Menak Lare


Di mekah, Jumiril mengabdikan diri kepada Baginda Hasim, Adipati Mekah. Ia diangkat sebagai patih dan diambil menantu oleh Baginda Hasim, dikawinkan dengan Sitimahya. Dari perkawinan ini, lahirlah Umarmaya. Ketika Baginda Hasim wafat, Abdulmutalib, putranya diangkat menjadi Adipati Mekah. Abdulmutalib mempunyai seorang putra yang bernama Amir Hambyah. Sejak kecil Hambyah dan Umarmaya bersahabat karib dan selalu bersama –sama. Kekuatan Amir Ambyah luar biasa tidak ada yang menyamai. Ia dapat mencabut pohon kurma dengan mudah nya ketika berebut buah dengan Umarmaya.
Amir Ambyah juga ahli dalam berperang. Mahir dalam memainkan senjata panah, pedang dan cemeti. Ia juga mempunyai kesaktian berupa petak dan perang mengangkat Tubuh lawan, lalu dbanting. Suatu saat, Di sebuah istana di tengah hutan, Amir Ambyah dan Umarmaya Menemukan kuda Kalisahak ,kuda peninggalan Nabi Iskak lengkap dengan segala perlengkapan perang.
Suatu hari ketika Abdulmutalib pergi ke negeri Yaman untuk menyerahkan upeti, Amir Ambyah dan Umarmaya turut serta. Di tengah perjalanan mereka diserang Maktal, putra raja Ngalabani. Amir Ambyah melawan. Dalam perkelahian Maktal kalah dan tunduk pada Amir Ambyah. Raja Yaman pun akhirnya juga tunduk pada Amir Ambyah. Amir Ambyah juga memenangkan sayembara yang diadakan oleh Umandhitahim, putri raja Yaman. Namun oleh Amir Ambyah, Umandhitahim diserahkan kepada Tohkaran, putra raja Ngabesah.
Ketika Mekah kedatangan musuh dari Kebar di bawah pimpinan raja putra Huksam, Amir Ambyah segera datang menghadapi musuh. Dalam pertempuran itu Huksam tewas. Demikian pula ketika Umarmadi, raja Kohkarib menyerang Mekah, ia pun kalah dan akhirnya tunduk pada Amir Ambyah.
Mendengar tentang keperkasaan Amir Ambyah, Prabu Nusirwan dari Medayin mengirim utusan untuk memanggil Amir Ambyah. Namun diperjalanan utusan tersebut diserang oleh Umarmaya dan Umarmadi. Prabu Nusirwan lalu meminta tolong kepada Betaljemur agar Amir Ambyah datang ke Medayin. Betal jemur lalu mengutus Wahas, putranya untuk menemui Amir Ambyah, disertai surat dan dikirimi payung pusaka bernama Tunggulnaga.
Amir Ambyah datang menghadap ke Medayin dengan mengendarai kuda Kalisahak, serta diiringi oleh para raja dan paras atria. Di perjalanan, Amir Ambyah berhasil membunuh binatang hutan bernama Wabru yang banyak menimbulkan kerusakan di Medayin. Amir Ambyah kemudian memerintahkan Maktal untuk mendahului ke Medayin dan menyerahkan Wabru kepada Raja Nusirwan. Setibanya di Medayin, oleh Prabu Nusirwan Maktal diadu kesaktian melawan Hirjam, Panglima Medayin. Ternyata Hirjam kalah. Prabu Nusirwan kemudian menyambut kedatangan Amir Ambyah dengan segenap tentaranya di Medayin.
Pada saat itu Prabu Nusirwan dengan permaisurinya telah dikaruniai 5 orang putra, 2 putri dan 3 pria, yaitu Dewi Retna Muninggar, Dewi Marpinjun, Herman, Hurmus dan Semakun. Banyak raja dan para kesatria yang hendak mempersunting Muninggar. Raja Kistaham dan Kobat, anaknya sangat membenci Amir Ambyah. Selain Amir Ambyah dan Umarmaya diambil sebagai putra angkat Betaljemur, Amir Ambyah juga sangat disayang oleh Raja Nusirwan.
Selain itu, Muninggar menaruh hati pada Amir Ambyah. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Kistahan dan Kobat melawan Amir Ambyah. Kistaham dan Kobat kalah. Mereka kemudian melarikan diri minta perlindungan Raja Jobin dari negara Kaos.
Suatu ketika Halkamah, raja Kebar, menyerang Medayin. Prabu Nusirwan memerintahkan Amir Ambyah untuk menghadapinya. Dalam pertempuran yang seru itu, Halkamah tewas. Kedudukannya kemudian digantikan oleh Yusupati yang telah takluk kepada Amir Ambyah. Pesta besar diselenggarakan di Istana Medayin untuk menyambut kemenangan Amir Ambyah. Pada waktu itulaah Amir Ambyah berkenalan dengan Muninggar. Mereka berdua saling jatuh cinta dan mengikrarkan janji naik ke pelaminan sebagai jejaka dan perawan.

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer