Lakon Sekar Dewa Retna/ Prahasta Gugur

Sekar Dewa Retna (Prahasta Gugur)

Saat pasukan Wanara di bawah pimpinan Rama menggempur kota Alengka, Rahwana naik ke kahyangan untuk menemui kakaknya (se-ayah, beda Ibu)  yaitu Danapati yang sudah bergelar Natara Kuwera. Kuwera mendapat tugas dari Bathara Guru untuk menjaga bunga pusaka yang bernama “Sekar Dewa Retna”, yang menjadi kunci kekalahan bangsa Wanara yang saat itu mendukung Sri Rama.
Rahwana ingin mengambil “Sekar Dewa Retna” namun dicegah oleh Kuwera. Setelah melalui pertarungan seru akhirnya Rahwana berhasil merebut Kembang Dewaretna. Kuwera hanya bisa mengambil seekor kumbang yang menghuni jambangan bunga pusaka tersebut. Ia mencipta kumbang itu menjadi seekor Wanara bernama Kapi Pramujabahu.
Pramujabahu kemudian turun ke dunia untuk meminta restu Sri Rama agar berhasil merebut kembali Kembang Dewaretna. Setelah itu ia pun menyusup ke dalam gedung pusaka di dalam istana Alengka tempat Rahwana menyimpan bunga tersebut.
Prahasta yang ditugasi Rahwana menjaga Kembang Dewaretna berhasil diperdaya oleh ilmu sirep Pramujabahu sehingga sempat tertidur sejenak. Ketika ia bangun Kembang Dewaretna telah hilang dicuri Pramujabahu.

Surem-surem diwangkara kingkin,
lir mangaswa kang layon,
dennya ilang memanise,
wadanira layu,
kumel kucem rahnya meratani,
marang saliranipun,
melas dening ludira kawangwang)
nggana bang sumirat, O —
Suram cahya surya bersedih
seperti menghidu lelayu
oleh hilang kemanisannya
kumal pucat wajahnya layu
darah merata membiru
di sekujur tubuh itu
angkasa berduka, lihatlah
langit semburat merah

Rahwana marah besar atas kelalaian Prahasta. Prahasta pun berangkat mengejar Pramujabahu. Di tengah jalan ia harus bertempur menghadapi barisan prajurit Wanara yang dipimpin oleh Anila. Anila adalah patih dalam pemerintahan Sugriwa, raja kaum Wanara.
Dalam pertempuran itu, Anila terdesak oleh Prahasta. Banyak prajuritnya yang tewas di tangan raksasa tua tersebut. Anila sendiri sudah kehabisan tenaga dan memilih melarikan diri menghindari amukan Prahasta. Di perbatasan kota Alengka Anila menjumpai tugu besar, tiba-tiba saja Anila seperti mendapat kekuatan yang sanga besar, kemudian mencabut tugu tersebut dan menggunakannya untuk memukul kepala Prahasta. Prahasta tewas dengan tubuh hancur.
Tugu yang dijebol Anila dan digunakannya untuk membunuh Prahasta tersebut, berubah menjadi seorang bidadari bernama Indradi, yang tidak lain adalah ibu kandung Sugriwa. Ia adalah istri resi Gotama yang telah mengutuknya menjadi tugu karena berselingkuh dengan Batara Surya. Kematian Prahasta oleh pukulan Anila telah membuat Indradi terbebas dari kutukan suaminya...
http://caritawayang.blogspot.co.id/sekar-dewa-retna-prahasta-gugur.html

Para tokoh Alengka  jatuh berguguran. Sarpakenaka telah gugur, anak anak Prabu Dasamuka juga telah gugur. Sekarang Prabu Dasamuka memerintahkan Patih Prahasta maju ke medan laga. Patih Prahasta, sebelumnya meminta agar Prabu Dasamuka mengembalikan dewi Sinta pada Prabu Rama, sebelum seluruh orang Alengka akan tewas sia sia, hanya mempertahankan seorang wanita yang bukan menjadi haknya.
Sementara itu pasukan Alengka dengan senapatinya Patih Prahasta, telah sampai diperbatasan garis pertahanan Pancawati. Kedatangan Patih Prahasta disambut Anila.  Sebenarnya Patih Prahasta sudah tidak pantas maju ke medan perang, mengingat usianya sudah lanjut. Dengan sekuat tenaga Patih Prahasta beserta pasukannya bertempur mati matian mempertahankan wilayahnya.. Bagi Patih Prahasta, Alengka berperang melawan pasukan Rama, karena tidak rela andaikata Alengka sampai jatuh ke tangan  Prabu Rama, yang kemudian menjadi negara jajahan Negeri Pancawati. Sedangkan bagi pasukan Prabu Rama, mereka berjuang untuk membela kebenaran dan keadilan harus ditegakkan. Maka hanya ada satu cara yang bisa dilakukan oleh Prabu Dasamuka, untuk menghentikan perang yaitu dengan mengembalikan Dewi Sinta ketangan Prabu Rama. Patih Prahasta dikerubut para wanara, sehingga semakin membuat amarah Patih Prahasta.

Surem-surem diwangkara kingkin,
lir mangaswa kang layon,
dennya ilang memanise,
wadanira layu,
kumel kucem rahnya meratani,
marang saliranipun,
melas dening ludira kawangwang)
nggana bang sumirat, O —
Suram cahya surya bersedih
seperti menghidu lelayu
oleh hilang kemanisannya
kumal pucat wajahnya layu
darah merata membiru
di sekujur tubuh itu
angkasa berduka, lihatlah
langit semburat merah

Gada Patih Prahasta menyambar nyambar kearah pasukan wanara. Sementara itu Anila dalam menghadapi serangan pasukan Patih Prahasta terdesak mundur. Patih Prahasta maju merangsek Anila. Anila semakin terdesak. Sampai Anila, betul betul kehilangan jalan, ketika ia terhalang  sebuah tugu, menghalangi jalannya ,sehingga  tidak ada  jalan untuk menyelamatkan diri.  Tanpa disadari, seperti memiliki kekuatan raksasa, ia mencabut tugu itu, dan di pukulkan nya ke kepala Prahasta. Patih Prahasta pun tewas.
Anila pun terkejut, ketika tugu yang untuk memukul Prahasta menjadi seorang  bidadari. Tugu itu merupakan perubahan wujud Dewi Indradi, istri resi Gotama, yang dikutuk oleh Resi Gotama menjadi tugu. Kini Dewi Indradi telah   terlepas dari kutukan Resi Gotama. Dewi Indradi menceritakan peristiwa rebutan Cupu Manik Astagina, yang menyebabkan petaka bagi Keluarga Pertapaan Grastina. Dewi Indradi adalah ibu Dewi Anjani, Subali dan Sugriwa juga nenek dari  Anoman dan Anggada. Beruntunglah Sugriwa, Anoman dan Anggada ada didekat perkelahian Anila dan Patih Prahasta, sehingga mereka khususnya Sugriwa  bisa melepas rindu dengan ibunya.  Dewi Indradi terkejut ketika mengetahui anaknya Subali sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Selesai bertemu dengan keluarganya, Dewi Indradi pun berpamitan dan kembali ke Kahyangan. Sementara itu pasukan Alengka pulang ke istana, dan melapor kepada Prabu Dasamuka, mengenai tewasnya Patih Prahasta.
http://prahastagugur.blogspot.co.id/

Hasil gambar untuk prahasta Hasil gambar untuk anila wayang   Hasil gambar untuk kapi putaksi
Tokoh Patih Alengka Prahasta & Kapi Jaya Anila beserta Kapi Putaksi/ Pramudya 



Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer