Menak Serandil


Sadalsah, raja Selam atau Serandil, memperistri Basirin putri Bakarabunisyah, keturunan Nabi Idris. Mereka mempunyai seorang putra bernama Lamdahur. Pada waktu Lamdahur belum dewasa, raja Saldasah wafat dan digantikan oleh Saldasah, adiknya yang mempunyai anak bernama Jibul. Setelah dewasa Lamdahur mempunyai perawakan yang tinggi besar, gagah perkasa dan sakti. Khawatir kalau-kalau Lamdahur akan menuntut tahta kerajaan, Sahalsah menangkap Lamdahur dan dipenjarakannya. Tersebutlah di negeri Nglaka, Dewi Prabandini putri raja Nglaka bermimpi bersuamikan Lamdahur. Ia lalu pergi mencari Lamdahur dan menemukannya di dalam penjara di Serandil. Lamdahur dikeluarkaan dari penjara dan diajak ke Nglaka, kawin dengan Dewi Prabandini,dan dinobatkan menjadi raja di Nglaka. Beberapa waktu kemudian Lamdahur mengerahkan pasukan menyerang Serandil. Dalam peperangan itu Raja Sahalsah kalah dan tunduk. Ia kemudian diangkat menjadi raja di Negara Sulebar, sedangkan Serandil di kuasai oleh Lamdahur.
Suatu ketika timbul keinginan Lamdahur hendak menyerang Medayin. Prabu Nusirwan yang tahu rencana tersebut, segera minta bantuan Amir Ambyah, yang segera berangkaat ke Serandil. Pada waktu itu, Umarmaya mimpi bertemu Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Iskak dan Nabi Sulaeman, semua menganugerahi kesaktian, antara lain Kasang yang dapat mengabulkan semua apa yang menjadi keinginannya, tahu separoh bahasa dunia, sehingga ia bisa menjadi juru bahasa sebanyak 260 negara, dan dapat berganti rupa apa saja sesuai kehendaknya. Sahalsah, raja Sulebar yang membantu Lamdahur, akhirnya tunduk pada Amir Ambyah. Umarmaya kemudian diutus Amir Ambyah untuk menantang Lamdahur. Pertempuran terjadi di hutan. Lamdahur kalah, dan menyatakan tunduk pada Amir Ambyah.
Tersebutlah, Raja Kistaham yang ingin membunuh Amir Ambyah. Ia kemudian mengirimkan dua wanita penghibur, Jamsikin dan Samsikin supaya meracuni Amir ambyah. Umarmaya yang waspada, berhasil membunuh kedua wanita penghibur tersebut, dan berhasil memperoleh obat penawar racun bagi Amir Ambyah dari Nukman, pendeta di Tagelur. Kistaham kemudian diserang Lamdahur, dan lari kembali ke Medayin, melapor kepada Prabu Nusirwan bahwa Ambyah telah tewas dan mengusulkan agar Muninggar dikawinkan dengan raja Bangid. Umarmaya, Lamdahur dan Amir Ambyah segera menyusul pergi ke Medayin. Kistaham ketika mendengar Amir Ambyah masih hidup dan akan datang ke Medayin, pergi melarikan diri hendak minta bantuan ke Negara Kaos. Sedangkan Raja Bangid ditangkap oleh Umarmaya dan Lamdahur, kemudian dijebloskan ke dalam penjara.
Keinginan Prabu Nusirwan untuk segera menikahkan Muninggar dengan Amir Ambyah, dicegah oleh Bestak, yang mengirimkan utusan untuk membunuh Amir Ambyah, tetapi gagal. Bestak mencari akal, ia mohon agar Muninggar disembunyikan dan diberitakan kalau Muninggar telah bunuh diri. Siasat ini dimaksudkan agar Amir Ambyah ikut mati karena sedih. Usaha inipun gagal, karena Umarmaya dan Lamdahur berhasil membongkar kuburan palsu yang diberitakan sebagai kuburannya Muninggar.
Amir Ambyah marah, tetapi kemarahannya itu dibelokkan Bestak untuk menghadapi raja-raja yang hendak melawan Medayin, yaitu Yunan, Ngerum dan Mesir. Amir Ambyah berjanji, tidak akan mengawini Muninggar sebelum raja-raja itu tunduk. Amir Ambyah dan pasukannya segera berangkat disertai Raja Karun sebagai penunjuk jalan, yang tanpa setahu Amir Ambyah telah mendapat perintah rahasia dari patih Bestak agar meracuninya. Namun usaha keji itu mengalami kegagalan. Karena Raja Karun hanya sebagai orang suruhan, maka Amir Ambyah memaafkannya.
Ke Arab. Amir Ambyah lalu menyerang Raja Jobin. Pertempuran berkobar hebat di Bakdiatar. Dalam pertempuran trsebut, kening Amir Ambyah tertusuk pedang Jobin. Ia segera dilarikan ke Arab, dan diobati Umarmaya sampai sembuh. Pasukan Medayin segera mengepung Arab, yang membuat Arab kekurangan pangan. Untunglah Muninggar berhasil mencari gandum ke Medayin. Umarmaya pun berhasil masuk ke perkemahan pasukan Medayin, meracuni Prabu Nusirwan, patih Bestak dan Jobin. Dalam keadaan tak sadarkan diri, mereka diserahkan kepada Amir Ambyah, tapi Amir Ambyah menolaknya. Umarmaya membawanya kembali ke perkemahan, tetapi diperjalanan mereka dicukur, dipermalukan dan disakiti.

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer