Lakon Samba Juwing
Samba-Juwing
Kahyangan sedang gonjang-ganjing karena diamuk Raja Trajutrisna yang bernama Prabu Bomantara dan keponakannya Narakasura dari negeri Suroteleng. Prabu Kresna bersama para Pandawa mendapat perintah untuk membinasakan mereka, ikut pula Raden Sitija. Raden Sitija adalah anak dari Dewa Wisnu dengan Dewi Pertiwi. Di Kahyangan Sitija berhadapan dengan Prabu Narakasura, Sitija tewas dan tubuhnya terlempar di tepi kawah Candradimuka, yang kemudian dimasukan ke dalam kawah Candradimuka oleh Dewa Yamadipati. Karena Sitija memiliki aji Pancasona, maka ia hidup kembali. Kini ia ditemani raksasa Pancatnyana, Ancak Ogra, Maudara dan Yayahgriwa jelmaan dari kayu dan sesaji yang terinjak Sitija. Akhirnya Prabu Bomantara dan Narakasura mati oleh Sitija, kemudian mereka menyatu dengan tubuh Sitija. Sitija kemudian diangkat menjadi raja di Prajatisa oleh Prabu Kresna dengan gelar Prabu Bomanarakasura.
Setelah menjadi raja di Trajutrisna maka Prabu Sitija Bomanarakasura , mengawini Dewi Hagnyawati , adik dari Prabu Narakasura raja Surateleng, dan mengawini Dewi Yadnyagini juga , seorang putri yang cantik anak raja taklukannya Prabu Bomanarakasura. Alkisah Dewi Yadnyagini adalah reinkarnasi dari Dewi Dremi , dia Sangat cedí karena dikimpoi sama Prabu Bomanarakasura, harapannya agar dapat dijadikan istri Raden Samba, karena Raden Samba adalah titisan dari Dewa Drema. Raden Samba adalah anak dari Prabu Kresna dengan Dewi Jembawati, putri dari kapi Jembawan ( pengasuh dari Sugriwa dan Subali yang kimpoi dengan Dewi Trijatha anak Raden Gunawan Wibisono dari Alengka Diraja). Pada suatu saat dengan pertolongan Bathari Wilutama (istri Pendeta Durna ), maka ditolonglah kedua insan yang sedang jatuh cinta itu, sehingga dapat bertemu di taman kerajaan Trajutrisna, dan memadu casi berdua. Selanjutnya mereka melarikan diri pergi kekerajaan Dwarawati. Namur pelarian mereka diketahui oleh Prabu Bomanarakasura, sehingga dihajarlah Raden Samba sampai hancur luluh badannya., istilah jawanya Samba Juwing.
Setelah menjadi raja di Trajutrisna maka Prabu Sitija Bomanarakasura , mengawini Dewi Hagnyawati , adik dari Prabu Narakasura raja Surateleng, dan mengawini Dewi Yadnyagini juga , seorang putri yang cantik anak raja taklukannya Prabu Bomanarakasura. Alkisah Dewi Yadnyagini adalah reinkarnasi dari Dewi Dremi , dia Sangat cedí karena dikimpoi sama Prabu Bomanarakasura, harapannya agar dapat dijadikan istri Raden Samba, karena Raden Samba adalah titisan dari Dewa Drema. Raden Samba adalah anak dari Prabu Kresna dengan Dewi Jembawati, putri dari kapi Jembawan ( pengasuh dari Sugriwa dan Subali yang kimpoi dengan Dewi Trijatha anak Raden Gunawan Wibisono dari Alengka Diraja). Pada suatu saat dengan pertolongan Bathari Wilutama (istri Pendeta Durna ), maka ditolonglah kedua insan yang sedang jatuh cinta itu, sehingga dapat bertemu di taman kerajaan Trajutrisna, dan memadu casi berdua. Selanjutnya mereka melarikan diri pergi kekerajaan Dwarawati. Namur pelarian mereka diketahui oleh Prabu Bomanarakasura, sehingga dihajarlah Raden Samba sampai hancur luluh badannya., istilah jawanya Samba Juwing.
Tingkah laku Prabu Bomanarakasura itu, membuat marah Prabu Kresna, maka dilepaskanlah sensata cakranya, dan Prabu Bomanarakasura mati seketika.Tetapi pada banyak cerita matinya Bomanarakasura adalah dibunuh oleh Gatutkaca. Setelah kematian Prabu Bomanarakasura , maka oleh Prabu Kresna dengan bunga Wijaya Kusumanya disembuhkanlah Raden Samba dari luka- lukanya, dan akhirnya Raden Samba kimpoi dengan Dewi Yadnyagini, dan berputera Raden Haryo Dwara yang kemudian menjadi patih dari Astina sewaktu pemerintahan Prabu Parikesit..
Meninggalnya Raden Samba didalam kekacauan wangsa Yadawa , atau perang Gada, dan Dewi Yadnyagini ikut bela pati dengan membakar diri bersama jenasah Raden Samba. Kembali bersatulah Drema dan Dremi menghadap yang Maha Kuasa.
https://wayang.wordpress.com/samba-juwing/
Samba Juwing
Di Negeri Giyantipura, bertahtalah Prabu Karentagnyono (Kretanyana) sang Prabu mempunyai puteri bernama Dewi Agnyanawati. Banyak para raja dan satria datang melamar. Prabu Kretanyana bingung dalam menentukan pilihannya. Akhirnya para pelamar di minta mengikuti sayembara. Para pelamar akan diadu dengan pelamar lainnya, sampai terdapat satu orang yang memennangkan sayembara itu. Akhirnya sayembarapun di gelar. Setelah mengalami pertarungan antar pelamar berlangsung. di dapat hasil Prabu Boma Narakasura yang memenangkan sayembara. Dewi Agnyanawati diboyong kenegeri Trajutrisna,
Dewi Agnayanawati.didalam hatinya, merasa sedih, Karena selama ini belum bisa menemukan Bathara Drema suaminya yang menitis pada orang yang menjadi pilihannya. Dahulu ketika mereka masih tinggal bersama di Kahyangan, Bathara Drema mengatakan pada waktu saat mau menitis ke dunia, mereka akan berjanji bertemu lagi. Bathara Drema mengatakan bahwa ia akan menitis pada putera titisan Bathara Wisnu, yang berasal dari keturunan bukan manusia. Dewi Agnyanawati, mulai berpikir lagi, kalau Bathara Kresna, memang mempunyai dua orang istri yang dimaksud. yang satu berasal dari keturunan seorang Kapi dan yang kedua istri putera seekorseorang naga, Dimanakah Bathara Drema menitis, Samba kah orangnya, ataukah Boma Narakasura kah? Pertanyaan nya tidak bisa terjawab.Agnyanawati akhirnya menemui suaminya, Agnyanawati mengajukan permintaan sesuatu. Karena selama ini dia tidak mengajukan bebana atau permntaan sesuatu sebelum jadi pengantin, maka kesempatan untuk itu baru diajukan kali ini. Yang diminta Agnyanawati, bukan emas picis rajabrana, ia hanya ingin tahu kisah cinta Bathara Drema dengan Bathari Dremi, kalau Bomanarakasura tidak mengetahui, maka ia lebih baik berpisah dengan Prabu Bomanarakasura. Prabu Bomanakasura tidak bisa menemukan jawabannya.. Karena kelihatannya akan berakibat fatal, kalau sampai tidak bisa memberikan jawabannya, maka pergilah Prabu Bomanarakasura ke Sumur Jalatunda menemui ibunya, Dewi Pertiwi.
Mendengar cerita Prabu Bomanarakasura, Ibunya, Dewi Pertiwi, meminta agar Sitija mau menceraikan Agnyanawati. Karena Boma bukan titisan Bathara Drema.Sehingga membuat kecewa Bathari Dremi. Sedangkan orang titisan Bathara Drema, ya saudara sendiri, Raden Samba. Prabu Bomanarakasura berjanji akan menceraikan Agnyanawati, supaya Agnyanawati hidup bahagia dengan Samba.
Sementara itu, Bathari Wilutama turun ke marcapada. Ia menemui Samba di Dwarawati, memberi tahu, bahwa jodoh Bathara Drema, sudah di ketemukan yaitu, Bathari Dremi, yang telah telah menitis pada Agnyanawati. Bathari Wilutama meminta agar Samba mau membawa Agnyabawati pergi dari Trajutrisna dan membawanya ke Dwarawati,Maka Samba pun berangkat ke Trajutrisna untuk memboyong Dewi Agnyanawati. Samba berhasil membawa lari Agnyanawati dari Istana Trajutrisna dan membawanya ke Dwarawati.
Sementara itu dalam perjalanan pulang ke Trajutrisna, Prabu Bomanarakasura yang menunggangi Wilmana menuju perjalanan pulang ke Trajutrisna, mereka membicarakan apa saja.Wilmana meminta Prabu Boma jangan lemah menghadapi istri, jikalau perlu Agnyanawati di bunuh saja dengan selingkuhannya. Prabu Boma kelihatannya termakan juga oleh Wilmana.Perjalanan sampai di atas istana Trajutrisna. Kemudian Prabu Boma dan burung tunggangannya turun kebawah. Sesampai di istana, Prabu Boma mencari Agnyanawati istrinya namun tidak ketemu. Wilamana yang mempunyai penciuman yang tajam, memastikan Agnyanawati sudah berada di Dwarawati. Merekapun menyusul ke Dwarawati.
Di Dwarawati Prabu Kresna yang sedang mengadakan parepatan agung, dimana hadir Para Pandawa dan putera puteranya, Abimanyu, Gatutkaca, Antasena, Antareja, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong pun tak ketinggalan. Mereka sedang merembug Prabu Bomnarakasura, yang akhir akhir ini selalu melanggar kedaulatan negeri lain. Prabu Kresna dan para tamu terkejut dengan kedatangan putra kesayangannya Prabu Kresna, Samba serimbit dengan Dewi Agnyanawati disertai Bathari Wilutamama. Prabu Kresna menanyakan kakak Samba, Boma, Akhirnya Bathari Wilutama menceriterakan apa yang telah terjadi dengan Samba dan Dewi Agnyanawati. Prabu Kresna memahami dengan cerita Bathari Wilutama. Belum tenang pikiran Prabu Bathara Kresna dengan permasalahan Samba. tiba tiba secara mendadak datanglah Bomanarakasura. Kedatangan Prabu Boma, dikawal oleh Wilmana burung raksasa. dan Patih Pancatnyana. Prabu Kresna bertanya ada keperluan apa sehingga Prabu Boma datang ke Dwarawati, Boma akhirnya menceritakan, bahwa ia berniat akan menmceraikan Agnyanawati, Karena Agnyanawati titisan Bathari Dremi, sedangkan Boma bukan titisan Bathara Drema, Dan Boma telah menghetahui, bahwa sebenarnya, Samba adalah titisan Bathara Drema,Boma mengetahui hal itu dari Ibu Dewi Pertiwi, maka Boma akan menjemput Samba dan Agnyanawati akan dibawa ke Trajutrisna, akan diadakan pesta perkawinan Samba dan Agnyanawati secara besar besaran.
Prabu Kresna merasa senang dengan sikap Boma. Prabu Kresna mempersilakan Samba dan Agnyanawati mengikuti Boma. Sedangkan Bathari Wikutama berpamitan pura pura kembali ke kahyangan, namun sebenarnya ia mengikuti kepergian mereka dengan memakai aji panglimunan, sehingga tak terlihat oleh orang lain, Bathari Wilutama tak percaya dengan Boma. Setelah berpamitan dengan Prabu Kresna, Boma, Samba dan Agnyanawatipun pergilah ke Istana Trajutrisna.
Setelah mereka pergi agak jauh, Setyaki dan Udawa diminta Prabu Kresna untuk mengawat awati kepergian mereka. Setelah mereka sejauh sepemanahan, Prabu Kresna meminta Pandawa dan para puteranya, mengikuti perjalanan mereka.
Setiba di Istana Trajutrisna tiba tiba, Prabu Boma menampakkan kebengisannya. Samba di bantainya, dengan pusakanya. Tulang tulangnya disenpal sempal, dan daging belulangnya dicacag cacag dan di koyak koyak, sehingga tidak ujud manussia.Dewi Agnyanawi melihat kejadian itu,berteriak histeris. Ketika Boma Narakasura mau membunuh Agnyanawati, Agnyanawati langsung diselamatkan oleh Bathari Wilutama. Setyaki datang, namun terlambat, Setyaki marah, maka dihajarlah Boma habis habisan. Terjadilah pertarungan yang tak seimbang, Namun Setyaki berupaya menahan Sitija supaya tidak melarikan diri.
Sementara itu Udawa menghadapi Patih Pancatnyana, perajurit Trajutrisna datang mengeroyiknya. Untung Para Pandawa segera datang membantu. Werkudara mengamuk bagaikan banteng terluka. Arjuna dengan panah panahnya menncoba untuk mengundurkan prajurit Trajutrisna. Para putera Pandawa, Abimanyu, Gatutkaca, Antasena dan Antareja pun bertarung dengan sepenuh jiwa raga. Udawa merasa kewalahan menghadapi Pancatnyana. Melihat Udawa terdesak mundur oleh Patih Pancatnyana, Werkudara pun menghajar Pancatnyana, Pancatnyana pun tewas.
Prabu Kresna marah marah pada Boma. Boma tidak peduli. Bahkan ia menantang Kresna agar berkelahi melawan dirinya, Antasena dan Antareja mencoba menangkap Boma. Antasena menarik leher Boma, dan menghantamnya, Perlawanan Antasena dan Antareja terhenti, ketika Boma meninggalkan keduanya, dan terbang ke angkasa. Di angkasa Boma disambut Gatutkaca. Mereka berkelahi diangkasa raya. Berkalii kali Boma terjatuh dan tewas, namun bangkit lagi setelah menyentuh tanah.
Akhirnya Prabu Kresna memanah Boma dengan senjata Cakra. Tepat menmgenai sasaran Boma jatuh dan ketika menyentuh tanah,hidup lagi, Prabu Kresna akhirnya memanah sekali lagi dengan senjata cakra. Boma dan burung Wikmana burung tunggangannya,terkena senjata cakra, keduanya jatuh kebawah. Cepat cepat Prabu Kresna juga memanah dengan jalasutera, sehingga terbentanglah jala dibawah mereka yang sedang berkelahi dilangit.Prabu Boma yang beserta burung Wikmana,yang kedua duanya sudah tewas, akhirnya jatuh di atas jala sutera. Dengan tewasnya Boma, maka aji Pancasonabumi, yang konon dimiliki Prabu Dasamuka pun musnah.Prabu Kresna berniat melebur tubuh Boma dan burung Wilmana.
Namun tiba tiba muncullah Bathara Nagaraja kakek Boma, menghalang halangi niat menantunya yang akan menghancurkan tubuh cucunya, Sitija. Bathara Nagaraja segera mengambil tubuh Sitija dan digendongnya pulang ke istana Sumur Jalatunda. Prabu Kresna terkejut, dan tak bisa berkata kata. Prabu Kresna pun sadar, bagaimana juga namanya anak, walaupun sejahat apapun tetap anak. Prabu Kresna menjadi menyesal karena telah berbuat jahat pada anaknya sendiri. Setelah mengremasi Wilmana,Prabu Kresna, menghidupkan kembali puteranya Samba dengan pusaka kembang Wijayajusuma, Samba hidup kembali. Samba dipertemukan dengan Aghnyanawati, sehingga bertemulah Bathara Drema dan Bathari Dremi. Keduanyapun amat bahagia.
sumber : http://tanampisang.blogspot.com/
http://caritawayang.blogspot.co.id/samba-juwing.html
Tokoh Raden Samba dan Tokoh Dewi Angnyanawati
Komentar
Posting Komentar