Kesultanan Sulu Filipina

Kesultanan Sulu

Kesultanan Sulu adalah sebuah pemerintahan Muslim yang pernah suatu masa dahulu menguasai Laut Sulu di Filipina Selatan. Kesultanan ini didirikan pada tahun 1450. Pada zaman kegemilangannya, negeri ini telah meluaskan perbatasannya dari Mindanao hingga bagian timur negeri Sabah. Dalam Kakawin Nagarakretagama, negeri Sulu disebut Solot, salah satu negeri di kepulauan Tanjungnagara (Kalimantan-Filipina) yaitu salah satu kawasan yang menjadi daerah pengaruh mandala kerajaan Majapahit di Nusantara. Negeri Sulu terletak di lepas pantai timur laut pulau Kalimantan.
Hasil gambar untuk bendera kesultanan sulu Hasil gambar untuk bendera kesultanan sulu   Hasil gambar untuk bendera kesultanan sulu  Hasil gambar untuk bendera kesultanan sulu 
Bendera Ksl. Sulu yang pertama dan yang kedua 

Sejarah

Pada tahun 1380, seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makdum memperkenalkan Islam di Kepulauan Sulu. Kemudian tahun 1390, Raja Bagindo yang berasal dari Minangkabau melanjutkan penyebaran Islam di wilayah ini. Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.
Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu. Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, ia memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashim Abu Bakr". Gelar "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan "Mahasari" bermaksud Yang Dipertuan.
Pada tahun 1703, Kesultanan Brunei menganugerahkan bagian timur Sabah kepada Kesultanan Sulu atas bantuan mereka menumpas pemberontakkan di Brunei. Pada tahun yang sama, Kesultanan Sulu menganugerahkan Pulau Palawan kepada Sultan Qudarat dari Kesultanan Maguindanao sebagai hadiah perkawinan Sultan Qudarat dengan puteri Sulu dan juga sebagai hadiah persekutuan Maguindanao dengan Sulu. Sultan Qudarat kemudian menyerahkan Palawan kepada Spanyol.

Daftar sultan sulu

  1. Sultan Sharif ul-Hashim 1450-1480
  2. Sultan Kamalud-Din 1480-1505
  3. Sultan Alaud-Din
  4. Sultan Amirul-Umara 1505-1527
  5. Sultan Muizzul-Mutawadi-in 1527–1548
  6. Sultan Nasirud-Din I 1548–1568
  7. Sultan Muhammad ul-Halim 1568–1596
  8. Sultan Batara Shah Tengah 1596–1608
  9. Sultan Muwallil Wasit I 1610–1650
  10. Sultan Nasir ud-Din II 1645–1648
  11. Sultan Salahud-Din Bakhtiar 1649/50–1680
  12. Sultan Ali Shah
  13. Sultan Nur ul-Azam
  14. Sultan Al Haqunu Ibn Wali ul-Ahad
  15. Sultan Shahabud-Din 1685–1710
  16. Sultan Mustafa Shafi ud-Din 1710–1718
  17. Sultan Badarud-Din I 1718–1732
  18. Sultan Nasarud-Din 1732–1735
  19. Sultan Alimud-Din I 1735–1748 dan 1764–1773
  20. Sultan Bantilan Muizzud-Din 1748–1763
  21. Sultan Mohammad Israel 1773–1778
  22. Sultan Alimud-Din II 1763–1764 dan 1778–1789
  23. Sultan Sharapud-Din 1789–1808
  24. Sultan Alimud-Din III 1808
  25. Sultan Aliyud-Din I 1808–1821
  26. Sultan Shakirul-Lah 1821–1823
  27. Sultan Jamalul-Kiram I 1823–1844
  28. Sultan Moh. Pulalun Kiram 1844–1862
  29. Sultan Jamalul A'Lam 1862–1881
  30. Sultan Badarud-Din II 1881–1884
  31. Sultan Harun Ar-Rashid 1886–1894
  32. Sultan Jamalul-Kiram II 1894–1936
Ibukota: Jolo
Bahasa: Arab (resmi), Tausug, Bajau, Bisaya, Banguingui, Melayu
Agama: Islam 
Bentuk Pemerintahan: Monarki 
Didirikan tahun 1457M dan Dibubarkan tahun 1917M 
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Sulu


Komentar

Wayang Kulit Gagrak Surakarta

Wayang Kulit Gagrak Surakarta
Jendela Dunianya Ilmu Seni Wayang

Jika Anda Membuang Wayang Kulit

Menerima Buangan Wayang Kulit bekas meski tidak utuh ataupun keriting, Jika anda dalam kota magelang dan kabupaten magelang silahkan mampir kerumah saya di jalan pahlawan no 8 masuk gang lalu gang turun, Jika anda luar kota magelang silahkan kirim jasa pos atau jasa gojek ke alamat sdr Lukman A. H. jalan pahlawan no 8 kampung boton balong rt 2 rw 8 kelurahan magelang kecamatan magelang tengah kota magelang dengan disertai konfirmasi sms dari bapak/ ibu/ sdr siapa dan asal mana serta penjelasan kategori wayang kulit bebas tanpa dibatasi gagrak suatu daerah boleh gaya baru, gaya lama, gaya surakarta, gaya yogyakarta, gaya banyumasan, gaya cirebonan, gaya kedu, gaya jawatimuran, gaya madura, gaya bali, maupun wayang kulit jenis lain seperti sadat, diponegaran, dobel, dakwah, demak, santri, songsong, klitik, krucil, madya dll

Postingan Populer