Kesultanan Komisi/Kaimana Papua

Kerajaan Komisi
       Seorang Putera Mahkota Raja Komisi bernama Hakim Achmad Aituararauw .menyebutkan bahwa kerajaan Islam pertama didirikan di Pulau Adi pada tahun 1626 dengan nama Eraam Moon, yang diambil dari bahasa Adi Jaya yang artinya “Tanah Haram”. Raja pertamanya bernama Woran. Namun jauh sebelumnya pada abad ke XV (1460-1541) penguasa pertama di pulau Adi, Ade Aria Way, telah menerima Islam yang dibawa oleh Syarif Muaz yang mendapat gelar Syekh Jubah Biru, yang menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu. Namun sambutan positif lebih banyak diterima di pulau Adi dalam hal ini di daerah kekuasaan Ade Aria Way. Setelah masuk Islam Ade Aria Way berganti nama menjadi Samai. Kemudian Samai mencatat bahwa pada tahun 1760 Ndovin yang merupakan generasi kelima dari Samai mendirikan kerajaan Kaimana dan bertahta di sana dengan gelar Rat Umis As Tuararauw yang kemudian dikenal dengan nama Raja Komisi

Kerajaan Kaimana terletak di Kab. Kaimanaprov. Papua Barat, di Semenanjung Bomberai.
Sejarah kerajaan Kaimana

Kaimana adalah salah satu dari 9 kerajaan kecil  di semenanjung Bomberai di Papua.
Awalnya Kaimana adalah bagian dari kerajaan Namatota (Namatotte), namun perlahan tapi pasti menjadi efektif suatu daerah pada itu sendiri.
Kaimana pasti sudah 5 abad milik sendiri. Beberapa abad lalu itu bergabung dengan Namatota. 

Namatota memiliki raja raja lebih kecil di bawah kekuasaan itu.
Ketika Kaimana masih adalah daerah independen, itu memerintah daripulau Adi, tapi kemudian mereka pergi ke daerah Kaimana tepat dan menyebut dirinya Kaimana Lamora.
[Kaimana kingdom, Irian Jaya
              (Indonesia)]
Bendera Ksl. Kaimana/ Komisi 


Daftar raja
Penguasa / Rulers (title Rat, from c.1898 Raja)
…. – ….:  Umis I Imaga
…. – ….:  Umis II Basir Onin
…. – ….:  Umis III Woran
18..    – 1898: Umis IV Nduvin
1898 – 1923:  Umis V Naro’E
1923 – 1966:  Umis VI Achmad Aituarauw
1966 – 1980:  Umis VII Muh Achmad Rais Aituarauw (+1980)
1980 – …:       Umis VIII Abdul Hakim Achmad Aituarauw

Pasang Surut Para Raja Kaimana

  • Raja-raja Aituarauw berasal dari kawasan Pegunungan Mbaham, Tiri Abuan Wanas kemudian berdiam di Gunung Baik di Semenanjung Kumawa yang kemudian hari dikenal sebagai kawasan Patimunin. Raja pertama bernama Imaga yang bersaudara dengan kakaknya Imuli. Pusat kerajaan pertama Raja Imaga adalah di Weri, sebuah tampat di Teluk Tunas Gain di wilayah Fakfak. Raja Imaga mengklaim dirinya sebagai Raja Patimunin dan wilayahnya disebut Sran. Kakaknya yang bernama Imuli membangun Ibukota kerajaannya di Gar Ati Unin dan dia menyebut dirinya sebagai Raja Baham, Kerajaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan di kemudian hari dan turunannya sudah tidak lagi menjadi Raja karna Dia bukanlah seorang ahli strategi maupun ahli berperang. Turunannya saat ini terkenal sebagai Joupiad dan Paduade, dan merupakan keluarga-keluarga yang mempunyai tanah adat di kawasan Baham, Kokas, dan Kapaur.
  • "Basir Onin" anak dari Imaga memindahkan Kerajaannya ke Pulau Adi dan menyatakan sepuh kemudianmengangkat anaknya Woran sebagai Raja. Ibukota Kerajaannya adalah teletak di Borombouw.
  • Woran memerintah dalam waktu yang cukup lama dan mengangkat anaknya Wau'a sebagai Putra Mahkota. Wau'a meninggal dalam usia muda sebelum sempat menjadi Raja. Raja Wora adalah Raja Papua yang bertemu dengan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit yang diterima di istana Borombouw di Pulau Adi dengan kebesaran, istananya diberi nama San Nabe. Yang di atas bumbungannya terdapat ukiran "buaya berwarna putih dan merah". Bendera Kerajaannya berwarna Merah, Putih, dan Hitam. Dikemudian hari bendera kerajaan ini memperoleh modifikasi oleh Habib Mutahar Alhamid yaitu berupa : Merah, Putih, dan Hitam, ditengahnya terdapat gambar dua ekor anjing yang mengangkat kunci di latar belakng bendera ada gambar Matahari. Simbol kerajaan adalah Buaya Merah dan Buaya Putih yang saling berhadapan dalam posisi bertarung (sambil berdiri).
  • Nduvin dinobatkan sebagai Raja setelah kematian Woran. Beliau memindahkan Kerajaannya dari Borombouw di Pulau Adi ke E'man, yang di kemudian hari dikenal sebagai Kaimana. Nduvin menikah dengan putri Wai dari Bonggofut marga Ai yang berasal dari Gunung Natau di Franyau yang bernama Mimbe Werifun. Akibat perkawinan tersebut maka terjadi pembayaran harta yang cukup besar yang disebut Vanggim.
  • Nduvin adalah seorang Raja yang sangat sakti dan keramat, Beliau moksa di selat Nautillus yaitu selat antara Semenanjung Kumawa dan Pulau Adi. Dia merasa bangga dengan anaknya Nawaratu atau di kemudian hari dikenal sebagai Raja Naro'E, yang menjelajahi seluruh dataran rendah Bombarai dan daerah Wondama yang dipercaya sebagai bagian dari keluarganya turunan Kurry dan Passay. Raja Nduvin juga mempunyai turunan dari Umburauw kampung Bahumia dan di Ubia Sermuku.
  • Raja Naro'E melakukan ekspansi wilayah kerajaannya ke arah barat dan timur melalui perkawinan di kawasan Teluk Berauw dimana keluarganya adalah Fimbai dan Refideso di Miwara dan Uduma dengan keluarga Kamakaula, di Teluk Bicary dengan keluarga Nanggewa dan Nambobo, serta keluarga Ai di kawasan Mbaham Iha dengan Boki Sekar dimana anak perempuannya Koviai bata dinikahkan dengan Lakatei yang kemudian menjadi Raja Wertuar di Namatota anak perempuannya Sekar Bata dinikahkan dengan Lamora, Raja Namatota. Raja Naro'E juga melakukan ekspansi melalui peperangan dan pelayaran hongi, pasukannya diberi nama Sabakor. Suku ini adalah penguasa-penguasa di lembah utara dataran Pegunungan Kumawa, yang mengalir Kali Buruway, yang membentuk Teluk Buruway. Keluarga Raja ini berdiam di Yarona, Garosa, Hiya, dan Gaka - Guriasa.
  • Raja Iwawusa, adalah anak dari Raja Naro'E. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang dinikahkan dengan seorang Pangeran dari Kerajaan Fer di Langgiar (Nuhu Yuut). Raja Iwawusa semakin memperkokoh kerajaannya yang berpusat di Kaimana melawan seluruh Hongi.
  • Raja Achmad, adalah Raja yang menjalankan pemerintahan dengan baik dan mulai menata Ibu kota Kerajaan karna sudah tidak ada lagi Hongi. Kakaknya Iwawusa adalah Raja dan Panglima perang yang sangat ditakuti di seluruh kawasan Arafura. Raja Achmad memperoleh banyak penghargaan dari banyak Raja-raja dari Tanah Jawa, Maluku, dan Eropa. Bintang yang diperoleh adalah sebanyak enam buah, sehingga beliau dikenal sebagai Raja Bintang. Beliau dimaksulkan oleh Belanda pada tahun 1920, akan tetapi oleh Belanda beliau masih diperkenankan memimpin pengadilan adat dan mengurusi pemerintahan untuk Bumi Putera. Beliau memperoleh Peningen Recognitie sebesar f 2.000 (Gulden Nederland). Setelah TRIKORA pemerintah Indonesia memimpin Papua, Beliau sudah tidak memperoleh penghargaan apa-apa lagi. Beliau seperti dilupakan. Raja Achmad memfokuskan perhatiannya pada persoalan agama, pendidikan, kebudayaan, dan adat istiadat masyarakat.
  • Raja Muhammad Achmad, lebih dikenal sebagai Bestuur Achmad. Karna beliau adalah seorang HBA (Hoofd Bestuur Administratie) dan kemudian menjadi anggota Niew Guinea Raad (NGR) atau Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat yang berkedudukan di Hollandia. Beliau terlibat aktif dalam pasang surutnya perjuangan rakyat Papua sampai di hari tuanya Beliau masih terus mengikuti perkembangan dalam memberikan pertimbangan dan surat-surat otentik atas perjuangannya. Saat ini beliau telah menyatakan sepuh dan anaknya yang ke-tiga Abdul Hakim Achmad melaksanakan tugas-tugas Raja.
http://aituarauw-kaimana.blogspot.co.id/pasang-surut-para-raja-kaimana.html
soal asal usul saya tidak tahu, jika memang anda mempunyai sumber yang kuat bisa beri masukan kepada saya, saya keterbatasan untuk mengecek semua sumber ini 

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer