Kesultanan Paser Belengkong Kalimantan Selatan

Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri . ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat  dengan perahu yang penuh bermuatan emas  dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat  seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya:
Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh sepotong bambu, yang ruasnya  tarapung apung dilaut  ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan.
Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya . sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig.
Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir) , dan waktu ia berumur 15 tahun  ia telah dinikahnkan , tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa kali.
Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali , belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri . orang yang dari gresik tersebut dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan dengan seorang  arab yang membawa agama islam dipasir (1600). Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah cerita ringkas dari raja pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.
http://rossyblackmonster.blogspot.co.id/makalah-sejarah-kerajaan-kerajaan-islam.html

Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri . ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat  dengan perahu yang penuh bermuatan emas  dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat  seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya:
Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh sepotong bambu, yang ruasnya  tarapung apung dilaut  ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan.
Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya . sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig.
Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir) , dan waktu ia berumur 15 tahun  ia telah dinikahnkan , tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa kali.
Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali , belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri . orang yang dari gresik tersebut dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan dengan seorang  arab yang membawa agama islam dipasir (1600). Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah cerita ringkas dari raja pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.
peninggalan sejarah kerajaan islam dikalimantan

1.Keraton Kadriah (kota Pontianak)
Keraton Kadriah Pontianak merupakan pusat pemerintahan Pontianak tempo dulu, struktur bangunannya terbuat dari kayu yang sangat kokoh, didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie pada tahun 1771. keraton ini memberikan daya tarik khusus bagi para pengunjung dengan banyaknya artefak atau benda-benda bersejarah seperti beragam perhiasan yang digunakan secara turun-temurun sejak jaman dahulu. Di samping itu, koleksi tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah belah dan foto keluarga yang telah mulai pudar, menggambarkan kehidupan dan kejayaan kerajaan ini dimasa lampau.
2.Keraton Amantubillah (Pontianak)
Mempawah, memilki beragam potensi wisata. Selain event tahunan berupa acara robo-robo, mempawah juga memilki istana Amantubillah, seni budaya, dan beragam  kuliner khas mempawah. Nama Istana “Amantubillah” mempunyai arti, “Aku beriman kepada Allah”. Istana yang didominasi oleh warna hijau ini menempatkan tulisan “ Mempawah harus maju, malu dengan adat” pada pintu gerbang istana
3.Keraton Ismahayana (Kab. Landak)
Keraton Ismahayana Landak terletak sekitar 50 meter disebelah barat sungai pinyuh yang membelah kota ngabang. Istana ini berupa rumah panggung khas melayu Kalimantan Barat yang memanjang kebelakang dengan fondasi, lantai dan dinding, serta atap sirap dari kayu belian sebagai bahan utamanya. Terdapat beberapa koleksi peninggalan Kesultanan Landak yang tergolong sebagai warisan budaya dansejarah, diantaranya mahkota Sultan Landak, keris “si kanyut”, sepasang pedang sakti, tempat tidur panembahan dan istrinya, duplikat payung kebesaran Sultan, dua kipas raja, seperangkat gamelan, dan Al-Quran kuno. Selain itu, ada juga artefak-artefak lain seperti meriam “si penyuk”dan empat buah meriam lainnya, lontar silsilah raja dan sejarah singkat Kesultanan Landak, foto-foto keluarga raja, bendera Kesultanan, serta perlengkapan upacara perkawinan adat berupa timbangan kayu.
4.Keraton Surya Negara (Kab. Sanggau)
Dearah yang dikenal dengan julukan Bumi Daranante ini memilki banyak keunikan. Baik beragam kekayaan alam, sejarah maupun pesona budaya daerahnya. Seiring peradaban manusia, Kabupaten Sanggau juga mempunyai peninggalan kebudayaan jaman keemasan masyarakat sanggau tempo dulu. Ditandai dengan terdapatnya Keraton Surya Negara. Dari sejarah kerajaan  sanggau  memerintah pada abad ke-18 dengan rajanya bergelar “Panembahan”. Catatan seharah menyebutkan bahwa pertama kali Kerjaan Sanggau didirikan oleh Daranante. Dia bukan asli Sanggau, namun berasal dari Kabupaten Ketapang. Daranante kemudian menikah dengan Babai Cingak darui suku dayak Sanggau  
5.Keraton Matan (Kab. Ketapang)
Matan yang berarti “Tanah Keselamatan”  merupakan kerajaan yang memilki sejarah panjang. Kerajaan Matan ini merupakan saksi bisu perjalanan sejarah masyarakat dan pemerintah Kabupaten Ketapang. Sekaligus dinasti terakhir Kerajaan Tanjungpura beragama hindu yang pernah berdiri sejak abad 9. baru setelah tahun 1451 raja-raja Tanjungpura memeluk agama islam dengan nama Kerajaan Matan yang dipimpin raja pertama bercirikan islam yakni pangeran Giri Kusuma. Koleksi unik terdapat di keraton ini adalah Meriam “Padam Pelita” dan sepasang tempayan bersejarah.
 6.Rumah Melayu (Kab. Ketapang)
Pada  arsitektur traditional melayu terkandung nilai budaya yang tinggi. Hal ini terlihat dari bentuk bubungan yang tidak lurus. Tetapi agak mencuat ke kanan dan ke kiri. Dapat disimpulkan bahwa para ahli pembuat rumah melayu jaman dahulu telah memikirkan faktor keindahan pada bubungan rumah yang mereka diami. Letak rumah melayu pada jaman dahulu menghadap ke arah matahari terbit. Ini berarti mengharapkan berkah dan rahmat seperti halnya matahari pagi yang bersinar cerah. 
7.Keraton Al Mukarramah (Kab.Sintang)
seorang belanda. Sampai saat ini kompleks Istana Sintang masih terawat dengan baik. Dihalaman istana, terdapat sebuah meriam dan situs batu kundur, yaitu sebuah batu peninggalan Demong Irawan sebagai lambang berdirinya Kerajaan Sintang. Di serambi depan istana terpajang salinan Undang-undang Adat Kerajaan Sintang yang terbuat pada masa pemerintahan Sultan Nata (disalin ulang pada tahun 1939) serta silsilah raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sintang. Sedangkan pada bangunan sisi barat dan timur tersimpan koleksi meriam, naskah Al-Quran tulisan tangan pada masa Sultan Nata.
8.Keraton Alwatzikhoebillah (Kab. Sambas)
Kuno tapi terawat dengan baik. Hijau dan sejuk. Begitulah kira-kira kesan yang muncul ketika menginjakkan aki di istana Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas ini, bangunan istana didominasi dengan warna kuning sebagai warna khas melayu yang melambangkan kewibawaan dan keluhuran budi pekerti. Terdapat pula bekas kolam pemandian keluarga sultan di samping  kanan istana dan rumah kediaman keluarga sultan yang berada di belakang istana. Pada sore hari, pengunjung akan berdecak kagum melihat pesona istana ini yang eksotik, apalagi di lihat dari atas perahu yang berjalan  perlahan-perlahan di atas Sungai Sambas Kecil.
9.Rumah Adat Dayak Sebujit (Kab. Bengkayang) 
Rumah adat dayak sebujit yang bernama “Balug”ini terletak di kampung sebujit kecamatan siding Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat ini merupakan rumah adat dayak yang dimilki suku dayak Bidayuh. Khasanah masyarakat dayak bidayuh menggambarkan kebersamaan dan sangat menghormati setiap tamu yang datang. Benda-benda pusaka masih tetap menjadi simbol keperkasaan dan manjadi kebanggan masyarakat sebagai peninggalan leluhur yang harus tetap dijaga dan dihormati, sehingga ritual upacara adat tetap dilaksanakan setiap tahunnya. Salah satu upacara yang dikenal adalah upacaranyobeng yaitu upacara memandikan tengkorak manusia untuk keselamatan kampung dari bencana maupun malapetaka yang mungkin akan datang juga sebagai simbol penghormatan terhadap roh leluhur. 
10.Bangunan Leluhur Marga Chia Hiap Sin (Kota Singkawang)
Sebuah bangunan ala Tiongkok kuno terletak di belakang deretan bangunan ruko baru Jl. Budi Utomo, Singkawang. Tepatnya rumah no. 37 ini berada di ujung jalan menuju tepi sungai. Bangunan ini tampak masih kokoh berdiri selama ratusan tahun hingga sekarang. Bentuknya yang mirip “Si he yuan” (bangunan khas Tiongkok Utara) ini justru memberikan kesan bersahaja dan sedikit kesuraman karena terkikis hantaman cuaca selama ratusan tahun. Namun, rumah besar Hiap Sin ini merupakan bangunan ala kombinasi timur barat satu-satunya yang tertua dan masih berdiri kokoh di Singkawang.
11.Rumah Betang ( Rumah Adat Dayak KaLBar) 
Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga da masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka duka maupun mobilitas tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan  yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku Dayak adalahsuku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.

http://anggitwildian.blogspot.co.id/sejarah-kerajan-kerajaan-islam-di.html

Kesultanan Pasir (1516).

Kesultanan Paser (yang sebelumnya bernama Kerajaan Sadurangas) adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada tahun 1516 dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang dinamakan Putri Di Dalam Petung. Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurangas meliputi Kabupaten Paser yang ada sekarang, ditambah dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Pamukan. Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Paser 30.000 jiwa.peta kerajaan islam di kalimantan
http://lailameika13.blogspot.co.id/2015/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Kerajaan Pasir
Latar Belakang Lahirnya Kerajaan Pasir
Dahulunya rakyat Dayak pasir dipimpin oleh kepala-kepala dari rakyat Dayak sendiri. Ada seorang kepala suku Dayak yang sangat berpengaruh bernama Temanggung Tokio, dia mengusulkan agar di daerah-daerah agar dikepalai oleh seorang kepala saja dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya.  Kemudian mereka berangkat dengan perahu yang penuh bermuatan emas dan perak yang akan dianugerahkan kepada raja yang baru, tetapi ia tak mendapatkan seorang pun yang dipandang cakap. Temanggung Tokio sangatlah sedih sampai ia tidak makan dan minum, kemudian di dalam mimpinya ia melihat seorang yang tua yang berkata padanya: “Untuk mendapat raja engkau pergilah ke laut, dan di situ engkau akan memperoleh sepotong bambu yang tiga ruasnya terapung-apung di laut, ambillah bambu itu dan bungkus dengan sutra kuning, di dalam bambu itu ada sebutir telur yang harus diberi asap dupa, menyan, dan gaharu, dan dari telur itu nanti melahirkan raja perempuan”.
       Temanggung Tokio pun menuruti pesan orang tua dalam mimpinya, sesudah tiga hari tiga malam telur itu didupakan, maka terbelah dualah bambu itu dan dari dalam telur itu pun pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteri yang cantik jelita. Anak itu sama sekali tidak mau menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu kerbau putih.
Puteri inilah yang diangkat menjadi Ratu Pasir, dan waktu ia berusia 15 tahun ia telah dinikahkan, tetapi malang sekali ia tidak dapat keturunan sehingga harus diceraikan beberapa kali. Ketika dia telah menikah yang ketujuh kali, masih belum juga mempunyai anak, kemudian datanglah seorang Arab dari Jawa (Gresik) yang beragama Islam, terus ia dinikahkan dengan sang puteri. Orang Arab tadi kemudian mencari tabib yang dapat membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan dua puteri dan satu putera. Puteri yang tertua (Putri Adjie Meter) kemudian menikah. Ajaran agama Islam masuk ke Kerajaan Pasir bersamaan dengan pernikahan antara Putri Adjie Meter dengan seorang keturunan Arab dari Mempawah, Kalimantan Barat. Suami dari Putri Adjie Meter inilah yang kemudian membawa pengaruh bahkan menyebarkan ajaran agama Islam ke Kerajaan Pasir sekitar tahun 1600 M. 
2.    Proses Masuknya Islam di Kerajaan Pasir
a.         Jalur perkawinan-perkawinan dilakukan oleh Abu Mansyur Indra Jaya dengan Putri Petong, dari Kerajaan Paser raja komunitas Paser. Begitu juga perkawinan Sayyid Ahmad Khairuddin yang kawin dengan Aji Mitir anak Putri Petong dengan Abu Mansyur Indra Jaya.
b.        Jalur perdagangan sungai Kendilo merupakan sungai besar pada zaman mereka, yang selalu dilalui para pedagang dari berbagai daerah Nusantara, termasuk pedagang dari Arab. Interaksi antara masyarakat Kerajaan Paser dengan para pedagang muslim menyebabkan sebagian masyarakat penduduk tertarik untuk memeluk agarna Islam.
c.         Dalam sebuah cerita rakyat, Putri Petong sebelum kawin dengan Abu Mansyur Indra Jaya, sudah beberapa kali kawin, akan tetapi jika akan berhubungan badan dengan lelaki, jika tidak lari dari peraduan atau mati. Hal ini disebabkan sari bambu yang melekat pada Putri Petong. Kawinlah dengan Abu Mansyur Indra Jaya yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. 
       3.    Pengaruh Islam pada Masa Kerajaan Pasir
       Jauh sebelum mengenal agama, di daerah Paser ini, masyarakat Paser mengenal kepercayaan animisme supernatural, syamanisme dan sebagainya, mereka terikat dengan makhluk-makhluk halus, roh-roh halus, kekutan-kekuatan gaib dan kekuatan-kekuatan sakti. Di daerah Paser, dikenal dengan ilmu gaib, sebagai bentuk kepercayaan “Kuno” yang mempercayai adanya kekuatan maha dasyat terdapat di alam semesta. Desa yang diartikan sebagai penguasa tertinggi dalam kekuasaannya menguasai seluruh alam semesta, dalam sistem ini terlihat dalam tata cara pelaksanaan untuk maksud-maksud tertentu, misalkan pada saat pembukaan hutan untuk lahan perladangan atau persawahan, menanam padi dan sebagainya yang dilaksanakan oleh seorang dukun / mulung, yang mengetahui jampi-jampi atau soyong dalam bahasa Paser, diucapkan kata-kata permohonan sesuai dengan yang diharapkan.
       Sayyid Ahmad Khairuddin keturunan Arab yang diberi Gelar Sayyid keturunan Arab kalangan Alawiyyah sebagai keturunan Nabi, dan mereka menyebutkan diri sebagai "Ahlul Bayit” yang menjadi pengruh besar di Kerajaan Pasir.
       Di Kerajaan Paser sendiri sangat jelas bahwa Sayyid Ahmad Khairuddin mendapat gelar Sayyid Imam Pawa. Sayyid Ahmad Khairuddin masih berkaitan erat dengan Maulana Malik Ibrahim keturunan Zainal Abidin bin Husain bin Ali R.A .
       Beberapa lama tinggal di Kerajaan Paser akhimya Sayyid Ahmad Khairuddin kawin dengan Aji Putri Mitir anak Putri Petong dengan Abu Mansyur Indra Jaya. Saudara dari Aji Mas Pati Indra, bibi Aji Mas Anom Indra. Sumber lain mengatakan bahwa yang menjadi Imam pada masa itu adalah Imam Mustafa (Vr, sumber dari Aji Zainal Abidin dan kawan-kawan). Lebih kurang 15 tahun menyiarkan agama Islam di Kerajaan Paser, Sayyid Ahmad Khairuddin menunaikan ibadah haji. Sebelum berangkat haji, pada saat anak dia naik ayunan Sayyid Ahmad Khairuddin menciptakan sebuah nyanyian yang dinamakan 'Nyanyian Fatimah" dengan bait syair seperti berikut :

"Bismillahirrahmanirrahim"Huu Allah, Allah wal Awwal, Allah Huu, wal Akhir
Wannahiruun-wannahiruun
Yaa hayyu yaa Qayyuum
Allah huu, Allah Allahu wal Bathin, Allah Wadh-Dhahir
Allah huu, Allah maidandam ilham
Allahu huu Allahu, air zam-zam karam di laut Bahaarullah.
Ayun-ayun silangka pulan
Ayun putra / putri ku jaya
Yaa hunaini silangka pulan
Yaa hannanu yaa Burhan
       Ketika Sayyid Ahmad Khairuddin yang menjadi guru dari raja Paser Aji Mas Anom Indra diangkat menjadi imam di kerajaan Paser, Sareat Islam pun diperlakukan dalam kerajaan Paser, sehingga Islam masuk dalam struktur kekuasaan kerajaan Paser, sehingga islam menyebar dikalangan rakyat Paser. Setelah Sayyid Ahmad Khairuddin menunaikan ibadah haji, rupanya takdir Allah menghendaki Sayyid Ahmad Khairuddin di Makatul Musyarrafah. Siar Islam dilanjutkan keturunan dia, Imam Sayyid Abdurrahman bin Sayyid Ahmad Khairuddin.
https://kerjaanislamdiindonesia.blogspot.co.id/kerajaan-islam-di-kalimantan.html


Kesultanan Paser

Kesultanan Paser (yang sebelumnya bernama Kerajaan Sadurangas) adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada tahun 1516 dan dipimpin oleh seorang wanita (Ratu I) yang dinamakan Putri Di Dalam Petung. Wilayah kekuasaan kerajaan Sadurangas meliputi Kabupaten Paser yang ada sekarang, ditambah denganKabupatenPenajamPaser UtaraBalikpapan dan Pamukan. Menurut perjanjian VOC-Belanda dengan Kesultanan Banjar, negeri Paser merupakan salah satu bekas negara dependensi (negara bagian) di dalam "negara Banjar Raya". Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Paser 30.000 jiwa.Hasil gambar untuk istana kesultanan paser

Kerajaan Sadurengas


Tentang terbentuknya awal kerajaan Paser, Haji Aji Abdoel Rasyid dan kawan-kawan yang ditulis oleh M.Irfan lqbal, et.al. Dalam bukunya yang berjudul “Budaya dan Sejarah Kerajaan Paser” mengatakan terbentuknya Kerajaan Paser pada tanggal 2 Safar tahun 9 Hijriyah atau tahun 630 Masehi. Pada saat Putri Petong berusia 22 tahun dilantik atau dinobatkan menjadi ratu (ratu pertama kerajaan Paser) yang semula kerajaan Padang Bertinti menjadi kerajaan Sadurengas. Namun, dalam versi Pemerintah Kabupaten Paser, Kerajaan Sadurangas didirikan pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1516.
Sebelum Putri Petong menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya. Putri Petong diyakini menganut kepercayaan animisme atau suatu kepercayaan yang memuja roh-roh halus dan dewa-dewa. Roh-roh halus atau dewa-dewa diyakini bisa membantu sewaktu-waktu diperlukan, untuk memanggil roh-roh halus tersebut dibutuhkan sebuah bangunan berbentuk rumah yang dinamakan Panti, di dalam panti tersebut diberi sesajen kue-kue yang dibuat berbentuk patung-patung dari tepung beras menyerupai roh yang akan dipanggil. Putri Petong setelah bersuamikan Abu Mansyur Indra Jaya, setahun kemudian Putri Petong melahirkan anak yang pertama seorang lelaki yang diberi nama Aji Mas Nata Pangeran Berlindung bin Abu Mansyur Indra Jaya. Tiga tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang anak perempuan, yang diberi nama Aji Putri Mitir binti Abu Mansyur Indra Jaya dan enam tahun kemudian Putri Petong melahirkan lagi seorang lelaki yang diberi nama Aji Mas Pati Indra bin Abu Mansyur Indra Jaya.

Islamisasi


Islamisasi di Kerajaan Paser melalui beberapa jalur, antara lain :
  • Jalur perkawinan-perkawinan dilakukan oleh Abu Mansyur Indra Jaya dengan Putri Petong, dari Kerajaan Paser raja komunitas Paser. Begitu juga perkawinan Sayyid Ahmad Khairuddin yang kawin dengan Aji Mitir anak Putri Petong dengan Abu Mansyur Indra Jaya.
  • Jalur perdagangan sungai Kendilo merupakan sungai besar pada zaman mereka, yang selalu dilalui para pedagang dari berbagai daerah Nusantara, termasuk pedagang dari Arab. Interaksi antara masyarakat Kerajaan Paser dengan para pedagang muslim menyebabkan sebagian masyarakat penduduk tertarik untuk memeluk agarna Islam.
  • Dalam sebuah cerita rakyat, Putri Petong sebelum kawin dengan Abu Mansyur Indra Jaya, sudah beberapa kali kawin, akan tetapi jika akan berhubungan badan dengan lelaki, jika tidak lari dari peraduan atau mati. Hal ini disebabkan sari bambu yang melekat pada Putri Petong. Kawinlah dengan Abu Mansyur Indra Jaya yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut
Daerah Paser saat kedatangan Islam, banyak diketahui dari berbagai tulisan, diantaranya berdasarkan kitab yang ditulis Aji Aqub tahun 1350 Hijriyah atau tahun 1920 Masehi yang berjudul "Pelayaran mencari raja tanah Paser" Sumber lain dari tulisan A.S Assegaf dengan judul "Sejarah kerajaan Kutai dan Kesultanan Paser" tanpa tahun. Sumber yang lain dapat ditelusuri dari sumber-sumber Belanda, diantaranya oleh S.C Knappert dengan judul "Tijdschrift voor ned Indie 1883" Sedangkan yang memuat legenda Putri Petong ditulis oleh III Nieuwkuyk dalam Versi Reide opstillen ove Boneo, Velome 9 kerajaan Paser juga disinggung dalam tulisan J.Zwager dengan judul "Tijdschrift voor Nederlan Indie. Seri 4, 1866.

Versi Hikayat Banjar


  • Keberadaan kerajaan Pasir yang pertama disebutkan di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, menyatakan Pasir salah satu daerah taklukan Gajah Mada dari Majapahit. Sedangkan menurut Salasilah Kutai, seorang putera dari Maharaja Sakti bin Aji Batara Agung Paduka Nira menjadi raja muda di Pasir. Putera dari raja muda tersebut yang bernama Aji Pangeran Tumenggung Bayabayakemudian dilantik menjadi Raja Kutai Kartanegara V menggantikan Raja Kutai Kertanegara IV Aji Raja Mandarsyah. Kerajaan Pasir yang disebutkan dalam Nagarakretagama maupun dalam Salasilah Kutai merupakan kerajaan yang sama yang masih dalam pemerintahan Dinasti Kutai Kartanegara. Kerajaan berikutnya yang muncul di Tanah Paser adalah Kerajaan Sadurangas yang kelak mengganti namanya sebagai Kesultanan Pasir Balengkong, yang asal mulanya didirikan seorang panglima dari Kerajaan Kuripan-Daha (Banjar Hindu).
  • Menurut Hikayat Banjar (1663), semenjak masa kekuasaan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit untuk Negara Dipa (= Banjar Hindu), orang besar (penguasa) Pasir sudah menjadi taklukannya. Pasir dalam Hikayat Banjar disebutkan sebagai salah satu tanah yang di atas angin (= negeri di sebelah timur atau utara) yang takluk dan menyerahkan upeti kepada Maharaja Suryanata hingga masa Maharaja Sukarama, selanjutnya sampai masa Sultan Suriansyah.
  • Penguasa/orang besar/adipati Pasir, Aji Tunggul/Aji Tenggal (Aria Manau/Kakah Ukop) menjadi bawahan Sultan BanjarMustainbillah yang berkuasa tahun 1595-1642. Ketika itu keraton Kesultanan Banjar telah dipindahkan dari Pemakuan ke daerah Batang Banyu (antara 1622-1632) karena sebelumnya pada tahun 1612 Keraton Kuin diserang VOC, tatkala itu Marhum Panembahan (= Sultan Mustainbillah) menyuruh Kiai Lurah Cucuk membawa sebuah perahu beserta awak perahu empat puluh orang untuk menjemput Aji Tunggul dengan anak-isteri serta keluarganya. Ketika tiba di keraton Banjar waktu itu berada di daerah Batang Banyu, Aji Ratna puteri Aji Tunggul dinikahkan dengan Dipati Ngganding (adipati Kotawaringin) kemudian memperoleh dua anak, Andin Juluk dan Andin Hayu. Kemudian Andin Juluk menikahi Pangeran Dipati Anta-Kasuma putera Sultan Mustainbillah dengan permaisuri Ratu Agung yaitu yang kelak menjabat adipati/raja Kotawaringin menggantikan Dipati Ngganding. Pasangan Anta-Kasuma dan Andin Juluk ini memperoleh empat anak : Putri Gelang, Raden Tuan, Raden Pamadi dan Raden Nating. Sedangkan Andin Hayu menikahi Pangeran Dipati Tapasena putera Sultan Mustainbillah dari selir orang Jawa, kemudian memperoleh anak Pangeran Aria Wiraraja dan Putri Samut.
  • Perkawinan seorang puteri dari Aria Manau/Kakah Ukop/Aji Tunggul, bernama Sri Sukma Dewi yang bergelar Putri Betung dengan Abu Mansyur Indra Jaya (pimpinan ekspedisi agama Islam dari Giri) yang dikaruniai anak, yaitu :
    1. Adjie Patih (Raden Aria Mandalika), memiliki anak bernama Adjie Anum (Raden Kakatang)
    2. Putri Adjie Meter, memiliki anak bernama Imam Mustafa dan Putri Ratna Berana
  • Beberapa tahun berlalu setelah pernikahan Aji Ratna binti Aji Tunggul dengan Dipati Ngganding di negeri Banjar, seorang cucu Aji Tunggul yaitu Raden Aria Mandalika (Adjie Patih) putera dari priyayi dari Giriyang menikah dengan puteri dari Aji Tunggul (Aria Manau/Kakah Ukop) datang berkunjung ke Kesultanan Banjar ketika itu keraton telah dipindah dari Batang Banyu ke Martapura, kemudian Raden Aria Mandalika oleh Sultan Mustainbillah dinikahkan dengan cucunya bernama Putri Limbuk/Dayang Limbuk binti Pangeran Dipati Antasari. Dengan adanya perkawinan ini maka Aji Tunggul tidak lagi diharuskan mengantarkan upeti tiap-tiap tahun seperti zaman dahulu kala, karena upeti tersebut sudah diberikan kepada Putri Limbuk/Dayang Limbuk, kecuali hanya jika ada suruhan dari Marhum Panembahan untuk memintanya atau mengambilnya. Dengan demikian, Pasir mendapat pembebasan pembayaran upeti, bahkan kemungkinan Raden Aria Mandalika (Adjie Patih) menjadi raja muda di Pasir sebagai perwakilan Kesultanan Banjar. Pasangan Aria Mandalika (Adjie Patih) dan Putri Limbuk ini memperoleh anak bernama Raden Kakatang (Adjie Anum). Setahun setelah kelahiran Raden Kakatang, Sultan Mustainbillah kemudian mangkat. Dengan demikian maka penguasa Pasir kemungkinan masih termasuk trah Sultan Banjar IV Marhum Panembahan, Raja Kutai Kartanegara II Aji Batara Agung Paduka Nira dan bangsawan dari Giri.
  • 1636, Paser kembali ditaklukan atas bantuan VOC sesuai Perjanjian 4 September 1635, antara Sultan Banjar dengan VOC. 
  • 1638, Sultan Mustain Billah menyuruh Kiai Martasura ke Makassar (Tallo-Gowa) untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara pada masa I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud, Raja Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa 1638-1654, ia meminjam Pasir kepada Marhum Panembahan sebagai tempat berdagang. Sejak itu Pasir dan wilayah ring terluar tidak lagi mengirim upeti ke Banjar.  Peristiwa sebelum adanya Perjanjian Bungaya ini menunjukkan pengakuan Makassar (Tallo-Gowa) mengenai kekuasaan Kesultanan Banjar terhadap daerah di sepanjang tenggara dan timur pulau Kalimantan. Pada masa itu Sultan Makassar terfokus untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di kawasan timur Nusantara. Namun setelah Perjanjian Bungaya (1667), Kesultanan Gowa dilarang berdagang ke timur dan utara Kalimantan.
  • Pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng menawan daerah Kutai, Paser, Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan. Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan AndinAnjang/Andeng Ajeng putri dari Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana (Sultan Aji Muhammad Alamsyah). Ketika Sultan wafat, istri La Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser, Namun sebagian orang-orang Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di kerajaan. Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama Pasukannya menyerang dan menaklukkan Paser. Ia menjadi Raja Pasir tahun 17261736. Salah seorang putri La Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji Putri Agung kemudian menikah dengan Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan Kutai XIV).
  • 1736, Datanglah Utusan dari Kerajaan Wajo La Dalle Arung Taa, memanggilnya kembali ke Wajo. Dengan kekuatan bersenjata yang baru dibeli dari Inggris, La Madukkeleng bersama Sultan Aji Muhammad Idris dan pasukan (Kerajaan Kutai), pasukan Kerajaan Pagatan, dan beberapa tambahan pasukan kerajaan Johor, berangkat ke Sulawesi untuk bergabung dengan Kerajaan Gowa, Kerajaan Tallo, dan Kerajaan Wajo, untuk menghadapi Kerajaan Bone dan VOC yang bersekutu dengan Ternate, Tidore, Bacan, Butung, Bugis (Bone), Soppeng, Luwu, Turatea, Layo, Bajing, Bima. Sepeninggal La Maddukelleng, selanjutnya kerajaan Paser dipimpin Sultan Sepuh Alamsyah (Sultan Paser II) 17381799.
  • 1765VOC berjanji membantu Sultan Banjar Tamjidullah I yang pro VOC Belanda untuk menaklukan Paser kembali untuk memungut upeti. Paser sudah berada di bawah pengaruh La Madukkeleng yang anti VOC Belanda
  • 17681799, Pemerintahan Aji Dipati yang bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah, ia menikahi Ratu Intan I binti Daeng Malewa, Ratu negeri Cantung dan Batulicin.
  • 1787, Paser sebagai salah satu vazal Banjarmasin yang diserahkan Sultan Banjar Sunan Nata Alam kepada VOC dalam Traktat 13 Agustus 1787 setelah Pangeran Nata diakui oleh VOC sebagai Sultan Banjarmasin dan berhasil menangkap ahli waris Kesultanan Banjar yang sah Pangeran Amir bin Sultan Muhammadillah yang telah dibantu Arung Trawe dan bangsawan Bugis-Paser tetapi gagal. Sunan Nata Alam berkuasa atas tanah yang dipinjam dari VOC atau sebagai daerah protektorat VOC.[18]
  • 1797, Kedaulatan atas Paser dan Pulau Laut diserahkan kembali oleh VOC kepada Sultan Banjar Sunan Nata Alam. Belanda kemudian digantikan oleh kolonial Inggris.
  • 17991811, Pemerintahan Aji Panji yang bergelar Sultan Sulaiman Alamsyah, ia menganeksasi negeri-negeri Tanah Bumbu yang berada di bawah kekuasaan Raja Gusti Besar binti Pangeran Prabu bin Daeng Malewa.
  • 1817, Paser diserahkan sebagai daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan I pada 1 Januari 1817 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt. Hal ini terjadi setelah Belanda masuk kembali ke Kalimantan menggantikan Inggris.
  • 1823, Paser menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan II pada 13 September 1823 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr. Tobias.
  • 1826, Pasir ditegaskan kembali menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda menurut Perjanjian Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar dengan Hindia Belanda yang ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826.
  • 18151843, Pemerintahan Sultan Mahmud Han Alamsyah, ia membuat kontrak politik dengan Hindia Belanda.
  • 1849, Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië no. 40 tahun 1849, wilayah Paser termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.
  • 18801897, Pemerintahan Sultan Muhammad Ali Alamsyah, dialah yang pertama kali berani menentang Belanda sehingga ia dibuang dan mangkat di Banjarmasin
  • 1906-1918, masa perjuangan rakyat Paser melawan pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
  • Hingga 1959, Wilayah Paser berstatus kawedanan di dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Penguasa Pasir

Nama PenguasaGelarTahun Berkuasa
Putri Di Dalam Petung???1516-xxxx
Aji Mas Anom Indra bin Aji Mas Pati Indra???16071644
Aji Anom Singa Amulana bin Aji Mas Anom Indra???16441667
Aji Perdana bin Aji Anom Singa MaulanaPenambahan Sulaiman16671680
Aji Duwo bin Aji Mas Anom Singa MaulanaPenambahan Adam16801705
Aji Geger bin Aji Anom Singa MaulanaSultan Aji Muhammad Alamsyah (Sultan Pasir I)17031726
La MadukellengLa Madukelleng (Sultan Pasir, Arung Matoa Kerajaan WajoBugis,)17261736
Aji Negara bin Sultan Aji Muhammad AlamsyahSultan Sepuh Alamsyah (Sultan Pasir II)17381768
Aji Dipati bin Panembahan AdamSultan Dipati Anom Alamsyah (Sultan Pasir III)17681799
Aji Panji bin Ratu AgungSultan Sulaiman Alamsyah (Sultan Pasir IV)17991811
Aji Sembilan bin Aji Muhammad AlamsyahSultan Ibrahim Alamsyah18111815
Aji Karang bin Sultan Sulaiman AlamsyahSultan Mahmud Han Alamsyah18151843
Aji Adil bin Sultan Sulaiman AlamsyahSultan Adam Alamsyah18431853
Aji Tenggara bin Aji KimasSultan Sepuh II Alamsyah18531875
Aji Timur BalamSultan Abdurahman Alamsyah18751890
Sultan Muhammad Ali Alamsyah18801897
Pangeran Nata bin Pangeran Dipati SulaimanSultan Sulaiman Alamsyah18971898
Pangeran Ratu bin Sultan Adam AlamsyahSultan Ratu Raja Besar Alamsyah18981900
Pangeran Mangku Jaya KesumaSultan Ibrahim Khaliluddin19001906

Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe

Kesultanan Pasir mengadakan kontrak dengan Belanda pada 18 November 1850 di bawah Sultan Mahmud Han. Kesultanan Pasir merupakansalahsatudaerahleenplichtige landschappen dalam Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Paser

Wilayah Kekuasaan Ksl.Paser 
Hasil gambar untuk kesultanan pasir

Peninggalan Kesultanan Paser 
Baju_Sultan_Ibrahim
Baju Sultan 
Pakaian_Pegawai_Kerajaan
Baju Pegawai Istana 
Baju_Pengantin_Kerajaan
Baju Pengantin Istana 
Pakaian_Raja_Muda
Pakaian Raja Muda 
Baju_Penerima_Tamu_Kerajaan
Baju Penerima Tamu Keraton 
Pakaian_Adat
Baju Adat 
Pakaian_Keseharian_Sultan
Pakaian Keseharian Sultan 
Pakaian_Anggota_Pengadilan_Kerajaan
Baju Anggota Pengadilan Kraton 
Bendera_Perang
Bendera Perang Kraton 
Tempat_Tidur_Sultan
Tempat Tidur Sultan 
Kamar_Tidur_Pengantin_Kerajaan
Kamar Tidur Pengantin Kraton 
Kursi_Raja
Kursi Sultan 
Penumbuk_Padi_atau_Jagung
Tempat Menumbuk Padi & Jagung Kraton 
Meriam_Upacara_Kerajaan
Meriam Kraton 
Perahu_Kerajaan_Keluar_Pulau_Pasir
Perahu Kraton 
Asesories_Perahu_Kerajaan
Hiasan Perahu Keraton 
Stempel_Kerajaan_Pasir
Stempel Keraton 
Benda_Yang_Pernah_Dipakai_Sultan
Barang Barang Keraton 
Pintu_Museum_Kerajaan
Pintu Istana 
Cerana_Emas
Cerana(penginangan emas)
Tempat_Meracik_Penawar_Racun_Dari_Biji_Mangga_Raksasa
Tempat Meracik Penawar Racun 
http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas.html



Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer