sultan Dinasti Seljuk Meliksah I (1072
-1092) di dunia islam pernah berdiri observatorium besar di kota Isfahan.
Sedangkan seorang ilmuwan bernama Omer el-Hayyam dan teman-temannya
memanfaatkan observatorium tersebut untuk melakukan penelitian hingga akhirnya
menghasilkan karya berjudul Zic-i Melikshahi atau (Buku Tabel Astronomi)
dan Takvim-i Jalali (Kelender
Jalalaean).
Pada masa itu, seorang
ilmuwan bernama El-Bed' al-Usturlabi menuliskan bukunya yang berjudul al-Zij al-Mahmudi (Buku Tabel Astronomi
Mahmudi). Sedangkan, seorang ilmuwan yang bernama Ebu Mansur membuat karya
berjudul el-Zij al-Senceri ( Buku Tabel Astronomi Senceri). Istana para Sultan
Seljuk baik di Baghdad, Isfahan serta Merv selalu dipenuhi para pelajar,
ilmuwan, juga para penulis. Mereka menuliskan karya-karyanya baik dalam bahasa
Arab maupun bahasa Persia. Bahkan Literatur Islam Persia mulai mendunia di
bawah Dinasti Seljuk.
Beberapa penulis besar yang karyanya masih bisa dinikmati pada
saat ini antara lain karya Jalaladdin-i Rumi Hakani, Senayi, Nizami, Attar,
Mevlan, dan Sa'di. Para penulis besar tersebut hidup dan mempersembahkan
karya-karyanya kepada para sultan Dinasti Seljuk. Kondisi ekonomi dan kesehatan
masyarakat yang membaik di bawah kekuasaaan Dinasti Seljuk berhasil
meningkatkan aktivitas dan prestasi
masyarakatnya dalam bidang literatur,
seni dan ilmu pengetahuan. Peningkatan aktivitas masyarakat dalam bidang seni
dan ilmu pengetahuan ini mendapat dorongan yang signifikan dari pemerintah
Dinasti Seljuk.
Sejak abad-ke 14 M, ratusan madrasah ditemukan tersebar luas
di Anatolia. Hampir setiap wilayah Anatolia terdapat madrasah. Hal ini jelas
menunjukkan bahwa Dinasti Seljuk sangat memperhatikan dunia pendidikan bagi
rakyatnya. Gambaran berbeda terlihat di pusat Kekuasaan Islam di wilayah yang
dikuasai bangsa lain seperti di Mesir, Syuriah, dan Palestina di mana madrasah
hanya ditemukan di kota-kota besar saja, tidak seperti di Anatolia, baik di
desa dan di kota pemerintah membangun madrasah.
Madrasah-madrasah yang dibangun Dinasti Seljuk tersebut masih banyak
yang berdiri dengan tegak hingga saat ini dan dapat ditemukan di berbagai kota
besar, kota kecil, juga desa yang berada di Anatolia.
Saksi
Kemajuan Sains Dinasti Seljuk
Berbagai macam peninggalan yang diwariskan Dinasti Seljuk
telah menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan berkembang dengan baik, seperti ilmu fisika dan geometri. Hal itu
tampakdari bangunan-bangunan peninggalan Dinasti Seljuk yang hingga kini masih
berdiri kokoh dan megah.
* Masjid
Kehebatan para arsitektur Dinasti Seljuk terlihat pada
arsitektur dan teknik bangunan masjid-masjidnya. Masjid Seljuk sering disebut
Masjid Kiosque. Bangunan masjid ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari
sebuah kubah, berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri
khas masjid Kiosque. Model masjid khas Seljuk ini seringkali dihubungkan dengan
kompleks bangunan yang luas seperti karavanserai serta madrasah.
* Karavanserai
Para sultan Dinasti Seljuk banyak membangun karavanserai
sebagi tempat singgah bagi para musafir. Selain itu, karavanserai juga dibangun
untuk kepentingan perdagangan dan bisnis. Para musafir maupun pedagang dari
berbagai negeri akan dijamu di karavanserai selama beberapa hari secara gratis.
Bangunan karavanserai sendiri terdiri dari halaman, dan ruang
utama di mana terdapat banyak kamar untuk menginap. Karavanserai pertama kali
dibangun pada 1078 M oleh Sultan Nasr di antara rute Bukhara hingga Samarkand.
Struktur bangunan karavanserai Seljuk meniru istana padang pasir Dinasti
Abbasiyah yang berbentuk segi empat.
* Madrasah
Bangunan madrasah Dinasti Seljuk pertama kali muncul di
Khurasan pada awal abad ke-10 M, sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru
untuk menerima murid. Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi
oleh penguasa Seljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan publik.
Emir Nizham Al-Mulk sendiri terispirasi oleh penguasa
Ghaznawiyyah dari Persia. Di Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran
teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizham Al-Mulk terdapat di Baghdad
pada 1067 M.
Madrasah yang dibangun Dinasti Seljuk terdiri dari halaman
gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi dengan asrama untuk menginap para
pelajar. Selain itu, di dalam madrasah juga terdapat banyak ruang belajar.
Bangunan madrasah Seljuk sesuai dengan arsitektur Iran.
* Menara
Bentuk menara masjid yang dibangun oleh Dinasti Seljuk
cenderung mengadopsi menara silinder sebagai ganti menara berbentuk segi empat.
* Mausoleum
Bangunan mausoleum (makam yang indah dan megah) warisan
Dinasti Seljuk menampilkan beragam bentuk termasuk oktagonal (persegi delapan),
berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah (terutama
di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut terutama yang
berada di Anatolia.
Bangunan mausoleum biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal
tokoh atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah. Dinasti seljuk
membangun mausoleum untuk memakamkan dan menghormati kebesaran para penguasa
dinasti tersebut.(republika)
DINASTI
SALJUK DAN KEMUNDURAN SERTA KEHANCURAN DAULAH ABBASIYAH
Sejarah
Pembentukan Dinasti Saljuk
Bangsa Turki Saljuk merupakan kelompok bangsa Turki yang
berasal dari suku Ghuzz. Dinasti Saljuk dinisbatkan kepada nenek moyang mereka
yang bernama Saljuk ibn Tukak (Dukak). Ia merupakan salah seorang anggota suku
Ghuzz yang berada di Klinik, dan akhirnya menjadi kepala suku Ghuzz yang
dihormati dan dipatuhi perintahnya. Terdapat dua versi tentang terbentuknya komunitas
Turki Saljuk, Ibn sl-Athir sebagaimana dikutip oleh Syafiq A. Mughni
menyebutkan, ketika raja Turki yang bernama Beighu ingin menguasai wilayah
kerajaan Islam, Tukak menentangnya dan akhirnya ia memisahkan diri dengan para
pengikutnya dan membentuk suatu komunitas terpisah dari kerajaan. Versi kedua adalah Saljuk ibn Tukak
memisahkan diri dari kerajaan bersama para pengikutnya dan memasuki wilayah
Islam dengan mendirikan pemukiman di dekat daerah Jand di mulut sungai Jaihun.
Bangsa Turki Saljuk adalah pemeluk Islam yang militan.
Masyarakat Turki Saljuk memeluk Islam diperkirakan jauh sebelum mereka memasuki
daerah Jand, tetapi kemungkinan besar mereka memeluk agama Islam setelah
terjadinya interaksi sosial dengan masyarakat Islam di Jand itu sendiri. Beberapa
sarjana berkebangsaan Rusia mengatakan bahwa masyarakat Turki Saljuk memeluk
Islam setelah mereka memeluk agama Kristen, dengan melihat nama anak-anak
Saljuk yang memiliki kemiripan dengan nama-nama yang ada di dalam kitab Injil,
yaitu Mikail, Musa, Israil, dan Yunus. Akan tetapi kemungkinan ini sulit
diterima, terutama setelah melihat dan mempelajari tradisi yang ada pada
mereka. Perkembangan Dinasti Saljuk dibantu oleh situasi politik di wilayah
Transoksania. Pada saat itu terjadi persaingan politik antara dinasti Samaniyah
dengan dinasti Khaniyyah. Ketika dinasti Samaniyah dikalahkan oleh dinasti
Ghaznawiyah, Saljuk menyatakan memerdekakan diri. Ia berhasil mengusai wilayah
yang tadi dikusai oleh Samaniyyah.
Setelah Saljuk bin Tukak meninggal, kepemimpinan bani Saljuk
dipimpin oleh Israil ibn Saljuk yang juga dikenal dengan nama Arslan. Pada masa
ini wilayah kekuasaan bani Saljuk sudah semakin luas hingga daerah Nur Bukhara
(Nur Ata) dan sekitar Samarkhan. Setelah itu diteruskan oleh Mikail, sedangkan
ketika itu dinasti Ghaznawiyah dipipin oleh sultan Mahmud. Kareana kelicikan
penguasa Ghaznawiyah, kedua pemimpin dinasti Saljuk ini ditangkap dan dibunuh
sehingga mengakibatkan lemahnya kekuasaan Saljuk.
Pada periode berikutnya Saljuk dipimpin oleh Thugrul Bek. Ia
berhasil mengalahkan Mahmud al-Ghaznawi, penguasa Ghaznawiyah pada tahun 429 H
/ 1036 M dan memaksanya meninggalkan daerah Khurasan, setelah keberhasilan
tersebut, Thugrul memproklamirkan berdirinya dinasti Saljuk. Pada tahun 432 H /
1040 M dinasti ini mendapat pengakuan dari khalifah Abbasiyah di Baghdad.
Disaat kepemimpinan Thugrul Bek inilah, dinasti Saljuk memasuki Baghdad
menggantikan dinasti Buwaihi. Sebelumnya Thugrul berhasil merebut daerah Marwa
dan Naisabur dari kekuasaan Ghaznawi, Balkh, Jurjan, Tabaristan, Khawarizm, Ray
dan Isfahan. Pada tahun ini juga Thugrul Bek mendapat gelar dari khalifah
Abbasiyah dengan Rukh al-Daulah Yamin Amir al-Muminin.
Imperium
Saljuk dibagi menjadi beberapa cabang:
1. Saljuk Agung
Setelah dipilih sebagai pemimpin imperium Saljuk, Thugril Bek merencanakan dua hal
a. Melakukan
konsolidasi kekuatan militer yang dianggap menentang kekuasaan saljuk
b. Memperluas
kekuasaan
Daerah kekuasaan Saljuk Agung meliputi Ray, Jabal, Irak,
Persia dan Ahwaz. Setelah berhasil mengalahkan dinasti Ghaznawi dan menduduki
singgasana kerajaan di Naisabur di bawah pimpinan Thugrul Bek saat itulah dia
dianggap sebagai Dinasti Saljuk yang sebenarnya. Setelah menduduki jabatan
sultan (1038 – 1063 M) dan secara
resmi mendapat pengakuan dari kekhalifahan Abbasiyah. Selama memegang
kekuasaan, Thugrul Bek menggalang persatuan yang kuat dengan saudara-saudaranya
dengan memberikan kepada mereka wilayah kekuasaan tertentu. Pada tahun 1050 –
1051 M ia berhasil merebut Isfahan dan menghancurkan kekuatan Daylamah di
Persia. Kemenangan Thugrul Bek lebih gemilang ketika Hamadan pada tahun 1055 M
dapat dikuasai.
Thugrul Bek herhasil memperluas wilayahnya dengan merebut
Jurjan,Thabaristan, Rayy, Qazwin dan Zunian hingga menguasai hampir seluruh
wilayah Iran, dan kemudian memindahkan ibukotanya ke Rayy.
Sementara bintang kaum Saljuk mulai terang, bintang Bani
Buwaihi mula redup dan pudar. Keadaan-keadaan yang timbul semakin mempercepat
lagi kaum Saljuk tiba di Baghdad. Pada waktu itu Baghdad mulai rusuh, kondisi
politik mulai kacau, keamanan tidak stabil akibat terjadinya perebutan
kekuasaan untuk jabatan amir al-umara. Malik ar-Rahim sebagai amir al-umara
dari Bani Buwaihi saat itu dikhianati oleh panglimanya sendiri Arselan
al-Basasiri (keturunan Turki). Panglima Turki ini telah memberontak menentang
rajanya dan khalifah Abbasiyah, Serta mencoba berkuasa penuh. Al-Basasiri
mencoba menjalin berbagai persekutuan, dan dari waktu ke waktu dia berada pada
posisi yang kuat. Tindakannya yang paling penting ialah menyatakan tunduk
kepada khalifah Fatimiyah di Mesir untuk menggulingkan khalifah al-Qaim, dan
sebagai imbalannya menerima sejumlah uang.
Al-Basasiri pernah berhasil menguasai Baghdad dan memaksa
khalifahmenandatangani dokumen yang menyatakan dirinya turun tahta serta tidak
adanya hak bagi Dinasti Abbasiyah atasnya, dan menyerahkannya kepada khalifah
Fatimiyah al-Muntansir. Ia juga diharuskan mengirimkan lambang kekhalifahan,
termasuk mantel dan peninggalan-peninggalan suci lainnya. Al-Basasiri menguasai
istana selama lebih kurang satu tahun. Untuk menghadapi permasalahan ini
khalifah al-Qaim meminta pertolongan Thugrul Bek, pemimpin Saljuk dan Thugrul
Bek mengambil kesempatan yang baik ini untuk memimpin bala tentaranya masuk ke
Baghdad pada tahun 1055 M. Pasukan Bani Saljuk berhasil mengusir al-Basasiri
dan kursi kekhalifahan diserahkan kembali kepada al-Qaim, Kemudian al-Qaim
memberi gelar Yamin Amirul Mukminin serta meletakkan raja Malik ar-Rahim di
bawah kekuasaannya, bahkan kemudian putri khalifah di nikahi oleh Thugrul Bek
dan diboyongnya ke Rayy. Thugrul Bek dengan segera menangkap raja Malik
ar-Rahim dan memenjarakannya sebagai tawanan di Rayy sampai wafat pada tahun
1058 M dan akhirnya Bani Saljuk bisa
menguasai Baghdad.
Setahun kemudian Thugrul Bek meninggal dunia tepatnya pada
tanggal 8 Ramadhan 455 H/ 1062 M dan
kursi kekuasaannya digantikan oleh Alp-Arselan
(455-465 H/ 1063-1072 M), kemenakannya yang tertua karena Thugrul Bek tidak
mempunyai anak laki-laki.
Setelah menjadi sultan Saljuk, Alp-Arselan mencoba melakukan
konsolidasi dan ekspansi wilayah kekuatan politik Saljuk . Ia menjadikan kota
Rayy sebagai ibu kota kesultanan Saljuk, sebagaimana pada masa pemerintahan
Thugrul Bek. Alp-Arselan melakukan ekspedisi militer ke wilayah Transoksania
untuk mengkonsolidasi wilayah tersebut dan berusaha memisahkan diri dibawah
pimpinan Musa Beghu, pamannya sendiri. Setelah melakukan konsolidasi internal
kekuasaan Saljuk dengan menundukkan Musa Beghu dan Quthlumisy ibn Chaghri Bek,
ia mulai melakukan ekspansi ke wilayah di luar wilayah Islam, sehingga banyak
penaklukan pada masanya dinyatakan sebagai jihad fi-sabilillah untuk
meninggikan bendera Islam.
Dalam melancarkan misi politiknya dalam rangka ekspansi
wilayah alp-Arselan menjadikan silaturrahmi dalam bentuk perkawinan. Ia
mengawinkan putranya Malik Syah dengan putri Tumghaj Khan, penguasa kerajaan
Khanniyah dan putranya yang lain dengan putri Ibrahim al-Ghaznawi. Hal ini
dilakukannya untuk menambah kekuatannya menghadapi kekuatan Romawi.
Konfrontasi antara Saljuk dengan Romawi terjadi pada bulan
Agustus 1071 M di Manzikart. Pada pertempuran itu dimenangkan oleh tentara
Saljuk, maka dipandanglah Dinasti Saljuk sebagai dinasti pertama yang
memperoleh kekuasaan permanen kekaisaran Romawi. Dengan kemenangan itu Ramailus
Diogenus (pemimmpin pasukan Byzantium) selama 50 tahun harus membayar jizyah
kepada kesultanan Saljuk. Tujuan alp-Arselan menjalin hubungan dengan Byzantium
agar Saljuk lebih mudah mengembangkan kekuatan politiknya dan meraih program
besar, yaitu menyatukan dunia Islam ke dalam khilafah Islam Sunni.
Pada akhir masa pemerintahan Alp-Arselan, hubungan kesultanan
Saljuk dengan kesultanan Ghaznawi mulai memburuk karena kematian Tumghaj Khan.
Anak Tumghaj, Syams al-Din Nashir berkeinginan menakhlukkan kesultanan Saljuk.
Pada pemberontakan tersebut Alp-Arselan terbunuh dan kedudukannya sebagai
Sultan Saljuk digantikan oleh anaknya Malik Syah.
Malik
Syah (1072-1092 M) naik tahta menggantikan ayahnya dan ia dibantu
oleh wazir Nidham al-Mulk yang sudah
berhubungan dengan ayahnya ketika dia masih menjabat sebagai Gubernur Khurasan.
Pada awalnya ia menjadikan Nisapur sebagai ibukota Saljuk, tetapi kemudian
memindahkannya ke Rayy, ibukota yang lama. Setelah ia naik tahta, ia melakukan tiga
hal: pertama, melakukan sentralisasi kekuasaan politik, kedua, menjaga wilayah
yang diwariskan oleh ayah dan kakeknya, dan ketiga, memperluas wilayah politik
kesultanan Saljuk ke hampir seluruh wilayah Islam.
Selama pemerintahan Malik Syah perbatasan timur kemaharajaan
berhasil dipertahankan bahkan diperluas: yaitu para penguasa lokal di
daerah-daerah ini dipaksa mengakui keunggulan Malik Syah dan mengirimkan upeti.
Setelah beberapa waktu berlalu hubungan antara Malik Syah, dengan Nidham
al-Mulk memburuk dan puncaknya adalah terbunuhnya Nidham al-Mulk. Tidak lama
setelah kematian wazir Nidham al-Mulk, pada tanggal 15 Syawal 485 H / 1092 M,
sultan Malik Syah juga wafat. Posisi Malik Syah, digantikan oleh putra
tertuanya Rukn al-Din Barqyaruk.
2. Saljuk Irak (1118 – 10924 M)
Setelah wafatnya Malik Syah pada tahun 1117 M, mulailah muncul
perpecahan diantara kerabat Saljuk. Perpecahan tersebut ditandai dengan
munculnya kesultan kecil di wilayah Saljuk Raya dan berusaha memisahkan diri
dari kekuasaan Saljuk Raya di Iran. Di wilayah Irak Mahmud adalah penguasa
pertama kali memisahkan diri. Ia melepaskan diri dari kekuasaan pamannya,
sultan Sanjar, melalui pertempuran. Pemisahan wilayah Irak secara independen
dari kekuasaan Saljuk Raya akhirya dipenuhi dengan menjadikan Mahmud sebagai
waliy al-ahd untuk wilayah yang sama, dengan gelar sultan di depan namanya.
Akan tetapi dia tetap memerintah di Irak atas nama pamannya, Sanjar, meskipun
pada saat yang sama ia merupakan sultan bagi bangsa Saljuk di Irak.
Sepeninggal Mahmud, gelar sultan jatuh kepada putranya Dawud (1131-1131), Thugril II (1132-1134),
Mas'ud ( 1134-1152). Malik Syah II (1152 – 1153 ), Muhammad II (1153-1159),
Sulaiman Syah (1159-1161), Arselan Syah (1161-1175) dan Thugrul III
(1175-1194).
Hampir keseluruhan penguasa Saljuk di Irak menduduki puncak
kekuasaan pada usia yang sangat muda, Mahmud umpamanya, ketika menjadi sultan
Saljuk Irak, ia masih berusia 13 tahun. Karna itu, penguasa Saljuk Irak hampir
dapat dikatakan hanyalah sebagai Penguasa simbolik. Sedangkan secara politik
kekuasaan para sultan berada di tangan atabeg[13] (bapak asuh) dan amir yang
mengelilingi sultan dan mengendalikan administrasi pemerintahan dengan
sekehendak hatinya.
3. Saljuk Syiria
Nenek moyang kelompok ini adalah Tajuddaulah Tutusy bin
Alp-Arselan yang telah mulai memerintah Syam pada tahun 470 H/ 078 M atas
perintah Maliksyah yang memberinya wilayah kekuasaan di Damaskus dan
sekitarnya. Tutusy berhasil meluaskan pengaruhnya ke halep (Aleppo), ar-Raha (
Rayy), Harran (Turki). Azerbaijan dan Hamada sebagai batu loncatan untuk
menguasai Iran. Kareananya, Tutusy terlibat peperangan dengan Rukn al-Din
Barqyaruk, kemenakannya. Barqyaruk tidak kuasa membendung Tutusy dan ia
melarikan diri ke Isfahan untuk meminta bantuan saudaranya Nashir al-Din
Mahmud. Akhimya Tutusy di bunuh keponakannya pada sebuah pertempuran besar
dekat Rayy pada tanggal 7 Safar 488 H / 1095 M.
Sepeniniggal Tutusy, kesultanan Syiria dilanjutkan oleh Ridwan Fakhr al-Mulk (488 - 507 H/ 1095 -
1113 M), Syams al-Mulk Abu Nashr Duqaq ibn Tutusy (488-497 H/ 1095 - 1104 M),
Taj al-Daulah Alp-Arselan al-Akhrasy ibn Ridwan (507 H/1113 M), Sultan Syah
ibn Ridwan di bawah pengawasan Bad al-Din lu’lu’. Akhimya kesultanan Syiria
lenyap pada tahun 511 H/1117 M pada masa kekuasaan para atabeg garis keturunan
Tubtigin (Buriyyah ) dan para amir Arluqiyyah ).
4. Saljuk Kirman (1041-1186 M)
Keturunan Saljuk di Kirman disebut juga Qawurtiyun. Sebutan
tersebut diambil dari pendiri kerajaan Saljuk di wilayah ini, yaitu 'Imad
al-Din Kara Arsela Qawurt ibn Chaghri Bek dawud ibn Mikail. Sedangkan kaitan
dengan Dinasti Saljuk adalah bahwa Qawurt adalah saudara Alp-Arselan ibnn
Chaghri Bek yang pergi ke Kirman dengan kelompok Guzz, sekitar tahun 1041 M.
Beberapa tahun kemudian ia telah menduduki ibu kota Bardasir
dan berhasil mendirikan pemerintahan di daerah Persia. Setelah merasa kuat,
Qawurtmenunjukkan sikap menentang terhadap kekuasaan saudaranya Alp-Arselan
tetapi kemudian surut kembali setelah merasakan keunggulan Alp-Arselan.
Sewaktu Malik Syah naik tahta, Qawurt mencoba menggulingkannya
karna merasa lebih berhak atas tahta itu. Ia menyiapkan tentara yang besar
menuju Rayy unuk memerangi kemenakannya. tetapi Malik Syah mencegat di Hamadan
dan berhasil membunuhnya (466/1074 M). Malik Syah mengangkat Sultan Syah bin Qawurt sebagai penguasa
Kirman sampai tahun 477 H/ 1084 M.
Selanjutnya tahta kesultanan yangdipegang oleh Turan Syah (1084-1097 M), Iran Syah (1097-1100), Arslan Syah
(1101-1142 M), Muhammad (1142-1156 M) dan Thugrul Syah (1156-1169).
Sepeninggal Thugrul Syah, tercatat kalau Saljuk Kirman
memiliki tiga orang sultan yang masing-masing mengklaim bahwa dia adalah
pengusa tertinggi. Merekaadalah Bahramsyah.
Arslan II dan Turan Syah II. Akibatnya, Saljuk Kirman dibagi menjadi tiga
wilayah, tetapi di antara ketiga penguasa tersebut, Turan Syah memilik kekuatan
paling besar. Setelah Turan Syah meninggal pada tahun 579 H/ 1183 M), ia
digantikan oleh Muhammad Syah ibn Bahrain
Syah (1183-1186 M).
Kehancuran Saljuk Kirman disebabkan oleh kedatangan raja-raja
Guzz. yang kemudian berhasil menguasai kesultanan. Bahkan akhirnya dapat
menurunkansultan terakhir, yakni Muhammad Syah (582 H/1186 M). Mulai
tahunberikutnya (583 H/1187 M) wilayah Kirman menjadi kekuasaan kelompok Guzz
dengan rajanya Malik Dinar.
5. Saljuk Rum / Asia Kecil
Saljuk Roma berkuasa sekitar 220 tahun, dengan jumlah
kesultanan kurang lebih 14 orang. Asal usul keturunan mereka berasal dari
moyangnya Abu al-Fawaris Qutulmisy bin Israil bin Saljuk, yang diangkat sebagai
penguasa di daerah al-Mawsil (Mousul, Irak), Diyar Bakr dan Syam pada masa
penaklukan yang pertama.
Setelah mangkatnya Thrugrul Bek pada 455 H/1063 M dan naiklah
Alp-Arselan, ia melakukan pemberontakan karna merasa lebih berhak atas jabatan
itu. Tetapi ia berhasil di bunuh Alp-Arselan. Atas campur tangan Nizam al-Mulk,
keluarga ini selamat dari penghancuran total, hanya saja penguasanya tidak
diperkenankan memakai gelar amir.
Selanjutnya, pimpinan pemerintahan kemudian di pegang oleh Sulaiman
bin Qutlumisy yang diberi wewenang mcnguasai Asia Kecil atas perkenanan dari
Malik Syah. Nama Sulaiman makin terkenal setelah berhasil merebut Antakiyah
pada tahun 477 H/ 1085 M dari tangan orang-orang Philaterus, Armenia. Sulaiman
terlibat peperangan dengan Tutusy yang berakhir dengan kematiannya.
Meskipun masa pemerintahan Sulaiman diwarnai oleh banyak
penaklukan. Ada dua hal yang perlu dicatat dalam sejarah, yaitu: pertama,
bangsa Armenia yang tertekan akibat tekanan keagamaan Byzantium, mendapatkan
kebebasan beragama pada masa Sulaiman bin Quthlumusy. Kedua, tidak lama Setelah
ia naik tahta, ia membagikan tanah kepada para petani yang belum memiliki
tanah. Tanah ini dahulunya merupakan milik pejabat Byzantium. Kebijakan ini
memberikan konstribusi penting bagi kehidupan sosial yang harmonis dan
mengeliminasi munculnya aristokrasi para pemilik tanah.
Setelah Sulaiman ibn Quthlumisy wafat. Malik Syah kemudian
mengangkat anak Sulaiman Qilij Arslan I,
ia menjalin hubungan dengan kaisar Byzantium sehingga ia memiliki
kebebasan melebarlan pengaruh ke wilayah sebelah timur. Kemudian Qilij kembali
ke ibu kota untuk mempertahankannya dari serangan tentara Salib. Ketika kota
ini jatuh ketangan tentara Salib, Qilij Arslan I memindahkan ibukota ke Kenya.
Setelah itu menjalin kerja sama dengan kaisar Byzantium dalam melawan tentara
salib. Dalam pertempuran hebat dengan tentara Saljuk Raya di sungai Khabur,
Qilij terbunuh.
Secara kronologis para penguasa Saljuk Roma adalah sebagai
berikut: Sulaiman bin Quthlumusy, Qilij
Arslan I (1086-1107 M), Malik Syah dan Mas'ud (1107-1155 M), Qilij Arslan II
(1156-1192 N1), Rukhnudin Sulaiman II
(1196-1204 M), Qilij Arslan III dun Giyasuddin Kaikhusraw (1204-1210 M),
Izzuddin Kaikhusraw I (1210-1219 M), Alaudin Kaikobad (1219-1237 M), Izzuddin
Kaikhusraw II (1237-1245 M), Izzudin Kaikhusraw III (1246-1256 M ), Rukhnuddin
Qilij Arslan IV (1237-1266 M), Giyasuddin Kaikhusraw III (1266-1282),
Giyasuddir, Mas'ud II dm Alaudin Kaikobad II (1282 -1302 M).
Turki Saljuk di Anomalia mencapai masa kejayaannya pada
petnerintahan Alaudin Kaikobad ( 1219-1237 M ). Ketika itu kawasan Asia berada
dalam ancaman penakhlukan bangsa mongol ia membangun tembok yang melindungi
kota Kenya. Dia mempekerjakan armada lautnya dengan membangun industry kapal di
Kolonoros.
Kesultanan Saljuk ini dapat bertahan lebih lama dibandingkan
dengan Dinasti Saljuk yang lain meskipun terjadi banyak pertentangan intern.
Kehancuran dinasti Saljuk Asia kecil diawali dengan masuknya orang-orang Mongol
yang lama kelamaan dapat mengusai pemerintahan, dan akhirnya mampu merebut
kesultanan dihawah pimpinan Gaza Khan.
Kemajuan
yang dicapai Dinasti Saljuk
a. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa pemerintahan Alp-Arselan, ilmu pengetahuan mulai
berkembang dan mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Malik Syah bersama
perdana mentrinya Nizham al-Mulk. Nizam al-Mulk inilah yang memprakarsai
beridirinya Universitas Nizhamiyah (1065 M) dan madrasah Hanafiyah di Baghdad.
Nizham al-Mulk ini adalah seorang yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu,
seperti ilmu agama, pemerintahan dan ilmu pasti.
Pada masa Malik syah inilah lahir ilmuan-ilmuan muslim seperti
al-Zamakhsyari dalam bidang tafsir, bahasa dan theology, al-Qusyairi dalam
bidang tafsir, Abu Hamid al-Ghazali dalam bidang theology, Farid al-Din
al-Aththar dan Umar Kayam dalam bidang sastra dan matematika.
b. Bidang Politik dan Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Dinasti Saljuk, mereka mengembalikan
jabatan wazir yang sebelumnya ditukar dengan khatib oleh Dinasti Buwaihi. Di
samping itu, mereka melakukan ekspansi ke daerah-daerah yang berada di sekitar
wilayah kekuasaannya seperti Jurjan, Tabaristan, Rayy, Qazwain, Zanjan, bahkan
hamper mengusai seluruh wilayah Iran, Wilayah Irak Barat, Kirman, Kurzistan dan
Oman.
Puncaknya pada masa pemerintahan alp-Arselan, kekuasaan
dinasti Saljuk sampai ke Asia Barat, yaitu daerah Bizantium sebagai pusat
kebudayaan Romawi, Perancis, Armenia, Guzz dan al-Akhraj. Dalam ekspansi ini
terjadi peristiwa yang dinamakan dengan manzikart (1071 M), di mana Raja Romawi
Romanus Drogenes memerintahakan tentaranya untuk menentang tentara alp-Arselan
dan mendengar pernyataan tersebut membakar semangat perang kaum Saljuk sebagai
wujud mempertahankan harga diri dan kaumnya.
c. Bidang Pembangunan Fisik
Kaum Dinasti Saljuk sangat suka dan gemar pada
bangunan-bangunan besardan megah, ukiran-ukiran yang cantik dan gambar-gambar
yang dipenuhihiasan. Karena begitu senangnya dengan karya seni,
sulthan-sulthanmemberikan perlindungan dan perhatian terhadap hasil karya seni
sertamemberikan motivasi kepada penciptanya untuk terus berkarya.
Bangunan yang banyak dibangun adalan jalan-jalan, mesjid
jembatan dansaluran irigasi. Bahkan pada masa alp-Arselan dilakukan pemugaran
bentengBukhara dan tembok Madinah dan mendirikan sebuah mesjid yang megahdengan
dua mahligai yang besar di Samarkhan, kemudian salah satu mahligaitersebut
dijadikan sekolah.
Dinasti Saljuk dirintis oleh Saljuk ibn Tuqaq, yang kemudian
diproklamirkanpada masa Thugrul Bek yang mendapat legalitas dari khalifah
al-Qaim. Dinasti Saljuk merupakan Dinasti yang berkuasa pada masa kekhalifahan
Daulah Bani Abbasiyah.
Dinasti Saljuk terbagi kepada 5 cabang yaitu, Saljuk Agung
(Raya), SaljukKirman, Saljuk Syria, Saljuk Irak dan Saljuk Rum atau Asia Kecil.
Dinasti Saljukmemberikan kontribusi yang besar terhadap peradaban Islam,
kemajuan yangdicapai pada era ini menjadikan dunia Islam sebagai pusat ilmu
pengetahuan danperadaban, kemajuan tersebut meliputi kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan,kemajuan dalam bidang sosial politik dan kemajuan di bidang seni
dan arsitektur. Dinasti Saljuk mengalami kemunduran yang membawa kepada
kehancuran disebabkan oleh faktor internal, terjadi perebutan kekuasaan antara
anggota keluarga. Ini merupakan benih perpecahan yang ditanam sendiri dengan
membagi wilayah kekuasaan menjadi beberapa bagian. Disamping itu faktor
ekstemal juga mempunyai andil yang signifikan dalam hal ini yaitu terjadinya
penyerangan yang dilakukan oleh tentara Romawi.
Kehancuran Dinasti Saljuk /Bani Saljuk merupakan tonggak
kehancuran DaulahAbbasiyah secara nyata, walaupun 400 tahun sebelum itu
benih-benihkemunduran Daulah Abbasiyah ini sudah terlihat Ada beberapa faktor
yang melatar belakangi kehancuran Daulah Abbasiyah yaitu faktor internal seperti
perebutan kekuasaan, munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri,
kemerosotan dalam bidang ekonomi serta munculnya aliran-aliran sesat dan
fanatisme keagamaan. Di samping faktor intemal tersebut, faktor eksternal juga
tidak kalah penting dalam mewujudkan kehancuran Daulah Abbasiyah seperti perang
salib dan serangan dari tentara mongol yang meluluhlantakkan Baghdad. Dengan
jatuhnya Baghdad ke tangan tentara mongol maka kondisi tersebut dianggap
sebagai akhir kekuasaan Daulah Abbasiyah.
http://sejarahcoy.blogspot.co.id/2013/05/dinasti-saljuk-dan-kemunduran-serta.html
Islam
Abad Pertengahan/Sejarah/Seljuk
Dinasti
Seljuk - Islam Abad Pertengahan
Orang Selju adalah orang Turk nomad dari Turkmenistan. Mereka
berkerabat dengan orang Uygur, yang memasuki Kekhalifahan Abbasiyah sekitar
tahun 950 M dan secara bertahap memeluk Islam Sunni. Pada tahun 1030 M mereka
mulai merebut kekuasaan, dan dengan cepat menaklukan Kesultanan Ghaznawiyah,
yang juga merupakan bangsa Turk. Ini membuat orang Seljuk berhasil menguasai
sebagian besar Persia (Iran modern). Ibukota mereka adalah Isfahan. Seperti
halnya orang Ghaznawiyah, orang Seljuk juga menuturkan bahasa Persia dan
mempraktikkan kebudayaan Persia.
Pada tahun 1055 M, sultan Seljuk, berhasil menaklukan Irak.
Setelah itu, meskipun masih ada Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, khalifahnya
bisa dibilang harus tunduk pada Togrul. Setelah Togrul Beg meninggal pada tahun
1063 M, dia digantikan oleh keponakannya Alp Arslan ("singa
pahlawan").
Di barat, Alp Arslan bertempur untuk merebut Suriah dari
kekuasaan Fatimiyah serta Armenia dari kekuasan Kekaisaran Bizantium. Pada
tahun 1070 M, kaisar Bizantium Romanus IV Diogenes memutuskan untuk menghalau
Seljuk dari Armenia. Pada awalnya pasukan Bizantium, yang dibantu orang Norman,
memperoleh kemenangan. Kemudian terjadi pertempuran besar Manzikert pada tahun
1071 M, sebelah timur sungai Efrat, dan Bizantium mengalai kekalahan. Seljuk
tidak hanya memperoleh kemenangan, melainan juga menangkap kaisar Diogenes.
Wilayah
terluas Kesultanan Seljuk Raya
Pada akhirnya, Alp Arslan membebaskan Diogenes dengan tebusan
berupa emas dalam jumlah banyak serta wilayah Armenia dan banyak wilayah
Bizantium lainnya. Setelah itu kedua pihak ini berdamai.
Alp Arslan meninggal setahun kemudian dan putranya Malik Shah
naik tahta menjadi sultan. Setelah Malik Shah meninggal pada tahun 1092, Seljuk
mulai melemah, dan pada tahun 1192 dinasti mereka runtuh. Kesultanan Seljuk
Raya kemudian terpecah menjadi beberapa kesultanan kecil.
Wilayah Kesultanan Rum pada tahun 1190 M. Kesultaan Rum adalah
salah satu kesultanan pecahan dari Kesultanan Seljuk Raya
Ketika Mongol datang menyerbu Asia Barat, Bizantium dan Seljuk
bertempur bersama-sama melawan Mongol. Akan tetapi mereka kalah, dan pada tahun
1243 M Mongol merebut Iran dan Anatolia (Turki mdoern).
Setelah Kekaisaran Mongol runtuh, salah satu sultan Seljuk
yang bernama Utsman mendirikan kesultanan baru yang disebut Utsmaniyah.
https://id.wikibooks.org/wiki/Islam_Abad_Pertengahan/Sejarah/Seljuk
Dinasti Saljuk Dan Kesultanan Saljuk Rum
Latar belakang
Dinasti Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku
Ghuzz di wilayah Turkistan di Asia Tengah atau dengan tepatnya Transoxania atau Ma Wara’ al-Nahar atau
Mavarranah. Dinasti Saljuk dinisbahkan kepada Saljuk Ibn Tuqaq. Tuqaq (ayah
Saljuk) adalah pemimpin suku Oghus (Ghuzz atau Oxus) yang menguasai wilayah
Turkistan, tempat mereka tinggal.
Transoxania
Saljuk
Ibn Tuqaq
Saljuk Ibn Tuqaq pernah menjadi panglima imperium Ulghur yang
ditempatkan di selatan lembah Tahrim dengan Kashgar sebagai ibukotanya. Karena merasa tersaingi kewibawaan,
permaisuri raja Ulghue merencanakan pembunuhan terhadap Saljuk. Akan tetapi, sebelum dapat direalisasikan,
rencana itu sudah diketahui oleh Saljuk.
Dalam rangka menghindari pembunuhan, Saljuk dan orang-orang yang setia
kepadanya menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke arah Barat, yaitu daerah
Jundi (jand), suatu daerah yang merupakan bagian dari Asia Kecil yang dikuasai
oleh dinasti Samaniyah yang dipimpin oleh Amir Abd al-Malik Ibn Nuh (954-961
M).
Kashgar,
Uighur
Amir Abd al-Malik Ibn Nuh mengizinkan Saljuk tinggal di Jundi,
dekat Bukhara. Terkesan oleh kebaikan Amir Abd al-Malik Ibn Nuh, Saljuk dan
pengikutnya memeluk Islam aliran Sunni sesuai dengan aliran yang dianut oleh
masyarakat setempat. Saljuk Ibn Tuqaq membalas jasa kebaikan Amir Abd al-Malik
Ibn Nuh dengan membantunya mempertahankan dinasti Samani dari serangan musuh.
Saljuk membantu dinasti Samani dalam menghadapi serangan-serangan dinasti Ulghur.
Dalam satu perang tersebut, Saljuk mati terbunuh dan ia meninggalkan tiga orang
anak yaitu: Arselan, Mikail, dan Musa.
File:Samanid dynasty
(819–999).GIF
Sepeninggalan Saljuk, pimpinan suku dipegang oleh Mikail. Akan
tetapi, ia pun gugur ketika perang melawan dinasti Ghaznawi yang hendak merebut
Khurasan dari Samaniyah. Di bawah pimpinan anak Mikail, Tughrul dan Chagri,
dinasti Seljuq berhasil merebut Naisapur (1037), Balkh, Jurjan, Tabaristan,
Ray, Isfahan, serta mengalahkan Mahmud Ghazna pada pertempuran Dandanagan, 23
Mei 1040.
Dengan kemenangan ini, Bani Seljuq resmi menjadi penguasa
wilayah Khurasan menggantikan Dinasti Ghaznawiyah. Setelah kemenangan di
Khurasan, penguasa Seljuq meluaskan pengaruhnya ke Transoxiana dan Iran.
Dinasti
Seljuk Besar (Raya)
Tughrul
Bek
Setelah wafat, Mikail digantikan oleh anaknya, Tughrul Bek.
Tughrul Bek, karena dinasti Samani sudah mulai melemah, berhasil menguasai Merv
(ibukota Khurasan), Jurzan, Tibristan, Dailam dan Karman (1037 M). Sejak itu,
Tughrul Bek mengisytiharkan berdirinya dinasti Saljuk dan diakui oleh dinasti
Bani Abbas sekitar tiga tahun kemudian (1040 M) . Setelah itu, Tughrul Bek
menguasai Iran atau Persia, Anatolia, dan Armenia.
Tughrul Bek (Bey Togrul) adalah cucu Seljuk dan Chaghri Beg
(Bey Chagri) adalah saudaranya dan dibawah pemerintahan dua beradik ini, Seljuk
berjaya menguasai Empayar Ghaznawiyah. Pada mulanya, tentera Seljuk berjaya
dikalahkan oleh Raja Mahmud Ghazni. Raja Mahmud kemudiannya bersara dan menetap
di Khorezmi. Togrul dan Cagri pula membiarkan tentera Ghaznawi menguasai Merv
dan Balkh (1028-1029).
Kemudiannya mereka mula menyerang wilayah Ghaznawiyah di
Khorasan dan Balkh dan mendagangkan wilayah ini dengan pengganti Shah Mahmud.
Tentera Seljuk juga berjaya menawan Ghazni, ibu kota Ghaznawiyah pada tahun
1037.
Pada tahun 1039, dalam Perang Dandanagan, tentera Seljuk
berjaya mengalahkan angkatan Ghaznawiyah yang di bawah pimpinan Masud Ghazni.
Ini menyebabkan Raja Masud meninggalkan wilayah barat empayar Ghaznawiyah dan
membolehkan tentera Seljuk menguasai rantau ini. Pada tahun 1055, Togrul
berjaya menawan Baghdad daripada kerajaan Buwaihiyah.
Kemunculan
Bani Seljuk di Baghdad
Khalifah Al Qaim meminta pertolongan kaum Turki bani Seljuk
yang berasal dari padang nomad Monggolia untuk menghalau puak Syiah Bani Buwaih
daripada mempengaruhi Istana Baghdad.
Di Baghdad terjadi penindasan yang dilakukan oleh dinasti
Buwaihi terhadap khalifah Bani Abbas. Ketika al-Malik al- Rahim memegang
jabatan Amir al-Umara, kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya sendiri, Arselan
al-Basasiri. Dengan kekuasaan yang ada di tangannya, al-Basasiri berbuat
sewenang-wenang terhadapal Al-Malikal-Rahim dan Khalifah al-Qaim dari Bani
Abbasiah; bahkan dia mengundang khalifah Fathimiyah (al-Mustanshir) untuk
menguasai Baghdad.
Hal ini membuat khalifah khawatir dan akhirnya meminta bantuan
Tughrul Bek yang berkuasa di Jibal. Pada tanggal 18 Desember 1055 (447 H),
Tughrul Bek memasuki Baghdad. Pertempuran terjadi antara pasukan Tughrul Bek
dengan pasukan Arselan al-Basasiri.
Dalam pertempuran itu, al-Basasiri mati terbunuh, khalifah
al-Qa‟im
dibebaskan dari penjara. Sedangkan Malik Abd al-Rahim dipenjara. Kekuasaan
dinasti Buwaihi berakhir dan selanjutnya khalifah dinasti Bani Abbas
bekerjasama dengan Saljuk mulai tahun 1055 M.
Khalifah Al Qaim memberi
gelaran Al Muluk atau Sultan kepada Tughrul Bek. Sebagai kehormatan,
khalifah al-Qa‟im memberikan gelar “Raja Timur dan Barat” kepadanya
dan ia menikah dengan puteri al-Qa‟im. Pada
tahun 455H/1063 M, Tughrul Bek wafat dan digantikan oleh anak saudaranya, Alp
Arselan karena Tughrul Bek tidak mempunyai seorang anak.
Alp
Arselan
Nama sebenar beliau adalah Muhammad bin Da'ud Chaghri, dan
kerana keberanian semasa berperang dan dalam dirinya serta kemahiran
bertempurnya beliau mendapat nama gelaran Alp Arslan, yang bermaksud
"seekor singa berani" di dalam bahasa Turki.
Alp Arslan adalah putera Bey Cagri dan beliau memperluaskan
empayar Seljuk hingga ke Armenia dan Georgia pada tahun 1064. Beliau juga
menyerang Empayar Bizantin pada tahun 1068, di mana Alp Arslan berjaya menawan
Anatolia.
Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh Nizam
al-Mulk, seorang negarawan yang paling cakap pada masa awal pemerintahan Alp
Arslan.
Pertempuran Manzikert, atau Malazgirt, terjadi di antara
Empayar Byzantine dan tentera Seljuq pimpinan Alp Arslan pada 26 Ogos 1071
berhampiran Manzikert (kini Malazgirt, Turki, di wilayah Mus). Ia berakhir
dengan salah satu kekalahan paling teruk Empayar Byzantine dan penawanan
Maharaja Byzantine Romanos IV Diogenes.
Romanos sampai ke Manzikert dan mudah menawannya pada 23 Ogos,
1071. Dia bagaimanapun tidak sedar bahawa Alp Arslan dan tenteranya berada
tidak jauh dari situ.
Pada 26 Ogos, 1071 kedua-dua pasukan ini bertemu. Beberapa
saat setelah pertempuran bermula, banyak kepala yang mulai berterbangan dan
banyak potongan badan yang mulai berhamburan, darah pun membanjiri medan
pertempuran, ternyata pertempuran berpihak kepada pasukan Mujahidin serta
memberi kemudahan kepada mereka untuk menghabisi pasukan musuh, hingga banyak
sekali pasukan kafir yang terbunuh, bahkan jumlahnya tidak dapat dihitung.
Sementara itu Romanus, maharaja Rom Barat turut ditawan.
Maliksyah
Dibawah pemerintahan Malikshah, pewaris Alp Arslan,
bersama-sama dengan dua wazir Parsi iaitu Nizam al-Mulk dan Taj al-Mulk, negeri
Seljuk ini berkembang dari Iran di timur hingga ke sempadan Empayar Bizantin di
barat. Beliau memindah ibu kota Seljuk dari Ray ke Isfahan. Beliau telah
memegang tampuk pemerintahan Seljuk
selama dua puluh tahun.
Pembebasan Syam terjadi pada tahun 1075. Dengan pembebasan itu
mazhab Sunni dipulihkan lagi di wilayah Syam. Setelah itu Syam dijadikan wilayah
taklukan Empayar Seljuk dengan status otonomi luas. Namanya diganti menjadi
amirat al-Buriyat. Sultan Malik Syah melantik amir (ketua) di Syiria iaitu
anak Alp Arselan bernama Tutush yang
juga merupakan saudaranya.
Sistem ketenteraan Iqta dan juga Universiti Nizamiyyah di
Baghdad ditubuhkan oleh Nizam al-Mulk dan tempoh pemerintahan Malikshah
dikenali sebagai Zaman Kegemilangan "Seljuk Agung". Khalifah Abasiyah
memberi gelaran kepada beliau sebagai "Sultan di Timur dan Barat"
pada tahun 1087. Namun begitu terdapat kumpulan Hassan Sabah, sebuah angkatan
senjata Syiah aliran Ismaili mula bertukar menjadi sebuah ketenteraan dan
membunuh banyak tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan Seljuk.
Pada tahun 1090 M, Sultan Malik Syah merebut wilayah
Transoksiana dari cengkaman Bani Illikhiyah yang bersifat keras terhadap
khalifah Baghdad.
Selanjutnya pada tahun 1092 M, baginda merebut kembali Hijaz
(Tanah Saudi) dan Yaman, yang sejak tahun 899 M dikuasai oleh kelompok
Qaramithah, salah satu cabang penting dari Syiah yang sangat ganas dalam
peperangan. Inilah jasa besar Seljuk membebaskan bumi Mekah daripada kuasa
Syiah.
Perang Salib bermula pada tahun 1096, setahun setelah Sultan
Malik Syah wafat.
Pada masa Maliksyah wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk ini
sangat luas, membentang dari Kashgor, sebuah daerah di ujung daerah Turki,
sampai ke Yerussalem. Wilayah yang luas itu di bagi menjadi lima bagian:
Seljuk Besar (Seljuk Raya) yang menguasai Khurasan, Ray,
Jabal, Irak, Persia, dan Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain.
Seljuk Kirman berada di
bawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk.
Seljuk Iran dan Kurdistan, pemimpin pertamanya adalah mighirs
Al-Din Mahmud.
Seljuk Syria, diperintah oleh keluarga Tutush ibn Alp Arselan
ibn Daud ibn Mikail ibn Seljuk.
Seljuk Rum, diperintah
oleh keluarga Qutlumish ibn Israil ibn Seljuk
Senarai
Sultan Seljuk Besar
Tughrul (1038/40 - 1063)
Alp Arslan (1064 - 1072)
Maliq Shah (1072 -
1092)
Mahmud I (1092 -
1093)
Berqyaruq (1093 - 1104)
Mohammed Tapar (1105 -
1118) Zaman maudud (penguasa mosul) perang salib 2
Mahmud II (1118 - 1131)
Sanjar (1131 - 1157)
Kesultanan
Seljuk Rum
Perkataan Rum datang dari perkataan Arab yang bermaksud
Empayar Rum. Seljuk menggelarkan mereka Kesultanan Rum kerana ia didirikan di
wilayah Rum atau Byzantine, iaitu nama panggilan oleh orang Islam. Sumber barat
kadang-kadang menggunakan Kesultanan Konya atau Kesultanan Iconim dan sekarang
dikenali sebagai Turki.
Pada 1071 Alp Arselan berjaya mengalahkan Kaisar Bizantium,
Romanus IV Diogenes. Kemenangan ini sekaligus membuka peluang bagi gerakan
penturkian (Turkification) di Asia Minor.Gerakan ini dimulai dengan
pengangkatan Sulaiman bin Qutlumish sebagai gabenor.
Pada 1077 Malik Shah memberikan otonomi khusus kepada
kesultanan Seljuq Rum yang beribukota Iconim (Konya). Ia sendiri tidak ingin
terlibat langsung dengan urusan
pemerintahan dan hanya menuntut untuk loyal kepada pemerintah pusat Seljuq
di Iraq. Dengan ini kesultanan Seljuq Rum resmi menjadi negara semi-independen.
Suleiman
ibn Qutulmish
Sulaiman adalah anak kepada Qutulmish yang tidak berjaya
menentang sepupunya Alp Arselan merebut
kekuasaan Disnasti Sejuk Raya. Apabila Qutulmish meninggal, Suleyman
melarikan diri bersama tiga saudaranya ke pergunungan Taurus dan meminta
perlindungan dari suku Turki.
Beliau mengasaskan Seljuk Turki yang merdeka di Anatolia dan
memerintah sebagai Sultan Seljuk Rum dari 1077 hingga 1086.
Selepas pertempuran Manzikert (1071), Sulaiman sebagai
komander Seljuk berjaya menguasai barat Anatolia. Pada 1975, beliau menguasai
bandar Byzantin iaitu Nicaea (Iznik) dan Nicomedia (Izmit). Pada 1977, beliau mengisyhtiharkan dirinya sebagai
Sultan Seljuk Rum (Turki) yang berpusat di Nicaea (Iznik).
Sulaiman meluaskan lagi kerajaannya namun telah terbunuh
berdekatan Antioch oleh Tutush1, pemerintah Seljuk Syria. Anak Sulaiman Kilik
Arslan 1 telah ditangkap dan dipindahkan ke khurasan dan dijadikan tebusan.
Selepas kematian Malik Shah 1, Kilij Arslan menubuhkan semula Kesultanan Seljuk
Rum.
Senarai
Sultan Seljuk Rum
Kutalmish 1060–1077
Suleyman I (Suleiman) 1077–1086
Abu'l Qasim 1086–1092
Dawud Kilij Arslan I 1092–1107
Malik Shah 1107–1116
Rukn ad-Din Mesud I 1116–1156
Izz ad-Din Kilij Arslan II 1156–1192
Ghiyath ad-Din Kaykhusraw I 1192–1196
Suleyman II (Suleiman) 1196–1204
Kilij Arslan III 1204–1205
Ghiyath ad-Din Kaykhusraw I 1205–1211
Izz ad-Din Kaykaus I 1211–1220
Ala ad-Din Kayqubad I 1220–1237
Ghiyath ad-Din Kaykhusraw II 1237–1246
Izz ad-Din Kaykaus II 1246–1260
Rukn ad-Din Kilij Arslan IV 1248–1265
Ala ad-Din Kayqubad II 1249–1257
Ghiyath ad-Din Kaykhusraw III 1265–1282
Ghiyath ad-Din Mesud II 1282–1284
Ala ad-Din Kayqubad III 1284
Ghiyath ad-Din Mesud II
1284–1293
Ala ad-Din Kayqubad III
1293–1294
Ghiyath ad-Din Mesud II 1294–1301
Ala ad-Din Kayqubad III
1301–1303
Ghiyath ad-Din Mesud II
1303–1307
Garis
masa
*1059: Tuğrul Bey menguasai Baghdad, Al-Qa\'im dipulihkan
sebagai khalifah.
* 1060: Ibrahim dari Ghaznavid menjadi Sultan.
* 1063: Kematian Tuğrul
Bey digantikan oleh Alp Arslan.
*1068 Ketibaan pertama Seljuk di Anatolia semasa Perang antara
Islam dan Byzantin
* 1071: Pertempuran Manzikert,
maharaja Byzantine ditawan oleh Seljuk Turki.
* 1073: Kematian Alp
Arslan, digantikan oleh Malik Shah.
* 1077: Kematian dari Khalifah Abbasiyah Al-Qa\'im, digantikan
oleh Al-Muqtadi.
* 1077: Seljuk
menguasai Nicaea .Kesultanan Rum ditubuhkan di Turki oleh Suleyman I Rum
* 1082: The Al-Murabitun menakluk Algeria.
* 1086: Pertempuran Zallakha. The Al-Murabitun mengalahkan
orang-orang Kristian di Sepanyol.
* 1086: Kematian
Suleyman I Rum, digantikan oleh Kilij Arslan.
http://bahanq2b.blogspot.co.id/2012/11/dinasti-saljuk-dan-kesultanan-saljuk-rum.html
SELJUK (469 H/1077 M - 706 H/1307 MWilayah kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk didirikan oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan tetapi tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah setelah para pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain. Peninggalan dinasti ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki Selatan, yang merupakan pangkalan pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
http://www.pesantren-pesbuker.xyz/2014/10/sejarah-dinasti-dan-kekuasaan-khalifah.html
Dinasti Saljuk
a. Asal-usul Saljuk
Dinasti Saljuk dinisbahkan kepada Saljuk Ibn Tuqaq. Tuqaq (ayah Saljuk) adalah pemimpin suku Oghus (Ghuzz atau Oxus) yang menguasai wilayah Turkestan, tempat mereka tinggal. Saljuk Ibn Tuqaq pernah menjadi panglima imperium Ulghur yang ditempatkan di selatan lembah Tahrim dengan Kashgar sebagai ibu kotanya. Karena merasa tersaingi kewibawaan, permaisuri raja Ulghur merencanakan pembunuhan terhadap Saljuk. Akan tetapi, sebelum dapat direalisasikan, rencana itu sudah diketahui oleh Saljuk. Dalam rangka menghindari pembunuhan, Saljuk dan orang-orang yang setia kepadanya menyelamatkan diri dengan melarikan diri kea rah Barat, yaitu daerah Jundi (Jand), suatu daerah yang merupakan bagian dari asia Kecil yang dikuasai dinasti Samaniyah yyang dipimpin oleh Amr abd al-Malik Ibn Nuh (954-961 M). Amr Abd al-Malik Ibn Nuh mengizinkan Saljuk tinggal di Jundi, Nuh, saljuk dan pengikutnya memeluk islam aliiran sunni sesuai dengan aliran yang dianut oleh masyarakat setempat.
b. Tugril Bek : Pendirian Diinasti Saljuk
Sepeninggal saljuk, pemimpin suku dipegang oleh Mikail. Akan tetapi, ia pun gugur ketika melawan dinasti Ghaznawi yang hendak merebut Khurasan dari Samaniyah. Setelah wafat, Mikail digantikan oleh anaknya, Tugril Bek. Tugril Bek, karena dinasti Samani sudah mulai melemah, berhasil menguasai Merv (ibu kota Khurasan), Jurzan, Tibristan, Dailam dan Karman (1037 M).
c. Saljuk Menguasai Baghdad
Di Baghdad terjadi penindasan yang dilakukan oleh dinasti Buwaihi terhadap khalifah Bani abbas. Karena bertikai dengan Malik abd al-Rahman, Arselan Basasiri (panglima militer) mengundang dinassti Fatimiyah untuk menguasai Baghdad. Hal itu membuat khalifah khawatir dan akhirnya meminta bantuan Tugril Bek yang berkuasa di Jibal. Pada tanggal 18 Desember 1055 (447 H), Tugril Bek memasuki Baghdad. Pertempuran terjadi antara pasukan Tugril Bek dengan pasukan Arselan al-Basasiri.
d. Kemajuan Saljuk
Dinasti saljuk tercatat sebagai dinasti yang sukses dalam membangun masyarakat ketika itu. Di antara kegiatan yang dilakukannya adalah: (1) Memperluas majid al-Haram dan masjid al-Nabawi; (2) pembangunan rumah sakit di Naisafur; (3) pembangunan gedung peneropong bintang; dan (4) pembangunan sarana prndidikan.
e. Pemicu Perang salib
Setelah berhasil menguasai Baghdad, dinasti Saljuk melakukan ekspansi hingga menguasai Asia Kecil (Turki sekarang) dan menguasai wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai Bizantium. Perang terjadi antara pasukan saljuk dengan pasukan Bizantium. Apabila ada orang Bizantium dan Eropa yang hendak beribadah ke Bait al-Maqdis di Yerussalem; hartanya dirampas oleh Saljuk.
f. Kemunduran dan Akhir Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk dilanda konflik internal dan akhirnya wilayah kekuasaanya dibagi-bagi menjadi kesultanan-kesultanan yang dikendalikan oleh para atabek (para budak yang menjadi pembesar Negara). Malik Syah meninggalkan sejumlah anak; Barkiyaruk, Muhammad, Sanjar, dan Mahmud. Ketika Barkiyaruk menjadi Sanjar seringkali berusaha merebut kekuasaan. Setelah Sanjar meninggal, saljuk menjadi kesultanan-kesultanan.
Secara eksternal, Eropa yang merasa ditindas oleh Saljuk melakukan perlawanan. Karena serangan-serangan dari Bizantium dan Eropa, saljuk menjadi lemah. Kelemahan Saljuk diperparah lagi dengan adanya gerakan dinasti Khawarizm yang berusaha merebut daulat Abasiyah dari tangan Saljuk. Dinasti Saljuk di Baghdad berakhir dan dilnjutkan oleh Atabek.
http://syahrur23.blogspot.co.id/2015/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
DINASTI SALJUK
Orang Saljuk adalah orang Turk nomad dari Turkmenistan. Mereka berkerabat dengan orang Uygur, yang memasuki Kekhalifahan Abbasiyah sekitar tahun 950 M dan secara bertahap memeluk Islam Sunni. Pada tahun 1030 M mereka mulai merebut kekuasaan, dan dengan cepat menaklukan Kesultanan Ghaznawiyah, yang juga merupakan bangsa Turk. Ini membuat orang Seljuk berhasil menguasai sebagian besar Persia (Iran modern). Ibukota mereka adalah Isfahan. Seperti halnya orang Ghaznawiyah, orang Seljuk juga menuturkan bahasa Persia dan mempraktikkan kebudayaan Persia.
Pada tahun 1055 M, sultan Seljuk, berhasil menaklukan Irak. Setelah itu, meskipun masih ada Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, khalifahnya bisa dibilang harus tunduk pada Togrul. Setelah Togrul Beg meninggal pada tahun 1063 M, dia digantikan oleh keponakannya Alp Arslan ("singa pahlawan").
Di barat, Alp Arslan bertempur untuk merebut Suriah dari kekuasaan Fatimiyah serta Armenia dari kekuasan Kekaisaran Bizantium. Pada tahun 1070 M, kaisar Bizantium Romanus IV Diogenes memutuskan untuk menghalau Seljuk dari Armenia. Pada awalnya pasukan Bizantium, yang dibantu orang Norman, memperoleh kemenangan. Kemudian terjadi pertempuran besar Manzikert pada tahun 1071 M, sebelah timur sungai Efrat, dan Bizantium mengalai kekalahan. Seljuk tidak hanya memperoleh kemenangan, melainan juga menangkap kaisar Diogenes. Pada akhirnya, Alp Arslan membebaskan Diogenes dengan tebusan berupa emas dalam jumlah banyak serta wilayah Armenia dan banyak wilayah Bizantium lainnya. Setelah itu kedua pihak ini berdamai.
Alp Arslan meninggal setahun kemudian dan putranya Malik Shah naik tahta menjadi sultan. Setelah Malik Shah meninggal pada tahun 1092, Seljuk mulai melemah, dan pada tahun 1192 dinasti mereka runtuh. Kesultanan Seljuk Raya kemudian terpecah menjadi beberapa kesultanan kecil.Wilayah Kesultanan Rum pada tahun 1190 M. Kesultaan Rum adalah salah satu kesultanan pecahan dari Kesultanan Seljuk Raya Ketika Mongol datang menyerbu Asia Barat, Bizantium dan Seljuk bertempur bersama-sama melawan Mongol. Akan tetapi mereka kalah, dan pada tahun 1243 M. Mongol merebut Iran dan Anatolia (Turki mod ern). Setelah Kekaisaran Mongol runtuh, salah satu sultan Seljuk yang bernama Utsman mendirikan kesultanan baru yang disebut Utsmaniyah.
http://kajianumum313.blogspot.co.id/2016/01/dinasti-dinasti-kecil-di-timur-baghdad.html
Komentar
Posting Komentar