Lakon Parikesit Lair

Lahirnya Parikesit

setelah bharata yudha, kerajaan trajutisna membuat geger. karena rajanya bomanarakasura sudah tewas oleh senjata chakra kresna ayahnya sendiri dalam sebuah peristiwa sebelum bharata yudha, maka kerajaan trajutisna dipimpin oleh maha patihnya sendiri.
maha patih ini mempunyai dua keinginan yang pertama adalah dia ingin memperistri dewi utari janda abimanyu. yang kedua dia ingin membelaskan dendam rajanya yang mati karena intrik gatotkaca, tentu ini menurut versi dia.
maka berangkatlah pasukan raksasa trajutisna ke wirata, untuk mengepung negeri itu dan melaksanakan perintah rajanya yaitu untuk menumpas pandawa dan merebut dewi utari janda abimanyu.
pasukan trajutisna dipulangkan oleh satria satria wirata, yang sebenarnya bermaksud untuk membuka jalan, dan mengamankan kepulangan pandawa ke hastinapura. seperti kita ketahui bahwa setelah duryodana tewas maka otomatis kurawa dinyatakan kalah dan negara hastina menjadi negara milik para pandawa.

setelah prajurit trajutisna dipulangkan. maka rombongan pandawa segera berangkat ke hastina. sampai di hastina permaisuri banowati di berikan tempat di taman kaputren kerajaan. dan puntadewa dinobatkan menjadi raja hastinapura, indraprasta dan hastina dijadikan satu.
dalam keadaan gembira ini parikesit lahir dari rahim utari istri mendiang abimanyu. sementara itu di hutan kurusetra kertomarmo satu satunya kurawa yang masih hidup sedang berjalan tak tentu arah, dan sampai suatu saat bertemu dengan aswatama anak resi dorna.
kertomarmo bercerita bahwa kurawa sudah habis, dan hastina kalah. aswatama bercerita bahwa setelah dia diusir dari hastina karena marahnya almarhum prabu salya, maka dia bertapa di hutan kuru setra. mereka berdua berjanji akan membalaskan kematian saudara mereka. aswatama dendam kepada drestajumna dan anak keturunan pancala, sementara kartomarmo dendam kepada banowati yang dianggapnya membocorkan rahasia kematian para pembesar hastinapura.
mereka berhasil menyusup ke keraton hastina, aswatama membunuh drestajumna, setyaki, srikandi dan larasati, serta putera putera pancala. ketika dia akan membunuh parikesit, bayi kecil itu menjejakan kakinya ke panah pasopati yang ada di kakinya. dan paospati melesat menusuk mata aswatama. dan gegerlah kerajaan hastina yang terlelap.
aswatama mengamuk dan membunuh banyak perwira kerajaan, termasuk diantaranya patih udawa, aswatama mengamuk menggunakan senjata cundo manik peninggalan ayahnya resi dorna.
arjuna mendengar ada keributan segera berniat untuk keluar, tapi dihalangi sumbadra yang cemburu karena tahu arjuna ada rasa dengan banowati. karena arjuna merasa gelisah dia cepat melompat dan menutup pintu berat dengan tenaganya tujuanya menghalangi subadra ikut denganya. tapi malang subadra tewas tercepit pintu raksasa itu. maka tewaslah dia menyusul srikandi dan larasati.
di keputren, banowati merasa kangen dengan arjuna. kebetulan amsuklah kartomarmo ke kaputren dan melemparkan senjatanya ke perut banowati, banowati tewas, sebelum tewas dari lukanya keluarlah seorang bayi hasil hubungan dengan arjuna bernama lesmanawati.
arjuna menangisi kejadian ini dan tambah menangis ketika kresna datang dan menyampaikan bahwa 3 istrinya tewas. kertomarmo dibunuh oleh werkudoro, sementara aswatama berhasil lari ke hutan dan tewas disana karena luka lukanya.
pandawa merasa sakit dan murung dengan korban yang banyak dipihaknya, ketika itu datang juga resi abiyasa dan prabu matsyapati di ruang paseban. kresna menyampaikan bahwa setiap yang hidup pasti mati dan berpisah. datanglah sekonyong konyong bhatara narada memberikan wangsit petunjuk dewata.
resi abiyasa, prabu matsyapati nakula dan sadewa diberikan sorga tundo songo. mendengar itu resi matsyapati, abiyasa, nakula dan sadewa segera menutup 9 lobang dalam semedi, dan moksa dengan jalan semakin menegil sampais ebutir emrica dan hilang, masuk ke sorga tundo songo.
sementara yudistira dan istrinya diberikan tugas mencari orang yang bisa memaparkan jimat kalimosodo. maka hari itu juga puntodewo berhenti jadi raja dan mulai berjalan tak tentu arah bersama istrinya mencari siapa yang bisa membabarkan jimat kalimosodo.
sementara itu pasukan trajutisna menyerang hastina, dan berhasil diusir oleh arjuna dan werkudoro, arjuna berhasil membunuh maha patih trajutisna, dan pasukan raksasa itu mundur.
tancep kayon
https://wayang.wordpress.com/lahirnya-parikesit/

Parikesit Lahir

Lakon ini menceritakan tentang peristiwa setelah Suyudana setelah gugur, Aswatama, Resi Krepa, Kartamarma, dan Dewi Banowati berada di Kerajaan Tirtatinalang. Pada suatu hari Dewi Banowati menghilang dan ternyata pergi menggabungkan diri dengan Arjuna. Aswatama. Krepa dan Kartamarma lalu pergi secara sembunyi-sembunyi ke Astina untuk menyelidiki.Sementara Utari melahirkan putra dan diberi nama Parikesit, dan rencananya kelak akan diangkat menjadi raja di Astina.Dewi Banowati merawat bayi itu dan membantu Drupadi dan Utari. Karena lelah, Dewi Banowati istirahat di Taman Kadilengleng. Tiba-tiba Aswatama dan pengikutnya menemukan Dewi Banowati dan membunuhnya, karena dianggap berkhianat pada Kurawa.Aswatama, Kartamarma dan Krepa lalu masuk istana secara diam-diam dan menemukan Parikesit, mereka berpikir kelak bayi ini menjadi pewaris takhta Astina. Aswatama hendak membunuhnya tetapi sang Bayi menjerit dan kakinya menendang-nendang. Panah pusaka Pasopati, yang diletakkan Arjuna di pembaringannya tertendang, mental mengenai dada Aswatama dan tewa seketika.Kartamarma dan Krepa bersembunyi di taman tetapi kepergok dan ditangkap Bima lalu dibanting ke tanah, tewas seketika. Jiwa mereka berubah menjadi brengkutis (kewangwung, serangga pemakan kotoran).Arjuna sangat sedih atas kematian Dewi Banowati, maka Kresna berusaha menghiburnya dan ditawari putri yang amat mirip dengan Banowati yaitu Dewi Citrahoyi, istri Prabu Arjunapati dari Kerajaan Sriwedari.Arjunapati bersedia menyerahkan istrinya kepada Arjuna, tetapi harus melangkahi mayatnya lebih dahulu. Akhirnya Arjunapati terbunuh oleh Kresna, sehingga Dewi Cintrahoyi dapat dipersunting Arjuna.
http://tokohpewayanganjawa.blogspot.co.id/parikesit-lahir.html
Gambar terkait
Tokoh Raden Parikesit putra Raden Abimanyu dengan Dewi Utari cucu Raden Janaka dengan Dewi Sembadra 

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer