Lakon Tugu Mutyara

lakon ini menceritakan tentang di Kerajaan Astina ada Tugu Mutyara yang membawa sinar, berada di tegalkurusetra. atas petunjuk Begawan Kumbaradewa, pandawa diminta hadir di Kerajaan Astina dan bersama sama mendekati Tugu Mutyara yang ajaib itu. Raden Sanjaya tidak setuju dengan kehadiran Begawan Kumbaradewa di Kedaton Astina, maka terjadilah pertengkaran antara Raden Sanjaya dengan Adipati Basukarna. 
sementara Prabu Puntadewa, Raden Bimasena telah mendapat undangan untuk datang di Keraton Astina. Raden Arjuna dari Pertapaan Saptaarga juga menuju Keraton Astina setelah sampai di tegalkurusetra Prabu Yudistira diminta duduk di Tugu yang didahului oleh Ki Lurah Semar. pada waktu Ki Lurah Semar duduk dengan mengeluarkan angin busuk (Kentut) maka Tugu Mutyara berubah ujud menjadi Batara Kala, sedangkan Begawan Kumbaradewa menjadi Batari Durga. 
Sumber Buku Ensiklopedia Wayang Indonesia Jilid 5

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer