Lakon Brajadenta Mbalelo/ Gatotkaca Winisuda/ Brajadenta Brajamusti

Lakon Brajadenta Mbalelo (Panca Braja Nitis)

Bagian pertama 'kisah Arimbi Ngadeg Ratu"

Jelajah sekilas tentang makna lakon yang diketengahkan lewat tokoh-tokoh diantaranya Arimbi, Bima, dan Brajadenta tentu jauh dari lengkap, tetapi sebuah upaya "menggali" tak ada salahnya untuk menjadi sebuah "wawasan" yang mungkin terselubung atau mulai memudar dan kini giliran untuk 'ditemukan" kembali.
Setelah meninggalnya Tremboko oleh Pandudewanata, Tahta kerajaan Pringgadani di duduki oleh Arimbi sebagai anak tertua Tremboko yang menaruh dendam pada keturunan Pandu. Lalu dalam perjalanannya Arimba pun mendapat nasip yang sama binasa oleh Bima (Lakon Babad Wanamarta), sehingga tahta kerajaan Pringgadani jatuh pada Arimbi adik Arimba. Dari sini cerita mulai ada pembelokan sistem, dimana Arimbi bersebrangan dengan Arimba dengan tidak menaruh dendam pada Bima yang membuat kematian kakaknya tetapi malah Arimbi balik mencintai Bima.
Atas dasar apakah sehingga Arimbi mencintai Bima? pertama dari segi fisik dapat ditapsirkan bahwa Arimbi seorang raksesi yang bertubuh besar sehingga Arimbi sulit untuk mencari pasangan yang serasi selain Bima yang berbadan tinggi besar dan kekar. kedua sebagai pilihan ideal mencintai seorang manusia besar yang selalu berusaha menegakkan kebenaran artinya berjiwa kesatria. Ketiga Arimbi mulai menekuni sosok manusia sakti artinya tampak bahwa Arimbi mulai berpaling pada kebenaran (simbol Bima) untuk meninggalkan kejahatan (simbol Arimba).
Arimbi yang telah jatuh hati dan dilandasi dengan rasa cinta yang tulus meminta dinikah oleh Bima (bandingkan dengan versi Ramayana, Tokoh Sarpakanaka yang mengemis cinta pada Laksmana). Karuan Bima menolak dengan alasan fisik Arimbi seorang raksesi yang nota bene identik dengan kejahatan. Artinya disini ada keraguan dari Bima untuk menerima kehadiran Arimbi, namun keraguan tersebut dapat dipatahkan oleh ibunya Dewi Kunti. Dewi Kunti yang mengetahui esensi seorang wanita luhur tingkat spiritualnya. Dewi Kunti mempunyai kemanjuran gaib ketika berkata "Arimbi adalah kau putri ayu nan cantik jelita" maka seketika atas kehendak Yang Maha Kuasa Arimbi berubah wujud menjadi putri cantik jelita. Dewi Kunti saciduh metu sakecap artinya ada simbol kepekaan spiritual yang manjur sebagai upaya ritual ngaruwat wujud dewi Arimbi.
Masuk akal, kenapa kerajaan Pringandani tampak kepemimpinannya jatuh pada Dewi Arimbi, bukan pada saudaranya (Brajadenta, Brajamusti, Brajalambatan, Brajawikalpa atau Brajawisesa) Karena antara Arimbi dan Panca Braja beda, mereka tidak mempunyai "kesejatian" sementara Arimbi mempunyai "kesejatian" jadi yang utama adalah karena "kesejatian", yakni karena "kabinangkitannya" kerja kerasnya (memiliki berbagai kemampuan), bukan faktor lain.
Kisah ini mempunyai nilai dan makna selaku proses laku darma Arimbi yang didukung adiknya Prabakesa dan Kalabendana, mulai memutuskan rantai kejahatan dari saudara-saudaranya di antaranya Brajadenta, Brajamusti, Brajalambatan, Brajawikalpa dan Brajawisesa (Panca braja, sebagai simbol kelompok kejahatan). Arimbi setelah melewati Brajawisesa (Panca Braja, sebagai simbol kelompok kejahatan). Arimbi setelah melewati proses ritual akhirnya dinikahkan dengan Bima, Artinya setelah ada proses perubahan-perubahan dari rupa jelek menjadi baik itu tandanya mulai dapat menyatu dengan kebaikan sehingga terjadi suasana harmonis. (bandingkan dengan konsep koalisi berbagai partai politik). Arimbi dinobatkan sebagai Ratu Pringgandani. Perjalanan Ritual Arimbi adalah sebuah keharusan supaya ia sampai pada sebuah sikap, pada sebuah "pencerahan" dipertemukan dengan pasangannya Bima, tadinya berlawanan (raksesi dan manusia) tetapi berpasangan adalah sebuah konsep harmoni. Harmoni ini harus tetap dijaga, dapat melalui ritus, dapat melalui pola-pola dramatik sebagaimana dalam pola adegan lakon wayang. Sehingga keseimbangan dapat tercipta, baik keseimbangan lahir maupun keseimbangan batin atau disebut "kesejatian".

Bagian kedua "Brajadento Mbalelo"

Brajadenta mulai menunjukan tabiat ketidak harmonisan, dengan sikap arogan dan tabiat yang tidak baik selalu menaruh dendam pada keturunan Pandu yaitu Bima, yang mengakibatkan kematian Tremboko dan Arimba. Ditambah lagi suasana semakin memanas tatkala Arimbi menikah dengan Bima, bukankah Bima yang menjadi musuh dirinya? Dan juga akhirnya Arimbi dinobatkan menjadi ratu di Pringgandani mengganti Arimba.
Brajadenta yang dibantu oleh adik-adiknya diantaranya: Brajamusti, Brajalambatan, Brajawikalpa dan Brajawisesa) selalu berupaya membuat suasana kerajaan tidak harmonis, ada usaha sebagai gerakan anti pemerintahan Arimbi. Wilayah Glagahtinunu berusaha untuk memisahkan diri dari Pringgandani, adanya upaya disentegrasi dari teroterial Pringgandani dengan tinbulnya gerakan separatis Glagahtinunu. Golongan Brajadenta berupaya mencari keuntungan dengan cara memecah belah suku dan bangsa Pringgandani. Brajadenta dibantu pihak asing yaitu kelompok Durga (Gedeng Permoni) dari Setra Gandamayit, dan Kurawa dari Astina. Mereka Adalah selaku interpensi asing yang ikut mencari keuntungan dengan cara menyebarkan paham imperialisme yaitui suatu sistem politik untuk mencari kekuasaan di negeri orang dan mengeruk keuntungan dengan menghalalkan segala cara.
Masuk akan pula, kenapa Brajadenta meskipun berusaha mati-matian meneror Pringandani untuk mengalahkan Arimbi, Arimbi selalu tampil sebagai pewaris "kesejatian". Memang tidak mungkin melawan orang yang memiliki berbagai kemampuan, apalagi dengan cara-cara yang licik dan menghalalkan segala cara.
Rupanya cerita wayang lewat lakon Brajadenta Mbalelo telah mewariskan pada kita sebuah perjalanan panjang seorang petualang entah itu Bima, Arimbi dan Brajadenta yang masing-masing mempunyai jalan yang berbeda.

Bagian Ketiga "Kisah Gatutkaca Winisuda"

Kisah ini adalah dianggap sebagai upaya penyelesaian permasalahan, artinya sebagai upaya pemutusan rantai ablis kejahatan. Arimbi melahirkan Gathutkaca adalah sebuah proses munculnya regenerasi baru menuju tatanan yang lebih sempurna, karena melewati perjalanan yang penuh tantangan, rintangan dll (lihat kisah Jabang Tutuka). Gathutkaca adalah tokoh pahlawan yang harismatik, tokoh pemimpin yang dicintai rakyatnya, seorang patriot, pembela kebenaran dan menjadi pahlawan kebajikan, dengan segudang prestasi (kiranya figur Gathutkaca tidak perlu diungkapkan lagi karena hal ini sudah mendarah daging sipat tabiat dan kebaikan Gathutkaca sebagai simbol kebaikan).
Nanun hal yang paling penting adalah lahirnya Gathutkaca menjadi seorang yang bijak dan baik budinya itu adalah proses panjang yang ditanamkan sejak mulai adanya ikatan antara Arimbi dan Bima. Hal ini adalah simbol dari kesuksesan dalam membina rumahtangga, atas dasar keiklasan dan kecintaan yang tumbuh menunjukkan "kesejatian" maka akan melahirkan kebajikan. Jadi jelas kebaikan akan melahirkan kebajikan, dan kejahatan akan melahirkan kejahatan, kecuali dengan kesabaran dan kebaikan itu sendiri yang akan memutuskan rantai pengikat kejahatan.
Hal itu dapat dibuktikan dalam kisah ini, bahwa tatkala Brajadenta mendengar bahwa Arimbi akan mewariskan tahtanya pada putranya Gathutkaca, maka seketika Brajadenta memuncak emosinya untuk membunuh Gathutkaca dan merebut tahta Pringgandani. Brajadenta dengan segala kekuatan dan bantuan saudaranya yang seirama, dan bantuan pihak asing berupaya menggagalkan usaha penobatan Gatutkaca menjadi raja Pringgandani.
Masuk akal pula, kenapa Brajadenta, Brajamusti, Brajalambatan, Brajawikalpa dan Brajawisesa berusaha membunuh Gathutkaca? karena faktor dendam pada keturunan Bima. Artinya rantai iblis yang memperkokoh kejahatan ini terus mengalir sebelum dapat diputuskan. Siapa yang dapat memutuskan rantai Iblis demi kejahatan ini? Jawabannya hanyalah oleh manusia-manusia sakti, artinya sakti lahirnya sakti batinnya, yang selalu dalam keimanan, soleh dan selalu saling berwasiat dalam kesabaran. Manusia yang manggapulia, yang mampu mengatasi masalahnya.
Maka Brajadenta dalam menghadapi Gathutkaca akhirnya menerima kekalahan. Brajadenta akhirnya takluk dan ingin menyatu dalam tubuh Gathutkaca untuk membangun suatu kekuatan (sebagai ajimat). Brajadenta masuk pada tangan kanan, disusul oleh kekalahan saudaranya yang lain maka mereka sepakat untuk manunggal dalam tubuh Gathutkaca, Brajamusti pada tangan kiri, Brajalambatan pada kaki kanan, Braja Wikalpa pada kaki kiri, dan Brajawisesa pada gigi Gathutkaca. peristiwa ini adalah sebuah ritual pemberdayaan kekuatan, penggemblengan mental spiritual seseorang dalam berbagai dimensi sebagi simbol-simbol kekuatan. Proses remaja menuju pendewasaan, dan orang dewasa semakin bijak. Tangan, kaki dan gigi adalah piranti pendewasaan, dan orang dewasa semakin bijak. Tangan, kaki dan gigi adalah piranti manusia sebagai sarana untuk menggerakkan kekuatan fisik (gerak).
Panca Braja menyatu dalam tubuh Gathutkaca, dengan proses penyempurnaan secara lahir dan batin dalam diri Gathutkaca dengan kekuatan ilmunya, kesabaran, melawan napsunya. Panca Braja (5 kekuatan) sehingga dapat dikendalikan dengan bukti bahwa Panca Braja yang tadinya beritikad jahat setelah mengalami proses perlawanan dengan kekuatan lahir dan batin, dengan kesabaran akhirnya berubah menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi kekuatan Gathutkaca. Ini adalah sibol persatuan dan kekuatan yang manunggal, yang selaras akan menjadi sesuatu yang sangat kuat. Kita yakin sebesar-besarnya keangkaramurkaan pasti bakal binasa oleh kebaikan. Mungkin kita ingat akan amanah pujangga Sunda R. Memed Sastrahadiprawira
"sabedas-bedasna angkara awal akhir bakal lumpuh ku daya palamarta,
sarongkah-rongkahna nu murka isuk pageto bakal leeh ku perbawa legawa,
sabuni-bunina perdaya moal teu ebreh ku wiwaha balaka, kaadilan nu diperkosa
ku kakawasaan baring supagi baris ngajadi siksaan, mungguh jalma nu teu bener
najan pinter hirupna pasti tipater. Cindekna jelema rendah budina dipunjung
memeh keur nanjung geus apes tumpes sapisan.

Rupanya tokoh Gathutkaca menjadi seorang negarawan, raja Pringgadani sesungguhnya telah mendudukan manusia pada posisi yang utama karena "kesejatiannya" yakni karena kemampuan ilmunya yang tinggi (memiliki berbagai kemampuan) hasil perih dalam kesabaran mengahadapi berbagai rintangan dan ujian hidup bukan karena faktor lain. Menyatunya Panca Braja dalam tubuh Gathutkaca disertai keiklasan dan saling menjaga, tidak saling curiga, berbeda namun bersatu menjunjung titah. Panca Braja terus bersatu mengabdi sampai akhir hayat Gathutkaca.
http://jawastasiun.blogspot.co.id/lakon-brajadenta-mbalelo-panca-braja.html

Malam yang mendung itu, Prabu Duryudana bersama gurunya Begawan durna dan senopatinya sengkuni, tengah menerima tamu Patih Brajadenta dari Ksatrian Glagahtinunu.

Kedatangan Brajadenta adalah untuk meminta nasihat kepada Raja Astina bagaimana dia harusnya bersikap, karena sebentar lagi akan dinobatkan Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi, menjadi Raja Pringgondani. Sebenarnya dia tidak perlu begitu, karena dulu ketika kakaknya Prabu Arimba ( penguasa pringgondani sebelumnya), dikalahkan oleh Bima, kemudian Bima menikahi Arimbi yang merupakan kakaknya juga, Brajadenta beserta adik-adiknya (Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa dan Kalabendana ), bersumpah untuk menyerahkan Kerajaan Pringgondani kepada kakak perempuannya itu,..”Mongso borongo, aku tak manut sopo sing dadi penguasa pringgondani mengkone”
Begawan Durna dan Sengkuni kemudian menghasut hati dan pikiran Brajadenta, bahwa dialah sebenarnya yang berhak memegang tampuk kerajaan Pringgondani, bukannya Gatotkaca yang hanya anak dari kakak perempuannya arimbi. Begawan Durna menceritakan bagaimana perang dengan ayah pandawa (Prabu Pandu), menewaskan Prabu Tremboko ayah dari Brajadenta. Kemudian ditambah cerita patih Sengkuni tentang Werkudoro yang membunuh kakak mereka tertua Prabu Arimba. dan memanas manasi bahwa Arimbi malah membelot menikah dengan Werkudoro. karena dipanasi Brajadenta tambah marah dan bersumpah merebut tahta Pringgondani.
Niat Brajadenta untuk merebut tahta Pringgondani ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti dan Kala Bendana. Karena mereka telah terikat oleh sumpah, maka mereka harus netepi kautamaning ksatriya. “Kakang brajadenta, rupake wis buto elek, di sio sio lan dielek elek manungso, nanging aku emoh nek kelakuan lan solah tingkahku yo elek, kakang. Aku netep kautamaning ksatriya, kakang,.!! Aku emoh melu tumindakmu…!!!
Iyo kakang, aku wis suwe awor kowe, weruh kelakuanmu lan tumindakmu kang netepi kautamaning ksatria, lan ngerti sopo sakjatine kowe kakang, la kok awor karo Durna lan Sengkuni sedino wae kowe iso malih arep tumindak netepi angkara murko, kakang..!!! Kata adiknya kala Bendana

Brajadenta marah, ditundung pergi lah kedua adiknya dari hadapannya, bahkan dia berkata “Yo wis, nek ngono sesuk menowo ono perang gedhe antarane aku lawan kowe, ojo wigih-wigih karo aku, ojo mbok anggep aku kakangmu, tapi anggepen aku mungsuhmu, dadi parang muko”
Dan akhirnya Brajadenta pun mulai memberontak bersama pasukannya dia mulai menuju Pringgondani merebut tahta kerajaan, dibantu pasukan dari Astina.

Di kerajaan Pringgondani sedang terjadi Pisowanan Agung, dipimpin Kresna, Raja Dwarawati, dihadiri para pendawa dan raja raja sekutunya. Hari itu adalah hari pengukuhan Gatotkaca sebagai raja Pringgondani, yang kemudian mendapat gelar Prabu Anom Gatotkaca. Sebelum pengukuhan Kresna sudah bertanya, apakah semua sesuatunya sudah sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terjadi silang sengketa atas tahta ini, sekarang dan nanti di kemudian hari?? Bagaimana dengan paman paman gatotkaca nantinya apa mereka rela??? kemudian dijawab Arimbi, semua sudah setuju…!!!
Setelah pengukuhan, datanglah Brajamusti dan Kala Bendana dengan tergopoh gopoh..!!! “ketiwasan kakang mbok arimbi, kakang Brajadento ngamuk punggung arep ngrebut tahta pringgondani, wis tekan alun aluning pringgondani. Dengan pelan kresna berkata “Nuwun sewu para sesepuh, sumawana adhi-adhi kula Pandhawa, mugi sampun ngantos sami tumut-tumut sabiyantu prakawis ingkang gawat kaliwat punika. Awit sadaya ingkang badhe kedadosan mangke naming prakawisipun kulawarga Pringgandani. Kula lan panjenengan sami punika tamu”. Mendengar perkataan Kresna , Arimbi duka yayah sinipi (marah) dan segera keluar paseban menuju alun alun untuk menghadang langkah Brajadenta
Setelah bertemu Brajadenta dengan marah Arimbi berkata “E, e, teka becik banget tumindakmu kowe Brajadenta, olehmu ngatonake regeding bebuden lah watakmu. Kowe gelem nyengkuyung pulunanmu Gathutkaca apa ora? Yen ora klakon dakjuwing-juwing kuwandamu dina iki!”
Aku njaluk meneh tahta Pringgondani. Ora perduli karo sumpah,..Yen kakang mbok ngalangi anteping karepku , aku ora wedi lan ora nyesel dadi sebab tewas lan matining kakang mbok.!!!.hayoh kene..!!!
Dan perang hebat pun terjadi antara keduanya. Para prajurit bubar melihat kedua trah Pringgondani bertarung. Kresna pun bertanya kepada Bima.

Werkudara, sapa sing padha tukaran kae Werkudara?” “Arimbi karo Braja Denta,” Jawab Bima.
“Ngreti nek bojone gelut karo adhine mbok dipisah! Mengko yen Arimbi mati piye?”
“Mati ya dipendhem!” Wis mongso bodho wo iki perkorone wong Pringgondani, ra rep melu-melu, aku arep turu…!!!
“Wee, lha dalah, yen Arimbi mati bojone isih loro. Saiki Gathutkaca, ngger ibumu dipilara pamanmu, lha kok kowe meneng wae?”
 “Kanjeng Rama kemawon mboten wantun ngaten kok, Wa Prabu!”
 “Hla, piye, sing direwarigi nganti kaya ngene iku kowe jare. Lanangmu endi Gathutkaca?”
Mendengar keluhan Kresna, Gatotkaca pun dengan terpaksa menghadang langkah pamannya Brajadenta, sebelum terlaksana langkah Gatotkaca dihadang oleh Brajamusti.
“Ngger anakmas, kowe ra bakalan menang lawan kakang Brajadenta, isomu menang kudu ngorbanake salah sawijining pilar kerajaan lan mung aku sing weruh pengapesane kakang Brajadenta, mugo soko iku aku bakal manjining ono epek epek mu kang tengen . Namung kowe ojo kaget lamun sakmengko ono kedadeyan kang nganeh-nganehi. Mendengar itu Gatotkaca mengiyakan karena ia menduga yang dimaksud pilar kerajaan adalah benar benar pilar bangunan kraton
Akhirnya berperanglah Gatotkaca dan Brajadenta pamannya sendiri, perkelahian berlangsung seru dan hebat, Suatu ketika Brajadenta leno, dan terkenalah pukulan tepat dikepalanya oleh tangan kanan Gatotkaca yang telah disusupi sukma Brajamusti
Bersamaan itu Brajadenta tewas, kemudian secara tiba-tiba sukma ditangan kanan Gatotkaca keluar dan mengerang kesakitan. Tanpa diduga tanpa dinyana Brajadenta dan Brajamusti kedua pamannya meninggal bersamaan, mati sampyuh…!!!
Gatotkaca menangisi mayat kedua pamanya. Lama kelamaan jasad kedua pamannya itu mengecil lalu masuk ke dalam tangan kanan dan kiri gatotkaca menjadi sebuah keilmuan. dan keilmuan itu dikenal dengan keilmuan Brajadenta dan Brajamusti. Pelan-pelan terdengar suara sukma sang paman Brajadenta.
“Ngger anakmas, mangertio sakjatine aku ora benci lan sengit marang sliramu, aku nguji kaprawiranmu lan kasektenmu kang bakal mimpin Pringgondani sakmengkone, lan iki sakjatine wis dadi pepesthen uripku lan adhi Brajamusti. Aku lan adihi bakal nglindungi awakmu sakwayah wayah mbok butuhke aku ono ning kiwo lan tengen tanganmu dadi Ajian Brajedenta lan Ajian Brajamusti.

Sementara itu sisa pasukan pemberontak yang didukung astina dapat dipukul mundur. Dan Brajalamadan akhirnya diangkat menjadi patih baru bergelar Patih Prabakiswa.
http://caritawayang.blogspot.co.id/gatotkaca-winisuda-brajadenta-mbalela.html

prabu duryodana dan para punggawa kurawa sedang bertemu di dampar agung negara hastina. mereka membicarakan krisis yang menimpa pringgondani. karena brajadenta ga mau menyerahkan kursi kepada prabo anom gatotkaca. duryodana melihat hal ini sebagai peluang. hal ini diamini olehr esi drona dan patih sengkuni. maka diutuslah patih sengkuni dan resi drona untuk bertamu ke brajadenta. maka berangkatlah utusan hastina menemui brajadenta.
dikediaman brajadenta para utusan hastina diterima. drona menceritakan bagaimana perang dengan ayah pandawa menewaskan prabu tremboko ayah dari brajadenta. kemudian ditambah cerita patih sengkuni tentang werkudoro yang membunuh kakak mereka tertua arimba. dan memanas manasi bahwa arimbi malah membelot menikah dengan werkudoro. karena dipanasi brajadenta tambah marah dan bersumpah merebut tahta pringgandani.
di pringgandani prabu anom gatotkaca menghadapi para pamanya. ada brajamusti dan kala bendana. prabu anom menanyakan kenapa brajadenta pamanya ga pernah sowan. karena dianggap aneh maka gatotkaca mengutus dua pamanya brajamusti dan kala bendana mengunjungi kediaman brajadenta. apalagi telah santer beredar kabar bahwa brajadenta akan mengkudeta gatotkaca dari kursi raja pringgondani.
berangkatlah dua utusan tadi ke kediaman brajadenta. mereka kaget melihat adanya rombongan dari kerajaan hastina sudah ada disana. mereka masuk lalu menyampaikan pesan kedatanganya adalah karena diutus gatotkaca. untuk melihat kabar brajadenta apakah sakit kenapa kok ga pernah sowan ke sitihinggil keraton pringgondani.
brajadenta marah besar dan mengatakan dengan lantang bahwa dia akan merebut kedaton dari tangan gatotkaca. brajamusti dan kala bendana berusaha mengingatkan brajadenta. bahwa dia sudah dipengaruhi oleh drona dan sengkuni. tapi brajadenta tak mau peduli dan menyuruh kedua adiknya itu kembali membawa surat tantangan. maka keluarlah brajamusti dan kala bendana dan diikuti oleh bala tentara hastina.
bala tentara hastina disuruh untuk membunuh kedua utusan tapi mereka dikalahkan dengan mudah oleh brajamusti. dan segera mereka kembali ke kedaton pringgondani. mereka mengatakan apa yang mereka dengar langsung dari brajadenta kepada prabu anom gatotkaca. gatotkaca menjadi resah dan merasa rikuh berhadapan dengan paman sendiri. sementara bala tentara brajadenta bersiap menuju ke istana pringgandani.
ketika pasukan brajadenta sampai terjadi pertempuran. brajadenta sakti luar biasa sehingga hampir semua mereka yang membela gatotkaca dikalahkan. sampai sampai gatotkaca sendiri maju dan dikalahkan oleh brajadenta. kemudian gatotkaca mundur dan ebrkeluh kesah kepada pamanya brajamusti. paman saya dikalahkan dan kerajaan direbut. bagaimana baiknya?. brajamusti berkata…masalah bisa beres jika tuan raja mengorbankan satu pilar kerajaan.
gatotkaca mengira pilar yg dimaksud adalah bener bener pilar bangunan keraton. maka dia mensetujui saja perkataan pamanya. tiba tiba brajamusti berkata bahwa brajadenta bisa mati asal bertarung sampai sama sama mati melawan dirinya. lalu brajamusti pamit dan melawan brajadenta. pertarungan sangat seru. keduanya seimbang. dan ahirnya sama sama mati tertusuk keris pusaka masing masing.
gatotkaca menangisi mayat kedua pamanya. lama lama mayat itu mengecil lalu masuk ke dalam tangan kanan dan kiri gatotkaca menjadi sebuah keilmuan. dan keilmuan itu dikenal dnegan keilmuan brajadenta dan brajamusti. sementara sisa pasukan pemberontak dan hastina dipukul mundur.
https://wayang.wordpress.com/brajadenta-brajamusti/

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer