Lakon Bambang Sudamala (Raden Sadewa)
Sudamala
Batara Guru dan Batari Uma, yang sedang melanglang buana, busana Batari Uma tersingkap oleh angin, sehingga tergugah hasrat Batara Guru. Namun kenginan batara Guru ditolak oleh Batari Uma, maka batara Guru mengutuk batari Uma menjadi raseksi bernama Batari Durga, dan tinggal di hutan Setra ganda Mayit menguasai jin dan setan. Untuk merubah wujud Batari Durga kembali semula harus diruwat oleh sadewa.
Di Negara Astina, kedatangan dua orang raksasa Kolonjaya dan kalantaka yang bersedia membantu menumpas Pandawa bersama para prajurit astina. Di tengah perjalanan dihadang oleh Raden gatotkaca dan para putra Pandawa, sehingga terjadi pertempuran yang dimenangkan para Kurawa.
Para Pandawa yang sedang bermuram durja, dihadapkan Prabu Kresna membicarakan perihal Dewi Kunti yang sedang menderita sakit dan belum ditemukan cara penyembuhannya, sedangkan Raden sadewa yang diutus untuk menghadap Resi Abiyasa, belum kunjung tiba. Tak lama kemudian dating Raden Sadewa yang menghaturkan sabda Resi Abiyasa, hingga Prabu Kresna mengusulkan agar para Pandawa mengucapkan nadar (janji) yang ditujukan kepada Dewi Kunti yang kemudian mengikuti Raden sadewa meninggalkan Amarta, Nakula mohon pamit untuk menyusul. Bersamaan dengan ini dating musuh yang ingin menumpas para Pandawa hingga terjadi pertempuran, Bima ditelan oleh raksasa Kolonjaya dan Kalantakja.
Dewi Kunti yang sedang akit jiwanya pergi bersama Raden sadewa dari Kerajaan Amarta menuju ke tengah hutan, Dewi Kunti dimasuki roh Jim Kalika utusan Batari Durga yang menyatakan cintanya kepada Raden sadewa.
Batari Durga dating dan meminta Sadewa untuk meruwat dirinya agar ujudnya kembali menaji cantik jelita, namun sadewa menolak permintaan batari Durga, maka murkalah batari Durga. Pada saat itu batara Guru memasuki raga sadewa hingga batari durga lunglai dan memasrahkan diri. Maka diruwatlah oleh raden sadewa. Atas keberhasilan Raden sadewa meruwat batari Durga, Batara Guru memberikan anugerah nama dengan sebutan raden Sudamala dan memperoleh jodoh putrid dari pertapaan Prang Alas bernama Endang Soka, anak dari Begawan Tamba Petra. Batara Guru dan Batari Durga kembali ke kahyangan.
Begawan Tamba Petra dan kedua putrinya, membicarakan perihal mimpi berteemu dengan raden nakula dan sadewa.
Prabu Kresna dan Prabu Puntadewa yang mencari kepergian Dewi Kunti dan raden sadewa, pada saat itulah datanglah Kalanjaya dan Kalantaka sehingga terjadi pertempuran seru, akhirnya kedua raksasa berubah ujud menjadi Batara Citragada dan Citrasena.
Di Negara Astina, kedatangan dua orang raksasa Kolonjaya dan kalantaka yang bersedia membantu menumpas Pandawa bersama para prajurit astina. Di tengah perjalanan dihadang oleh Raden gatotkaca dan para putra Pandawa, sehingga terjadi pertempuran yang dimenangkan para Kurawa.
Para Pandawa yang sedang bermuram durja, dihadapkan Prabu Kresna membicarakan perihal Dewi Kunti yang sedang menderita sakit dan belum ditemukan cara penyembuhannya, sedangkan Raden sadewa yang diutus untuk menghadap Resi Abiyasa, belum kunjung tiba. Tak lama kemudian dating Raden Sadewa yang menghaturkan sabda Resi Abiyasa, hingga Prabu Kresna mengusulkan agar para Pandawa mengucapkan nadar (janji) yang ditujukan kepada Dewi Kunti yang kemudian mengikuti Raden sadewa meninggalkan Amarta, Nakula mohon pamit untuk menyusul. Bersamaan dengan ini dating musuh yang ingin menumpas para Pandawa hingga terjadi pertempuran, Bima ditelan oleh raksasa Kolonjaya dan Kalantakja.
Dewi Kunti yang sedang akit jiwanya pergi bersama Raden sadewa dari Kerajaan Amarta menuju ke tengah hutan, Dewi Kunti dimasuki roh Jim Kalika utusan Batari Durga yang menyatakan cintanya kepada Raden sadewa.
Batari Durga dating dan meminta Sadewa untuk meruwat dirinya agar ujudnya kembali menaji cantik jelita, namun sadewa menolak permintaan batari Durga, maka murkalah batari Durga. Pada saat itu batara Guru memasuki raga sadewa hingga batari durga lunglai dan memasrahkan diri. Maka diruwatlah oleh raden sadewa. Atas keberhasilan Raden sadewa meruwat batari Durga, Batara Guru memberikan anugerah nama dengan sebutan raden Sudamala dan memperoleh jodoh putrid dari pertapaan Prang Alas bernama Endang Soka, anak dari Begawan Tamba Petra. Batara Guru dan Batari Durga kembali ke kahyangan.
Begawan Tamba Petra dan kedua putrinya, membicarakan perihal mimpi berteemu dengan raden nakula dan sadewa.
Prabu Kresna dan Prabu Puntadewa yang mencari kepergian Dewi Kunti dan raden sadewa, pada saat itulah datanglah Kalanjaya dan Kalantaka sehingga terjadi pertempuran seru, akhirnya kedua raksasa berubah ujud menjadi Batara Citragada dan Citrasena.
http://tokohpewayanganjawa.blogspot.co.id/sudamala_7880.html
Ki H Anom Suroto - Sudamala
Carita ini diawali dengan kekhawatiran Prabu Duryudana akan kesaktian para Pandawa yang meskipun jumlahnya hanya 5 orang akan tetapi kesemuanya merupakan manusia pilihan sehingga pantas diandalkan dalam menghadapi Perang Baratayudha. Prabu Duryudana bermaksud menyerahkan Negara Astina kepada para Pandhawa.
Akan tetapi, Patih sengkuni meyakinkan bahwa kegagalan Kurawa disebabkan karena Durna sebagai guru para Kurawa dan Pandawa berat sebelah dalam memberikan ilmu kepada muridnya. Durna lebih berat kepada Pandawa daripada Kurawa.
Pada saat itu datanglah dua Raksasa yang bernama Kalantaka dan Kalanjaya yang minta diruwat oleh Pandhita Durna. Pandhita Durna menyanggupi untuk meruwat kedua raksasa intu dengan syarat Kalantaka dan Kalanjaya sanggup menyediakan ingkung manusia laki-laki yang kesemuanya bersaudara. Syarat ini sekaligus sebagai upaya Durna meyakinkan Duryudana, bahwa diapun juga menyayangi Kurawa
http://martono-groub.blogspot.co.id/ki-h-anom-suroto-sudamala.html
Komentar
Posting Komentar