Lakon Sinta Ical

Hilangnya Dewi Sinta

Didalam pengasingan di hutan Dandaka, Dewi Sinta, Rama dan Laksmana hidup bahagia. Sampai pada saatnya, seorang gadis cantik mendatangi Raden Laksmana. Gadis cantik itu bernama Dewi Sarpakenaka. Ia kelihatan jatuh cinta pada Laksamana.Ia datang menggoda Laksmana.
Tetapi Laksmana tidak tertarik dengan gadis itu. Gadis cantik itu selalu mencolak colek dan memeluk tubuh  Laksmana. Laksmana merasa tidak nyaman, Laksmana menjadi risih. maka dipencetlah hidung Sarpakenaka keras-keras. Tak disangka ia berubah menjadi seorang raseksi. Laksmana terkejut ketika wanita cantik yang memeluknya, sesungguhnya seorang reseksi.Sarpakenaka marah sekali, ia segera memanggil Karadusana,suaminya.
Karadusana menjadi marah setelah mendapat laporan bahwa istrinya diperkosa oleh Laksmana. Langsung saja Karadusana menyerang Laksmana. Laksmana segera mengangkat senjata panah Surawijaya. Panah Surawijaya menuju sasaran, dan matilah Karadusana. Sepeninggal Karadusana, Sarpakenaka pergi menemui kakaknya, Prabu Dasamuka, Raja Alengka.
Prabu Dasamuka tidak tertarik dengan cerita Sarpakenaka, malah tertarik dengan keberadaan tiga orang yang tinggal di hutan Dandaka. Untuk itu Prabu Dasamuka mengajak seorang kepercayaannya yang bernama Kala Marica. Seorang raksasa , walaupun tingkatannya seorang prajurit namun sakti, selalu menjadi andalan Prabu Dasamuka.
Akhirnya Prabu Dasamuka mengetahui ketiga orang itu dalah Rama, Laksmana dan Dewi Sinta. Istimewanya lagi, seorang wanita cantik itu ternyata titisan Widawati. Prabu Dasamuka sangat bersenang hati.Akhirnya Prabu Dasamuka memerintahkan Kala Marica berubah menjadi seekor kijang berbulu emas.
Sebenarnya Prabu Dasamuka sedang merencanakan sesuatu pada Dewi Sinta. Prabu Dasamuka  bersama anak buahnya, Kala Marica sejak tadi mengamati keadaan Dewi Sinta. Kijang berbulu emas penjelmaan Kala Marica ,bertugas menjauhkan Rama dari  Dewi Sinta. Namun  Rama dan  Sinta tidak sadar akan adanya bahaya mengancam.
Prabu Dasamuka akan menculik Dewi Sinta, karena titisan Dewi Widowati. Dewi Sinta minta Rama menangkap kijang itu. Rama segera mendekati kijang itu, dan kijang itu lari. Begitu berulang ulang terjadi  sehingga Rama semakin lama semakin menjauhi tempat Dewi Sinta. Sementara Rama tidak terlihat lagi dari pandangan Dewi Sinta. Dewi Sinta merasa cemas.
Sementara itu Rama terus mengikuti kijang emas yang kelihatan jinak,Berkali kali akan ditangkap kijang itu lari. Rama menjadi kesal dibuatnya, Akhirnya Rama melepaskan panahnya dan mengenai kijang emas, Kijang Emas berubah menjadi raksasa Kala Marica. Kala Marica berteriak menirukan suara Rama minta tolong.
Dewi Sinta mendengar seseorang berteriak minta tolong. Dewi Sinta menyuruh Laksmana menyusul kakaknya yang sedang menangkap kijang. Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta seorang diri, karena sesuai pesan Rama, Laksmana tidak boleh meninggalkan Dewi Sinta.Jadi Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta.
Dewi Sinta marah, Dewi Sinta menuduh Laksmana mau memperkosa dirinya. Laksmana terkejut mendengar itu, akhirnya Laksmana, memohon dewa untuk mendengar sumpahnya, kalau dirinya tidak akan kawin untuk  seumur hidupnya.
Akhirnya Laksmana mengeluarkan pusakanya dan  menggaris lingkaran di tanah  sekeliling Dewi Sinta agar selamat dan tak akan terjangkau oleh siapapun. Laksmana berpesan agar Dewi Sinta jangan mendekati garis lingkar apalagi kalau sampai keluar dari lingkaran akan celaka.Garis lingkaran itu sudah diberi rajah, sehingga orang yang akan berbuat tidak baik tidak akan bisa masuk kedalam garis lingkaran. Sepeninggal Rama dan Laksmana datanglah seorang peminta-minta yang sudah tua sekali, tubuhnya sudah renta, hampir-hampir tak bisa berjalan.
Ia minta segelas air. Dewi Sinta  mengambil segelas air dan mendekati peminta-minta itu, tapi begitu tangan yang memegang gelas keluar dari garis lingkaran, orang tua-tua itu langsung menangkap Dewi Sinta dan membawa terbang ke Angkasa.
Ternyata ia adalah Prabu Dasamuka raja Alengka. Ditengah perjalanan diangkasa menuju Alengka, Prabu Dasamuka diburu oleh seekor burung Garuda. Maka terjadilah  perkelahian antara Prabu Dasamuka yang sedang memanggul Dewi Sinta melawan Burung Garuda, Burung Garuda itu bernama Jatayu, adalah teman Prabu Dasarata dan Burung Jatayu berniat mengembalikan Dewi Sinta, ke Ayodya. Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta, dan  membawanya terbang menuju Ayodya.
Namun Burung Jatayu dapat disusul oleh Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka  dengan pedang Mantana membacok Jatayu hingga luka parah. Jatayu dan Dewi Sinta jatuh kebawah.Prabu Dasamuka cepat memburu Dewi Sinta dan menangkapnya, lalu membawanya ke Alengka Diraja.
Dewi Sinta pun dibawa Prabu Dasamuka ke Alengka. Sedangkan tubuh Jatayu terus meluncur kebawah, dan dialah nantinya yang akan menjadi saksi bagi Rama dan Laksmana, mengenai keberadaan Dewi Sinta sekarang.
Rama dan Laksmana kembali ketempat Dewi Sinta semula, namun mereka hanya mendapatkan segelas air yang terguling diluar pagar lingkaran Laksmana. Rama dan Laksmana mencari Dewi Sinta disekitar tempat itu. Namun tidak diketemukan. Rama dan Laksmana akhirnya mendapatkan seekor Burung Garuda yang penuh dengan darah. Rama curiga burung itu telah memakan  Dewi Sinta.  Tiba-tiba burung  Garuda Jatayu, berkata, kalau tadi baru berkelahi dengan Rahwana. Jatayu menceritakan bahwa ia berusaha menyelamatkan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Sedetik kemudian Jatayu mati karena terluka parah...
http://caritawayang.blogspot.co.id/hilangnya-dewi-sinta.html


Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer