Lakon Bambang Partadewa
Ki H Anom Soeroto – Parta Dewa
Prabu Duryudana berada di puncak kegembiraannya, karena telah berhasil merebut Amarta bersamaan dengan hilangnya Pandhawa. Keberhasilan Prabu Duryudana ini tak lepas dari bantuan Prabu Suryanggana, Raja Muda dari Keraton Ngawuawu Langit yang memiliki keaktian luar biasa.
Tindakan Suryanggana membantu Prabu Duryudana adalah sebagai bentuk”pisungsung” kepada gurunya yang ia hormati, Pandhita Durna. Selain itu harapan untuk bisa menikah dengan Lesmanawati, putri Prabu Duryudana menambah semangatnya untuk berpihak pada kepentingan Kurawa.
Sayangnya, kegembiraan Prabu Duryudana tak berlangsung lama karena Jayadrata yang ditugasi untuk menjaga Keraton Amarta dikalahkan oleh seorang Ksatria Sakti bernama Bambang Parta Dewa didukung oleh putra-putra Pandhawa yang dipimpin oleh Pancawala.
Para putra pandhawa itu telah menyerahkan kewenangan mengelola Amarta kepada Bambang Partadewa, sekaligus mengangkatnya sebagai guru dan penasihat spiritual. Tak kurang dari Raden Setyaki, Raden Setyaka dari Dwarawati juga berguru kepada Partadewa. Kondisi ini sebenarnya justeru membuat posisi Amarta semakin kuat. Sayangnya, Pendhawa dan Sri Kresna tak muncul juga. Sejatinya, Bambang Partadewa tak hendak menguasai Amarta tetapi sekadar menjaga keutuhan negara amarta yang ditinggal murca oleh para Pandhawa.
Kendati merupakan lakon carangan, Parta Dewa merupakan cerita yang cukup menarik untuk diikuti. Cerita ini menggambarkan kealpaan seorang ksatria yang telah berhasil melaksanakan tugas. Arjuna yang telah berhasil mengalahkan Prabu Newata Kawaca, diberikan hadiah bidadari dan menjadi raja di kahyangan bergelar Prabu kiritin.
Inilah pemicu terjadinya lakon ini. Pendhawa yang measa tidak lengkap tanpa Arjuna berusaha untuk mencari keberadaannya. Sementara Prabu Kresna yang merasa bertanggung jawab atas kesedihan Subadra yang ditinggal pergi Arjuna juga berupaya untuk mencari keberadaan satria Madukara ini.
Pertanyaaannya, siapakah sebenarnya Bambang Partadewa yang telah memikat hati para putra Pandhawa? Siapakan Prabu Suryanggana yang sedemikian sakti sehingga berhasil merebut Negara Amarta?
http://martono-groub.blogspot.co.id/ki-h-anom-soeroto-parta-dewa.html
Selama Arjuna menjadi Raja Kaindran di Kahyangan, keluarga, dan saudara saudaranya merasa kehilangan, Karena Arjuna telah pergi tanpa memberitahu kemana perginya. Akhirnya Prabu Puntadewa, Werkudara, Nakula dan Sadewa, pergi ke Ukirahtawu, menemui kakeknya, Abiyasa. Minta petunjuk tentang hilangnya Arjuna.
Istri Arjuna, Dewi Sembadra telah meninggalkan Kesatrian Madukara. Singkat cerita sampailah ia di Dwarawati. Ia menemui kakaknya,Prabu Kresna. Prabu Kresna sudah tidak kaget lagi. Kalau Arjuna pergi, pasti bertapa, setelah bertapa ia punya istri baru. Demikian pula kepergiannya sekarang. Wara Sembadra dan kakaknya, Prabu Kresna, mengkhawatirkan keselamatan Arjuna. Akhirnya Prabu Kresna mengajak adiknya Dewi Sembadra pergi ke Kahyangan, barangkali Arjuna ada disana. Karena sebelumnya, mereka telah mencari keseluruh penjuru negeri, namun tidak dapat ditemukan.Mereka naik ke gunung Indrakila. Mereka masuk dan keluar lorong lorong goa. Akhirnya mereka menemukan raga Arjuna disimpan di dalam goa, sedangkan sukmanya pergi kekayangan. Arjuna menggunakan ilmu rogohsukma.Kresna dan Sembadra akhirnya mengapit posisi raga Arjuna, merekapun melakukan rogoh sukma. Kedua sukma telah meninggalkan raganya, danm terbang ke angkasa menuju Kayangan, tempat tinggal para Dewata.
Prabu Kresna dan Dewi Sembadra mencoba mencari Arjuna dikahyangan. Di Kahyangan mereka harus melewati neraka.Di Neraka ini, Sembadra merasa ngeri, karena ia melihat orang orang yang berbuat dosa, sedang mendapatkan siksa. Dewi Sembadra berusaha menolongnya, tetapi dicegah oleh kakaknya, Prabu Sri Batara Kresna.
Didalam pertunjukan wayang orang pada waktu itu, karena penulis masih kecil, betul betul ketakutan, bahkan menangis dan minta pulang saja. Pertunjukan adegan tersebut, menyita waktu hampir setengah bagian dari waktu pertunjukan. Kemudian penulis melihat suatu tempat yang indah, dimana Prabu Karitin sedang duduk disinggasana dan dikelilingi bidadari bidadari cantik. Dewi Sembadra melihat Arjuna sedang dilayani para bidadari kahyangan, Sembadra tidak tahan, maka melempar Arjuna dengan bunga cempaka putih. Arjuna terkejut, dan menoleh ketempat asal bunga dilempar, Arjuna melihat sekelebat sukma dua orang yang sedang berlari keluar Kahyangan.Arjuna mencari mereka dan mengejarnya turun ke Marcapada.
Di istana Indraprasta sekarang ada raja baru, bernama Prabu Parta Dewa, yang melindungi keselamatan Negara Indraprasta. Prabu Parta Dewa meminta .Patih Tambakganggeng dan Patih Tambakgangga beserta putera putera Pandawa : Gatutkaca, Antareja, Antasena dan Abimanyu, selalu bahu membahu memperkuat pertahanan Indraprasta dari waspada apabila ada serangan musuh.
Arjuna tturun ke marcapada, dan mengejar sukma Prabu Kresna dan Sembadra yang lari dari Kahyangan. Sukma Prabu Kresna bertarung habis habisan melawan serangan sukma Arjuna. .Sukma Kresna dan sukma Arjuna saling pukul, dan mereka jatuh terpental ke marcapada. Mereka segera turun mencari raganya, karena masing masing pukulannya sangat keras, maka sukma Kresna terjatuh di raga Arjuna dan keliru memasuki raga Arjuna dan sukma Arjuna juga terjatuh diraga Prabu Kresna dan masuk kedalam raga Prabu Kresna. Disini terjadi dialog yang lucu, dan memberi warna segar pada para penonton setelah ada ketegangan waktu diperlihatkan suasana neraka di panggung wayang orang. Kemudian terjadilah perkelahian antara Arjuna dan Kresna. mereka berebut raga masing masing. Sukma Kresna dan Sukma Arjuna akhirnya masuk kembali keraga masing masing. Arjuna marah pada Sembadra, mengapa Sembadra menyusul ke Kahyangan. Prabu Kresna menyindir Arjuna yang sedang menjadi raja Bidadari. Dikatakan Arjuna sudah tidak ingat anak istri. Sudah tidak memperdulikan persaudaraan Pandawa Lima. Yang sekarang semua saudaranya telah meninggalkan istana Indraprasta, hanya mencari Arjuna yang pergi tanpa pamit. Arjuna baru ingat keadaan saudara saudara dan keluarganya. Arjuna minta maaf pada Prabu Kresna dan Sembadra.
Akhirnya mereka pergi ke Indraprasta. Dalam perjalanan menuju Indraprasta, mereka berjumpa dengan Prabu Puntadewa, Werkudara, Nakula dan Sadewa yang baru pulang dari Pertapaan Ukirahtawu. Atas petujuk eyang Abiyasa, mereka kembali ke Istana Indraprasta, karena kata eyang Abiyasa,Arjuna telah kembali ke Indraprasta.
Sementara itu Istana Indraprasta kedatangan pasukan Astina. Patih Sengkuni atas nama Prabu Suyudana, bermaksud mengambil alih kerajaan Indraprasta dari tangan Pandawa. Menurut mereka, Indraprasta adalah bagian wilayah Astinapura. Prabu Parta Dewa segera turun tangan. Prabu Parta Dewa memerintahkan pasukan Indraprasta menghadapi musuh. Perangpun terjadi antara pasukan Indraprasta yang dipimpin Prabu Parta Dewa melawan pasukan Astina.Para Kurawa dengan pasukan dan persenjataaan lengkap melawan pasukan Pandawa yang di pimpin Prabu Parta Dewa dan dibantu oleh kedua Patih Indraparasta dan para putera Pandawa.
Kebetulan sekali Para Pandawa telah sampai pula ke istana Indraprasta. Werkudara dan Arjuna segera membantu melawan pasukan Astina, mereka membantu Prabu Parta Dewa dan para putera Pandawa yang sedang berperang melawan pasukan Astina. Werkudara menghajar Dursasana, Durmagati, Citraksa, Citraksi Citrasena, Citrayuda dan para Kurawa lainnya. Arjuna menghadapi Adipati Karna, Kartawarma, Jayadrata serta para petinggi Kurawa lainnya. Pasukan Astina akhirnya kewalahan melawan Pandawa, dan mereka kembali ke Astina.
Setelah semua permasalahan selesai, Prabu Parta Dewa berubah wujud kembali menjadi Batara Kamajaya. Batara Kamajaya kemudian kembali ke Kahyangan. Arjuna pun kembali ke Kahyangan untuk meneruskan tugas sebagai Raja Kainderan
Kembalinya Arjuna menjadi Raja Kaindran, masih dibutuhkan, karena masih ada satu cerita lagi,yaitu kelahiran Wisanggeni dari Dewi Dresanala, dalam lakon Wisanggeni lahir.
http://partadewa.blogspot.co.id/cerita-wayang.html
Tokoh Bambang Partadewa penyamaran Batara Kamajaya
Komentar
Posting Komentar