Lakon Wisanggeni lair
Wisanggeni Lahir
Tokoh Bathara Guru yang mempunyai salah menyuruh anak angkatnya Bathara Dewasrani
Tersebutlah dewi dresnala dewi cantik yang dihadiahkan pada ahrjuna beserta keenam dewi lainya karena arjuna berhasil membunuh raja raksasa yang meminta dewi supraba sebagai istrinya. rupanya anak betari durga dewa srani menginginkan juga dewi cantik dresnala ini. tapi apa lacur?sang dewi beserta 7 dewi laninya telah mengandung bibit benih arjuna. dan kayaknya arjuna sayang juga terhadap sang dewi, arjuna sering menyambangi dewi cantik ini di kayangan.
tersebutlah sang dewa srani mengadu kepada ibunya betari durga, ibunya kemudian berkata, menghadaplah kepada betara guru aku akan mencoba untuk membantumu, maka berangkatlah dewa srani diiringi oleh sang ibu betari durga ke paseban agung tempat bhetara guru dan para dewa bertemu.
tersebutlah sang dewa srani mengadu kepada ibunya betari durga, ibunya kemudian berkata, menghadaplah kepada betara guru aku akan mencoba untuk membantumu, maka berangkatlah dewa srani diiringi oleh sang ibu betari durga ke paseban agung tempat bhetara guru dan para dewa bertemu.
Di paseban agung ahdir dewa dewa dan terutama bhatara guru sebagai rajanya para dewa, lalu bhatara narada sebagai patihnya para dewa, dan bhetara penyarikan, bhetara indra, bhetara kamajaya dan bermacam macam dewa hadir dalam pertemuan agung itu. nah saat itu menghadaplah dewa srani, mengutarakan maksudnya untuk “mengawini” dewi dresnala, dengan didampingi betari durga yang juga ikut melobi kepada bhatara guru.
Seperti biasa bhetara guru termakan omongan betari durga dan dewa srani, maka betara guru mengeluarkan titah untuk mengusir arjuna dan kayangan (kebetulan arjuna sedang di kayanan mengunjungi dewi dresnala), menggugurkan semua kandungan bidadari yg bersal dari benih harjuna, dan mengawinkan dresnala dengan dewa srani.
Bhatara narada dan kamajaya berusaha mencegah, tapi malah diberi pidana dengan dilepas pangkat dan kedudukanya sebagai dewa, bhatara narada marah dan turun ke bumi bersama kamajaya. sementara itu pasukan dewa dibawah pimpinan betara penyarikan dan batara indra segera diutus untuk menjalankan perintah, menggugurkan semua kandungan bidadari, mengusir harjuna dari kayangan dan membawa paksa
Terkisahkan pasukan dewa sampai di kediaman dewi dresnala, harjuna diusir dengan kasar dan kembali ke ngarcapada dengan sedih. dewi dresnala dipaksa untuk ikut ke kediaman dewa srani, sangking sedihnya dewi dresnala berteriak nyaring, lalu lahirlah jabang bayi dari perutnya bersamaan dengan teriakan itu.
Sementara di ngarcapada semar dilapori harjuna kejadian yang terjadi, apalagi pasukan baju barat dari sentra gandamayit kediaman dewi durga sempet menghambat langkah arjuna, untung bisa dimusnahkan. semar naik darah dan pergi ke khayangan untuk melihat apa yang terjadi.
bayi yg masih orok itu anak dresnala seharusnya dilihat dengan penuh kasih sayang, tapi tidak dengan pasukan dewa. mereka justru memukuli bayi merah itu. anehnya bukanya mati, justru bayi merah itu jadi bisa merangkak. bahatara indra dan bhatara penyarikan bingung, maka disiapkanlah pusaka. dihantamkanya ke bayi merangkak tadi. keajaiban kembali terjadi, bayi itu berubah jadi anak kecil yang bisa berjalan. kehilangan akal sehatnya bayi itu dimasukan kedalam kawah candradimuka.
bayi yg masih orok itu anak dresnala seharusnya dilihat dengan penuh kasih sayang, tapi tidak dengan pasukan dewa. mereka justru memukuli bayi merah itu. anehnya bukanya mati, justru bayi merah itu jadi bisa merangkak. bahatara indra dan bhatara penyarikan bingung, maka disiapkanlah pusaka. dihantamkanya ke bayi merangkak tadi. keajaiban kembali terjadi, bayi itu berubah jadi anak kecil yang bisa berjalan. kehilangan akal sehatnya bayi itu dimasukan kedalam kawah candradimuka.
Semar melihatnya dengan penuh gregetan, dia dah gak sabar pengen manampar dewa dewa tanpa rasa kasihan itu, lalu semar turun dan berdiri di samping kawah candradimuka. tiba tiba keluarlah anak muda dari dalam kawah dengan tubuh berwarna merah api. dia kemudian menghampiri semar dan bertanya siapa dirinya dan siapa ayah ibunya.
Semar memberi nama wisanggeni kepadanya. begitu diberi nama wisanggeni si pemuda ini menjadi sehat badanya, segar dan penuh dengan kekuatan. dia berterimakasih kepada semar. lalu olehs emar disuruh untuk bertanya kepada pasukan dewa siapa ayah ibunya. bagaimana kalo tak dijawab?kata si wisanggeni, gebuki aja kata semar.
Wisanggeni menghadang pasukan dewa, dan seperti disinyalir, pasukan dewa gak tau siapa ayah ibu anak ini, maka wisanggeni mengamuk dan dihajarlah pasukan dewa sampai kocar kacir, dan alri menghadap ke bhatara guru. wisanggeni mengikuti ke hadapan bhatara guru diiringi oleh semar dari jauh.
Batara guru marah, semar menyuruh wisanggeni berbuat sama pada bhatara guru, bertanya siapa ayah ibunya kalo gak dijawab gebuki. dan bhatara guru bertanding melawan wisanggeni, dan kalah. cis di tangan kanan kirinya tak mampu menembus kulit wisanggeni. bhatara guru melarikan diri ke dunia….
Wisanggeni mengikuti larinya bhatara guru ke dunia. di dunia bhatara guru menemui arjuna yang lagi bersedih bersama werkudoro. dia dibarengi oleh 2 orang petapa yang membimbing arjuna. bhatara guru datang dan meminta bantuan. bahwa ada anak setan yang mengacak acak khayangan. walo arjuna sedih akrena diperlakukan buruk oleh para dewa, dia siap maju. tapi werkudoro mencegah dan maju terlebih dahulu.
Wisanggeni melihat ada satria tinggi besar bertanya pada semar, siapa itu?dijawab ole semar, satria yodipati werkudoro. ketika akan dihajar oleh wisanggeni, semar melarang dan menyuruh wisanggeni menghantam kuku pancanaka werkudoro, akrena itu kelemahanya. dan benar, setelah tantang menantang terjadilah perkelahian antara wisanggeni dan werkudoro. werkudoro mundur ketika wisanggeni menghantam kukunya. sambil menahan sakit werkudoro menyuruh arjuna maju.
Melihat ada satria bagus maju bertanya wisanggeni siapa dia?maka dijawab oleh semar itu ayahmu, janganlah melawanya. dan wisanggeni pun berkelahi tanpa kekuatan, dia hampir dikeris oleh arjuna, tapi dihalangi semar. semar berkata lebih baik bunuh saya,karena dia itu anakmu, dan berangkulanlah dua orang ayah anak itu sambil menangis.
Bima ngamuk ngamuk setelah tau bhatara guru salah, dia berkata pantas saja aku kalah, la aku mbela orang yg salah. 2 pertapa berubah jadi kamajaya dan narada setelah gak kuat berhadapan dengan semar.bhatara guru minta maaf pada semar, bhatara narada dan juga arjuna wisanggeni. dan ebrjanji gak akan mengulangi.
Wisanggeni melabrak tempat kediaman dewa srani, dewa srani digebuki oleh wisnaggeni, dewi dresnala diajak pulang, sementara ibunya bhetari durga di hadapi semar, maka lunglailah sang betari, dia gak ebrani melawan semar.pasukan baju barat yg tadinya mengacau dibawa balik setelahs emar meaafkan si betari durga. ahirnya berkumpulah, dresnala, arjuna, wisanggeni.
https://wayang.wordpress.com/wisanggeni-lahir/
Tokoh Dewasrani dan Tokoh B.Wisanggeni
Wisanggeni Lahir
Dalam cerita pedalangan, Wisanggeni adalah tokoh pemuda berparas ganteng. Dia seorang yang pandai bicara, anak yang cerdik, pemikir dan politikus, tahu sebelum terjadi dan sakti dalam peperangan. Nama Wisanggeni sering juga disebut Wisa geni. Wisanggeni adalah putra Batari Dresanala. Batari Dresanala adalah putra Batara Brama yang menikah dengan Batari Saraswati. Pada saat mengandung Wisanggeni, Batari Dresanala banyak mengalami kajadian-kejadian yang sangat menyiksa hidupnya, misalnya saja di Kahyangan ada kasus yang sangat mengagetkan, yaitu Batari Dresanala yang sedang hamil tua itu harus dipisahkan dengan Arjuna sang suami. Raden Arjuna diusir oleh Batara Brama atas perintah Batara Guru dan harus pergi. Dalam kondisi hamil, Batari Dresnala dipaksa kawin dengan Prabu Dewasrani.Setelah bayi lahir, segera dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka, keanehan terjadi. Bayi tidak mati, malah menjadi besar dan dewasa. Itulah sebanya dia disebut Wisa Geni. Akhirnya semua kasus di Kahyangan dapat diselesaikan oleh Wisanggeni. Wisanggeni juga mampu menyingkirkan Dewasrani Putra Durga.
Selanjutnya dengan tersingkirnya Prabu Dewasrani maka keadaan di Kahyangan tenang kembali. Batari Dresanala kembali menjdi istri satria Madukara Raden Arjuna. Namun karena sifat-sifat fisik yang berbeda maka keduanya tidak bisa selalu berdampingan. Raden Arjuna bersifat wadag, Batari Dresanala bersifat kadewan (ke-dewa-an).
"Lenyapnya" Wisanggeni menjelang BaratayudhaKahyangan Ondar-Andir Bawana. Ketika itu Raden Wisanggeni, Putra Arjuna dari Dewi Dersanala, sedang menghadap Sang Hyang Wenang, ayah penguasa Kahyangan Jonggring Salaka, Batara Guru.
Wisanggeni manusia setengah dewa karena ibunya adalah putri dari Sang Hyang Brahma, mengetahui apa yang sedang terjadi di Wirata dan mengajak bicara sang Hyang Wenang “Kaki Wenang, sebenarnya Baratayuda itu jadi nggak sih?”
“Kenapa kamu tanyakan itu Wisanggeni, bukankah garis besar cerita tentang kejadian dijagat ini kamu sudah mengetahui, kecuali nasib dirimu sendiri, tidak ada yang menghalangi kemampuanmu melihat ke masa depan”.Sang Hyang Wenang dengan sengaja mencoba menyelidiki kemauan Wisanggeni yang sebenarnya sudah ia pahami.
“Kalau begitu kaki Wenang, kenapa sekarang Kala memaksakan kehendak dengan menumpas Pandawa saat ini, kaki?” sahut Wisanggeni dengan santai.
“Ya, aku sudah tau maksudmu, turunlah ke Wirata. Bawalah senjata gada ini sebagai ganti senjata andalan Kresna yang mampu mengalahkan Kala dalam maksudnya makan manusia manusia sukerta” Sang Hyang Wenang segera memberikan senjata gada kepada Wisanggeni.
“Nanti setelah selesai tugasmu segera kembalikan kemari lagi. Ada sesuatu yang aku hendak katakan kepadamu, Wisanggeni”.sambung Hyang Wenang.
Segera Wisanggeni melesat turun dari haribaan Sang Hyang Wenang.
Kresna yang kehilangan akal dalam membendung serangan Kala segera didekatinya dan diberikan gada pemberian Hyang Wenang.
“Uwa, kamu nggak akan bisa kalahkan Kala, bukankah uwa Kresna sudah tak lagi mempunyai sepasang pusaka andalan itu, wa?”
“Lho kamu kulup, tahu saja orang tuamu ada dalam kerepotan, kemarikan gada itu kulup, biar aku hadapi kembali Batara Kala itu”.
Maju kembali Sri Kresna Menghadapi Sang Batara Kala. Kali ini tidak dua kali kerja. Ketika tanding kembali dan Kala lengah, gada inten segera menghajar tubuh Kala, dan segera Kala terkapar, bertobat dan mengaku kalah.
“Baiklah Kala, sekarang aku ampuni bila kamu tidak lagi lagi memakan dan mengganggu manusia sukerta. Sanggupkah kamu?”
Setelah menyanggupi syarat dari Kresna, pulanglah kembali Kala ke Pasetran Gandamayit.
Catatan:Versi lain menyebutkan Batara Kala tewas saat itu bersama dengan Batari Durga ketika, Kresna yang menyamar sebagai Batara kala mengelabuhi Durga agar menyimpan gada inten pada kutangnya.
Wisanggeni yang sudah berjanji untuk datang kembali ke hadapan Sang Hyang Wenang, kembali datang setelah menerima kembali gada pemberian pinjam itu.
“Kaki Wenang, sekarang aku sudah kembali, apa yang hendak kaki katakan mengenai hal penting itu kaki?” tanya Wisanggeni
“Wisanggeni, kamu pasti akan memilih Baratayuda akan dimenangkan para orang tuamu bukan?” Hyang Wenang pura pura bertanya.
“Itu sudah pasti, nggak perlu ditanyakan lagi” kembali jawab Wisanggeni masih dengan santainya.
Lanjut Sang Wenang: “Apakah kamu rela menjadi tumbal atas kemenangan orang tuamu?”
“Kalau kaki Wenang sudah menggariskan seperti itu, apa keberatanku” saahut Wisanggeni. “Ayolah kaki Wenang, sempurnakan kematianku sekarang”
Segera sang Hyang Wenang menatap Wisanggeni dengan tajam. Pandangan Sang Hyang Wenang diiringi tatapan yang fokus menyebabkan tubuh Wisanggeni makin mengecil dan mengecil, akhirnya menjadi debu tertiup angin.
Selanjutnya dengan tersingkirnya Prabu Dewasrani maka keadaan di Kahyangan tenang kembali. Batari Dresanala kembali menjdi istri satria Madukara Raden Arjuna. Namun karena sifat-sifat fisik yang berbeda maka keduanya tidak bisa selalu berdampingan. Raden Arjuna bersifat wadag, Batari Dresanala bersifat kadewan (ke-dewa-an).
"Lenyapnya" Wisanggeni menjelang BaratayudhaKahyangan Ondar-Andir Bawana. Ketika itu Raden Wisanggeni, Putra Arjuna dari Dewi Dersanala, sedang menghadap Sang Hyang Wenang, ayah penguasa Kahyangan Jonggring Salaka, Batara Guru.
Wisanggeni manusia setengah dewa karena ibunya adalah putri dari Sang Hyang Brahma, mengetahui apa yang sedang terjadi di Wirata dan mengajak bicara sang Hyang Wenang “Kaki Wenang, sebenarnya Baratayuda itu jadi nggak sih?”
“Kenapa kamu tanyakan itu Wisanggeni, bukankah garis besar cerita tentang kejadian dijagat ini kamu sudah mengetahui, kecuali nasib dirimu sendiri, tidak ada yang menghalangi kemampuanmu melihat ke masa depan”.Sang Hyang Wenang dengan sengaja mencoba menyelidiki kemauan Wisanggeni yang sebenarnya sudah ia pahami.
“Kalau begitu kaki Wenang, kenapa sekarang Kala memaksakan kehendak dengan menumpas Pandawa saat ini, kaki?” sahut Wisanggeni dengan santai.
“Ya, aku sudah tau maksudmu, turunlah ke Wirata. Bawalah senjata gada ini sebagai ganti senjata andalan Kresna yang mampu mengalahkan Kala dalam maksudnya makan manusia manusia sukerta” Sang Hyang Wenang segera memberikan senjata gada kepada Wisanggeni.
“Nanti setelah selesai tugasmu segera kembalikan kemari lagi. Ada sesuatu yang aku hendak katakan kepadamu, Wisanggeni”.sambung Hyang Wenang.
Segera Wisanggeni melesat turun dari haribaan Sang Hyang Wenang.
Kresna yang kehilangan akal dalam membendung serangan Kala segera didekatinya dan diberikan gada pemberian Hyang Wenang.
“Uwa, kamu nggak akan bisa kalahkan Kala, bukankah uwa Kresna sudah tak lagi mempunyai sepasang pusaka andalan itu, wa?”
“Lho kamu kulup, tahu saja orang tuamu ada dalam kerepotan, kemarikan gada itu kulup, biar aku hadapi kembali Batara Kala itu”.
Maju kembali Sri Kresna Menghadapi Sang Batara Kala. Kali ini tidak dua kali kerja. Ketika tanding kembali dan Kala lengah, gada inten segera menghajar tubuh Kala, dan segera Kala terkapar, bertobat dan mengaku kalah.
“Baiklah Kala, sekarang aku ampuni bila kamu tidak lagi lagi memakan dan mengganggu manusia sukerta. Sanggupkah kamu?”
Setelah menyanggupi syarat dari Kresna, pulanglah kembali Kala ke Pasetran Gandamayit.
Catatan:Versi lain menyebutkan Batara Kala tewas saat itu bersama dengan Batari Durga ketika, Kresna yang menyamar sebagai Batara kala mengelabuhi Durga agar menyimpan gada inten pada kutangnya.
Wisanggeni yang sudah berjanji untuk datang kembali ke hadapan Sang Hyang Wenang, kembali datang setelah menerima kembali gada pemberian pinjam itu.
“Kaki Wenang, sekarang aku sudah kembali, apa yang hendak kaki katakan mengenai hal penting itu kaki?” tanya Wisanggeni
“Wisanggeni, kamu pasti akan memilih Baratayuda akan dimenangkan para orang tuamu bukan?” Hyang Wenang pura pura bertanya.
“Itu sudah pasti, nggak perlu ditanyakan lagi” kembali jawab Wisanggeni masih dengan santainya.
Lanjut Sang Wenang: “Apakah kamu rela menjadi tumbal atas kemenangan orang tuamu?”
“Kalau kaki Wenang sudah menggariskan seperti itu, apa keberatanku” saahut Wisanggeni. “Ayolah kaki Wenang, sempurnakan kematianku sekarang”
Segera sang Hyang Wenang menatap Wisanggeni dengan tajam. Pandangan Sang Hyang Wenang diiringi tatapan yang fokus menyebabkan tubuh Wisanggeni makin mengecil dan mengecil, akhirnya menjadi debu tertiup angin.
http://maknaperjalanan.blogspot.co.id/wisanggeni-lahir.html
Tokoh Bathara Dewasrani dengan Tokoh Bambang Wisanggeni setelah dari Kawah
Kahyangan Setragandamayit, adalah suatu tempat yang menyeramkan. Disini tempat tinggal berbagai mahluk halus dan siluman. Batari Durga,demikian nama yang mbahu reksa tempat ini, adalah ratunya para ratu makhluk halus dan siluman.
Batari Durga, sebelumnya adalah Batari Uma yang berwajah raseksi, istri Batara Guru, yang kemudian bertukar raga dengan Dewi Permoni. Dewi Permoni adalah seorang gadis cantik yang waktu itu sedang bertapa,de ngan harapan dapat bersuami dengan seorang dewa.
Batara Guru memenuhi permintaan Dewi Permoni, untuk memperistrinya, tetapi hanya raganya saja, sedangkan sukma nya akan menempati raga baru, yang kemudian akan dikawin kan dengan salah satu keturunan dewa.
Dewi Permoni menyanggupi apa yang diminta Batara Guru. Setelah ada kesanggupan dari Dewi Permoni, maka Dewi Permoni duduk berhadap hadapan dengan Dewi Uma, kemudian keduanya saling bertukar sukma. Padahal dewi Uma yang berwajah raseksi itu dalam keadaan hamil. Mereka telah bertukar sukma. Dewi Uma, menempati raga baru, raga Dewi Permoni yang cantik. Sedangkan Dewi Permoni menempati raga baru pula, seorang raseksi yang menakutkan, lagi pula sedang hamil. Dewi Permoni kemudian dikawinkan dengan Batara Kala.
Setelah dikawinkan dengan Batara Kala, Dewi Permoni mendapat gelar Batari Durga dan menjadi ratu di Setragandamayit. Sedangkan anak yang dikandungnya, setelah lahir menjadi anak Batari Durga dengan Batara Kala, anak inilah yang bernama Dewasrani. Bagi Batara Kala, anak ini juga merupakan adiknya,karena ayah kandung bayi adalah Batara Guru.
Kali ini Batara Kala,menjadi gelisah, ketika diberi tahu oleh istrinya, Batari Durga, bahwa anaknya, yang juga adiknya, Batara Dewasrani, ingin beristrikan Dewi Dresanala. Padahal Dewi Dresanala sudah menjadi istri Arjuna, dan sudah hamil tua, yang sekarang sudah saatnya mau melahirkan.
Batara Kala, yang tidak pernah mau berurusan dengan siapa pun, menyerahkan permasalahan Dewasrani kepada Batari Durga. Batari Durga, semula juga menolak permintaan Dewasrani, karena Dewi Dresanala, sudah bersuamikan Arjuna. Karena desakan yang terus menerus dari Dewasrani, maka Batari Durgapun terpaksa menuruti kehendak puteranya Dewasrani untuk memperistri Dewi Dresanala. Mereka pun berangkat ke Kahyangan Jonggringsaloka, menemui Batara Guru.
Sesampai di Kahyangan Jonggringsaloka, mereka meng hadapi Gerbang Selamatangkep yang dijaga Batara Cingkarabala dan Batara Balaupata. Mereka harap harap cemas, apakah pintu Gerbang Selamatangkep akan membuka atau akan menutup selamanya. Mereka merasa senang ketika melihat pintu Gerbang Selamatangkep telah membuka dengan sendirinya, berarti kedatangan mereka diterima oleh Batara Guru. Mereka cepat cepat memasuki Gerbang Selamatangkep, takut kalau pintunya menutup lagi.
Mereka menghadap Batara Guru. Batara Guru menanya kan maksud dan tujuannya datang menemuinya. Batari Durga, mengatakan bahwa ia sampai kekahyangan Jonggring saloka, karena berat beratnya ditangisi anak. Kedatangan mereka berdua meminta restu Batara Guru, agar Batara Dewasrani dikawinkan dengan Dewi Dresanala. Mengenai Dresanala yang sudah bersuamikan Arjuna , adalah bukan halangan lagi. Mereka meminta agar Dewi Dresanala dipisahkan dari Arjuna, bagaimanapun caranya. Karena setelah berpisah dengan Arjuna,maka dengan mudah Dewi Dresanala akan dikawinkan dengan Batara Dewasrani.
Batara Guru tentu saja menyetujui permintaan Batari Durga.Terlebih lebih Dewasrani adalah anak kesayangan Batara Guru.
Batara Guru memanggil puteranya Batara Brahma, Batara Brahma diperintahkan untuk memisahkan puterinya Dresanala dari Arjuna, dan mengusir Arjuna dari Kaindran.
Batara Brahma menuruti perintah ayahnya.Ia segera menuju Kaindran. Di Kaindran, Batara Brahma tertegun, ketika melihat, di kamar Dewi Dresanala, puterinya, dewi Dresanala tergolek lemah di tempat tidur dan ditunggui oleh seorang tabib wanita. Kelihatannya Dewi Dresanala, sedang menyiapkan persalinan. Sedangkan Arjuna menunggui istrinya Dresanala. Tiba tiba saja, Batara Brahma, masuk kedalam kamar dan menarik tangan Arjuna. Batara Brahma membawa keluar Arjuna dari kamar anaknya. Arjuna didorong, sehingga jatuh kelantai. Arjuna disuruhnya keluar dari Kahyangan, dan disuruhnya pulang ke marcapada, karena kesempatan menjadi raja bidadari telah habis. Mengenai hubungan dengan Dewi Dresanala, telah selesai saat ini dan tidak ada kesempatan lagi menemui Dresanala, ataupun siapa saja yang ada di Kahyangan. Arjuna tidak mau menyerah. Ia bertahan sampai dengan lahir puteranya. Mendengar keteguhan Arjuna yang tetap ingin menunggui puterinya, Dewi Dresanala sampai melahirkan, Arjuna dihajarnya habis habisan. Sementara itu Batara Indra yang menguasai Kahyangan Kaindran, melihat kejadian itu tidak menerima perlakuan Batara Brahma. Maka terjadilah perkelahian antara kedua bersaudara itu. Keduanya sama sama kuat. Sementara itu para dewa yang disuruh Batara Guru menyerang Arjuna. Arjuna tidak ingin membuat keributan, maka iapun meninggalkan kahyangan Jonggringsaloka, dan turun ke marcapada.
Batara Narada sebenarnya tidak sependapat dengan tindakan Batara Guru, yang bermaksud memisahkan Arjuna dari Dewi Dresanala. Kali ini Batara Narada sangat kecewa pada Batara Guru, yang bertindak sepihak. tidak meminta pendapat pada Batara Narada, selaku penasehat Batara Guru. Sementara itu di Gunung Candradimuka, nampak para Dewa sedang berkumpul. Bayi Arjuna yang baru dilahirkan, ternyata sedang di ajar berramai ramai oleh para dewa. Mereka seperti bermain bola saja. Bayi itu disepak sepak dan di injak injak. Kemudian oleh Batara Brahma, bayi itu diambilnya, dan dimasukkan kedalam kawah Candradimuka. Dari jarak yang agak berjauhan. Nampak Batara Narada mengejar Batara Brahma yang sedang melempar bayi. Ternyata usaha Batara Narada, untuk menyelamatkan bayi itu terlambat. Bayi putera Arjuna telah masuk kedalam Kawah Candradimuka. Batara Narada memarahi para putera dewa, yang berbuat jahat pada bayi yang tidak berdosa. Para dewa pun bubar meninggalkan Batara Narada seorang diri. Batara Narada berusaha menolong bayi itu. Ia menaiki Gunung Candradimuka, dan menuruni kawahnya. Sesampai ditepi kawah, ia melihat sang bayi kelihatan hancur menyatu dengan lahar yang teramat panas, yang menggelegak dan mendidih, seperti seekor semut jatuh didalam godogan gula aren yang teramat panas. Namun ajaib, sebentar kemudian, seorang anak telah merangkak keluar dari kawah. Tubuh anak itu menyala nyala, terbakar api..Tiba tiba anak itu menghajar Batara Narada. Sang bayi mengira yang memasukkan kedalam kawah adalah Batara Narada. Batara Narada dapat meredam kemarahan bocah itu, dengan mengangkat bocah itu keluar dari kawah dan turun dari gunung Candradimuka.. Batara Narada memberikan nama Wisanggeni. Wisanggeni menanyakan pada Batara Narada, siapakah dirinya dan siapa nama kedua orang tuanya. Batara Narada menerangkan bahwa nama ayahnya Arjuna satriya Madukara, sedangkan ibunya bernama Dresanala. Ibunya adalah bidadari yang bernama Dewi Dresanala, Batara Narada menyuruh Wisanggeni untuk menanyakan dimana ayah dan ibunya kepada para dewa, kalau para dewa tidak tahu, disuruhnya Wisanggeni menghajarnya.
Wisanggeni pun mendatangi para dewa. Wisanggeni menanyakan dimana ayah dan ibunya.
Tidak ada satupun dewa, yang mau memberi tahu, dimana keberadaan kedua orang tua Wisanggeni. Wisanggeni menjadi marah, para dewa semua dihajarnya, tidak kecuali Batara Guru. Melihat Batara Guru dihajar oleh Wisanggeni, Batara Narada mendatanginya, dan meminta Wisanggeni untuk menghentikan kemarahannya pada Batara Guru. Batara Narada menanyakan asal mula terjadinya geger di kahyangan kepada Batara Guru. Batara Guru memberi tahu kalau Dresanala dibawa Dewasrani kekahyangan Setragandamayit, untuk djadikan istrinya. Sedangkan Arjuna sudah diusir dari Kaindran. Semua ini terjadi karena permintaan Batari Durga, yang membantu keinginan Dewasrani untuk memperistri Dresanala.
Mendengar itu, Batara Narada meminta kepada Batara Guru agar membatalkan perkawinan Dewasrani dengan Dresanala. Karena Dresanala adalah masih istri Arjuna. Batara Guru merasa bersalah. Batara Guru meminta kepada Batara Narada dan Wisanggeni untuk segera mengambil kembali Dewi Dresanala, yang sekarang sudah dibawa oleh Dewasrani kekahyangan Setra gandamayit.
Batara Narada berpamitan kepada Batara Guru, untuk mengantar Wisanggeni ke marcapada, menemui ayah. Wisanggani.
Sesampai di Marcapada, Batara Narada dan Wisanggeni mencari Arjuna. Mereka bertemu Arjuna di tengah hutan. Arjuna sedang melakukan tapa brata untuk minta anugrah dewata, agar bisa berkumpul kembali dengan Dewi Dresanala dan anaknya. Para punakawan segera membangunkan tapa Arjuna, ketika dilihatnya Batara Narada membawa seorang bocah yang sedang mencari ayahnya.
Arjuna bangun dari tapanya. Arjuna menyambut kedatang an Batara Narada. Arjuna menangis, dan merasa senang apabila kedatangan Batara Narada akan mencabut nyawa Arjuna, karena sudah tidak tahan menerima penderitaan yang begitu berat. Ia diusir dari Kahyangan, dan harus berpisah dengan anak istrinya.
Batara Narada ikut merasakan kesedihannya.Kemudian Batara Narada menjelaaskan, bahwa kejadian itu akibat permintaan Batari Durga kepada Batara Guru, agar memisahkan Dewi Dresanala dari Arjuna, yang kemudian akan dikawinkan dengan Dewasrani. Mendengar itu Arjuna menjadi marah. Namun Arjuna merasa bahagia, setelah diberitahu Batara Narada, bahwa bocah berwarna api menyala, itu anaknya dengan Dewi Dresanala.
Batara Narada, kemudian memberitahu, bahwa Dewi Dresanala, sudah tidak berada lagi di Kahyangan, akan tetapi, sudah dibawa Dewasrani ke Kahyangan Setragandamayit. Setelah menyampaikan pesan pesan kepada Arjuna. Batara Narada pun berpamitan kembali ke Kahyangan.
Arjuna disertai Semar berangkat ke Kahyangan setragan damayit, dan Wisanggeni putera Arjuna pun tak keting galan ia mengikuti kepergian ayahnya. Sesampai di Setra gandamayit, terjadi perkelahian hebat antara Arjuna dan Dewasrani. Sedangkan Semar berkelahi dengan Batari Durga.Namun kedua jago kita merasa tidak mampu dengan kekuatan Dewasrani dan Batari Durga. Melihat kekalahan ayah dan pamongnya, tiba tiba saja anak Arjuna, Wisanggeni, ikut tandang gawe, Wisanggeni, yang mempunyai kekuatan api di ujung lidahnya, bagaikan seekor naga, yang menyemburkan api apinya kepada kedua lawannya, yang membuat kedua lawannya terbakar api. Mereka melarikan diri dari istana Setragandamayit. Akhirnya Arjuna membebaskan Dresanala dari tawanan Dewasrani. Kemudian Dewi Dresanala pun dibawa Arjuna ke Madukara, bersama puteranya, Wisanggeni. Wisang geni bahagia hidup bersama dengan ayah bundanya. Semar pun ikut merasakan kebahagiaan mereka.
Dalam cerita Begawan Mintaraga, Arjuna di wiwaha menjadi Raja Kaindran dan bergelar Prabu Karitin. Dewi Supraba menjadi istrinya, dan mendapatkan putera bernama Prabakusuma.. Setelah Wisanggeni dewasa. mempunyuai istri bernama Dewi Mustikawati, puteri Prabu Mustikadarma raja negeri Sonyadarma
http://wisanggenilahir.blogspot.co.id/
Tokoh Bathari Durga ibunda Bathara Dewasrani dan
Tokoh Bathara Kala ayahanda Bathara Dewasrani
Komentar
Posting Komentar