Kesultanan Langko Lombok NTB (Tengah)

Kedatuan Langko, terletak di Pulau Lombok.
A.BERDIRINYA KEDATUAN LANGKO
1.Prabu Anom Menjatuhkan Hukuman Mati

Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalamnaskah Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalahSelaparang) tarcantum bahwa sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu pengetahuan.Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuanhukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota).Suatu ketika, saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harusditegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman matikepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patihtidak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh PatihSingarepa, Raden Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititipkepada salah seorang Demung Alas yang menjadi sahabatnya. Itulahsebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar Negaraartinya meninggalkan negaranya). Sekembalinya Patih Singarepamenjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang dititahkan.Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangatsayangnya kepada sang putra mahkota Pedukuhan Tembeng.Setelah wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepameminta kembali Raden Mas Panji Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingiPangeran Raden Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebutkemudian berubah menjadi pedukuhan yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.Raden Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteriPatih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar mengumpulkan berbagai macamsenjata.Ketika Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala. Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkansenjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangunmasjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadiKedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya.

 BERKEMBANGNYA KEDATUAN LANGKO
Raden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan Tembeng. Teknik  penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi, kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam kepadakakaknya.Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di Lombok Timur sekarang.Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langkodi bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).

MENYAMBUNG TALI PERSAUDARAAN
Setelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden Terunajayamempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, RadenNatadiraja, RadenAjiwayahdan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang. Patih Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan keempat putri dari RadenPringganala, Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan Kerajaan Langko dan Praubanyar.Keempat pasangan tersebut adalah:- Raden Ajiundak beristrikan Denda Supayang.- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.- Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.- Raden Putra beristri Denda Suparta.

KERUNTUHAN KEDATUAN LANGKO
Raden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.
http://gdefik.blogspot.co.id/kedatuan-langko.html

 Asal Usul Kedatuan Langko
Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalam naskah Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalah Selaparang) tarcantum bahwa sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu pengetahuan. Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuan hukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota). Suatu ketika, saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harus di tegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman mati kepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patiht idak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh Patih Singarepa, Raden Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititip kepada salah seorang Demung Alas yang menjadi sahabatnya. Itulah sebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar Negara artinya meninggalkan negaranya). Sekembalinya Patih Singarepa menjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang dititahkan.Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangat sayangnya kepada sang putra mahkota.Setelah wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepa meminta kembali Raden Mas Panji Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingi Pangeran Raden Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebut kemudian berubah menjadi pedukuhan yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.Raden Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteri Patih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar mengumpulkan berbagai macamsenjata.Ketika Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala. Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkansenjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangun masjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadi Kedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya . Berkembangnya Kedatuan LangkoRaden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan Tembeng. Teknik  penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi, kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam kepadakakaknya.Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di Lombok Timur sekarang.Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langko di bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).Menyambung Tali PersaudaraanSetelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden Terunajaya mempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, Raden Natadiraja, Raden Ajiwayah dan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang. Patih Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan keempat putri dari RadenPringganala, Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan Kerajaan Langko dan Praubanyar.Keempat pasangan tersebut adalah:- Raden Ajiundak beristrikan Denda Supayang.- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.- Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.- Raden Putra beristri Denda Suparta.Keruntuhan Kedatuan LangkoRaden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.
http://gdefik.blogspot.co.id/kedatuan-di-gumi-sasak-1.html

Heboh Situs Kedatuan Langko Ditemukan

f-penemuan situs
Praya Lombokfm.com – Warga masyarakat Langko Kecamatan Janapria di hebohkan dengan penemuan puing-puing yang diklaim sebagai benteng kedatuan Langko, ketika sedang membuka akses jalan desa.
Batu-bata yang berjejer di kedalaman 1 meter ditengah sawah ini, dipastikan sebagai sisa peninggalan zaman dahulu, namun warga masih menunggu analisa dari ahli arkeologi untuk kembali menggali situs yang baru ditemukan tersebut.
kepala desa Langko Suburahman kepada Lombok Fm mengatakan,”warga setempat menemukan puing yang diperkirakan tembok benteng kerajaan , ketika warga dan aparat desa membuka akses jalan usaha tani di desa setempat pada awal bulan lalu,salah seorang warga bernama joko menemukan susunan batu bata yang berukuran besar yang memiliki motif, yang lain dari batu bata seperti biasanya,”jelasnya.
Warga dan pemuda kemudian iseng mengupload di media sosial sehingga dari pasaka atau organisasai penyelamat budaya dan benda pusaka sasak melakukan, investigasi sehingga diperkirakan benda itu merupakan cagar budaya kedatuan langko zaman dahulu atau sebuah makam dari raja-raja dahulu yang mendiami pulau lombok,jelas Suburahman.
Jaye Kelane Pemerhati budaya,saat di temui Lombok fm di lokasi penemuan situs kerajaan langgko [19/10/2015] tersebut, memprediksikan,penemuan ini adalah merupakan lokasi kedatuan langko dan penemuan ini juga merupakan gerbang kedatuan langgko, uangkapnya.
Sementara itu Ketua Pasaka Lalu Sopiar Putrangga mengatakan,“pihaknya hingga saat ini hanya melakukan pengamatan saja namun belum berani menggali karena masih menunggu keputusan dari Balai Arkeologi Bali yang akan melakukan penelitian, namun jika tidak pihaknya bersama jaringan pelestari cagar budaya akan melakuan penggalian,”ungkapnya.
Dari penuturan warga setempat, di daerah sekitar itu juga ditemukan sejumlah makam tua yang tidak diketahuai siapa yang di makamkan di lokasi tersebut dan tidak pernah ada warga yang mengaku makam itu merupakan makam keluarganya.
http://lombokfm.com/heboh-situs-kedatuan-langko-ditemukan.html





Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer