Lakon Puntadewa lair

Puntadewa Lahir

Pertemuan di istana Ngastina, Pandhu dihadap oleh Dhestharata, Widura dan Patih Jayaprayitna. Mereka membicarakan kandungan Kunthi yang telah sampai bulan kelahirannya belum juga lahir. Tengah mereka berunding, Arya Prabu Rukma datang memberi tahu, bahwa negara Mandura akan diserang perajurit dari negara Garbasumandha. Raja Garbasumandha ingin merebut Dewi Maherah. Raja Basudewa minta bantuan. Arya Widura disuruh pergi ke Wukir Retawu dan ke Talkandha, supaya mohon doa restu demi kelahiran bayi. Raja Pandhu akan ke Mandura untuk membantu raja Basudewa dalam menahan serangan musuh.
Raja Pandhu menemui Dewi Kunthi yang sedang berbincang-bincang dengan Dewi Ambika, Dewi Ambiki dan Dewi Madrim. Setelah memberi tahu tentang rencana kepergiannya ke Mandura, Pandhu lalu bersamadi. Kemudian berangkat ke Mandura bersama Arya Prabu Rukma, Dhestharata menunggu kerajaan Ngastina.
Yaksadarma raja Garbasumandha dihadap oleh Arya Endrakusuma, Patih Kaladruwendra, Togog, Sarawita dan Ditya Garbacaraka. Raja berkeinginan memperisteri Dewi Maherah isteri raja Mandura. Ditya Garbacaraka disuruh melamar, Togog menyertainya, Patih Kaladruwendra dan perajurit disuruh mengawal perjalanan mereka.
Perajurit Garbasumandha bertemu dengan perajurit Ngastina. Terjadilah perang, tetapi perajurit Garbasumandha menyimpang jalan.
Raja Basudewa dihadap oleh Patih Saraprabawa, Arya Ugrasena dan hulubalang raja. Mereka menanti kedatangan Arya Prabu Rukma. Arya Prabu Rukma datang bersama Pandhu. Setelah berwawancara, raja Basudewa masuk ke istana akan menjumpai para isteri. Namun Garbcaraka telah masuk ke istana lebih dahulu, dan berhasil melarikan Dewi Maherah. Dewi Mahendra dan Dewi Badraini kebingungan. Basudewa dan Pandhu datang, Basudewa minta agar Pandhu segera mencarinya. Pandhu segera berangkat meninggalkan kerajaan Mandura.
Pandhu berhasil mengejar Garbacaraka dan merebut Dewi Maherah, lalu dibawa kembali ke Mandura. Setelah menyerahkan Dewi Maherah, Pandhu minta pamit, kembali ke Ngastina, Raja Basudewa mengikutinya.
Semar, Gareng, Petruk dan Bagong bersenda gurau, kemudian menghadap Begawan Abiyasa. Bagawan Abiyasa sedang berunding dengan Resi Bisma tentang kehamilan Kunthi. Arya Widura datang dan minta sarana untuk kelahiran bayi yang dikandung oleh Kunthi.
Arya Widura disuruh berangkat kembali ke Ngastina, Bagawan Abiyasa dan Resi Bisma segera mengikutinya. Perjalanan Arya Widura dihadang oleh raksasa Garbasumandha. Arya Widura mengamuk, perajurit raksasa banyak yang gugur dan melarikan diri.
Bathara Guru mengadakan pertemuan di Suralaya, dihadiri oleh Bathara Narada, Bathara Panyarikan, Bathara Dharma dan Bathara Bayu. Mereka berbicara tentang kehamilan Kunthi. Bathara Narada disuruh turun ke marcapada bersama Bathara Dharma, Bathara Panyarikan dan Bathara Bayu. Mereka disuruh memberi pertolongan kepada Dewi Kunthi.
Perjalanan raja Basudewa dan Pandhu berjumpa dengan Patih Kaladruwendra. Terjadilah perkelahian, Kaladruwendra terbunuh ole panah Pandhu.
Raja Yaksadarma dan Endrakusuma menanti kedatangan Garbacaraka. Garbacaraka datang bercerita tentang hasil yang diperoleh, tetapi direbut oleh raja Pandhu. Cerita belum selesai, tiba-tiba kepala Kaladruwendra jatuh dihadapan raja. Yaksadarma marah, lalu mempersiapkan perajurit, akan menyerang negara Ngastina.
Raja Pandhu berbicara dengan Arya Prabu Rukma, Ugrasena, raja Basudewa dan Arya Widura. Arya Widura memberi tahu tentang kesanggupan Bagawan Abiyasa dan Resi Bisma. Tengah mereka berbincang-bincang, Bagawan Abiyasa dan resi Bisma datang. Setelah mereka berdua disambut, lalu diajak masuk ke istana. Bathara Narada dan Bathara Darma datang. Raja Pandhu dan Basudewa cepat-cepat menyambut kedatangan para dewa. Bathara Narada memberi tahu tentang tujuan kedatangannya. Bathara Narada menyuruh agar Bathara Darma merasuk kepada Dewi Kunthi, membimbing kelahiran bayi. Bathara Darma merasuk, bayi dalam kandungan Dewi Kunthi segera lahir. Bayi lahir laki-laki. Bathara Narada memberi nama Puntadewa, dan mendapat sebutan Darmaputra. Semua yang hadir menyambut kelahiran sang bayi. Lewat puncak kepala/ Umbun2
Raja Yaksadarma dan para pengikutnya datang menyerang negara Ngastina. Raja Yaksadarma mati oleh Pandhu, Endrakusuma mati oleh Arya Widura, Garbacaraka mati oleh Arya Ugrasena. Bathara Bayu menghalau semua perajurit raksasa.
http://caritawayang.blogspot.co.id/puntadewa-lahir.html

Lahir lewat puncak kepala/ Umbun2 dan menerima hadiah dari dewa Jimat Kalimasada serta Cincin Manik Rajatawa/ Kyai Blumbang 

KELAHIRAN RADEN PUNTADEWA
Setelah upacara penghormatan arwah Resi Druwasa selesai, Prabu Pandu mengajak Dewi Kunti memasuki sanggar pemujaan. Di dalam tempat itu, Prabu Pandu meminta Dewi Kunti menggunakan Aji Kunta Wekasing Rasa Cipta Tunggal Tanpa Lawan untuk mengundang datangnya dewa. Dewi Kunti bertanya dewa siapa yang akan diundang datang. Prabu Pandu ingin memiliki putra sulung yang berwatak adil bijaksana agar kelak dapat memimpin kerajaan dengan sebaik-baiknya. Maka, ia pun meminta agar Batara Darma yang diundang hadir. 
Dewi Kunti mematuhi dan segera membaca mantra ajian tersebut sambil membayangkan Batara Darma, dewa kebijaksanaan. Tidak lama kemudian Batara Darma pun hadir dan bertanya ada keperluan apa dirinya didatangkan. Dewi Kunti memohon agar benih yang ada dalam rahimnya dapat dipersatukan dengan benih Prabu Pandu yang telah ditanam dalam potongan daging Mangga Pertanggajiwa, agar bisa menjadi janin. Batara Darma menyatakan bersedia. Dengan kekuasaannya, benih Prabu Pandu dapat bersatu dengan benih dalam rahim Dewi Kunti menjadi janin, sehingga Dewi Kunti pun mengandung pada saat itu juga.
Tidak hanya itu, Batara Darma juga mematangkan kandungan Dewi Kunti sehingga bertambah besar dalam waktu sekejap. Hari itu juga, Dewi Kunti pun melahirkan seorang bayi laki-laki tanpa kesakitan sedikit pun. Batara Darma memberikan restu kepada bayi tersebut, kemudian ia lenyap, kembali ke kahyangan.
Prabu Pandu sangat bersyukur atas kelahiran putra pertamanya. Ia pun menggendong bayi laki-laki berwajah tampan itu dan memberinya nama, Raden Puntadewa. Nama ini sebagai pengingat bahwa dirinya dapat berputra berkat bantuan dewata.
http://albumkisahwayang.blogspot.co.id/puntadewa-lahir.html

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer