Lakon Gatotkaca Sungging

Lakon Gatot Kaca Sungging

mengisahkan cita-cita Raden Gatot Kaca, yang berencana membangun sebuah kesatrian di Kerajaan Pringgondani - Kerajaan warisan Prabu Trembuku, kakek Raden Gatotkaca dari pihak ibu, Dewi Arimbi.
Dalam prosesnya, cita-cita ini terhalang oleh ketidaksetujuan beberapa pihak dari Kerajaan Astina, yaitu Begawan Durna, melalui Prabu Wasawala. Hal ini menyebabkan perang antara pihak Prabu Wasawala melawan dua putra Bima, Gatotkaca dan Raden Antareja. Sayang, pihak Gatotkaca mengalami kekalahan hingga koma. Karena, dalam siung Prabu Wasawala menitis darah Prabu Dasamuka (Rahwana).
Dengan keadaan putranya yang sedang koma, Dewi Arimbi sangat sedih. Namun, kesedihan itu terobati setelah Semar yang merupakan pamongnya dari Pandawa memberi tahu bahwa keadaan Raden Antareja dan Gatotkaca dapat disembuhkan dengan wasiat selendang yang warisan Prabu Trembuku yang ternyata dimiliki oleh Arimbi.
Akhir cerita dikalahkanya Prabu Wasawala yang sangat sakti, ternyata mempunyai kelemahan kalau berperang dengan monyet putih. Oleh karena itu, Prabu Wasawala kalah berperang dengan Raden Hanoman.
Lakon ini mengisahkan Raden Gatotkacaca yang berencana mendirikan sebuah kesatrian di Kerajaan Pringgondani yang merupakan warisan kekeknya Prabu Trembuku yang juga merupakan ayah dari Dewi Arimbi istri Raden Werkudara (bapak dari R. Gatotkaca). Dalam pembangunan ini terdapat beberapa sandungan oleh ketidaksetujuan pihak Astina yang dilakukan oleh prabu.Wasawala yang dihasut oleh Begawan Durna. Karena prabu Wasawala ini siung nya merupakan titisan prabu Dasamuka dari kerajaan Alengka, maka kesaktianya bertambah sehingga Raden Antareja dan Raden Gatotkaca kalah dalam peperangan dan menjadi hangus (koma).
Dengan keadaan putranya yang sedang koma, Dewi Arimbi sangat sedih, namun kesedihan itu trobati setalah Semar yang merupakan pamongnya Pandawa memberi tahu bahwa keadaan Raden Antareja dan Gatotkaca dapat disembuhkan dengan wasiat slendang yang merupakan tinggalan dari prabu Trembuku yang ternyata dimiliki oleh Arimbi. Akhir cerita dikalahkanya prabu Wasawala yang sangat sakti, ternyata mempunyai kelemahan kalau berperang dengan monyet putih, oleh karena itu Prabu Wasawala kalah berperang dengan Raden Hanoman.
http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.co.id/cerita-wayang-3-lakon-gatot-kaca-sungging.html

Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer