Kesultanan Nunusaku Maluku Selatan

NUNUSAKU


Dengan Nunu Saku di maksudkan Pohon Beringin ( Buyan Tres ) . Tetapi Nunu Saku sesuai penjelasan tradisionil lebih menyerupai pohon popythea seperti jenis yang di gambarkan oleh A.R Wallace ( Malay Archipelago 1869.p.64).
" Nunu Saku " terbentuk dari tiga kumpulan akar yang berpijak pada tepi sebuah danau; pohon bertumbuh menutupi danau.
Dari tempat dimana akar akar-akar memusat menjadi satu, keluarlah air yang mengisi danau ( Waele Butui - Air dari alat kelamin laki-laki). Air dalam danau disebut : Nunu Wae Sane = satu satu air suci yang kudus yang hidup dan yang abadi. Dari danai ini air menghilang kedalam bumi dan melalui terowong didalam tanah muncul kembali sebagai mata air pada bagian hulu ketiga batang air, dan melalui ketiga batang air Eti - Tala - Sopalewa di antarnya air turun kemuara.
Pada awalya Kapua Upu ila Kahuresi menciptakan alam semesta ( ASA ) menampilkan Bapak Matahari = Upu Tahola; ibu Bumi : Upu yama ese dan pengawalnya bumi : upu ila kae = Bulan.
Selama pertumbuhan mereka dari masa kanak-kanak hingga dewasa, terjadilah bahwa sang bapa matahari menaruh hati pada ibu bumi dan sebaliknya; maka ketika sinar pertama dari bapa matahari menyentuh ibu bumi, Hamilah ibu bumi sembilan zaman lamanya sesudah genap waktunya lahirlah : " Alif Uru " = Manusia Awal.!
" TEMPAT KELAHIRAN TERSEBUT ADALAH NUNU SAKU " Alif Uru minum dari air dan makan dari daun dan buah yang bertumbuh pada pohon yang suci kudus itu. Berikutnya bertambah banyaklah manusia awal ( wanita pertama keluar dari pohon pisang dan bambu). kemudian mereka diawali oleh empat kepala; tiga diantaranya melambangkan masing-masing : Nafsu, Jiwa, rasa dan ratio di dalam manusia yang saling bertentangan yang satu terhadap yang lain dan sebaliknya.
Ai Ukene (Lisabata)
1. Latu teru ijele hena ponie = Betul di negeri dulu ada tiga raja
2. Si Ambamuwe nunu jela lehui = Semua keluar di baringin besar
3. Ni sama ini waele senu waele = ini air besar semua sama saja
4. Si amanu pakea ni pakeana = Kasih hanyut ini pakaian- pakaian
5. Ama kai latu uhu inai = Nanti saja harus naik jadi raja
6. Sine Nua latu nuhu selane = Dua raja ini punya kuasa sama
7. Nuhu selane nete naru penusi = Kuasanya sama tetapi hatinya tidak betul
8. Si manahu mambuasa = Lain kasih jatuh lain
9 Lembea one Welea = Adu kekuatan di dalam air
Karena faktanya ketiga latu tidak mampu hidup bersama secararukun dan harmonis, maka dengan demikian mereka telah melanggar hukum : " Persekutuan Awal " yang telah ditegakkan oleh moyang moyang mereka sebagai : hukum " Sirih Pinang " ( Sirih, kapur, pinang, tembakau, dan cengkeh ).
Hukum yang telah diatur dalam persekutuan ini ialah : " Kita semua satu dari satu tubuh dengan " Kapua Upu Ila Kahuressi " sebagai kepala dan " totalitas" Maka kepala yang keempat yang melambangkan " Kuasa Roh " dalam manusia memerintahkan ketiga kepala untuk pergi dari lokasi Nunu Saku dan menjelajah bumi, Masing-masing mereka dengan kelompok yang berada di bawah pimpinan mereka. Dijanjikan kepada mereka bahwa Kapitan Besar akanmengatar mereka kembali untuk memperbaharui persekutuan awal; Menegakkan kembali hukum " Sirih Pinang " dan menyatukan mereka kembali ketiga Latu kembali ke gunung Fah ( di Ulate Inai ) untuk memperbaharui persekutuan awal karena Uru telah melupakannya, Maka sejak itu mereka di berikan nama " Hara Fah Uru " atau " Harafuru " yang arinya : URU DARI GUNUNG FAH. ( seperti zaman sekarang jelas masih dalam Peta laut harafuru atau di sebut arafuru atau laut alifuru atau Laut Arafuru ).
1. AI UKENE ( Nomali = Huelehu) = (Pesan) Ama - Ina untuk uru didalam ini ( Bomali- Nuwelehu)
2.Manu Tula potike sapalene = Roh dari langit diraih oleh upu yang datang bertemu dengan kau dialam ini
3. Rutu keku Nunusaku retui = Uru kalau dinunusaku baiknya pakai rutu-rutu
4. Kaha ketu waele teru, waele = Pergilah sampai keatas sampai keair besar - Tiga air besar
5. Sapawela surikamba-lesi = Sapawela yang menyapu bersih pada pandangan pertama seperti uli mengamati dan membela
6. Waele eti moni tihu mitene = Air besar eti bagaikan imam besar yang menegakkan hukum
7.Waele tala tahi sane samane = Air besar tala yang menghasilkan satu tubuh yang kekal dan paling berharga
8. Runa essi patia teru, one walea joo! = Anak uru kuasa terbagi tiga langgar air yoo!
9. Runa essi latua teru = Anak uru kuasa dari Allah tua benar tiga.
Kemudian persekutuan ditegakkan kembali " Sesudah mana kembali mereka turun lewat batang - batang air kini sebagai manusia dari gunung Fah untuk melaksanakan Hukum : Heka - Leka sampai Kapitan Besar Riri Ama ( Bapa Hakim ) mengantar mereka kembali ke Nunu Saku untuk selama-lamanya.
1. Turu lau haha ika kau e yami = itu orang jauh didaratan tinggi seperti kita juga
2. Hale nusa opono lease e yami = kita semua disebelahnya pulau ambon dan lease
3. Uling enye liasa manima = Satu kali potong tali putus ( dan ) gasepa terguling lepas
4. Nasi totol lema urie = Bermain hanyut menyesakkan nafas
5. Biang huta kamu kamu mouputi = Biang kamu kamu (menutup) permukaan dan tubuh. Menjadikan kita putih( agar tidak terlihat oleh orang lain)
6. Riri ama tutu hena sepa o = riri ama tegakan negeri asli o!
7. Riri ama kwae hena sepa o = riri ama cari negeri asli o
Demikian Nunu Saku adalah tempat dari pada awal kemana URU di dalam alam semesta akan di hentar kembali setelah dia memenuhi hukum " Leka " dan dipesankan bahwa hanya URU yang telah dilahirkan Baru " LEKA " - URU yang telah menyatu dengan alam semesta dapat menemui dan melihat NUNUSAKU
Nunu Saku = Unu Nusa Asa Ku = Bagian pulau dimana ku menjadi satu dengan Asa yang tunggal.
" KERANGKA DASAR SIWA-LIMA "
URU LELAKI DAN MATAHARI TERBIT
Supaya lebih dekat pada POLA PEMIKIRAN SIWA LIMA pendekatan ini mengusahaakan mengikuti jejak-jejak para pemburu Pola Dasar Siwa Lima milik mereka sendiri, ditegaskan demikian oleh salah satu dari pada yang memangkunya. Totalitas berasal dan menyeluruh ASA secara fungsionil di divensiasikan serta bertumbuh di dalam diversifikasi menuju sublemasi kembali ke asal, dengan integrasi sebagai suatu konstant.
Kerangka dasar SIWA LIMA sebagaimana dikatakan sebagai Multi Dimensional Spiritual, Mental maupun Pisikal. Pengertian dari pada totalitas Sangatlah berharga sebagai suatu konsep fundamental. Manusia ( Tubuh ) adalah model ( Kerangka Dasar ) untuk totalitas, akana tetapi juga untuk pembidangan diferensiasi dan difersifikasi fungsional yang mengikuti suatu peraturan khusus. Urutan ini tidak hirarki tetapi terikat pada senioritas ( Ketuaan ) dari pada lambag yang diwakili setiap pembidanan/diferensiasi.
Keempat dasar fungsi utama adalah symetrical serta menyatu kembali bersama kedalam totalitas.
Andaikata di bandingkan pendekatan ini di dalam bahasa cinematografi, maka subjek tersebut dipandang terlebih dahulu dari pada sudut lebar. Berikut dari urutan peneropongan “ Close “. Close up ini mengikuti urutan simbolik dari pada senioritas setiap masalah bersangkutan ( seperti akan di ekspose : urutan senioritas ini adalah variabel).
Mitos menempatkan asal dari pada manusia sebagai pola pemikiran di pusat pegunungan di tengah dan bagian barat dari pulau Seram di Maluku Tengah.
Selama berabad abad mereka meluas dan menempatkan dirinya di pulau pulau sekitar : Buano, Kelang, Manipa, Buru, Ambon dan Uliase ( Haruku, Saparua, Nusalaut )dimana mereka masih menetap sampai dengan sekarang ini.
Sesuai sejarah setempat, generasi-generasi yang mengatur migrasi tersebut telah berlangsung sejak 3000 tahun sebelum masehi. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Seram, Ambon, Manipa dan sebagian besar di bawah bimbingan dari Bapak Ir. S.J.M Sijauta yang memperkenalkan peneliti pada tradisi SIWA LIMA dan seluk beluknya. Terima kasih tak terhingga dari saya katanya dan pada penduduk Seram, Ambon, Leitimor, Hitu dan Manipa.
Penelitihan dilangsungkan di bawah asuhan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Sponsor oleh Universitas Pattimura Ambon dan di dukung leh Leopold III Foundation Oleh Belgian Foundation untuk peneliti antropologi oleh kementrian Belga untuk French Community dan oleh Fric University of Brussels dan bukunya “ URU SON OF THE SUNRISE “ tahun 1983-1984.
URU DI DALAM ALAM
Uru ( atau Ulu ) berarti orang dan ( Juga ) kepala Uru didalam alam diwakili oleh 9 = 5+4
Yang 5 mewakili :
Manusia dan keempat fungsinya :
1.Mon
2.Tuni
3.Mahu
4.Marna
Yang 4 mewakili :
Manusia awal di dalam alam dan :
1.Upu Tahola ( Matahari ) 3+1
2.Upu Ila Kee ( Bulan ) (ali –
3.Upu Yama ee ( Bumi ) furu
Diwakili pada kelahiran manusia oleh :
“ Kaka “ yang secara fisik menemani manusia pada kelahirannya
1.Nafas ( Teriak pertama ) persamaan : Udara
2.Placenta : Api
3.Air Ketuban : Air
4.Kotoran : Tanah
Note : Komponen-komponen yang menemani manusia pada kelahirannya dikenal adalah 4, tetapi disebut kaka ( bukan 4 kaka yang dianggap adalah satu ( Asa )
Dalam hal ini 9 = 5+ 4 Uru didalam alam menguasai alam dengan mempergunakan kaka untuk mengantarnya didalam alam.
TUBUH MANUSIA SEBAGAI MODEL (KERANGKA DASAR)
“ Apabila kita memperhatikan tubuh manusia yang mati kita sadar bahwa secara fisik ( Organik ) dia lengkap ( Tuni ) didalam tubuh ada infra struktur ( Mahu )
Berikut adalah enersi/phisikal, mental dan spiritual ( Moni )
Jikalau ketiga fungsi tersebut berfungsi, maka tubuh yang mati – menjadi hidup. Dia akan hanya tetap hidup apabila pelepasan kotoran berfungsi ( Marna ). Kita anggap tubuh sehat apabila keempat fungsi berfungsi. Ini adalah tujuan dari tubuh yang hidup.
Manu : Yang paling berharga dari langit diwakili oleh burung diartikan Roh (Spirit)
Mani : Yang paling berharga dari bumi diwakili oleh benda-benda perhiasan(Jewels) “ Mani-mani: tali “ kain pinggang” atau kalung “Mani mani”
Uru ( atau Ulu ) dalam pusat kepala manusia dan Hesam asa diartikan dalam daerah tengah Tubuh ( Daerah pusar ).Separuh Tubuh Daerah Pusar keatas diartikan dalam sebuah bagian Langit dan separuh tubuh daerah pusar ke bawah diartikan dalam bagian Bumi. Di dalam tubuh dengan tangan menengadah keatas antara tangan dan daerah Dada ( Hati ) disebut Hiti dengan arti Angkat Tubuh ( Promosi pada tingkat yang lebih tinggi ), seterusnya dari daerah dada ( Hati ) sampai pada kaki manusia diartikan dalam Hata yang artinya Lever,jantung jiwa dari nyawa/batin, kesadaran seluruh tubuh.. Selanjutnya daerah Kaki sampai dengan berpijak di bumi disebut Hatu yang artinya Batu,Karang,alas/landas yang sama dengan dibawah tubuh.
Note : Hesam Hesa ( Atau Hesam Asa ) adalah tempat dimana bagian langit dan bumi bertemu menyatu. Disini tempat ikatan “ Tali Kain “ dengan 14bbuku mewakili ketujuh roh langit dan ketujuh roh bumi. Di pinggang juga dibawa milik yang paling berharga ( benda material maupun spiritual )
Tubuh manusia dibagi menjadi 4 bagian Bagian atas pusar adalah bagian laki-laki dan bagian bawah pusar adalah perempuan. Berikut bagian kanan tubuh laiki-laki dan bagian kiri tubuh adalah perempuan
Kita mengenal : Tuni – Mahu – Moni – Marna masing-masing dengan fungsinya dan kepala mewakili seluruh tubuh.
Contoh :
•Akar Kelangit = Lima ( atau Rima ) = tangan
•Lingkaran Tengah Sekitar Pusar Manusia = Huse ( atau Puse ) = Pusar – Pusat, Pemusatan Sorotan.
•Akar ke bumi = Jai ( atau Ai atau Ae ) Kaki
“ Lima atau tangan adalah akar yang meraik hal-hal spiritual seperti akar tanaman perolin air dan makan ”
( Kita harus berjalan dengan kaki telanjang untuk memperoleh kekuatan dari bumi yang memasuki tubuh Kekuatan kakimu adalah kekuatan Pisik dari pada tubuhmu ) juga bila kita adakan hubungan dengan Roh yang maha tinggi atau dengan Leluhur.
Hingga hari ini orang Nasrani, bila berpakaian adat dengan berpakaian adat memasuki Gereja degan kaki telanjang. Juga dengan Orang Muslim memasuki Mesjid dengan kaki telanjang, Juga dengan orang Hindu dan Budha memasuki Tempay ibadahnya masing-masing dengan kaki telanjang.
Dari jari dibagi dalam dua bagian yang seimbang : Ibu jari dan empat jari yang lain (1+4) satu mewakili Pencipta alam semesta(ASA) Empat Jari-jari Telunjuk Tengah Manis dan Kelingking Mewakili keempat fungsi manusia didalam alam, dan selanjutnya empat dibagi dalam dua bagian yang seimbang empat ini dalam satu dan tiga. Satu sebagai Manusia awal atau Alif Uru atau Jari kelingking dan fungsi tiga yaitu jari telunjuk dalam arti bulan ( penghantar bumi bulan menunjuk jalan pada kita), Jari tengan dalam arti Matahari ( Matahari adalah tinggi), dan Jari manis dalam arti Bumi ( dekat pada jari kelingking bumi melahirkan manusia). Kedua Fungsi tersebut antara satu dan tiga mewakili alam
Note : Konsepsi yang sama dipergunakan untuk jari – jari kaki
URU KEPALA
•Mata ( MA’A ) : Mata Api kehidupan atau mati ( Mata juga berarti mati atau kematian)
•Heulo ( Keulo : Rambut-medium-perantara sentuh rasa-hulu) Mereka menemani kulit
•Nuru ( Nusu-Eu-ru) : Mulut-pintu Spiritual ( Lobang pintu Nuku ) kekuatan tubuh pintu masuk dan keluar : apa yang keluar dari mulut mempunyai kekuatan spiritual apa yang masuk memberkan kekuatan pada tubuh.
•Tirina ( Tilina,Terina-Erina) : Membuat evaluasi dan seleksi
Iri ( irin-ili ) : Hidung – mewakili ke empat indra-adalah pintu nafas, masuk dan keluarnya enersi, Hidung menunjuk manusia arah yang harus di tempuh.
1.Mata – Api – Utara
2.Rambut – Air-Barat
3.Mulut - Udara - Timur
4.Telinga - Bumi – Selatan
Hidung – Roh ( Spirit ) mewakili keempat di tengah tengah
Dikepala terpusat kelima indra : Penglihatan – Raba-Rasa-Dengar-Cium- Hirup
Kepala adalah tempat kediaman nyawa ( Soul ) berlokasi di otak yang memberikan kesadaran pada manusia.
Kepala mewakili : Seluruh tubuh – bisa merupakan tubuh satu orang – tubuhnya sendiri, atau bisa juga lebih dari satu tubuh manusia : sekelompok yang tergabung dalam satu kesatuan hidup bersama dalam masyarakat, seperti satu suku, bila ada satu negeri ada juga satu kepala.
Negeri diwakili oleh 4 Uli, dan dibagi lagi masing-masing dalam 4 Ama atau Hena. Diperincikan lagi dalam Rumah Tau dan sebagainya. Masing-masing mereka mempunyai seorang kepala, tetapi kepala yang utama adalah kepala negeri. Apabila kepala ini berfungsi, Bagian-bagian kecil dari tubuh social juga berfungsi”
Kepala adalah yang mewakili Tubuh. Kepala telah menunjuk kepentingannya sewaktu kelahiran tubuh sewaktu kepala keluar pertama.
URU DIDALAM NEGERI
Kita telah melihat dalam kata awal bahwa Siwa Lima diidentifikasikan sbb : Sumber asal yang totalitas Asa secara Fungsional dipecahkan dibagi didiferensifikasilkan bertumbuh dalam diversifikasi menuju ke sublemasi ke totalitas kembali – diikuti itegrasi sebagai konstan, tubuh social ( kerangka dasar ideal)memberikan demonstrasi padanya. Didalam tubuh ini dengan fungsi-fungsai dasar serta indentitasnya setiap Uru juga mempunyai fungsi dasar dan identitas.
Untuk dapat mengerti satu negeri (satu wilayah tanah yang luasnya bisa kecil bisa juga mencakupi seluruh pulau) kita harus kembali ke asal mulanya. Maka kita memiliki tanah, dikumpulkan tiga saudara dengan keluarganya dan dengan membangun satu negeri.
Pada awal asal : Asa
Totalitas dari pada negeri ( Tanah diduduki manusia )
Asa pertama tama dipecahkan menjadi dua bagian : Ina bagian Lelaki dan Ama bagian Perempuan bersamaan INAMA.
Setiap ( Lelaki dan Perempuan ) bagian dibagi lagi menjadi dua bagian, maka tampilah empat fungsi atau empat Uli Suku Keempat Uli bersamaan boleh disebut ULIESE ( Uliase adalah juga nama dari pada sekelompok pulau di bagian selatan Pulau Ceram, Sebag ULIASE berarti : Betapa banyak pun jumlahnya Uli, Mereka tetap adalah satu.
Setiap Uli mempunyai fungi dasar :
•Uli marna – Evaluasi , Eliminasi
•Uli Tuni – Kekuatan Phisik
•Uli Mahu – Circulasi, Infrastuktur
•Uli Moni - Energi mental dan Spiritual
Maka dalam berbagai Uli, kita temukan individu Uru dengan berbagai fungsi misalnya :
•Uli Marna – Hakim, Pesuruh negeri ( Marinyo )
•Uli Tuni – Prajurit Perang, Para tukang berbagai profesi
•Uli Mahu – penghubung, pedagang
•Uli Moni Para imam, Para Pendidik
Setiap Uli mempunyai identitas khusus yang menentukan fungsinya
ULI MARNA ( Perempuan ) HITAM Selatan Bumi ( UPU YAMA AE) TANAH Jari manis Kotoran Pata Lima Kali : Tala
ULI TUNI ( Lelaki ) MERAH Utara Matahari ( UPUTAHOLA) API Jari tengah Placenta Pata Siwa Hitam Sapolewa.
ULI MAHU (Perempuan ) HIJAU Barat Bulan ( UPU ILA KEE ) AIR Jari Telunjuk Air Ketuban Pata Siwa Putih Eti
ULI MONI ( Perempuan ) KUNING Timur Manusia Awal ( Alifuru ) Hawa ( Udara ) Jari kelingking Nafas Hidup ( Teriak Pertama Kakehan Waela Butui
Setiap Uli dipimpin oleh satu Malesi ( Ama Lesi –Ama = Bapa Lesi = Jangan Melanggarnya Dia akan Membunuhmu)
Yang tertua dalam umur pangkat keturunan dari empat Malesi pada umumnya dikenal sebagai yang mewakili keempat malesi.
Keempat Malesi mewakili seluruh tubuh dari pada negeri, dan satu diantaranya yang diakui mereka bersama- adalah kepala dari pada tubuh tersebut.
Note : Dahulu setian Negeri hanya mempunyai 4 Malesi, yang kemudia disebut Perdana ( Abad ke XVII)
Setiap Uli didiferensifikasikan lagi kedalam empat Amana tau Hena ( Turun-temurun )
•Aman ( Atau Hena ) Latu ( Atau Aman Asa)
•Aman ( Atau Hena ) Pati ( Atau Aman Rya)
•Aman ( Atau Hena ) Telu ( Atau Aman Telu )
•Aman ( Atau Hena ) Orela ( Atau Aman Wala )
•Asa = Satu ( Totalitas, tunggal = Kuasa )
•Rua = Dua ( = Hua – Penampilan – Wajah )
•Telu = Tiga ( Kuasa yang dapat datangkan Maut )
•Wala = Empat (Menjadikan trubuh lengkap)= Hale - Hate – Hata
Setiap Aman ( Atau Hena ) Mempunyai fungsi dasar dan identitas Khususu diselenggarakan oleh :
•Aman Latu - Fungsi-ULI MARNA-Dilambang - Hitam (= H)
•Aman Pati - Dan - ULI TUNI - Kan - MERAH ( =M)
•Aman Telu - Identitas - ULI MAHU - OLeh - Hijau ( =H)
•Aman Orela - dari - ULI MONI - Warna - Kuning ( =K)
Didalam differensiasi dari keempat Amana tau Hena terdapat pribadi Uru dengan Berbagai differensiasi untuk menjelaskan konsepsi ini. Maka sebagai contoh : Apabila Uru bersangkutan dari Aman Latu dan Uli Marna, Maka warnanya adalah Hitam – hitam, dan jikalau dia dari Aman Pati dan Uli Marna, Warnanya adalah “ Merah – Hitam, apabila dia dari Aman Telu dan Uli Tuni, Maka Warnanya adalah : Hijau Merah, apabila dari Aman Orela dan Uli Mahu dia Adalah : Kuning- Hijau dan seterusnya..
Setiap Amana tau Hena dipimpin oleh seorang Aman ( Ama=Bapa ) Didalam setiap Uli Aman yang tetua akan dikenal sebagai Kepala dari Keempat Aman Tubuh.
Dalam hal ini Identitas warna yang murni adalah yang tertua :
•Aman Latu dalam Uli Marna ( Hitam- Hitam )
•Aman Pati dalam li Tuni ( Merah Merah )
•Aman Telu dalam Uli Mahu ( Hijau Hijau )
•Aman Orela dalam Uli Moni ( Kuning Kuning )
Dengan Pangkat atau Gelar ( Latu - Pati - Telu - Urela ) Pada Tingkat Uli atau Negeri .
Maka setiap Negeri mempunyai 4 Aman Latu ( Gelar ) , Aman Pati ( Gelar ), Aman Telu ( Gelar ) Aman Orela ( Gelar ) tetapi hanya satu Latu Satu Pati Satu Telu Satu Orela.Setiap Aman sebagai Satu Tubuh Mempunyai hanya satu Kepala. Untuk mengindentifikasi individu yang bersangkutan maka gelar disusul oleh nama pribadi, gelarnya dalam perang atau nama negeri ( dan ada kalanya lebih dari pada satu dpergunakan ).
Setiap Amana tau Hena Didiversifikasikan lagi dalam Rumah Tau ( Rumah Asal Usul ) SOA atau Keturunan.
Setiap Rumah Tau juga mempunyai Fungsi dasar dan suatu identitas khusus mengikuti pembidangan ke empat fungsi.
Maka Sebagai contoh : Setia[ Rumah Tau dari ke empat Rumah Tau yang merupakan bagian dari pada Rumah Aman ( Atau Hena ) Latu dan Uli Marna adalah Masing – masing : HHH MHH Hj HH KHH ( H= Hitam M =Merah Hj=Hijau K= Kuning ) Keempat Rumah Tau dari Aman ( atau hena ) Telu dan Uli Tuni ,
Masing – masing adalah : HHj M Hj M Hj Hj M K Hj M dan sebagainya
Fungsi dasar dan identitas kusus dari Rumah Tau nya sendiri menentukan bidang fungsi dan identitas dri pada URU sebagai Individu! Rumah Tau sewaktu – waktu juga disebut SOA ( = Lanjutan Keluarga , Kampung) Penampilan ini terdapatnya sekarang SOA ( Rumah Tau ) Dipimpin oleh Kepala Soa .
Note : Kini hari yang disebut negeri dibagi dalam berbaga jumlah Soa, yang terdiri lagi dalam kelompok Kubu atau Kampung dibawah Pimpinan Seorang Kepala Kampung yang terpilih.
ASA
Asa, Esa. Ase berarti Totalitas ( dalam ruang lingkupnya masing-masing)
Note : dalam Bahasa Indonesia
1. ASA : Yang Tunggal ( ALLAH )
2. ASAL : Asal, Kelahiran, Sumber, juga asal keturunan, kelahiran, Asal usul.
3. ASAS : ( Azas dalam bahasa melayu) dasar, akar, prinsip, landasan.
Konsepsi dari pada ASA dikatakan : adalah kudus, tidak terikat pada dimensi papun, adalah kekal, dan konsepsi ini membentangkan ALLAH terbagi tiga Langit, Roh Allah dan Bumi. Langit terbagi lagi menjadi Hawa dan Udara. Dan Bumi terbagi lagi menjadi Air dan Tanah sedangkan Roh Allah berkuasa atas Alam Semesta. Asa sebagai Pencipta Alam semesta KAPUA UPU ILA KAHURESSI. Asa sebagai empat element besar dari pada alam semesta yang disatukan oleh kuasa Roh. Asa sebagai manusia Mahkota Ciptaan Allah diantara Langit dan bumi tercakup Hesam Hesa.
Apabila dipergunakan angka (sesuai jari-jari tangan) maka 9 merupakan totalitas. Sembilan ini bermuka dua : 9 sebagai 4+5 dan 9 sebagai 5 + 4 = Asa 1 + 4 mewakili kuasa Allah dan keempat elemen. 5 disebut Lima, dan pelengkap ke 9 adalah Siwa ( Siwa tidak berarti angka 9 sebagai totalitas tetapi pelengkap dari pada 5 menjadi 9 ). Di dalam alam semesta manusia adalah penampilan dan konsepsi serta model ( kerangka dasar ) dari pada totalitas ini.
1. Asa ( sebagai Manusia ) di dalam alam
2. Asa ( sebagai manusia ) di dalam tubuh kehidupan masyarakat ( negeri )
3. Asa ( sebagai manusia ) d dalam tubuh pribadi ( identitas fungsi primair )
Ketiga aspek tersebut dari pada Asa dilambangkan pada penampilan dari Matahari
• Asa didalam Alam : Matahari, Bulan dan Bumi > 3+1 ( manusia ) Siwa Hitam
• Asa di dalam Negeri : Uli Warna, Uli Tuni, Uli Mahu, Uli Moni > 4+1 ( manusia ) Lima
• Asa di dalam Manusia 3 Kapitan : Lete, Haha, Hoho > 3+1 ( Manusia ) Siwa Putih.
Ketiga Kapitan adalah lambang, mereka mewakili 3 tingkat perkembangan. Fungsi-fungsi : Siwa Hitam, Lima , dan Siwa Putih. Ketiga asapek dari pada Asa di dalam Alam Semesta ( Universus )
Mewakili Asa 1+ 4 , kuasa Allah dan keempat elemen.
• Asa 4+5 = 9 ( satu wajah dari pada 9 )
• Asa 5+4 = 9 ( wajah yang lain dari pada 9 )
• Asa 9 dalam dua wajah ( kedua wajah dari pada 9 bersamaan )
HEKA LEKA
Heka Leka adalah bagian integral dari pada ASA, suatu hukum kekal yang mengatur alam semesta dan perjalanan yang menjadi tujuan manusia.
Heka berarti = Pemecahan,Pembagian,Perang
Leka berarti = Kelahiran, Kelahiran Ulang, Kelahiran Baru
Hukum " Heka Leka " menjelaskan dan membenarkan prisip pembidangan, pembagian differensiasi,diversifikasi, bertumbuh untuk kembali ke TOTALITAS. Asa yang totalitas di dalam alam semesta, didalam alam, di dalam ruang lingkup hidupnya masyarakat,, didalam manusia harus Heka : perpecahan harus berlangsung terus hingga tercapai puncak titik sublemasi ketika kemana lahir Leka : Kelahiran baru. Cara pendekatan dan pengungkapan dari pada Heka Leka adalah konsepsi yang sering kita pergunakan di dalam lingkungan masyarakat SIWA LIMA tiga contoh akan diberikan di sini. " Anda dapat melihat gunung di dalam sebuah pasir " Pada skala alam semesta, dikatakan bahwa manusia, lingkungan masyarakat, alam ( masing-masing mereka adalah Asa ) adalah bagian tak terpisahkan dari pada totalitas Asa yang menyeluruh atau ALLAH dengan penampilannya :" ALAM SEMESTA " mengikuti hukum Heka Leka, ialah untuk memelihara perimbangan serta untuk mencapai harmoni : Wajah Penampilan Alam yang kekal.
HEKA LEKA di dalam Manusia
Mengikuti manusia sebagai Asa, maka ketiga fungsi tampil didalamnya :
1. Siwa Hitam : Intellect ( Mental Power )
2. Lima : Sentiment ( Jiwa Rasa )
3. Siwa Putih : Vitalitas ( Nafsu )
Setiap Anak Bangsa ALIFURU yang baru lahir memiliki ketiga " Fungsi " ini. Bukti yang pertama adalah vitalitas yang mendukung sang bayi menghadapi tantangannya Heka untuk hidup. Berikut tampil Sentiment, dan mulai di dalam dirinya perkelahian Heka antara kedua fungsi tersebut dan tak lama kemudian disertainya oleh intellek yang turut bergabung di dalam Heka secara terus menerus : Intelek dan Vitalitas melawan Sentiment Intelek,begitu juga Sentimen Melawan Vitalitas dan seterusnya Vitalitas dan Sentiment melawan Intelek.
" Makanya orang Alifuru dalam hal ini maluku Selalu senang berperang dan Orang Maluku suka perang. Mereka rupanya sewaktu lahir sudah makan warisan peluru para leluhur – leluhur dan tetua tetua adat turun temurun dari mulut kemulut. Bangsa Maluku punya hati , jiwa dan rasa lebih dari putihnya salju,karena sejak lahir sudah dianugerahkan para-leluhur-leluhur sebuah mahkota LIMA : Sentimen ( Jiwa Rasa ).Dengan demikian mulut kemulut maka pandai bernyanyi dan mempunyai jiwa dan rasa saling bertentangan sehingga menghasilkan suara yang merdu Orang Maluku adalah orang orang yang pandai bernyanyi. Demikian semua terjadi dari zaman ribuan tahun sampai dengan sekarang ini " .
Ritual pengukuhan sebagai kakian ( atau KAKEHAN ) hendak memperkenalkan pada remaja lelaki pengertian spiritual dari pada hukum alam semesta mengikuti ajaran Mauwen ( Imam Besar ) di tuntun oleh kedua saksinya ( Masela ) dia dapat berlayar bagaimana dipelihara perimbangan ketiga fungsi alam di dalam dirinya dengan mempergunakan kuasa Roh yang disebut : " Tiang Keempat yang tidak Kelihatan " yang mengantar ketiga fungsi yang lain mencapai Asa kembali melalui kehidupan baru ( Leka ) dari Dia yang di kukuhkan.
HEKA LEKA DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
Ketiga kelompok Pata ( Atau Clan ) dari persekutuan Siwa Lima adalah Pata Siwa Hita, Pata Siwa Lima, Pata Siwa Putih. Sejarah maupun sesuai arsip atau cerita turun temurun, meninggalkan jejeak hingga jauh kemasa lampau tentang tidak pernah terhentinya kelahiran dan perang antara kelompok – kelompok yang bersaudara itu. Mereka itu " Manusia Perang….. dan manusia Potong kepala yang kejam…. Anak-anak dari hutan….. pun tidak takut pada maut..dan memiliki suatu kepercayaan yang mencakupi konsepsi kelahiran baru yang hidup kekal dan mengenal satu Allah Yang Maha Kuasa.!"
Teriak Perang adalah "Heka Leka"! yang dalam hubungan ini berarti : " Berperang Bunuh untuk dilahirkan Baru " Ditambah pada fakta bahwa kepala di perlukan untuk membangun bangun bangunan penting dan untuk upacara-upacara, Hukum Heka Leka membenarkan Fakta Bahwa : " Pata Siwa Hitam harus adakan perang melawan Pata Lima karena hidup baru " Hanya Pata Siwa Hitam diketahui mengikuti ritual inisiasi ( dikenal pada tatoo yang tergores pada bagian atas dari pada tubuh mereka) maka hanya melalui potong kepala " HEKA " Pata Lima dapat mencapai hidup baru " Leka ". Nanti kita akan melihat ( Lihat Kapata ) bagaimana kepercayaan ini menegaskan melalui tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut.
HEKA LEKA DI DALAM ALAM
Casava ( Kasbi atau ketela pohon ) sesudahnya sagu adalah tanaman makanan pokok daerah MALUKU.
Batangnya di potong ( Dipecah-dibagi ) dalam beberapa panggal ( ditanam setiap panggal untuk memperoleh tanaman baru ) Adalah Heka. Pda waktu panennya terdapat gerak operasi ganda : ialah pembersian tempat dan mengeluarkan isinya di sebut Leka. Karena batang tanaman asli dibagi-bagi dalam panggal-panggal : HEKA setelah bertumbuh dan seluruh menjadi panen baru : LEKA
http://juliansoplanit.blogspot.co.id/nunusaku.html

Kerajaan  Nunusaku terletak di pulau Seram.
“KURU SIWA RIMA E”
Tutu ya hei lete hei lete oo,Hei lete Nunusaku o, Nunusaku o;Nunusaku karu pela, karu pela o.Nunusaku sama pela, sama pela o;Sama pela Wae le telu, Wae le telu o,Nunu e, nunu e, Nunusaku nunu e;Nunusaku Nusa Ina, Nunu Siwa Rima oo,Nunusaku Nusa Ina, Upu Ama lepa Nia;Tala, Eti, Sapalewa, Kuru Siwa – Rima ee,Upu Ama Karu Pela, Karu Pela o,
Berikut terjemahan bebasnya oleh Muhammad Lestaluhu.
                           “Tempat Asal Patasiwa Patalima”Pandanglah ke sana, mereka datang, turun dari daratDatang dari kawasan Nunusaku, Nunusaku.Nunusaku mewariskan kita pela, ikatan persaudaraanNunusaku membawa serta pula ikatan kekeluargaanMembawa lembaga pela dari kawasan tiga aliran sungaiNunusaku, Nunusaku, dari sanalah asalnyaNunusaku, Nusa Ina, janji para leluhurDari kawasan tiga aliran sungai Tala, Eti, dan Sapalewa berasal masyarakat Patasiwa dan Patalima
  1. Kerajaan NUNUSAKU (pertama)
  1. Kerajaan SAHULAU
  1. Kerajaan SIR = yang dirahasiakan (terakhir)
Para leluhur mewariskan pela ikatan persaudaraan milik bersama, harus terpelihara.
Tapi seperti kata orang tua-tua “DARI ADA MENJADI TIADA DAN KEMBALI MENJADI ADA”. Maka penulis berkeyakinan suatu saat kerajaan SIR (terakhir) di bumi NUNUSAKU ini akan kembali memimpin seperti dulu. Tiga batang air TALAETY dan SAPALEWA dari satu sumber mata air begitupun tiga kerajaan besar NUNUSAKU,SAHULAU dan SIR (terakhir) dengan para UPU LATUdan UPU PATTI nya berasal dari satu keturunan.

Kerajaan NUNUSAKU berdiri setelah banjir bah dasyat menghatam bumi. Sewaktu air bah perlahan-lahan mulai surut pertama-tama yang terlihat seperti gundukan tanah di tengah-tengah samudra gundukan tanah itu seperti membentuk  “NUN SUKUN” (NUN = huruf ke 25 dalam alphabet arab). Ternyata gundukan tanah itu adalah puncak dari sebuah gunung. Mereka pun singgah dipuncak gunung itu dan ketika air benar-benar surut yang masih kokoh berdiri adalah pohon beringin bercabang dua. Mereka pun mendirikan sebuah pemerintahaan ADAT BERSENDIKAN AGAMA. AGAMA BERSENDIKAN FIRMAN-FIRMAN ALLAH SWT. Dari kejadian yang di alami maka kerajaan itu diberi nama NUNUSAKU. Kerana mereka orang pertama yang sampai atau menginjakan kaki di situ maka dengan sendirinya mereka disebut ALIF’URU (ALIF=huruf pertama dalam alphabet arab, URU=atas/diatas/kepala). Pemerintahaan pertama dengan UPU LATU ………… yang pertama masih bersifat bersifat kepemimpinan tunggal. Setelah UPU LATUyang pertama wafat maka estafet kepemimpinan NUNUSAKU dilanjutkan oleh anaknya yang sulung. Dengan gelarUPU LATU………….MENA. Dari  UPU LATU …………….MENA inilah mulai dibangun sistem pemerintahan LATUyang dibantu oleh PATTI. Jabatan PATTI ini pun di jabat oleh adik-adik UPU LATU …………….MENA itu sendiri, Dengan SANIRI sebagai lembaga legislatif. Maka awal perjalanan inilah di bumi NUNUSAKU, LATU memperanakanLATUPATTImemperanakan PATTIKAPITAN memperanakan KAPITAN dan seterusnya. Masa pemerintahaanNUNUSAKU sangat lama dan masa kejayaan NUNUSAKU pun cukup lama dan luas. Samapai pada UPU LATU………… turunan ke beberapa puluh setelah UPU LATU yang pertama maka beiau UPU LATU………… mengumpulkan seluruh perangkat pemerintahaan tentang pembentukan kerajaan baru yang akan dipimpin oleh Putera Sulungnya yang mana Putera Sulungnya juga sebagai Putera Mahkota. Maka Putera Mahkota dibantu oleh tua-tua adat pergi mencari tempat yang dianggap pas untuk dijadikan pusat pemerintahan yqng baru. Setelah lama berputar-putar dari satu pulau ke pulau lain (masih dalam Maluku) maka meraka pun bersepakat pusat pemerintahaan yang baru masih berpusat diNUSA INA. Maka putera Mahkota pun mendirikan kerajaan yang baru dengan nama kerajaan SAHULAU.SAHU=melangkah datang, setelah lama berputar-putar dari satu pulau kepulau yang lain. LAU=jauh dari jauh mereka melihat tempat strategis tersebut. Jadi yang memimpin Kerajaan SAHULAU masih keturunan langsung dari kerajaanNUNUSAKULATU pertama yang memimpin kerajaan SAHULAU adalah UPU LATU ………. Luas kekuasaan Kerajaan SAHULAU sama dengan luas kerajaan NUNUSAKU. Kerajaan NUNUSAKU tidak runtuh masih tetap dipimpin oleh seorang LATU dengan dibantu PATTI, singkatnya seluruh perangkat pemerintahannya masih tetap berlanjut hanya saja kekuasaan pemerintaan berpindah ke SAHULAU. Pemegang jabatan PATTI di kerajaanSAHULAU adalah keturunan PATTI dari kerajaan NUNUSAKUbegitu seterusnya. Pada pemerintahaan kerajaanSAHULAU inilah lahir ide-ide brilian seperti masalah rentang kendali maka dibentuklah kerajaan-kerajaan kecil (provinsi dan kabupaten) yang mana dipimpin juga oleh seorang LATU. Masa kejayaan kerajaan SAHULAU berada pada masa pemerintahaan INA LATU ………. KABASARAN, seorang wanita yang cantik dan berwibawa. Gelar kabasaran ini adalah ucapan orang-orang melayu pada waktu itu. Karena kekuasaan kerajaan SAHULAU sampai ke tanah melayu. Dari satu buku yang pernah penulis baca (lupa judulnya) yaitu ketika kerajaan SAHULAU melakukan perjanjian kerjasama dengan pemerintah Jerman pada tahun (penulis jg lupa) INA LATU ………. KABASARAN di damping oleh KAPITAN SOLEMATA dari KERAJAAN NUNUSAKU ini menandakan kerajaan NUNUSAKU masih ada dan tidak pernah runtuh. Dan diakhir masa pemerintahan INA LATU ………… KABASARAN inilah maka atas perintah UPU LATU ………….. dari kerajaan NUNUSAKU untuk melakukan pencarian tempat yang baru untuk dijadikan pusat kerajaan SIR (terahir). Tempat atau ibu kota kerajaan SIR (terakhir) harus mempunyai tanda-tanda yang sama seperti pusat kerajaan NUNUSAKU (pertama) yaitu adanya tiga batang air seperti TALAETY danSAPALEWA di NUNUSAKU. Putera mahkota dari kerajaan NUNUSAKU yang memimpin rombongan ke tanah/daerah yang sudah dijanjikan tepatnya di NUSA ‘URU. Kali ini pusat pemerintahaannya berada di luar NUSA INA. Setelah mereka sampai di tempat yang dituju yaitu NUSA ‘URU, NUSA=pulau/benua ‘URU=kepala/atas  maka putera mahkota dari kerajaan NUNUSAKU mendirikan kerajaan SIR (terakhir) dan beliau juga sebagai pemimpin kerajaan terakhir dengan gelar UPU LATU ……………. atau juga dikenal dengan gelar UPU NUSA URU dan lagi-lagi kerajaan NUNUSAKU dan kerajaan SAHULAU masih tetap ada Cuma pusat kegiatan pemerintahaan berpindah ke kerajaan SIR (terakhir). Pada pemerintahaan kerajaan SIRinilah pemerintahaan modern pertama kali dibuat. YaituUPU LATU dibantu oleh empat ELLA dan empat PATTI dan SANIRI masih menjadi LEGISLATIF bagian dari pemerintaan. Kalau di kerajaan pertama dan kedua belum ada jabatan ELLA tapi di kerajaan terakhir ELLA sudah ada. Dan pada pemerintahaan pertama kerajaan SIR ini dibentuklah beberapa kerajaan kecil (provinsi) diantaranya : PEMERINTAHAAN NUSA ARU (pemerintahaan nusa hitu), PEMERINTAHAAN NUSA AY(pemerintahaan nusa nive), PEMERINTAHAN ALAKA (pemerintahan nusa hatuhaha) dan beberapa lainnya. Luas kerajaanNUNUSAKU sama dengan luas kerajaan SAHULAU dan begitupun kerajaan SIR (terakhir) luas kekuasaan sama seperti NUNUSAKU dan SAHULAU. Maluku dibawah pemerintahaan kerajaan SIR (terakhir) sangat singkat hanya dua UPU LATU saja yang sempat memimpin kerajaan SIR (terakhir) karena penjajah sudah menginjakan kaki di bumiNUNUSAKU ini.
http://anakambonku.blogspot.co.id/kerajaan-nunusaku.html

Kebenaran Sejarah Nunusaku

Nunu Saku di maksudkan Pohon Beringin ( Buyan Tres ) . Tetapi Nunu Saku sesuai penjelasan tradisionil lebih menyerupai pohon popythea seperti jenis yang di gambarkan oleh A.R Wallace ( Malay Archipelago 1869.p.64).

”Nunu Saku ” terbentuk dari tiga kumpulan akar yang berpijak pada tepi sebuah danau; pohon bertumbuh menutupi danau. Dari tempat dimana akar akar-akar memusat menjadi satu, keluarlah air yang mengisi danau ( Waele Butui – Air dari alat kelamin laki-laki). Air dalam danau disebut : Nunu Wae Sane = satu satu air suci yang kudus yang hidup dan yang abadi. Dari danai ini air menghilang kedalam bumi dan melalui terowong didalam tanah muncul kembali sebagai mata air pada bagian hulu ketiga batang air, dan melalui ketiga batang air Eti – Tala – Sopalewa di antarnya air turun kemuara.
Pada awalya Kapua Upu ila Kahuresi menciptakan alam semesta ( ASA ) menampilkan Bapak Matahari = Upu Tahola; ibu Bumi : Upu yama ese dan pengawalnya bumi : upu ila kae = Bulan.
Selama pertumbuhan mereka dari masa kanak-kanak hingga dewasa, terjadilah bahwa sang bapa matahari menaruh hati pada ibu bumi dan sebaliknya; maka ketika sinar pertama dari bapa matahari menyentuh ibu bumi, Hamilah ibu bumi sembilan zaman lamanya sesudah genap waktunya lahirlah : ” Alif Uru ” = Manusia Awal.!

”TEMPAT KELAHIRAN TERSEBUT ADALAH NUNU SAKU ” Alif Uru minum dari air dan makan dari daun dan buah yang bertumbuh pada pohon yang suci kudus itu. Berikutnya bertambah banyaklah manusia awal ( wanita pertama keluar dari pohon pisang dan bambu). kemudian mereka diawali oleh empat kepala; tiga diantaranya melambangkan masing-masing : Nafsu, Jiwa, rasa dan ratio di dalam manusia yang saling bertentangan yang satu terhadap yang lain dan sebaliknya.

Ai Ukene (Lisabata)
Latu teru ijele hena ponie = Betul di negeri dulu ada tiga raja 
Si Ambamuwe nunu jela lehui = Semua keluar di baringin besar 
Ni sama ini waele senu waele = ini air besar semua sama saja 
Si amanu pakea ni pakeana = Kasih hanyut ini pakaian- pakaian 
Ama kai latu uhu inai = Nanti saja harus naik jadi raja 
Sine Nua latu nuhu selane = Dua raja ini punya kuasa sama 
Nuhu selane nete naru penusi = Kuasanya sama tetapi hatinya tidak betul 
Si manahu mambuasa = Lain kasih jatuh lain 
Lembea one Welea = Adu kekuatan di dalam air 

Karena faktanya ketiga latu tidak mampu hidup bersama secararukun dan harmonis, maka dengan demikian mereka telah melanggar hukum : ” Persekutuan Awal ” yang telah ditegakkan oleh moyang moyang mereka sebagai : hukum ” Sirih Pinang ” ( Sirih, kapur, pinang, tembakau, dan cengkeh ).

Hukum yang telah diatur dalam persekutuan ini ialah : ” Kita semua satu dari satu tubuh dengan ” Kapua Upu Ila Kahuressi ” sebagai kepala dan ” totalitas” Maka kepala yang keempat yang melambangkan ” Kuasa Roh ” dalam manusia memerintahkan ketiga kepala untuk pergi dari lokasi Nunu Saku dan menjelajah bumi, Masing-masing mereka dengan kelompok yang berada di bawah pimpinan mereka. Dijanjikan kepada mereka bahwa Kapitan Besar akanmengatar mereka kembali untuk memperbaharui persekutuan awal; Menegakkan kembali hukum ” Sirih Pinang ” dan menyatukan mereka kembali ketiga Latu kembali ke gunung Fah ( di Ulate Inai ) untuk memperbaharui persekutuan awal karena Uru telah melupakannya, Maka sejak itu mereka di berikan nama ” Hara Fah Uru ” atau ” Harafuru ” yang arinya : URU DARI GUNUNG FAH. ( seperti zaman sekarang jelas masih dalam Peta laut harafuru atau di sebut arafuru atau laut alifuru atau Laut Arafuru ).

AI UKENE ( Nomali = Huelehu) = (Pesan) Ama – Ina untuk uru didalam ini ( Bomali- Nuwelehu) 
Manu Tula potike sapalene = Roh dari langit diraih oleh upu yang datang bertemu dengan kau dialam ini 
Rutu keku Nunusaku retui = Uru kalau dinunusaku baiknya pakai rutu-rutu 
Kaha ketu waele teru, waele = Pergilah sampai keatas sampai keair besar – Tiga air besar 
Sapawela surikamba-lesi = Sapawela yang menyapu bersih pada pandangan pertama seperti uli mengamati dan membela 
Waele eti moni tihu mitene = Air besar eti bagaikan imam besar yang menegakkan hukum 
Waele tala tahi sane samane = Air besar tala yang menghasilkan satu tubuh yang kekal dan paling berharga 
Runa essi patia teru, one walea joo! = Anak uru kuasa terbagi tiga langgar air yoo! 
Runa essi latua teru = Anak uru kuasa dari Allah tua benar tiga. 

Kemudian persekutuan ditegakkan kembali ” Sesudah mana kembali mereka turun lewat batang – batang air kini sebagai manusia dari gunung Fah untuk melaksanakan Hukum : Heka – Leka sampai Kapitan Besar Riri Ama ( Bapa Hakim ) mengantar mereka kembali ke Nunu Saku untuk selama-lamanya.

Turu lau haha ika kau e yami = itu orang jauh didaratan tinggi seperti kita juga 
Hale nusa opono lease e yami = kita semua disebelahnya pulau ambon dan lease 
Uling enye liasa manima = Satu kali potong tali putus ( dan ) gasepa terguling lepas 
Nasi totol lema urie = Bermain hanyut menyesakkan nafas 
Biang huta kamu kamu mouputi = Biang kamu kamu (menutup) permukaan dan tubuh. Menjadikan kita putih( agar tidak terlihat oleh orang lain) 
Riri ama tutu hena sepa o = riri ama tegakan negeri asli o! 
Riri ama kwae hena sepa o = riri ama cari negeri asli o 

Demikian Nunu Saku adalah tempat dari pada awal kemana URU di dalam alam semesta akan di hentar kembali setelah dia memenuhi hukum ” Leka ” dan dipesankan bahwa hanya URU yang telah dilahirkan Baru ” LEKA ” – URU yang telah menyatu dengan alam semesta dapat menemui dan melihat NUNUSAKU

Nunu Saku = Unu Nusa Asa Ku = Bagian pulau dimana ku menjadi satu dengan Asa yang tunggal.

” KERANGKA DASAR SIWA-LIMA “

URU LELAKI DAN MATAHARI TERBIT

Supaya lebih dekat pada POLA PEMIKIRAN SIWA LIMA pendekatan ini mengusahaakan mengikuti jejak-jejak para pemburu Pola Dasar Siwa Lima milik mereka sendiri, ditegaskan demikian oleh salah satu dari pada yang memangkunya. Totalitas berasal dan menyeluruh ASA secara fungsionil di divensiasikan serta bertumbuh di dalam diversifikasi menuju sublemasi kembali ke asal, dengan integrasi sebagai suatu konstant.

Kerangka dasar SIWA LIMA sebagaimana dikatakan sebagai Multi Dimensional Spiritual, Mental maupun Pisikal. Pengertian dari pada totalitas Sangatlah berharga sebagai suatu konsep fundamental. Manusia ( Tubuh) adalah model (Kerangka Dasar) untuk totalitas, akana tetapi juga untuk pembidangan diferensiasi dan difersifikasi fungsional yang mengikuti suatu peraturan khusus. Urutan ini tidak hirarki tetapi terikat pada senioritas ( Ketuaan ) dari pada lambag yang diwakili setiap pembidanan/diferensiasi.

Keempat dasar fungsi utama adalah symetrical serta menyatu kembali bersama kedalam totalitas
Andaikata di bandingkan pendekatan ini di dalam bahasa cinematografi, maka subjek tersebut dipandang terlebih dahulu dari pada sudut lebar. Berikut dari urutan peneropongan “ Close “. Close up ini mengikuti urutan simbolik dari pada senioritas setiap masalah bersangkutan ( seperti akan di ekspose : urutan senioritas ini adalah variabel).
Mitos menempatkan asal dari pada manusia sebagai pola pemikiran di pusat pegunungan di tengah dan bagian barat dari pulau Seram di Maluku Tengah.

Selama berabad abad mereka meluas dan menempatkan dirinya di pulau pulau sekitar : Buano, Kelang, Manipa, Buru, Ambon dan Uliase ( Haruku, Saparua, Nusalaut )dimana mereka masih menetap sampai dengan sekarang ini.

Sesuai sejarah setempat, generasi-generasi yang mengatur migrasi tersebut telah berlangsung sejak 3000 tahun sebelum masehi.
http://www.smileambon.com/kebenaran-sejarah-nunusaku.html

Kerajaan Nunusaku Dan Penyebab Kehancurannya

Nunusakuadalah salah satu kerajaan besar tertua yang berada di Pulau Serambahkan keberadaanya diyakini jauh sebelum masehi (SM). Nunusaku merupakan Kerajaan yang diyakini sebagai asal usul semua masyarakat adat yang ada di Maluku. Menurut para Sejarawan belanda seperti Kenedy, Devendak dan Frank Cooley, usia Pulau Seram ± sekitar 3000 juta tahun atau ± 3 miliar tahun. Dengan demikian kerajaan ini merupakan kerajaan yang sangat tua yang diperkirakan telah ada sebelum zaman batu, namun hancurnya kerajaan Nunusaku sudah pada jaman besi, hal ini dibuktikan dengan adanya parang-parang serta tombak yang  digunakan para kapitan untuk berperang yang terbuat dari besi. Kerajaan Nunusakudilambangkan dengan Pohon Beringin Tua, mengingat di Kerajaan Nunusaku dahulu banyak terdapat Pohon Beringin dan dianggap sebagai pelindung Kerajaan Nunusaku.

Kerajaan Nunusaku Dan Penyebab Kehancurannya

Sejak dahulu Kerajaan Nunusaku memang telah dikaitkan dengan Pohon Beringin hingga Pohon Beringin dijadikan sebagai lambang Kerajaan Nunusaku. Menurut penuturan para tetua zaman dahulu/leluhur, pohon Beringin dahulu banyak terdapat di Kerajaan Nunusaku dan pusatnya berada di Kerajaan Nunusaku yaitu Pohon Beringin besar yang sangat Tua. Menurut kepercayaan, Pohon Beringin tersebut yang kemudian menurunkan Tiga Batang Air (Kwele Batai Telu) yaitu Tala, Eti dan Sapalewa yang mengaliri Pulau Seram dengan deras.

Kerajaan Nunusaku Dan Penyebab Kehancurannya
Pohon Beringin Tua Nunusaku
Hal ini dibuktikan dengan Kapata atau syair-syair dalam bentuk nyanyian yang menggambarkan peristiwa tersebut. Misalnya nyanyian yang berbunyi   :
"Nunu e Nunu e, Nusaku Ie Nusa Ina. Suru Siwa lima o, Lau Latane Samsuru"
Jika diterjemahkan kurang lebih berarti :
"Oh beringin-beringin pelindung di Nusa Ina, menurunkan Pata Siwa Pata Lima, terbagi-bagi turun ke pasir pantai"
Pohon Beringin besar yang banyak terdapat di kerajaan Nunusaku inilah yang mengakibatkan pemberian nama Pulau Seram setelah hancurnya kerajaan Nunusaku, karena memang bentuk dari Pohon Beringin yang cukup menyeramkan. Sehingga diberi nama Pulau yang Seram yang kemudian berubah menjadi Pulau Seram. Bangsa asli Kerajaan Nunusaku adalah Bangsa Alifuru. Bangsa Alifuru terbagi atas dua suku bangsa yaitu, Pata Alaone Halune (Suku Alune) dan Pata Wemale Memale (Suku Wemale).
Perbedaan antara kedua suku ini terletak pada Bahasa, cara berpakaian dan sebagainya. Perbedaan paling menonjol yang dapat kita lihat misalnya cara berpakaian yaitu penggunaan cawat atau dalam hal-hal tertentu, kemudian perbedaan lainnya yaitu suku Alune sangat menghargai kelahiran sementara suku Wemale menghargai mensturasi. Selain itu Suku Alune punya upacara yang dinamakan Kakehan sementara Suku Wemale punya upacara yang dinamakan Tangkoleh.

Kerajaan Nunusaku Dan Penyebab Kehancurannya
Peta Pulau Seram

Hancurnya Nunusaku

Kerajaan Nunusaku dipercaya hancur akibat banjir besar (dikenal juga dengan Air Bah), yang membaginya menjadi Tiga Batang Air (Kwele Batai Telu), yaitu Batang Air Tala, Batang Air Eti dan Batang Air Sapalewa. Pada waktu itu ditandai juga dengan meninggalnya Putri Niwele, yang merupakan putri kesayangan Raja Nunusaku serta kebanggaan kerajaan Nunusaku. Putri ini adalah seorang yang sangat cantik, dan jarang kelihatan didepan umum. Sehingga munculnya putri secara tiba-tiba pada pesta besar kerajaan, yang langsung berada di tengah kelompok penari Maru-Maru membuat penonton terkagum-kagum. Tari Maru-Maru merupakan tari yang menyajikan persatuan kesatuan dan kekuatan sehingga para kapitanlah yang melakukan tarian ini, dengan demikian bagi fisik yang lemah tidak bisa mengikuti tari ini.
Sebelum tarian berbentuk lingkaran, sang Putri Niwele sudah masuk dan menari-nari. Karena terkesima dengan kecantikan sang putri, kelompok tari dengan cepat membentuk lingkaran untuk mendekati sang putri. Lingkaran kemudian makin mengecil, semua anggota tari ingin menyentuh kulit putri Niwele yang akhirnya menyebabkan si putri terjepit jatuh lalu terinjak-injak sampai mati. Kematian putri membuat raja sangat marah, raja kemudian memerintahkan bala tentara kerajaan untuk bergerak membunuh semua anggota penari dan siapa saja yang mencoba menghalangi. Berhubung semua penari adalah Kapitan, maka terjadinya perlawanan sehingga secara otomatis menimbulkan perang yang tidak bisa dihindarkan.
Kemarahan sang Raja yang mempergunakan kekuatan mana magisnya atau yang dikenal dengan kekuatan supra natural/kesaktiannya menghantam bumi dengan pijakan kaki yang keras (banting kaki) sebanyak tiga kali maka bumi pun berguncang sehingga air muncul dan menyapu semua yang ada membentuk tiga cabang sungai besar atau yang dikenal dengan Tiga Batang Air (Kwele Batai Telu), yaitu  yang mengalir kearah selatan masing-masing batang Batang Air Tala, Batang Air Eti dan Batang Air Sapalewa.

Eksodus

Disinilah awal mula terjadinya eksodus besar-besaran menyelamatkan diri dari peperangan maupun bencana menakutkan itu. Ada kelompok-kelompok yang menyusuri Batang Air Tala, Batang Air Eti dan Batang Air Sapalewa. dengan mempergunakan gosepa atau rakit. Karena dalam suasana perang maka satu dengan yang lain tidak mengetahui mana lawan ataupun kawan, sehingga apabila orang yang diketemukan bukan dari kelompoknya, maka peperangan maupun pembunuhan akan terjadi hanya untuk mempertahankan diri masing-masing kelompok.
Kelompok-kelompok ini kemudian berpencar dan mencari wilayah yang menurut mereka aman untuk ditempati lalu terbentuklah ratusan ribu Negeri-Negeri Adat di wilayah Maluku. Inilah perpecahan/perpisahan dari kerajaan Nunusaku yang seringkali dalam Kapata-Kapata dinamakan dengan Heka Nunusaku (Heka = Pisah, Nunusaku = Beringin Pelindung). Yang bermakna terpisah dari Beringin Pelindung yang tidak lai adalah Beringin Nunusaku.
http://www.tihulale.com/Kerajaan-Nunusaku-Dan-Penyebab-Kehancurannya.html



Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer