Kisah Wahyu Ungguljayayudha serial ramayana

Adegan pasowanan nagari Pancawati, sang Prabu Sri Batara Ramawijaya menanyakan bahwa sang Prabu semalam bermimpi "bertemu dengan salah seorang dewa agung dia memberikan sebuah sesuatu azimat yang bercahaya putih sangat terang" lalu menanyakan kepada sang Resi Lomasa yang saat itu berada di pasowanan Keraton Pancawati. Sang Resi menjawab bahwa mimpi itu bertanda bahwa sang Prabu akan mendapatkan anugerah dewata agung yang turun di hutan yang tidak jauh dari Keraton Pancawati.
Selanjutnya Sang Prabu mengutus Patih Kapi Jaya Anila untuk keluar bersama Kapi Jaya Anggada untuk mencari petunjuk dewa yang dialami mimpi sang Prabu. Sesampainya di alun alun Keraton Pancawati Patih Anila mendapati Resi Laksmana sedang menyendiri, di kagetkanya dari belakang oleh Anila seketika Resi Laksmana berubah drastis menjadi wandu, lalu Anila ketakutan bersama dengan Anggada lari ke Keraton untuk perlindungan.
Lalu sang Laksmana wandu tersebut masuk keraton dan merayu sang Prabu untuk dikasihani, Prabu Sugriwa datang dan melerai pelukan itu sambil bertanya "wahai raden ada apa dengan dirimu sehingga menjadi seperti ini" sang Laksmana wandu terdiam dan terjadi keributan di luar Keraton Pancawati segera Prabu Sugriwa mengekang sang Laksmana wandu dan keluar bersama Patih Anila, Kapi Anggada dan Raden Wibisana.
Sementara itu sang Prabu menanyakan bagaimana bisa menjadi seperti ini wahai adikku tersayang, seketika sang Laksmana wandu menjawab "sang Prabu aku seperti ini ulah Rakseksi bernama Dewi Sarpakenaka yang ingin memanfaatkan diriku menjadi wandu seperti ini" lalu sang Laksmana wandu ditolong oleh Resi Lomosa hingga sembuh. setelah sembuh sang Resi Laksmana segera keluar Keraton guna meredam gara gara diluar Keraton Pancawati.
Sementara di luar istana Keraton Pancawati terdapat sang Raja Alengka yang sedang mengamuk mengobrak abrikkan seluruh isi istana Keraton Pancawati. saat itu sang Prabu Ramawijaya kedatangan cahaya putih di dekat pasowanan dan menjelma ke ujud aslinya bernama Batara Guru lalu memberi petunjuk bahwa sang Prabu harus pergi ke tepi pinggir pantai lautan. setelah itu menunggu dan menunggu sang Prabu tiba saatnya untuk diwejang mantra dengan berbisik bisik suara Sang Hyang Manikmaya ingin memberikan sesuatu kepada Sang Sri Rama, lalu sang Prabu Ramawijaya menanyakan apa maksut dewa agung datang kepadaku dan memberi sebuah mantra kepadaku, apa maksudnya? lalu dewata agung itu menjawabnya "aku mewejang dirimu dengan Wahyu Kemenangan" kemenangan apa oh dewata agung? dewata agung menjawab "yaitu Wahyu Ungguljayayudha yang besuk akan kamu hadapi untuk melawan raja raksaksa dari Alengka, mungkin kamu sudah maksud apa yang telah ku beritahu" sang Prabu terdiam dan kembali dengan disertai cahaya di tubuhnya.
Ketika sewaktu pulang ke Pancawati, gara gara sudah diredamkan oleh punggawa punggawa Pancawati lalu mereka menanyakan ada apa dengan sang Prabu kelihatan ceria berseri seri. lalu sang Prabu Ramawijaya menjawabnya bahwa ia barusan memperoleh wahyu kemenangan yang besok di hadapi oleh para prajurit, senopati, serta punggawa Pancawati, lalu mereka paham dengan yang dikatakan Sri Rama tersebut.

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer