Lakon Pandawa Sungging

Pandawa Sungging

Prabu Duryodana duduk di atas singhasana, dihadap oleh Patih Sakuni, Pendeta Durna, Burisrawa, Dursasana, Citraksa dan Citraksi. Raja membicarakan permintaan Burisrawa yang ingin memperisteri Sumbadra. Raja menyerahkan permasalahan itu kepada Pendeta Durna. Pendeta Durna menyanggupinya. Raja membubarkan pertemuan lalu masuk istana.
Banowati dan Dursilawati menyambut kedatangan raja. Raja bercerita tentang masalah rencana perkawinan Burisrawa. Setelah bersantap, raja bersemadi.
Pendeta Durna memanggil Adipati Karna, Burisrawa dan Jayadrata. Untuk dapat memboyong Sumbadra mereka harus dapat mencuri dengan jalan mengelabui para Pandhawa. Karna diubah dalam wujud Kresna. Burisrawa menjadi Arjuna, Jayadrata menjadi Gathotkaca. Mereka bertiga ditugaskan mencuri Sumbadra ke Madukara.
Sumbadra dan Srikandhi bersiap-siap akan ke Ngamarta. Tiba-tiba Kresna palsu datang, Sumbadra diajak ke Ngamarta bersama-sama. Sumbadra menurut, lalu pergi bersama Kresna palsu. Abimanyu merasa tidak enak, lalu minta persetujuan kepada Srikandhi, untuk mengikuti Kresna palsu dan Sumbadra.
Kresna palsu telah tiba di luar istana, Sumbadara diserahkan kepada Arjuna palsu. Arjuna palsu dan Gathotkaca palsu disuruh kembali ke Ngastina. Abimanyu dan Srikandhi menemui Kresna palsu di luar istana. Srikandhi meminta kepada Kresna palsu agar Sumbadara dikembalikan. Kresna palsu tidak mengijinkan, lalu terjadi perselisihan. Kresna palsu dipanah oleh Srikandhi dan berubah menjadi Adipati Karna. Adipati Karna membalas dengan melepaskan panah angin, Srikandhi dan Abimanyu terbawa panah angin dan tiba di Dwarawati.
Arjuna asli bersama panakawan berjalan di tengah hutan. Raksasa Kalarudra dan isteri mencegat Arjuna dan Panakawan, dan tidak memberi ijin Arjuna lewat. Terjadilah perkelahian seru. Arjuna melepaskan panah. Kalarudra dan isteri berubah menjadi Bathara Kamajaya dan Dewi Ratih. Arjuna memberi hormat lalu disuruh kembali ke Madukara. Kamajaya kembali ke Kahyangan bersama Ratih. Yudhisthira kedatangan Kresna asli. Kresna memberitahu rencana pendirian candi Saptaarga. Arjuna singgah di Ngamarta dan akan ke Madukara. Mereka membicarakan laporan Abimanyu tentang Sumbadra. Kresna asli dan Arjuna asli pergi ke Madukara.
Kresna mencari akal untuk mengelabuhi Korawa. Gathotkaca diubah dalam wujud Duryodana, Arjuna menjadi Sakuni, Kresna menjadi Pendeta Durna. Bima diminta bersiap-siap di luar kerajaan Ngastina. Kresna telah mencipta kerajaan Ngastina. Arjuna palsu dan Sumbadra masuk di kerajaan Ngastina palsu. Durna palsu menerima Sumbadra, Arjuna palsu disuruh ke Mandura mengundang Baladewa. Prabu Baladewa diminta untuk mengawal pengantin. Durna palsu minta agar Duryodana palsu masuk ke istana Ngastina asli, mencuri Banowati dan Dursilawati. Duryodana palsu berangkat ke Ngastina. Sakuni palsu berubah menjadi Arjuna asli, Pendeta Durna menjadi Kresna asli. Duryodana asli ke istana, mengajak Banowati dan Dursilawati pergi ke Mandura. Banowati dan Dursilawati diajak ke Ngastina palsu.
Duryodana asli menerima kedatangan Adipati Karna. Adipati memberi penjelasan hasil yang dicapainya. Prabu Baladewa datang, dan menanyakan rencana perkawinan Burisrawa. Duryodana tercengang, karena tidak merasa suruhan untuk mengundang Prabu Baladewa. Lesmanamandrakumara datang, memberi tahu, bahwa Banowati dan Dursilawati hilang dari istana. Duryodana kebingungan, para Korawa disuruh mencarinya.
Baladewa dan Adipati Karna meninggalkan Ngastina, hendak menyerang Madukara. Kresna dan para Pandhawa telah siap di Madukara. Banowati, Dursilawati dan Burisrawa ditahannya. Pandhawa tidak memberikannya, meskipun Baladewa yang meminta untuk dibebaskannya. Terjadilah pertempuran dahsyat. Adipati Karna dan para Korawa melawan Pandhawa dan putra-putranya. Korawa tercerai-berai oleh amukan Bima dan Gathotkaca, mereka kembali ke Ngastina. Arjuna dan Sumbadra menghadap Baladewa, mereka berdua minta dibunuhnya. Baladewa menjadi kasihan menerima kedatangan adiknya. Ia tidak marah lagi, tetapi minta agar Pandhawa melepaskan Banowati, Dursilawati dan Burisrawa. Pandhawa mau melepaskan semua tahanan dengan perjanjian Korawa tidak akan mengganggu para Pandhawa lagi.
Keluarga Pandhawa dan Dwarawati mengadakan pesta keselamatan di Madukara.
R.S. Subalidinata
http://caritawayang.blogspot.co.id/pandawa-sungging.html

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer